Sunday, May 10, 2015

Syubhat ( klaim ) Syiah Sebagai Kelompok Yang Benar, menganggap “ Khurasan ( keberadaan al-Mahdi ) adalah bagian dari Iran !

oleh: Mamduh Farhan al-Buhairi

Syubhat: Yang menguatkan bahwa syi’ah adalah kelompok yang benar adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi:
«إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّايَاتِ السُّودَ خَرَجَتْ مِنْ قِبَلِ خُرَاسَانَ فَأْتُوهَا وَلَوْ حَبْوًا، فَإِنَّ فِيهَا خَلِيفَةَ اللَّهِ الْمَهْدِيَّ»
“Jika kalian melihat bendera-bendera hitam yang keluar dari arah Khurasan, maka datangilah ia sekalipun dengan merangkak, karena di dalamnya terdapat khalifah Allah, yaitu al-Mahdi.” Sedangkan penduduk Khurasan adalah penduduk Iran, hadits tersebut telah dishahihkan oleh ulama kalian; Imam Dzahabi dan Ibnul Qayyim.
Jawab: Percayalah kepada saya, kami di majalah Qiblati akan bersikukuh untuk memberikan sebuah hadiah sekalipun pada saat sulit kepada seorang syi’ah yang jujur. Telah tetap dengan dalil tersebut bahwa seorang syi’ah itu tidak akan menjadi seorang syi’ah kecuali saat dia menjadi pendusta, atau orang bodoh. Sesungguhnya riwayat yang telah Anda sebutkan dalam pertanyaan Anda tersebut tidak sah penisbatannya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Saya berharap Anda menjadi seorang yang jujur saat Anda menyebutkan para ulama tersebut saat menyebut hadits itu dalam kitab-kitab mereka, mereka menyebut hadits itu dari sisi bahwa hadits itu tidak shahih dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan bukan seperti yang Anda inginkan untuk membuat kerancuan atas manusia.
Imam adz-Dzahabi berpendapat bahwa itu adalah hadits mungkar, saat beliau menyebutkan hadits tersebut dalam Siyar al-‘A’lam (6/132) dia berkata, ‘Ahmad bin Hanbal berkata, ‘Haditsnya (perawi) dalam (hadits) rayah (bendera-bendera) tidak bernilai sesuatupun.”
Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah dalam al-Manarul Munif (150) berkata, ‘Dalam sanadnya terdapat Yazid bin Abi Ziyad, dia adalah seorang yang buruk hafalannya, kacau pada akhir usianya, dan memalsu uang.’
Maka bagaimana Anda mengklaim bahwa adz-Dzahabiy dan Ibnul Qayyim telah menshahihkan hadits tersebut?
Kemudian siapa yang telah berkata kepada Anda bahwa negeri Khurasan dalam riwayat ini yang dimaksud adalah Iran?
Negeri Khurasan dalam sejarah masa lalu terbentuk dari sejumlah kota, yaitu, Naisabur, Herat, Merw, dan Balkh. Dan tidak ada hubungan yang menggabungkan negeri Persia dan Khurasan. Negeri Persia memiliki batas-batas yang telah diketahui sekalipun bagian utara dari negeri Khurasan masuk dalam batas Iran saat ini. akan tetapi Khurasan secara umum ada pada Negara Turkmenistan, dan Afghanistan. Bolehlah Anda kembali kepada at-Thobari dalam kitabnya Tarikhul Ummam wal Muluk, dan itu merupakan kitab sejarah terpenting yang menetapkan wilayah dan negeri-negeri agar Anda mengetahui hakikatnya.
Saya akan memberikan kepada Anda sebuah dalil kuat yang menetapkan bahwa negeri Khurasan bukanlah Persia. Yaitu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebut Negeri Persia secara jelas dalam hadits:
تَغْزُونَ فَارِسَ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ
“Kalian akan memerangi Persia, lalu Allah menundukkannya.” (HR. Ahmad)
Maka hadits ini menunjukkan bahwa Negeri Persia adalah Negara lain, dan Khurasan adalah negeri lain lagi yang berbeda. Saya memohon hidayah kepada Allah untuk kami dan Anda.



Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas 

Salah satu tanda Kiamat yang besar adalah munculnya Imam Mahdi. Ahlus Sunnah memahami Imam Mahdi sebagai berikut: [1]

Di akhir zaman akan muncul seorang laki-laki dari Ahlul Bait. Allah memberi kekuatan kepada agama Islam dengannya. Dia memerintah selama 7 tahun, memenuhi dunia dengan keadilan setelah (sebelumnya) dipenuhi oleh kezhaliman dan kezhaliman. Ummat di zamannya akan diberikan kenikmatan yang belum pernah diberikan kepada selainnya. Bumi mengeluarkan tumbuh-tumbuhannya, langit menurunkan hujan, dan dilimpahkan harta yang banyak.

Orang ini mempunyai nama seperti nama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan nama ayahnya seperti nama ayah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Jadi, namanya Muhammad atau Ahmad bin ‘Abdullah. Dia dari keturunan Fathimah binti Muhammad dari anaknya Hasan bin ‘Ali Radhiyallahu anhum. Di antara ciri-ciri fisiknya adalah lebar dahinya, dan mancung hidungnya.

