Lukman:Hina Sahabat Rasul Apa
Menistakan Agama?
Jum'at, 27 Februari 2015 | 05:28 Wib
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan
rancangan Undang-Undang Perlindungan Umat Beragama yang sedang dibuat
lembaganya juga bakal mengatur
batas dan arti penistaan agama. Rancangan itu bakal menyempurnakan
Undang-Undang Nomor 1/PNPS/Tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan
Penodaan Agama.
Lukman menilai di dalam undang-undang tersebut masih ada kekosongan hukum.
Undang-Undang Tahun 1965 itu menyebutkan bahwa penyimpangan adalah hal yang
melenceng dari pokok-pokok agama. "Yang dimaksud dengan pokok-pokok itu
tidak disebutkan di sana," kata Lukman di kantornya di Lapangan Banteng,
Jakarta Pusat, Kamis, 26 Februari 2015.
Lukman mencontohkan, jika
dia menghina sahabat Nabi Muhammad, apakah tindakan itu masuk kategori
pelecehan agama atau tidak. Atau, kata dia, itu masuk dalam masalah perbedaan
agama. "Ini pokok atau cabang dari sebuah kepercayaan?"
katanya. Hingga kini masih belum jelas definisi suatu perbuatan dicap
mendustakan dan menistakan agama.
Semisal juga masalah salat. Di Jombang, Jawa Timur, ada yang mendeklarasikan
salat tiga waktu saja. "Yang ini menghina Islam atau sekedar perbedaan
mahzab fiqih juga belum jelas," ucapnya. Contoh lain adanya spanduk yang
bertuliskan menolak syiah atau wahabi. Menurut Lukman, hukum formalnya belum
jelas apakah itu termasuk ekpresi kekebasan beragama atau sudah menghina. ( diputar-putar )
Lukaman memastikan rancangan aturan ini tak akan masuk ke wilayah peribadatan
atau akidah, yang menjadi domain pemuka agama. Pemerintah hanya mengatur
pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan agama agar antarumat beragama tak saling
merasa terganggu. Rancangan yang ditargetkan rampung April ini juga bakal
mengatur tentang pengadministrasian agama. ???
Adanya definisi baku tentang agama, ujar Lukman, negara memiliki data untuk
menjamin, melindungi, dan melayani setiap umat beragama. Polisi misalnya,
menurut Lukman, hingga saat ini tak cakap mengelola konflik yang melibatkan
agama. "Karena regulasinya memang tak cukup," kata dia. Sehingga,
agama malah menjadi akar penyebab konflik.
Lukman menilai langkah membuat rancangan ini tepat. Musababnya, potensi konflik
atas dasar agama selama ini hanya disimpan. "Jangan diletakkan di bawah
karpet. Harus ada konsensus," kata dia. Ia sadar rancangan yang masih
dirahasiakan naskahnya ini tak akan bisa memuaskan semua pihak. "Tapi
setidaknya ada titik optimal yang kita pahami."
Akademisi dari Universitas Paramadina Yudi Latif meminta pemerintah melindungi
warganya hingga di level individu. Terhadap keyakinan yang tak mengganggu
ketertiban umum, sepeti Sunda Wiwitan, Yudi ingin agar pemerintah melindungi
eksistensinya. Yudi mengibaratkan agama sebagai anggur. "Ia bisa
menghangatkan. Juga bisa membuat gila."
MUHAMMAD MUHYIDDIN
http://nasional.tempo.co/read/news/2015/02/27/173645640/lukman-hina-sahabat-rasul-apa-menistakan-agama
http://nasional.tempo.co/read/news/2015/02/27/173645640/lukman-hina-sahabat-rasul-apa-menistakan-agama
Nasaruddin Umar : Pemerintahakan mengawasi gerakan anti-Syiah.
Pemerintah akan memantau kelompok-kelompok anti-Syiah di
daerah Jawa Barat dan Jawa Timur dengan “sangat serius”, Wakil Menteri Agama
Prof. DR. Nasaruddin Umar memperingatkan.
Nasaruddin
mengatakan bahwa melarang mazhab Syiah akan menjadi “masalah yang sangat
serius”, dengan alasan bahwa negara-negara Muslim bahkan yang konservatif
seperti Arab Saudi tidak melarang perbedaan denominasi/mazhab.
Gerakan anti Syi’ah sudah mulai tersistematis dengan banyak
sponsor dan kepentingan di dalamnya, NKRI dan kedamaian antar umat dan sesama
pemeluk mazhab adalah harga mati jangan sampai negeri ini terkoyak dan
berdarah-darah hanya karena perbedaan mazhab. Kita tak ingin seperti Pakistan dimana
sengketa mazhab menjadi ajang baru perang saudara dan pembantaian demi
pembantaian terjadi setiap hari dan pemerintah tak mampu menemukan formula yang
tepat dalam menyelesaikan konflik-konflik bernuasa sektarian tersebut.
Anarkhisme Sampang, Fatwa Sesat MUI Sampang, sampai yang
terakhir MUSYAWARAH ‘ULAMA DAN UMMAT ISLAM INDONESIA KE-2 di MASJID AL-FAJR,
BANDUNG – JAWA BARAT, AHAD 30 JUMADAL AWWAL 1433/22 APRIL 2012“MERUMUSKAN
LANGKAH STRATEGIS UNTUK MENYIKAPI PENYESATAN DAN PENGHINAAN PARA PENGANUT SYI’AH”.Sekitar
200 ulama dari berbagai daerah berkumpul di masjid Al Fajr-Kota Bandung,Ahad
(22/4), menghadiri undangan Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) dalam acara
Musyawarah ‘Ulama dan Ummat Islam Indonesia ke-2 dengan agenda “Merumuskan
Langkah Strategis Untuk Menyikapi Penyesatan dan Penghinaan Para Penganut
Syi’ah”. Ulama-ulama tersebut dari berbagai pesantren dan ormas Islam seperti
Persis, Muhamadiyah, NU, Hidayatullah, Al Irsyad, DDII, PUI, termasuk MUI
Pusat.Musyawarah ini juga dihadiri Wali Kota Bandung, Dada Rosada dan Gubernur
Jawa Barat, Ahmad Heryawawan Lc. Hasil Musyawarah disepakati Hanya Ada
Satu Kata Syi’ah Sesat dan di Luar Islam.
Indonesia sebagai negeri berpenduduk Muslim terbesar
sangatlah strategis apabila tak diantisipasi sejak dini maka makar dan agenda
tersembunyi Zionis dan Salibis Internasional untuk melemahkan Islam dari dalam
cepat atau lambat pasti akan terjadi dengan tetap konsisten menyokong setiap
gerakan yang menyulut perbedaan mazhab. Disintegrasi dan konflik yang lebih luas
hanya tinggal menunggu waktu saja dan negeri ini akan menjadi negeri yang
porak-poranda.
“Kita juga harus berhati-hati dengan masalah ini, karena
dapat mengganggu hubungan kita dengan negara-negara seperti Iran, yang
mayoritas warganya yang memeluk Islam Syiah,” katanya dalam menanggapi sentimen
anti-Syiah di Jawa Barat dan Jawa Timur. ( Malaysia/Brunei berani ! )
Di Jawa Timur, beberapa ulama Sunni di Madura dan daerah
lainnya di provinsi ini telah meminta pemerintah daerah untuk mengeluarkan
peraturan yang membatasi penyebaran Islam Syiah, dengan alasan bahwa sekte
tersebut “cocok” dengan kriteria sesat yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama
Indonesia pada tahun 2007.
Desember lalu, ratusan orang membakar empat rumah, masjid
dan fasilitas lain di sebuah Pondok Pesantren yang dikelola oleh Tajul Muluk,
pemimpin Syiah di Sampang. Tajul sendiri sekarang menghadapi persidangan atas
tuduhan “penistaan agama”.
