Teroris Putin Mulai
Kalap dan Memerintahkan Semua Ancaman Di Suriah Segera Dihancurkan
Presiden Rusia Vladimir Putin telah
memerintahkan tentara Rusia untuk menghancurkan target yang mengancam pasukan
Rusia di Suriah.
“Aku
memerintahkanmu untuk bertindak sekuat mungkin … Jika ada target yang
mengancam kelompok (militer) atau infrastruktur harus segera
dimusnahkan,” kata Putin pada acara di Kementerian Pertahanan.
Menteri
Pertahanan Sergei Shoigu Rusia juga mengklaim bahwa kelompok teroris DAESH
saat ini menguasai hampir 70 persen dari Suriah.
Setelah
jet tempur Rusia Su-24 ditembak jatuh oleh F-16 Turki karena melanggar wilayah
udara Turki, Rusia telah meningkatkan aktivitas militer dengan mengirimkan
kapal perang dan mengerahkan sistem rudal pertahanan udara S-300 dan S-400 di
kawasan itu.
Rusia
mulai serangan udara di Suriah pada 30 September, awalnya mengatakan
akan menargetkan posisi yang dikuasai oleh kelompok teroris DAESH, tetapi
keprihatinan terbesar muncul setelah diketahui bahwa mayoritas serangan
udara Rusia menargetkan oposisi Suriah yang sedang bertempur melawan rezim
Bashar al Assad dan DAESH.
Brett
McGurk, Utusan Khusus AS untuk Koalisi Global untuk Kontra DAESH, mengatakan
bahwa hanya 30 persen dari serangan udara Rusia yang menargetkan DAESH.
Sementara
itu, serangan udara Rusia telah menewaskan 1.331 orang, termasuk 403 warga
sipil dari 30 September-20 November tahun 2015, Observatorium Suriah yang
berbasis di Inggris untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan.
Serangan
Rusia juga telah memaksa sedikitnya 120.000 warga Suriah meninggalkan rumah
mereka.(TRT World)
Middle EAST Update
Mulai Kalap, Teroris Putin Ancam
Gunakan Nuklir di Suriah
Posted on 5
Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam
pada Rabu untuk pertama kalinya, akan menggunakan rudal nuklir selama operasi
militer yang sedang berlangsung di Suriah.
Saluran
“Russia Today” menyebutkan, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menyampaikan
penjelasan Putin pada armada Rusia yang menargetkan benteng kelompok
Daesh di Raqqa dengan rudal bersayap “Caliber” yang diluncurkan dari kapal
selam”Rostov-on-Don” dari kedalaman Mediterania .
Menurut
sumber yang sama, Putin memuji roket dan efektivitasnya, dan menyatakan harapan
bahwa “tidak harus mengirimkan hulu ledak nuklir, karena kinerja hulu
ledak normal sudah cukup.”
Pengamat
menganggap eskalasi Rusia baru-baru ini di Suriah dan penyebaran senjata
canggih serta ancaman akan menggunakan rudal nuklir merupakan upaya
untuk memaksakan agenda mereka sebelum pertemuan Wina berikutnya, terutama
karena selama dua bulan terakhir mereka telah gagal untuk mencapai kemenangan
militer meskipun telah memberikan dukungan udara untuk pasukan Assad. (ElDorar
AlShamia)
MiddleEastUpdate.Net
Ada Upaya Terselubung AS Dan
Rusia Untuk Membagi Irak Dan Suriah
Rabu, 5
Rabiul Awwal 1437 H / 16 Desember 2015 14:30 WIB
Direktur ensiklopedia elektronik “Ma’rifah”, Nael El
Shafei, memperingatkan bahwa kedatangan Menlu Amerika Serikat John Kerry ke
ibukota Moskow pada hari Selasa (15/12) adalah untuk membicarakan pembagian
Irak dan Suriah.
“Washington
dan Moskow sedang mencari pemahaman bersama mengenai konflik Irak dan Suriah.
Rencananya Irak akan diberikan kepada Ameirka Serikat dan Suriah diberikan ke
Rusia,” ujar Nael El Shafei mengutip pernyataan Kepala Eurasia di CIS Institute
(sebelumnya Uni Soviet), Vladimir Evisseev, di saluran televisi satelit Rusia
Today.
Vladimir
Evisseev melanjutkan, “Iran akan segera angkat tangan dari konflik Suriah
setelah banyak perwira militer mereka di pasukan elit Garda Revolusi tewas di
tangan mujahidin Islam. Terlebih Moskow yang kini menjadi penguasa tidak akan
membiarkan tindakan permusuhan dengan Zionis Israel yang lekat dengan Barat dan
Rusia.”
“Jika benar
Iran akan mundur dari Suriah, negara Syiah tersebut akan keluar dengan tangan
hampa,” ujar Nael El Shafei menanggapi analisis Vladimir Evisseev, seakan tidak
percaya bahwa kehadiran Rusia benar-benar merubah jalannya konflik di Timur
Tengah.
Rusia mulai
menggelar intervensi militernya di Suriah sejak 30 September lalu, dengan
alasan permintaan resmi dari rezim Syiah Bashar Al Assad dalam menghadapi
perang melawan kelompok pejuang Islam. (Rassd/Ram)