Pertempuran Yarmuk (معركة
اليرموك)
adalah perang antara pasukan Muslim dibawah komando Panglima Khalid bin Walid
melawan Kekaisaran Romawi Timur pada tahun 636 M/13 Hijriyah. Terjadi pada masa
akhir Khalifah Abu Bakar. Saat pertempuran Yarmuk berlangsung Khalifah Abu
Bakar wafat di Madinah dan digantikan Khalifah Umar.
Pertempuran ini, oleh beberapa sejarawan,
dipertimbangkan sebagai salah satu pertempuran penting dalam sejarah dunia,
karena dia menandakan gelombang besar pertama penaklukan Muslim di luar Arab,
dan cepat masuknya Islam ke wilayah Syam (Palestina, Suriah) yang rakyatnya
menganut agama Kristen. Pertempuran ini merupakan salah satu kemenangan Khalid
bin Walid yang paling gemilang, dan memperkuat reputasinya sebagai salah satu
komandan militer dan kavaleri paling brilian di zaman Pertengahan.
Saat itu wilayah yang disebut Syam (Palestina
dan Suriah) dibawah kekuasaan Kekaisaran Romawi. Kota Yarmuk saat ini masuk
wilayah Suriah (Syria).
Jumlah pasukan Islam yang dikirim Khalifah Abu
Bakar sebanyak 40.000 personil yang dipimpin Panglima Tertinggi Khalid bin
Walid (yang dijuluki Saifullah/Pedang Allah) dengan dibantu 4 Panglima: Abu
Ubaidah bin Jarrah, Yazid bin Abi Sufyan, Syurahbil bin Hasanah, Amru bin Ash.
Mendengar kabar pasukan Islam yang hendak masuk
ke wilayah Syam, Kaisar Heraklius segera mengumpulkan pasukan Romawi sebanyak
240.000 personil. Sebanyak 80.000 pasukan infantri, 80.000 pasukan penunggang
kuda, dan 80.000 pasukan yang diikat dengan rantai besi agar tidak melarikan
diri saat berkecamuk perang.
“Demi Tuhan, kita akan sibukkan (khalifah) Abu
Bakar sehingga ia tidak akan pernah berpikir lagi untuk mengirim kuda-kudanya
ke daerah kita,” ucap Kaisar Heraklius.
"Demi Allah, aku akan sibukkan pasukan
Nasrani dengan mengutus Khalid bin Walid," ujar Khalifah Abu Bakar.
Pasukan Romawi dipimpin Panglima Tertinggi
Theodore dengan beberapa panglima yang membantu: Panglima Caicarius
Nastus,Panglima Dracus, dan Panglima Gergorius Teodorus.
PERISTIWA GERGORIUS TEODORUS
Panglima Gergorius Teodorus itu dipanggil di
dalam literatur Arab dengan Jirji Tudur/Jarajah. Pada suatu hari iapun keluar
dari perkemahan pasukan Romawi dengan peralatan perangnya, turun dari kudanya
dan menancapkan panji-panjinya ditengah medan, lalu menyerukan Panglima Besar
Khalid supaya keluar untuk menghadapinya.
Panglima Gergorius itu ikut dalam perang
Romawi-Persia yang belasan tahun lamanya dan karena senantiasa bergaul dengan
lapisan bangsawan sukubesar Ghassani dalam medan-medan pertempuran itu maka
lambat laun menguasai bahasa Arab dialek Syam (Palestina/Syiria). Gergorius
juga sudah mendengar kabar 'kesaktian' Khalid bin Walid yang dijuluki 'Pedang
Tuhan'. Gergorius menantang Khalid karena penasaran apa hebatnya Khalid
sehingga kabar tentang sosok Khalid tersiar dimana-mana. Khalid sosok panglima
paling ditakuti saat itu karena tersiar kabar tak ada yang bisa mengalahkan
Khalid, tak ada pasukan manapun yang tak bisa dikalahkan pasukan Khalid bin
Walid. Kabar tersiar bahwa kehebatan Khalid karena dia memilik 'Pedang' yang
langsung turun dari langit pemberian Allah sehingga dijuluki 'Pedang Allah'.