Di Jawa Barat, ulama Sunni telah memperingatkan masyarakat
untuk “mencegah” penyebaran Syiah di daerah tersebut.
Nasaruddin, dosen tafsir al-Quran, mengatakan bahwa
sementara semua warga negara bebas untuk mengusulkan peraturan untuk pemerintah
daerah, selama usulan peraturan tidak bertentangan dengan konstitusi.
Menanggapi keluhan dari peraturan yang membatasi ajaran
agama, terutama orang-orang dari sekte Ahmadiyah, Kementerian Dalam Negeri
telah mengatakan mereka tidak melanggar konstitusi dan undang-undang otonomi
daerah.
Dihubungi secara terpisah, akademisi Muslim Komaruddin
Hidayat mengatakan bahwa pengikut Syiah selalu menjadi bagian dari sejarah
Islam, dan mengatakan bahwa orang yang memperdebatkan keberadaan Syiah sebagai
orang yang “tidak pernah belajar sejarah”.
“Pengikut Syiah di masa lalu banyak memberikan kontribusi
kepada Islam, terutama dalam hal ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, ulama
Sunni, termasuk di Arab Saudi, tidak pernah memperdebatkan keberadaan mereka,”
katanya.
Dia mendesak pemerintah untuk melindungi pengikut Syiah dari
serangan apapun, dan mengatakan bahwa pemerintah harus menjaga kerukunan
antar-iman dengan mencegah peraturan yang bisa menghancurkan persatuan dan
kesatuan bangsa.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
(NU) Said Aqil Siradj mengatakan bahwa sekalipun ajaran Syiah memiliki beberapa
perbedaan dengan arus utama Islam di Indonesia, NU tidak akan pernah meminta
pemerintah untuk melarang pengikut Syiah.
“Nabi Muhammad telah memperingatkan kita bahwa bagaimanapun
juga kita tidak boleh bertengkar satu sama lain karena perbedaan-perbedaan
kita,” kata kang Said kepada The Jakarta Post (Sabtu, 5 Mei 2012).
MUI Mengusulkan Pemerintah MengawasiGerakan Syiah
Salah satu rekomendasi
Munas (Musyawarah Nasional) ke-9 MUI adalah pengkajian masalah Syiah di
Indonesia.
“Pemerintah
harus membuat kajian secara mendalam terhadap Syiah di negeri ini,” ungkap
anggota Komisi Bidang Fatwa MUI, Prof Dr Hasanuddin, pada akhir Agustus lalu.
Para ulama
MUI menilai, langkah tadi mendesak dilakukan menyusul maraknya penolakan
terhadap Syiah.
Dalam forum laporan dan pengesahan hasil kerja komisi-komisi, forum pleno yang
dipimpin Slamet Effendy Yusuf pun menerima rekomendasi tersebut.
“Artinya
persoalan ini harus mendapatkan perhatian bersama, dan khususnya jajaran
pengurus MUI untuk dapat menindaklanjuti rekomendasi ini,” tambahnya.
Artikel terkait :
SYIAH Bergembira Digantinya KH Ali Mustafa Yaqub
Sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal
Innalillahi.. Menag Lukman Angkat Nasaruddin Umar
Penyanjung Anand Krishna Jadi Imam Besar Masjid Istiqlal
Nasaruddin Umar, Tokoh Islam Liberal Diangkat Jadi
Imam Besar Masjid Istiqlal
Kafirnya Orang yang Mencela Sahabat Nabi
SYIAH MENGELABUHI SUNNI MAKASSAR
Tidak Peduli Desakan Internasional,
Malaysia/Brunei Berani Melarang Syiah, Singapura Perlakukan Syi'ah Dan
Ahmadiyah Bukan Bagian Dari Islam. Indonesia Kapan/Takut ??!
[ Siapa akan menyusul "hasan
syahatah" ] mengapa pencaci sahabat dan istri rasul itu dibunuh !!!
kenapa di Indonesia "model hasan
syahatah" dibiarkan bebas dan lebih beringas ?
Kafirnya Orang yang Mencela Sahabat Nabi
SYIAH INDONESIA BERSORAK SORAI
17
November 2014
begitulah
kesan dari perkembangan yang ada di tanah air. salah satunya bisa anda baca
sebagai berikut:
status
fb Ismail Amin :
begitulah kesan dari perkembangan
yang ada di tanah air. salah satunya bisa anda baca sebagai berikut:
status fb Ismail Amin :
Sobat2 yang baik…
Hari ini, ABI Ormas Islam Syiah
mengadakan Muktamar II dikantor Kementerian Agama RI…
Hari ini pula, warga Syiah yg
bertahun2 mengungsi dinyatakan siap untuk dipulangkan dikampung halamannya di
Sampang… bahkan ust. Tajul Muluk jg sdh dibebaskan…
Hari ini pula, JK melalui Jubirnya meralat
pernyataannya dan mengakui Syiah bagian dari Islam sehingga di KTPnya
diperkenankan mengisi kolom agama dgn Islam…
dan hari ini
pula…
Wakil Menteri Agama RI Prof. DR. Nasaruddin Umar,
MA yg saat ini sedang berada di Qom, bersama sejumlah cendekiawan muslim dari
berbagai negara sedang mempresentasekan makalah hasil pembacaan dan
pengkajiannya atas pemikiran filosofi dan Qur’ani Allamah Thabathabai
rahimahullah..
hari ini,
hari yang mngharukan :’)
Happy Ied
Jum’at Mubarak…
kita
katakan: pertarungan antara hak dan batil adalah isi dunia, dalam setiap
pergumulan kebatilan selalu berada di atas dan lantang, namun tidak lebih dari
sekedar buih. sebentar lagi akan lenyap dan yang tinggal di bumi adalah yang
bermanfaat yaitu al=Haq.
Nasarudin
Umar: “Semua Kitab Suci Bias Gender!”
Dalam
studi Al-Qur’an kontemporer, Al-Qur’an diasumsikan sebagai produk sebuah budaya
tertentu (muntâj tsaqâfi). Artinya, beberapa kandungan Al-Qur’an ditegaskan
sebagai refleksi atas persentuhannya dengan kondisi sosial-budaya di mana
Al-Quran diturunkan. Untuk itu, selain diyakini mengandung ajaran-ajaran
universal dari Allah, Al-Qur’an juga dianggap berhasil berdamai dengan beberapa
tradisi setempat dan ketika itu (tradisi Arab).
Persoalan kemudian
muncul ketika tradisi tersebut sudah tak sesuai lagi dengan semangat zaman
sekarang. Misalnya kita lihat dalam persoalan-persoalan perempuan. Padahal
kitab suci sudah berkompromi, bahkan dalam beberapa hal mengakomodasinya.
Bagaimana mengurai persoalan keterkaitan antara kitab suci dan unsur budaya
ini?
............................................dst
Itu spesifik untuk meneliti topik
perempun?
Ya. Saya konsisten pada bidang itu. Saya mencoba memahami pelbagai kitab suci untuk mengetahui bagaimana pandangan kitab suci-kitab suci terhadap perempuan. Ironisnya, yang saya temukan, bukan hanya di dalam Al-Qur’an yang tidak memberikan tempat yang layak terhadap perempuan, tapi juga Bible dan kitab-kitab suci agama lainnya, seperti kitab Konghucu dan Budha, bahkan kitab klasik seperti Talmud. ..........................................................................dst
Ya. Saya konsisten pada bidang itu. Saya mencoba memahami pelbagai kitab suci untuk mengetahui bagaimana pandangan kitab suci-kitab suci terhadap perempuan. Ironisnya, yang saya temukan, bukan hanya di dalam Al-Qur’an yang tidak memberikan tempat yang layak terhadap perempuan, tapi juga Bible dan kitab-kitab suci agama lainnya, seperti kitab Konghucu dan Budha, bahkan kitab klasik seperti Talmud. ..........................................................................dst
Menurut saya, dalam Al-Qur’an itu ada persoalan yang
dituntaskan, dan ada yang belum tuntas. Misalnya soal riba dan minuman keras.