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Al-Mahdi akan muncul dari arah timur, bukan dari Sirdab Samira’ sebagaimana yang disangka oleh kaum Syi’ah (Rafidhah). Mereka menunggu sampai sekarang, padahal persangkaan mereka itu adalah igauan semata, pemikiran yang sangat lemah dan gila yang dimasukkan oleh syaithan. Persangkaan mereka tidak mempunyai alasan baik dari Al-Qur-an maupun As-Sunnah, bahkan tidak sesuai dengan akal yang sehat.”[2]

Di antara dalil dari Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang shahih tentang munculnya al-Mahdi adalah:

Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam :

يَخْرُجُ فِي آخِرِ أُمَّتِي الْمَهْدِيُّ، يُسْقِيْهِ اللهُ الْغَيْثَ، وَتُخْرِجُ اْلأَرْضُ نَبَاتَهاَ، وَيُعْطِى الْمَالَ صِحَاحًا، وَتَكْثُرُ الْمَاشِيَةُ، وَتَعْظُمُ اْلأُمَّةُ، يَعِيْشُ سَبْعاً أَوْ ثَمَانِيًا.

“Al-Mahdi akan keluar di akhir kehidupan umatku, Allah akan menurunkan hujan kepadanya sehingga, bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya, diberikan kepadanya harta yang melimpah, semakin banyak binatang ternak, dan pada saat itu ummat semakin mulia, dan ia memerintah selama 7 atau 8 tahun.” [3]

Juga sabda beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam:

اَلْمَهْدِيُّ مِنَّا أَهْلَ الْبَيْتِ، يُصْلِحُهُ اللهُ فِيْ لَيْلَةٍ.

“Al-Mahdi berasal dari Ahlul Bait, Allah memperbaikinya dalam satu malam.” [4]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

اَلْمَهْدِيُّ مِنْ عِتْرَتِي، مِنْ وَلَدِ فَاطِمَةَ.

“Al-Mahdi berasal dari keturunanku, dari anak Fathimah.” [5]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تَذْهَبُ الدُّنْيَا أَوْ لاَ تَنْقَضِي الدُّنْيَا حَتَّى يَمْلِكَ الْعَرَبَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِيْ يُوَاطِىءُ اِسْمُهُ اسْمِيْ.

“Tidak akan lenyap atau tidak akan sirna dunia ini, hingga bangsa Arab dipimpin oleh seorang laki-laki dari keturunanku, yang namanya sama seperti namaku.” [6]

Dalam riwayat yang lain disebutkan: “...Dan nama ayahnya seperti nama ayahku.” [7]

كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا نَزَلَ ابْنُ مَرْيَمَ فِيْكُمْ، وَإِمَامُكُمْ مِنْكُمْ؟

“Bagaimana dengan kalian, apabila Nabi ‘Isa bin Maryam turun kepada kalian, sedangkan imam kalian dari kalangan kalian sendiri.” [8]

Hadits ini menunjukkan bahwa Imam Mahdi adalah sebagai Imam kaum Muslimin pada waktu itu, termasuk Nabi ‘Isa Alaihissallam bermakmum kepadanya.

Hadits-hadits tentang Imam Mahdi mutawatir. [9]

[Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi'i, Po Box 7803/JACC 13340A Jakarta, Cetakan Ketiga 1427H/Juni 2006M]
_______
Footnote
[1]. Lihat keterangan lebih lengkap di an-Nihaayah fil Fitan wal Malaahim oleh Ibnu Katsir, Asyraathus Saa’ah (hal. 249-273) oleh Dr. Yusuf bin ‘Abdillah al-Wabil.
[2]. Lihat an-Nihaayah fil Fitan wal Malaahim (hal. 26) oleh Ibnu Katsir.
[3]. HR. Al-Hakim (IV/557-558), dikatakan bahwa hadits ini shahih disepakati oleh Dzahabi, dari Sahabat Abi Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu. Lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 711).
[4]. HR. Ibnu Majah (no. 4085), Ahmad (I/84), dari Sahabat ‘Ali Radhiyallahu anhu. Hadits ini di-shahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir dalam Tahqiiq Musnad Imaam Ahmad (no. 645) dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 2371).
[5]. HR. Abu Dawud (no. 4284), Ibnu Majah (no. 4086), al-Hakim (IV/557), dari Ummu Salamah x. Lihat Shahiihul Jaami’ ash-Shaghiir (no. 6734).
[6]. HR. At-Tirmidzi (no. 2230), Abu Dawud (no. 4282) dan Ahmad (I/377, 430) dari Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu, dan lafazh ini milik Ahmad. Dikatakan shahih menurut Syaikh Ahmad Syakir dalam tahqiq Musnad Ahmad (no. 3573).
[7]. Lihat Shahiihul Jaami’ ash-Shaghiir (no. 5304) dan Asyraathus Saa’ah (hal. 256).
[8]. HR. Al-Bukhari (no. 3449) dan Muslim (no. 155 (244)), dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu
[9]. Lihat Asyraathus Saa’ah oleh Dr. Yusuf bin ‘Abdillah al-Wabil (hal. 259-265).