Tantangan Panglima Gergorius itu diterima oleh
Panglima Khalid dan lalu maju ketengah medan mengendarai kudanya.
Perang tanding itu berlangsung beberapa jurus
lamanya. Tombak Panglima Gergorius itu akhirnya patah dua ditabas khanjar Panglima Khalid dan segera diganti dengan pedang berat.
Pada suatu kali, sewaktu pedang bersilang dan
kuda bersisi-sisian dan saling tolak menolakkan pedang bagaikan
penca-jari diatas meja, maka ahli sejarah sehabis pertempuran Yarmuk yang
terkenal itu, mencatat percakapan yang berlangsung diantara keduanya berbunyi
sebagai berikut:
“Hai Khalid! Coba katakan dengan benar dan
jangan bohongi saya. Seorang merdeka tidak layak berbohong. Dan jangan tipu
saya. Seorang mulia tidak layak menipu. Coba katakan: Apakah betul Allah telah
turun kepada Nabimu membawa pedang dari Langit dan lalu menyerahkannya kepada
Anda sehingga anda beroleh panggilan Pedang Allah. Setiap Anda mencabut pedang
itu maka tidak ada lawan yang tidak tunduk!?”
“Bukan!”
“Lantas kenapa Anda dipanggilkan Pedang Allah.”
Panglima Khalid menatap lawannya itu, dan
bagaikan timbul saling pengertian, lantas keduanya menghentikan saling adu
tenaga itu dan Panglima Gergorius minta dijawab pertanyaannnya itu.
“Allah Maha Agung dan Maha Mulia mengutus
seorang Nabi kepada kami. Bermula kami menantangnya dan memusuhinya. Sebagian
diantara kami beriman dan mengikutinya. Aku termasuk pihak yang mendustakannya,
memusuhinya dan memeranginya. Akan tetapi Allah kemudian menurunkan hidayah
kedalam hatiku dan akupun beriman dan menjadi pengikutnya. Nabi Muhammad lalu
berkata kepadaku: Engkau sebuah pedang diantara sekian banyak pedang Allah,
terhunus bagi menghadapi kaum Musyrik. Ia mendoakan aku supaya tetap menang.
Tersebab itulah aku dipanggilkan Pedang Allah.”
“Saya dapat menerima keterangan Anda itu
daripada mendengarkan dongengan tentang diri Anda” ujar Gergorius. Iapun
menyusuli lagi dengan sebuah pertanyaan: “Didalam menjalankan tugas anda itu,
maka seruan (dakwah) apakah yang Anda ajukan?”
“Mengakui bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan
mengakui bahwa Muhammad itu Rasul Allah”
“Jika tidak bersedia menerimanya?”
“Membayar Jizyah, mengakui kekuasaan Islam, dan
kami berkewajiban menjamin hak-hak miliknya dan nyawanya dan keyakinan yang
dianutnya.”
“Jika tetap tidak bersedia menerimanya?”
“Pilihan lainnya adalah perang dan kami siap
untuk perang.”
“Bagaimana kedudukan (al-Manzilat) dari
seseorang yang masuk ke dalam lingkungan kamu dan menerima pilihan pertama
(masuk Islam) itu pada hari ini, apakah sama kedudukannya dengan yang lainnya
(yang duluan masuk Islam) dalam segala hal?”
“Ya, benar.”
“Kenapa bisa sama dengan kamu, sedangkan kamu
sudah lebih duluan dari padanya?”
“Kami memeluk Islam dan mengikat bai’at terhadap
Nabi Muhammad. Ia hidup bersama kami, dan kami menyaksikan kebesarannya dan
mukjizat-mukjizat bagi pertandaan kebenarannya. Sedangkan yang sekarang masuk
Islam, orang itu tidak pernah berjumpa dengan Nabi Muhammad dan tidak pernah
menyaksikan mukjizat dan kebesarannya itu, tetapi ia membenarkannya. Jikalau
masuk Islamnya itu jujur dan niatnya jujur maka sebetulnya dia lebih mulia
daripada kami.”