Bahasannya tuntas sampai titik zero: haram bagi riba dan minuman keras. Tapi
juga ada persoalan yang bertahap, belum sampai pada titik zero, misalnya soal
perbudakan.
......................................................................dst
Tapi
ironisnya mengapa tidak ada ulama Islam yang memelopori perngharaman
perbudakan, tapi justru UU Amerika yang pertama kali melarangnya di bawah
Lincoln.
Itulah persoalannya. Kalau kita tarik seperti garis lurus, persoalan ini seperti piramida terbalik. Belum sampai pada ujung persoalan, Al-Qur’an sudah terhenti dengan wafatnya nabi. Tapi kalau logikanya kita tarik ke bawah, kita akan tiba pada sebuah titik di mana sesungguhnya perbudakan itu akan dihapuskan oleh konsep Al-Qur’an. Bisa dibayangkan, tidak mungkin akan ada budak lagi, kalau setiap pelaku kriminal tertentu dalam agama harus membebaskan budak.
Itulah persoalannya. Kalau kita tarik seperti garis lurus, persoalan ini seperti piramida terbalik. Belum sampai pada ujung persoalan, Al-Qur’an sudah terhenti dengan wafatnya nabi. Tapi kalau logikanya kita tarik ke bawah, kita akan tiba pada sebuah titik di mana sesungguhnya perbudakan itu akan dihapuskan oleh konsep Al-Qur’an. Bisa dibayangkan, tidak mungkin akan ada budak lagi, kalau setiap pelaku kriminal tertentu dalam agama harus membebaskan budak.
Itu tadi soal
perbudakan yang evolusinya positif. Tapi dalam soal perempuan nampaknya
berbeda. Pada periode akhir hidupnya, Nabi malah terlihat sangat protektif
terhadap perempuan. Misalnya dengan turunnya ayat-ayat hijab.
Kenapa
pada masa akhir hidupnya Nabi malah menampilkan proteksi terhadap perempuan?
Kita jangan lupa tentang peristiwa yang sangat penting untuk kita kaji dalam
konteks ini, yaitu apa yang biasa disebut haditsul ifk,
tuduhan bohong. Yaitu tentang tuduhan Aisyah berselingkuh oleh seorang munafik.
Jadi,
apa yang disebut “skandal Aisyah” menurut versi Barat itu, menyebabkan nabi
berindak protektif terhadap perempuan. Sesungguhnya kalau kita lihat di surat
Al-Ahzab, proteksinya juga bukan pada semua perempuan, tapi khusus pada
keluarga nabi sendiri. Jadi kepada istri dan keluarga dekatnya, ahlul bait,
tidak universal berlaku untuk seluruh perempuan. ???????
..............................................................................dst
Artinya
di sini nalar publik bisa saja menganulir beberapa teks yang misoginis terhadap
perempuan?
Terutama penafsirannya. Jadi bukan teks kitab sucinya, karena teks kitab suci yang sangat rill sebetulnya sangat sedikit. Banyak sekali yang kita sangka kitab suci, padahal sesungguhnya bukan kitab suci. Lain kitab fikih, lain kitab suci. Bahkan lain tafsir, lain pula Al-Qur’an; lain terjemah, lain pula Al-Qurannya. Sebab, potensi reduksi akan selalu ada ketika kita menerjemahkan Al-Qur’an; apakah terjemahan ke dalam bahasa Indonesia, ataupun bahasa lainnya.
Terutama penafsirannya. Jadi bukan teks kitab sucinya, karena teks kitab suci yang sangat rill sebetulnya sangat sedikit. Banyak sekali yang kita sangka kitab suci, padahal sesungguhnya bukan kitab suci. Lain kitab fikih, lain kitab suci. Bahkan lain tafsir, lain pula Al-Qur’an; lain terjemah, lain pula Al-Qurannya. Sebab, potensi reduksi akan selalu ada ketika kita menerjemahkan Al-Qur’an; apakah terjemahan ke dalam bahasa Indonesia, ataupun bahasa lainnya.
Demi
melihat studi-studi Al-Qur’an kontemporer tantang perempuan, bagaimana Anda
melihat prospek keadilan gender?
Sejauh yang saya pelajari, Al-Qur’an memberikan kebebasan luar biasa terhadap
perempuan. Makanya dalam beberapa penelitian tentang kitab suci ditegaskan,
tidak ada sistem nilai yang memberi pengakuan luar biasa terhadap perempuan
selain sistim nilai yang dikandung Al-Qur’an.
Itu dikatakan juga oleh teman saya yang sekular dan non-Islam yang bukunya tersohor dimana-mana. Jadi dengan objekitf kalau kita melihat konteksnya, Al-Qur’anlah satu-satunya sistem nilai yang paling pertama memberi pengakuan terhadap hak-hak perempuan.
Itu dikatakan juga oleh teman saya yang sekular dan non-Islam yang bukunya tersohor dimana-mana. Jadi dengan objekitf kalau kita melihat konteksnya, Al-Qur’anlah satu-satunya sistem nilai yang paling pertama memberi pengakuan terhadap hak-hak perempuan.
Dibandingkan
dengan kitab-kitab suci lainnya?
Ya. Mungkin persoalannya karena kita sekarang langsung mengonfirmasikannya
dengan persaolan-persoalan seperti warisan perempuan yang satu berbanding dua
laki-laki, persaksiannya juga satu banding dua, akikahnya juga satu kambing
(untuk perempuan) berbanding dua (untuk laki-laki), ketidakbolehan perempuan
menjadi pemimpin, dan soal hak talak yang lebih rumit. Mungkin juga karena
kalau kita baca kitab-kitab fikih, perempuan adalah subordinasi laki-laki. Jadi
seolah-olah Islam menempatkan perempuan itu di kelas dua.
Mana perbandingannya dengan kitab lain?
Mana perbandingannya dengan kitab lain?
Saya pernah membaca teks suci yang paling tua, yaitu teks hukum Hammurabi (Hammurabi code). Teks ini luar biasa berumur, sejak
sekitar 3500 SM. Teks aslinya lalu saya foto copy. Dalam sebuah pasalnya
disebutkan, kalau seorang suami meninggal, maka ia harus disusul istrrinya.
Perempuan juga tidak berhak melangsungkan akad perjanjian. Hak akad perjanjian
hanya ada pada laki-laki, perempuan tidak boleh. Bayangkan saja!
http://islamlib.com/gagasan/nasarudin-umar-semua-kitab-suci-bias-gender/
http://islamlib.com/gagasan/nasarudin-umar-semua-kitab-suci-bias-gender/
Imam Masjid Istiqlal Nasaruddin
Umar & Kasus Korupsi Al-Quran Yang Belum Tuntas
by Hanny Kristianto
Apa kabar kasus Korupsi Alqur'an di KPK yang melibatkan Nasaruddin Umar Imam Besar Masjid Istiqlal yang baru ini?
Bukankah seorang imam besar masjid itu harus orang yang benar-benar bisa dipercaya ilmu agamanya dan tingkat ke sholehannya?
Bukankah seorang Imam Besar Masjid harus bersih dan tidak terlibat segala kasus, apalagi kasus korupsi Alqur'an?
Apakah dugaan korupsi ini akan diselesaikan oleh KPK dan bukankah seharusnya Menteri Agama berskonsultasi dengan para ulama dalam mengangkat seorang imam besar masjid Istiqlal?
Membaca banyak berita dimedia mengenai hal ini bahwa:
Komisi Pemberantasan Korupsi telah mengantongi bukti dugaan keterlibatan Wakil Menteri Agama (Wamenag), Nasaruddin Umar dalam perkara proyek pengadaan Al Quran tahun 2011-2012 dan IT laboratorium komputer tahun 2011 di Kementerian Agama (Kemenag).
Bukti itu antara lain adalah soal percakapan antara terdakwa Zulkarnaen Djabar dengan Nasaruddin Umar.
Sumber berita:
http://nasional.kompas.com/read/2012/07/18/14052074/kpk.akan.panggil.wamenag.nasaruddin.umar
http://nasional.tempo.co/read/news/2013/06/15/063488483/wamenag-akui-sarankan-djabar-hubungi-ketua-lelang
http://www.tribunnews.com/nasional/2013/11/29/penyidik-terlusuri-peran-nasaruddin-umar-terkait-kasus-korupsi-pengadaan-alquran
http://www.rmol.co/read/2013/06/28/116445/KPK-Gali-Keterlibatan-Prof.-Nasaruddin-Umar-Lewat-Politisi-Golkar
https://www.nahimunkar.com/divonis-8-tahun-terdakwa-korupsi-al-quran-cokot-wamenag-nasaruddin-umar/
Ahmad Jauhari Sebut Wamenag Terlibat Korupsi Alquran ( Mantan Direktur Urusan Agama Islam dan Pejabat Pembinaan Syariah Ditjen Bimas Islam Kemenag )
Apa kabar kasus Korupsi Alqur'an di KPK yang melibatkan Nasaruddin Umar Imam Besar Masjid Istiqlal yang baru ini?
Bukankah seorang imam besar masjid itu harus orang yang benar-benar bisa dipercaya ilmu agamanya dan tingkat ke sholehannya?
Bukankah seorang Imam Besar Masjid harus bersih dan tidak terlibat segala kasus, apalagi kasus korupsi Alqur'an?
Apakah dugaan korupsi ini akan diselesaikan oleh KPK dan bukankah seharusnya Menteri Agama berskonsultasi dengan para ulama dalam mengangkat seorang imam besar masjid Istiqlal?
Membaca banyak berita dimedia mengenai hal ini bahwa:
Komisi Pemberantasan Korupsi telah mengantongi bukti dugaan keterlibatan Wakil Menteri Agama (Wamenag), Nasaruddin Umar dalam perkara proyek pengadaan Al Quran tahun 2011-2012 dan IT laboratorium komputer tahun 2011 di Kementerian Agama (Kemenag).
Bukti itu antara lain adalah soal percakapan antara terdakwa Zulkarnaen Djabar dengan Nasaruddin Umar.
Sumber berita:
http://nasional.kompas.com/read/2012/07/18/14052074/kpk.akan.panggil.wamenag.nasaruddin.umar
http://nasional.tempo.co/read/news/2013/06/15/063488483/wamenag-akui-sarankan-djabar-hubungi-ketua-lelang
http://www.tribunnews.com/nasional/2013/11/29/penyidik-terlusuri-peran-nasaruddin-umar-terkait-kasus-korupsi-pengadaan-alquran
http://www.rmol.co/read/2013/06/28/116445/KPK-Gali-Keterlibatan-Prof.-Nasaruddin-Umar-Lewat-Politisi-Golkar
https://www.nahimunkar.com/divonis-8-tahun-terdakwa-korupsi-al-quran-cokot-wamenag-nasaruddin-umar/
Ahmad Jauhari Sebut Wamenag Terlibat Korupsi Alquran ( Mantan Direktur Urusan Agama Islam dan Pejabat Pembinaan Syariah Ditjen Bimas Islam Kemenag )
Nasaruddin Umar, Wamenag Terlibat Korupsi Al Quran (Dalam
surat dakwaan milk Ahmad Jauhari yang dibacakan dalam sidang di Pengadilan
Tipikor )
Saksi Sebut Nazaruddin Umar Yang
Setujui Penambahan Anggaran
Wamenag Bantah Terlibat Korupsi Al Quran
SABTU, 15 JUNI 2013 | 10:12 WIB
Semoga ada kejelasan dari kasus korupsi ini dan dukungan para
ulama sehingga tidak membingungkan umat..
Mari kita berdoa:
"Ya Allah, satukanlah hati-hati kami, perbaikilah hubungan di antara sesama kami, tunjukkanlah kami kepada jalan-jalan keselamatan, selamatkanlah kami dari kegelapan menuju cahaya, jauhkanlah kami dari perbuatan-perbuatan keji yang nampak maupun yang tersembunyi."
Aamin.
Mari kita berdoa:
"Ya Allah, satukanlah hati-hati kami, perbaikilah hubungan di antara sesama kami, tunjukkanlah kami kepada jalan-jalan keselamatan, selamatkanlah kami dari kegelapan menuju cahaya, jauhkanlah kami dari perbuatan-perbuatan keji yang nampak maupun yang tersembunyi."
Aamin.
Sebelum kami memulai bahasan ini, ada dua poin yang ingin
kami tegaskan, pertama, kami tidak mengkritik UMI, tapi kami mengkritik oknum
Syiah di balik Seminar Internasional Syiah ini, kedua, kami tidak menolak
gagasan persatuan, tapi apalah gunanya kita bersatu kemudian kita berbeda
akidah, kalau dipaksakan justru yang akan terjadi hanya perpecahan yang semakin
melebar.
Kecurangan
Pertama: 'Sabda' Khomeini menjadi dasar
pijakan dan latar belakang diadakannya seminar ini.
Dalam brosur Seminar Internasional tersebut
perkataan-perkataan Khomeini menjadi dasar pijakan dilaksanakannya Seminar
Internasional ini. Kalau mengangkat tema persatuan mengapa dasar pijakannya
berasal dari satu pihak? kenapa pula bukan Al-Qur'an dan Hadis Rasulullah yang
dijadikan dasar pijakan? Ini fakta yang tak terbantahkan bahwa seminar
internasional ini hanyalah inisiatif dari satu pihak semata.
Kecurangan
Kedua: Tokoh-tokoh pembicara bukanlah tokoh
rujukan dan panutan dalam Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Salah seorang pemibacara dalam seminar itu menuturkan bahwa
oknum dalam suatu mazhab tidak bisa dijadikan rujukan untuk menilai mazhab itu.
Yang berhak dinilai adalah ulama muktabarnya, tokoh utamanya dan yang diakui
oleh pemeluk mazhab itu sendiri. Maka kami katakan, orang-orang seperti Umar
Shihab, DIn Syamsuddin, Nasaruddin Umar, Muh. Ghalib bukanlah orang-orang
rujukan dalam Ahlus Sunnah wal Jamaah. Perkataan mereka bukanlah patokan
kebenaran. Dan selama ini memang kita mengenal orang-orang tersebutlah yang pro
ke Syiah. Banyak perkataan-perkataan mereka yang membuat bingung masyarakat
terutama mengenai persoalan Sunni-Syiah.
Adanya pembicara 'ulama' Sunni dari Iran yang bernama
maulawi Ishak Madani membuat kami kaget, kami sebelumnya tidak tahu siapa dia,
bagaimana perannya dalam Ahlus Sunnnah wal Jamaah, apalagi dia berasal dari
Iran. Beliau bukanlah ulama rujukan dalam Ahlus Sunnah wal Jamaah. Sehingga
tidak pantas diambil ucapannya tentang persatuan Islam yang ingin menyatukan
Sunni dan Syiah.
Kenapa mereka yang diundang menjadi pembicara? bukankah
masih banyak tokoh Ahlus Sunnah wal Jamaah yang bisa menjadi pembicara selain
mereka?
Kecurangan
Ketiga: Penuh dengan simbol-simbol Syiah
Meja panitia di pelataran gedung Auditorium Al-Jibra UMI
banyak dijejali oleh buku-buku Syiah dari Rausyan Fikr dan lainnya. Buku IJABI
dibagikan bersamaan dengan sertikifikat internasional.