“Keterangan Anda bersifat benar, tidak menipu,
tidak membujuk. Demi Allah, saya terima ajakan yang pertama itu (masuk Islam)”
Sejarah mencatat bahwa Panglima Gergorius
Teodorus itu melemparkan perisainya dan lalu berangkat bersama Khalid ke dalam
perkemahan pasukan Islam. Khalid menyediakan satu bejana air lalu menyuruhnya
mandi, kemudian shalat bersamanya dua rakaat.
Sejarah mencatat bahwa pada saat pecah
Pertempuran Yarmuk yang terkenal itu, Gergorius Teodorus bahu membahu dengan
Panglima Khalid dan Syahid dalam pertempuran.
***
Pertempuran Yarmuk akhirnya
dimenangkan pasukan Islam. Allah SWT mengkaruniakan kemenangan kepada pasukan
Khalid bin Walid. Dari pihak Romawi jumlah korban terbunuh total sebanyak
120.000 orang. Sedang gugur sebagai syahid dari pihak kaum muslimin kurang
lebih 3.000 Mujahid.
Historians’ History of the World, terbitan Encyclopedia Britannica Co. Ltd, London,
volume III (Arabs) halaman 148, menulis tentang kehancuran pasukan Romawi itu
dengan segala akibatnya sebagai berikut:
On the second morning they moved forward, ang
enganged in all parts with all imaginable vigour. The fight, or rather the slaughter, continued till evening. The Christian army was entirely
routed and defeated. The Saracens killed the day fifty thousand men. Those that
escape fled, some of them to Caesarea, other to Damascus, and some to Antioch.
The Saracens took plunder of inestimable value, and a great banners, and
crosses made of gold and silver, precius stones, silver and gold chains, rich
clothes, and arms without number; which Khalid said he would not divide until
Damascus was taken.
Bermakna:
Mereka (pasukan Islam) itu pada pagi hari kedua
bergerak maju, dan seluruh bagiannya terlibat dengan semangat tempur yang dapat
dibayangkan. Pertempuran itu, atau lebih tepat disebut dengan penyembelihan
besar-besaran itu, berlangsung sampai senja hari. Pasukan Kristen diobrak-abrik
seluruhnya dan hancur. Pasukan Islam menewaskan lawannya pada hari itu sejumlah
50.000 orang. Mereka yang sempat meluputkan dirinya segera lari, sebagian
menuju Caesarea, yang lain menuju Damaskus, dan sebagian menuju Antiokia.
Pasukan Islam beroleh harta rampasan perang yang tidak ternilai: sekian banyak
panji-panji, dan salib-salib yang terbikin dari emas dan perak, dan
kalung-kalung rantai yang terbikin dari emas dan perak,dan pakaian-pakaian
mewah, dan alat persenjataan tanpa terhitung jumlahnya; dan terhadap sekian
harta rampasan perang itu, Panglima Besar Khalid berkata, bahwa belum akan
dibagikannya kepada seluruh anggota pasukan sebelum Damaskus direbut dan
dikuasai.
Berita kemenangan di Yarmuk itu disampaikan ke
Madinah dan disambut oleh Khalifah Umar (yang menggantikan Khalifah Abu Bakar
sesudah wafat) beserta penduduk dengan Takbir dan kumandang adzan.
Pasukan Islam berturut-turut kemudian menguasai
Damaskus, Levantine, Emessa, Aleppo, Antiokia, Agnadine, dan akhirnya menguasai
kota suci Jerussalem, jantung Palestina. Jerussalem akhirnya diserahkan oleh
Uskup Agung Sophorius kepada Khalifah Umar yang langsung datang ke Jerussalem.
___
Sumber:
- Al Bidayah Wan Nihayah, Ibnu Katsir
- Sejarah Daulat Khulafaur Rasyidin, Joesoef
Sou'yb
- Historians' History of The World
Penduduk Kristen Syam Lebih Memilih
Khalifah Islam Dibanding Kaisar Romawi