Padahal, ada seorang penanya di akhir acara yang menanyakan,
mengapa buletin LPPI "Solusi Menghadapi Gerakan Syiah" dibagikan
dalam acara itu, bukankah itu kegiatan yang akan memecah belah umat?
Itu menurut sang penanya, tapi kenapa buku-buku dari pihak
Syiah tidak dipertanyakan? yang justru menurut kami itulah yang akan memecah
belah umat, yang dulunya bersatu padu di atas satu akidah ahlus sunnah wal
jamaah, sekarang atau waktu yang akan datang, mereka akan menjadi Syiah.
Kecurangan
Keempat: Umar Shihab tidak layak mewakili MUI
Tanggal 3 Januari 2012, teguran MUI Pusat kepada Umar Shihab
telah keluar, dalam rapat
Dewan Pimpinan MUI Pusat hari Selasa, 9 shafar 1433 H/ 3 jan 2012 mengadakan
rapat rutin. Agendanya membahas masalah syiah. Hasilnya antara lain sbb :
Rapat memutuskan Umar Shihab (salah satu ketua MUI, bukan
ketua umum!) bersalah karena menyatakan Syiah tidak sesat dengan
mengatasnamakan institusi MUI. Yang berhak memberi statement adalah K.H. Ma’ruf
Amin (selaku koordinator Ketua II MUI) atau yg ditunjuk oleh Rapim DP MUI.
MUI tetap konsisten dengan Keputusan Rakernas MUI tgl 7
Maret 1984 tentang faham Syiah (yang berbeda dengan ahlussunnah dan wajib
diwaspadai).
Masih ada ketua MUI lainnya seperti Yunahar Ilyas, KH.
Chalil Ridwan dan lain-lain. Nampaknya pengaruh Syiah dalam seminar itu sangat
kuat sehingga yang diundang adalah pembicara-pembicara yang selama ini kita
kenal sebagai tokoh-tokoh yang nyeleneh.
Kecurangan
Kelima: LPPI tidak diundang
Jika niat mereka benar ingin bersatu dengan kita, mengapa
mereka tidak mengundang LPPI? yang selama ini dikenal berseberangan dengan
aliran-aliran sesat, terutama Syiah. Padahal organisasi lain diundang seperti
Muhammadiyah, NU, UIN Alauddin, Unismuh, STAIN Pare-pare dan lain-lain.
Adapun kehadiran Ust. Said beserta rombongan bukanlah atas
nama LPPI. Ust Said hadir sebagai utusan PW. Muhammadiyah Sulsel, dan kami
beserta rekan-rekan lainnya mendaftar terlebih dahulu untuk bisa ikut dalam
seminar tersebut yang dibatasi hanya berjumlah 700 orang. Yang ingin ikut dan
tidak terdaftar diminta biaya sebesar Rp. 100.000,-
Bukankah ini seminar yang akan menyatukan umat Islam?
Kecurangan
Keenam: Seminar tidak layak menghasilkan
rekomendasi
Yang pantas mengeluarkan rekomendasi adalah konferensi atau
ijtima' yang di dalamnya memiliki komisi-komisi yang membahas berbagai masalah,
yang pada akhirnya dikumpulkan dan dibuatkan rekomendasi.
Seminar semacam itu hanya berhak mengumpulkan makalah para
pemateri dan kemudian membukukannya, seperti yang telah dilakukan LPPI Jakarta
pada tahun 1997 dalam seminar nasional sehari tentang Syiah di Aula Masjid
Istiqlal.
Kecurangan
Ketujuh: Kesimpulan yang tidak berimbang
Dalam sesi tanya-jawab acara tersebut ada sekitar tujuh
penanya. Empat di antara mereka menolak persatuan Sunni-Syiah dan menolak untuk
mengakui kebenaran Syiah. Mereka adalah Ust. H. Rahmat Abdur Rahman, ketua MUI
Makassar, Dr. Yusri, Dosen Unismuh, Ust. Muh Said Abd. Shamad, Lc, PW.
Muhammadiyah Sulsel dan seorang hafiz dari Universitas Muslim Indonesia
sendiri.
Salah satu dari empat penanya yang kami kutipkan di sini
adalah ungkapan Ust. Rahmat Abdurrahman, Lc, M.A. Dalam acara itu Ketua MUI Makassar tersebut mengatakan, “Persatuan tanpa
kejujuran adalah pemanis bibir belaka, saya ulangi, persatuan tanpa kejujuran
adalah pemanis bibir belaka. Al
Wihdatu biduni ash-shidq faqat fil lisan. Jika Syiah ingin bersatu dan jalan
bersama syaratnya adalah stop cela sahabat. Jangan cela dan maki mereka. karena
kami dididik dari kecil untuk memuliakan mereka, bukan karena sosoknya, tapi
karena perjuangannya membela Islam, berjuang di samping Nabi Muhammad saw. dan
kami minta maaf, kami tidak bisa mengakui kebenaran Syiah, karena itu akidah
kami untuk mencintai sahabat-sahabat Rasulullah saw.”,
Pembacaan rekomendasi yang sangat pro Syiah (mempersatukan
Sunni-Syiah) setelah sesi tanya-jawab itu seakan-akan tidak melihat sedikitpun
kepada pendapat-pendapat empat penanya tadi.
Kecurangan
Kedelapan: Rekomendasi pesanan
Kalaupun memang dalam seminar Internasional itu dipaksakan
menghasilkan rekomendasi hendaknya dibuat pada acara itu. Mestinya ada tim
pembuat rekomendasi yang dibentuk dalam acara itu. Namun anehnya, setelah
tanya-jawab itu, rekomendasi tersebut langsung dibacakan tanpa sepengetahuan
peserta kapan dibuatnya?
Menurut rekan
kami, seminar internasional ini lebih layak dikatakan, "Obrolan Warung
Kopi Internasional" karena dari semua pemateri di ai atas, tidak satupun yang membawakan makalah.
Seminar tanpa makalah adalah omong kosong belaka.
Inilah delapan fakta kecurangan Seminar Internasional Syiah
yang dapat kami ungkap. (Muh. Istiqamah/lppimakassar.com)
Tolak
Seminar Syiah Internasional, FPI, MMI & Wahdah Islamiyah Datangi Kampus UMI
Makassar
Publikasi: Selasa, 21 Zulhijjah 1433 H / 6 November 2012
09:57 WIB
Ratusan
Massa Front Pembela Islam (FPI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) dan Wahdah
Islamiyah beserta sejumlah Mahasiswa Islam mendatangi kampus Universitas Muslim
Indonesia (UMI) Makassar untuk menolak acara seminar Internasional “Persatuan
Dunia Islam” yang diadakan oleh UMI Makassar bersama Kedutaan Besar Iran untuk
Indonesia.
“Kami menentang acara persatuan sunni-syiah. Tidak mungkin,
akidah kami yang mendoakan Sahabat dengan Radhiallahu ‘anhu disatukan dengan akidah yang mencaci
Sahabat dengan laknatullah,” kata Ketua FPI Makassar Ustadz Agus Salim kepada
arrahmah.com, Senin (5/11/2012).
Kata Ustadz Agus, FPI Makassar tidak mau kota Makassar dijadikan
markas penyebaran Syiah di Sulawesi Selatan. Bahkan penyebaran syiah di
Indonesia Timur. “Kita akan terus berusaha agar keberadaan syiah tidak menyebar
di Makassar,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua MMI Makassar, Ustadz Abdul Rauf
menceritakan kehadiran massa ormas Islam dikampus UMI awalnya berlangsung aman
dan damai. Massa juga sempat menaruh spanduk penolakan yang berbunyi “Menolak
Hadirnya Syiah di Makassar” dan berorasi di depan kampus tersebut. Bahkan,
pihak keamanan yang awalnya menghalangi mengizinkan 5 orang perwakilan ormas
Islam untuk masuk ke dalam aula seminar tersebut.
Namun, ketika perwakilan ormas Islam tersebut hendak masuk aula
untuk berdialog, Pembantu Rektor III (PUREK 3) UMI Makassar datang marah-marah
dan berteriak, “Siapa yang mengizinkan kalian masuk.”
“Ustadz dari DPW FPI langsung menjawab, Allah yang izinkan kami
masuk,” tutur Ustadz Ra’uf menirukan.
Sikap PUREK 3 yang tidak bersahabat dan emosional tersebut
memancing keributan dengan massa ormas Islam, sehingga massa ormas Islam
dikepung oleh aparat brimob dan TNI.
“Ada sejumlah mahasiswa Syiah ikut bergabung dengan aparat
Brimob dan TNI mengepung kita,” ungkap Ustadz Ra’uf.
Sementara itu, Ustadz Agus Salim juga mengungkapkan bahwa ia
sempat menghardik Purek 3 tersebut untuk tidak bersikap arogan.
“Jangan mengandalkan jabatan kamu, jadi arogan ke kita,”
lontarnya menirukan ucapan kepada Purek 3 UMI Makassar.
Terakhir, Ustadz Agus Salim, menghimbau untuk mewaspadai upaya
kaum Syiah yang hendak menyebarkan ajarannya dengan menggunakan bermacam cara,
termasuk memanfaatkan kampus.
“Kita harus hati-hati, mereka memang licik menggunakan otonomi
kampus, untuk berlindung dan menyebarkan ajarannya,” tandasnya.
Universitas Muslim Indonesia Makassar bekerjasama dengan
Kedutaan Republik Iran untuk Indonesia menyelenggarakan Seminar Internasional
Persatuan Dunia Islam dengan tema “Islam Rahmatan lil Alamin”, pada senin (5/11/2012)
di kampus UMI Makassar, Sulawesi Selatan.
Seminar tersebut menghadirkan Wakil Menteri Agama Nasaruddin
Umar, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, Rektor UMI Prof DR Hj
Masruroh Mokhtar, MA,NB , Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, KH Hasyim
Muzadi, tokoh Syiah Internasional Ayatullah M. Ali Tashkiri, Ulama
Sunni-Penasihat Presiden Iran untuk urusan Ahlussunah wal Jama’ah Maulawi Ishaq
Madani, dan Deputi Universitas Terbuka Iran, Dr Mazaher.
(Sumber: Salam-online.com)
by
Prof.Dr. Nasaruddin Umar (Wamen Kemenag RI) & "Keagungan Irfan dalam Islam" by Prof.Dr. Ali Akbari
(Guru besar irfan univ Iran)
Berdiri
Sekolah Tinggi Filsafat Islam Pertama “Berbau” Syiah
Oleh: arbi / Publikasi: Senin, 16 Juli 2012 03:24
Hidayatullah.com—Mengaku sempat
terseok-seok selama dua tahun akibat kendala perizinan, akhirnya Sekolah Tinggi
Filsafat Islam (STIF) Sadra resmi berdiri tahun ini.
Lembaga yang berdiri di bawah naungan Yayasan Hikmat Al Mustafa Jakarta ini diresmikan oleh Prof. M. Zein, selaku pewakilan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Kemenag.
Lembaga yang berdiri di bawah naungan Yayasan Hikmat Al Mustafa Jakarta ini diresmikan oleh Prof. M. Zein, selaku pewakilan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Kemenag.
Dalam pernyataannya,
M. Zein sempat memberikan apresiasi terhadap sekolah filsafat ini. Ia bahka
berharap STFI Sadra dapat menjadi kebanggaan umat Islam dalam mempelajari
filsafat, al-Qur’an dan Hadits.
“Rasulullah bersabda
ambillah hikmah dar imanapun asalnya,” ujarnya saat launching di Gedung
Sucofindo, Jakarta Selatan, Kamis, (12/07/2012) kemarin.
Acara dihadiri oleh
Wakil Menteri Agama, Prof Dr Nasarudin Umar dan Perwakilan Direktorat Pendidikan
Tinggi Islam Prof M. Zein. Juga dihadiri Dewan Penyantun STFI Sadra, Prof. Umar
Shihab, Ketua STFI Sadra Umar Shahab dan Direktur Mizan Dr Haidar Bagir, dan
sejumlah pembicara beserta undangan.
Sementara itu
Profesor Ahmad Fazeli, Ketua Yayasan Hikmat Al Mustafa turut berterimakasih
kepada Kementerian Agama (Kemenag) yang mengeluarkan izin sekolah filsafat ini.
Ia berharap smoga STFI Sadra memberikan sumbangan pemikir bagi perkembangan
negeri ini.
Beberapa dosen di
Sekolah ini di antaranya Prof. Dr. Mulyadhi Kartanegara, Prof Dr. Abdul Hadi
MM, Dr. Haidar Bagir (Mizan), Dr Umar Shahab, Dr. Muhsin Labib, Dr. Zainal
Abidin Bagir (Center for Religious and Cross-Cultural Studies/CRCS), Dr Donny
Gahral Adaian, Prof. Dr Rosikhon Anwar (Guru Besar Ilmu Al-Quran UIN Sunan
Gunung Djati Bandung) juga Dr. Khalid Walid, alumnus dari Hawzah Ilmiah Qom,
Iran.
Ahmad Jubaili, Ketua
Tim Perumus Kurikulum dikutip radio Iran, IRIB, mengatakan, kuliah yang disusun
dirancang secara integral, saling terkait. Kampus ini menurutnya merupakan
tempat kajian ilmiah yang merujuk pada Filsafat Mulla Sadra yang mampu
menggabungkan seluruh pendekatan keilmuan, terutama teologi, filsafat dan
Tasawuf.
Mulla Shadra
mempunyai nama lengkap Shadr al Din Muhammad Ibn Ibrahim Ibn Yahya Qawami al
Syiraz, seorang filsuf terbesar mazhab Syiah Imamiyah.
Sekolah ini
dikembangkan dengan model boarding (berasrama) yang direncanakan menampung
setiap tahun 80 mahasiwa laki-laki dan perempuan yang direkruit secara ketat
dari sekolah terbaik (SMA, Pesatren) di seluruh Indonesia. Mahasiswa yang lulus
seleksi di beri beasiswa secara penuh selama 7 tahun.
Sementara itu, Fahmi
Salim, MA, Wakil Sekjen Majelis (Waskjen) Intelektual dan Ulama Muda Indonesia,
serta Komisi Pengkajian di MUI Pusat mengatakan, dari bentuknya, lembaga ini
dinilai dekat dengan Syiah.
“Karena selama ini,
gerakan Syiah masuk melalui filsafat,” ujarnya kepada hidayatullah.com, Jumat
(13/07/2012) siang.*
,
Sunni-Syiah Indonesia
Dideklarasikan
Posted
by KabarNet pada 20/05/2011
Untuk pertamakalinya di dunia, aliran Islam Sunni dan Syiah
tergabung dalam institusi resmi di Indonesia. Organisasi dengan nama Majelis
Ukhuwah Sunni-Syiah Indonesia (Muhsin) akan dideklarasikan di Masjid Akbar
Kemayoran, Jalan Benyamin Sueb, Jakarta Pusat.
“Ini
pertama kalinya di dunia, organisasi gabungan antara Syiah dan Ahlussunah
(Sunni),” kata penggagas Majelis Ukhuwah Sunni-Syiah Indonesia (Muhsin),
Jalaluddin Rahmat dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Jumat 20 Mei 2011.
Menurut
Jalaluddin, upaya untuk menyatukan dua organisasi besar ini tidak mudah. Ada
banyak hambatan dan pertentangan dari banyak pihak. Buktinya, kata dia,
sedianya acara ini digelar di Masjid Istiqlal pada bulan lalu. Tetapi, rencana
itu ditolak.
“Sampai
saat ini, semua undangan termasuk dari Kementerian Polhukam dipastikan hadir.
Hanya dari MUI (Majelis Ulama Indonesia) yang menolak hadir,” kata Jalaluddin.
Organisasi
Sunni-Syiah ini merupakan inisiatif dari Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia
(DMI) dan Pengurus Pusat Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (Ijabi). Karena di
seluruh dunia, dua aliran ini kerap bertentangan.
Sunni
atau Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah atau Ahlus-Sunnah wal Jama’ah adalah mereka
yang senantiasa tegak di atas Islam berdasarkan Al Qur’an dan hadits yang
shahih dengan pemahaman para sahabat Nabi. Sekitar 90 persen umat Muslim
sedunia merupakan kaum Sunni, dan 10 persen menganut aliran Syiah. Pengikut
Sunni sebagian besar berada di negara-negara Arab, seperti Arab Saudi, Bahran,
dan Qatar.
Sedangkan
Syiah ialah salah satu aliran atau mazhab dalam Islam yang mengikuti ajaran
Nabi Muhammad dan Ahlul Bait-nya (keluarga). Syi’ah menolak kepemimpinan dari
tiga Khalifah Sunni pertama seperti juga Sunni menolak Imam dari Imam Syi’ah.
Pengikut Syiah sebagian besar berada di negara Iran dan Irak.
“Seorang
tokoh di Mesir pernah membentuk institusi gabungan antara Sunni dan Syiah. Dia
adalah Hasan Albana. Tetapi, dia tewas dibunuh orang,” kata Jalaluddin. Meski demikian,
inisitaif Hasan Albana itu baru dalam tataran inisiatif secara individu.
Rencananya,
dalam deklarasi ini akan hadir Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi Kemenko
Polhukam, Laksma TNI Christina M Rantetana, dan Dirjen Bimas Islam Kementerian
Agama, Nasaruddin Umar. vivaNews
KH Ali
Musthofa Ya’qub: Ceramah Ulama Syi’ah Di Istiqlal Bisa Bahayakan Umat dan NKRI
KH
Ali Mustafa Yaqub dikenal sebagai tokoh Umat yang sangat lugas dan tegas dalam
membela Islam dan Umat Islam. Beliau juga tak segan mengingatkan bahaya Syiah
bagi Umat dan NKRI.
Pada November 2014, masjid Istiqlal pernah
'kecolongan' dimana ada ulama Syiah dari Iran yang memberikan ceramah di Masjid
Istiqlal. Kejadian yang sangat disesalkan KH Ali Mustafa Yaqub.
Imam
Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Dr. Ali Musthofa Ya’qub mengatakan ceramah ulama
Syiah di Masjid Istiqlal yang kini melahirkan keresahan Ahlus Sunnah sudah
masuk dalam kategori membahayakan NKRI.
“Memang benar, ada ulama Syi’ah dari Iran yang
memberikan ceramah di masjid Istiqlal hari Jum’at Kemarin. Cuma yang mempunyai
wewenang untuk memberikan izin itu bukan saya tetapi Badan Pelaksana Pengelola
Masjid Istiqlal di bawah pengawasan Kementerian Agama,” kata Kiai Musthofa saat
dimintai konfirmasi oleh hidayatullah.com, Sabtu (22/11/2014).
Menurutnya, ceramah salah satu ulama Syi’ah asal
Iran di Masjid Istiqlal hari Jum’at (21/11/2014) lalu telah membuat keresahan
kalangan umat Islam, khususnya Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.
Ceramah tokoh Syiah di Masjid Istiqlal hari Jumat
(21/11/2014)
Ceramah tokoh Syiah di Masjid Istiqlal hari Jumat
(21/11/2014)
Ia membenarkan bila acara itu diadakan di Masjid
Istiqlal pada hari Jumat kemarin, di mana ketika itu dirinya sedang ada urusan
ke Pontianak. Awalnya informasi yang ia terima ada dua tamu, satu imam Masjid
Kubah (Madinah), satunya lagi dari Iraq.
Rupanya setelah datang dari Pontianak dia baru
faham jika yang ceramah itu justru dari Iran, bukan dari Iraq.
Kepada hidayatullah.com Kiai Musthofa mengatakan
dirinya sudah berulangkali memberikan masukan kepada Badan Pengelola Pelaksana
Masjid Istiqlal untuk tidak memberikan kesempatan kepada ulama Syi’ah untuk
berceramah di Masjid Istiqlal karena hal itu hanya akan menimbulkan
kontroversi, kecuali hanya untuk melaksanakan shalat saja.
“Silahkan memberikan izin kepada tamu dari Iran
(orang-orang Syi’ah,red) untuk melaksanakan shalat di masjid Istiqlal tapi
jangan sampai memberikan kesempatan berceramah karena akan membahayakan umat
Islam,” tegasnya mengulang nasehatnya yang diberikan kepada Badan Pelaksana
Pengelola Masjid Istiqlal Jakarta. [Baca: Izin Ceramah
Syi’ah Di Istiqlal Wewenang Kemenag]
Apalagi menurut Kiai Musthofa, sudah jelas bahwa
Syi’ah sendiri merupakan ancaman terbesar yang membahayakan umat Islam,
khususnya NKRI. Jadi jangan sampai memberikan kesempatan kepada orang-orang
Syiah untuk angkat bicara berceramah di masjid Istiqlal.
Hanya saja nasehatnya sering tidak diindahkan.
Apalagi, kewenangan memberikan izin tamu-tamu internasional untuk berceramah di
masjid Istiqlal Jakarta dipegang oleh Ketua Badan Pengelola Pelaksana Masjid
Istiqlal, langsung dalam pengawasan Kementerian Agama Republik Indonesia
(Kemenag) RI, ujar Musthofa.
Begitulah sikap tegas KH Ali
Musthofa Ya’qub terhadap SYIAH, maka tidak heran kalau kalangan SYIAH sangat
bergembira atas digantinya KH Ali Musthofa Ya’qub dari jabatan Imam Besar
Masjid Istiqlal.
http://www.portalpiyungan.com/2016/01/kh-ali-mustafa-yaqub-ingatkan-bahaya.html
http://www.portalpiyungan.com/2016/01/kh-ali-mustafa-yaqub-ingatkan-bahaya.html
Awas! Jangan Berani Lecehkan Sahabat dan Keluarga Nabi di Negara ini
Khortum – Pemerintah Sudan kembali membuat gebrakan baru untuk menghadang aliran sesat. Baru-baru ini, negara Afrika Utara itu mengesahkan Undang-undang yang mengkriminalisasikan para pencela sahabat dan istri Nabi Muhammad SAW.
Dilansir dari portal akhbarak.net, Senin (26/01), Majelis
Nasional Sudan meloloskan undang-undang pelecehan sahabat, istri dan keluarga
Nabi Muhammad. Peraturan baru itu mengancam hukuman 5 tahun penjara hingga
hukuman mati bagi penghina sahabat Nabi.
Menurut kantor berita resmi Sudan, Sauna, Komite Legislasi,
Hukum dan HAM Sudah telah mengajukan proposal kepada Dewan untuk membuat
amandemen KUHP tahun 1991. Amandemen itu berisi kriminalisasi seluruh pelaku
penghinaan dan pelecehan terhadap para sahabat, istri dan keluarga Nabi.
Dalam Amandemen itu, pelaku penghinaan diancam hukuman lima
tahun penjara. Jika kembali melakukan, pelaku diancam hukuman mati.
Berdasarkan laporan Sauna, dalam KUHP tahun 1991 itu salah
satu pasalnya menyebutkan bahwa penghina agama dianggap murtad. Akan tetapi,
pasal itu bersifat umum. Sehingga, pasal itu dirinci dan disempurnakan dengan
mengkriminalkan pelaku penghina sahabat Nabi.
Pemerintah Sudan beberapa waktu terakhir berusaha
menghilangkan pengaruh Iran di negaranya. Sebelumnya, Pemerintah Sudan menutup
seluruh pusat kebudayaan Iran yang ada di ibukota dan cabang-cabang di kota
lain.
Iran dengan paham Syiah-nya dianggap membahayakan keutuhan
negara dan mengancam sosial serta ideologi bagi negara yang sebagian besar
penduduknya adalah Ahlussunnah. Selain itu, nasihat para ulama juga mendorong
pemerintah memproteksi diri dari paham Syiah.
Sumber: akhbarak.net
Penulis: Hunef
http://www.kiblat.net/2015/01/26/awas-jangan-berani-lecehkan-sahabat-dan-keluarga-nabi-di-negara-ini/
http://www.kiblat.net/2015/01/26/awas-jangan-berani-lecehkan-sahabat-dan-keluarga-nabi-di-negara-ini/
Berita yang sangat
menyakitkan bagi Umat Islam di Indonesia . Muslim Bumi Pertiwi akan siap - siap
menghadapi ancaman aliran sesat syiah yang kini sudah di berikan kekuatan
secara tidak lanngsung oleh Pemerintahan dolim yang kini berkuasa di negeri ini
. Umat Islam warga Ahlusunah Wal jamaah pada khususnya , bersiap - siaplah
untuk berperang melawan segala bentuk serangan musuh yang kini datang dari
setiap lini . Belum juga kita menang melawan kebiadaban kafir harbi , kelicikan
kaum munafiqin , kebangsatan kaum liberal , dan kini syiah makin berkuasa , dan
wahabi pun siap - siap menyusun kekuatan . Umat Islam harus menyiapkan diri
untuk melawan semua musuh - musuh Allah , entah itu yang terlihat atau
bersembunyi diketiak KTP yang bersetatus Islam .
Hari ini , ABI Ormas Syiah
mengadakan Muktamar II dikantor Kementerian Agama RI ..
Hari ini pula , warga Syiah yg bertahun2 mengungsi dinyatakan siap untuk
dipulangkan ke kampung halamannya di Sampang , bahkan Tajul Muluk jg sdh
dibebaskan ..
Hari ini pula , JK melalui Jubirnya meralat pernyataannya dan mengakui Syiah
sbg bagian dari agama Islam sehingga di KTPnya diperkenankan mengisi kolom
agama dgn Islam ..
dan hari ini pula ...
Wakil Menteri Agama RI Prof . DR . Nasaruddin Umar , MA yg saat ini sedang
berada di Qom , bersama sejumlah cendekiawan muslim dari berbagai negara sedang
mempresentasikan makalah hasil pembacaan dan pengkajiannya atas pemikiran
filosofi dan Qur ' ani Allamah Thabathabai , mufasir Syiah yg sangat dihormati
..
Dan hari ini juga ,, umat tdk lg peduli dgn kehancuran agamanya karena sibuk
memikirkan hidup yg semakin sulit akibat BBM & harga2 yg dinaikkan .
Padahal Jakarta kini sudah dipimpin oleh orang kafir ..
Kuatkan aqidah ..
Perbanyaklah istighfar dan amal soleh krn kita ummat terakhir ...
Sekuat tenaga dakwahkan ke orang disekitar anda tentang bahaya syiah .
Perbanyak doa utk keselamatan kita dan anak cucu kita dari rencana makar syiah
dinegri ini . sebagaimana mereka membantai orang2 ahlussunnah di suria , yaman
dll .
Red : Ren Muhammad Satriany
Sumber : FB Azzam Asadullah
http://www.renmuhammadsatriany.com/2015/10/muslim-indonesia-bersiap-diri.html
Red : Ren Muhammad Satriany
Sumber : FB Azzam Asadullah
http://www.renmuhammadsatriany.com/2015/10/muslim-indonesia-bersiap-diri.html
Dewan Ulama Senior Saudi: Yang Menghina Istri dan Sahabat Nabi, Kafir!
اللجنة الدائمة للإفتاء: سب
صحابة رسول الله أو التعرض لعرضه بقذف أزواجه جرم عظيم
Dewan Ulama Senior Saudi Sabtu lalu telah mengeluarkan
pernyataan yang menjelaskan barang siapa yang menghina istri-istri Nabi
Muhammad atau sahabat Nabi sebagai “orang kafir” dan menegaskan larangan
menghinakan tokoh-tokoh umat Islam yang dimuliakan.
Pernyataan, ditandatangani oleh semua anggota dewan,
dipimpin oleh Mufti besar kerajaan Syaikh Abdul Aziz Al al-Syaikh, dan
memperingatkan bahwa menghina istri nabi atau sahabat nabi adalah serangan
langsung tentang Islam.
“Menghormati keluarga nabi dan sahabat nabi merupakan
bagian dari Islam dan mereka yang tidak mematuhi ini bukan muslim,” kata
pernyataan tersebut.
Pernyataan itu mengutip ayat-ayat dari Al-Quran yang
menunjukkan kewajiban menghormati istri-istri Nabi Muhammad.
Karena ada beberapa ayat dalam Al-Quran menceritakan
tentang istri nabi ummul mukminin Aisyah, dan dirinya patut untuk dihormati dan
“siapa pun yang menghina istri nabi berarti telah melanggar perintah Al-Quran
dan dengan demikian mereka telah menjadi orang kafir,” menurut pernyataan itu.
Pernyataan itu menambahkan bahwa hal serupa berlaku
untuk sahabat nabi karena kedekatan mereka dengan Nabi Muhammad SAW dan wajib
umat Islam untuk menghormati sahabat Nabi.
Pernyataan tersebut mengutip sebuah insiden ketika
Nabi ditanya tentang perempuan yang paling dekat dalam hatinya dan ia menjawab,
Aisyah. Ketika ditanya tentang laki-laki yang terdekat, Nabi menjawab “Ayahnya
Aisyah (Abu Bakar).”
Pernyataan dewan ulama senior Saudi ini datang setelah
beberapa insiden di mana ulama Syi’ah semakin memperlihatkan ketidakhormatan
mereka terhadap Aisyah, Ra dan sahabat nabi. Yang paling terakhir ini adalah
kasus ulama Syi’ah Yassir Habib yang kewarganegaraan Kuwaitnya telah dicabut.
Pernyataan tersebut juga menunjuk Aisyah sebagai
“Ummul Mukminin,” karena dirinya memiliki pengetahuan yang mendalam dalam
urusan agama, dan dalam sejarah Aisyah, Ra dianggap sebagai salah satu yang
paling berpengetahuan di mana para sahabat nabi sering meminta nasehatnya.
“Jumlah hadits nabi yang disampaikan oleh Aisyah, Ra
adalah yang terbesar di antara seluruh istri nabi,” kata pernyataan itu.
Pernyataan itu juga menyebutkan kejadian di mana
Aisyah, Ra telah dituduh berzina sehingga turun beberapa ayat Al-Quran ke atas
Nabi Muhammad untuk mengkonfirmasi bahwa Aisyah, ra tidak bersalah serta
menetapkan aturan untuk membuktikan kasus seperti itu, harus memiliki empat
orang saksi.(fq/aby)
Eramuslim, Senin, 11 Oct 2010
(nahimunkar.com)
اللجنة الدائمة للإفتاء: سب صحابة رسول الله أو التعرض
لعرضه بقذف أزواجه جرم عظيم
10/10/2010 03:04
(nahimunkar.com)