Sunday, January 24, 2016

Nasaruddin Umar : Pemerintah Akan Mengawasi Gerakan Anti-Syiah. Menteri Agama : Hina Sahabat ( Istri ? ) Nabi Muhammad Menistakan Agama Atau Tidak ? Di Saudi/Sudan/Pakistan, Dihukum Sangat Berat Dan Jadi Benalu Negara. Malaysia/Brunei Larang Syiah.


Lukman:Hina Sahabat Rasul Apa Menistakan Agama?

Jum'at, 27 Februari 2015 | 05:28 Wib
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan rancangan Undang-Undang Perlindungan Umat Beragama yang sedang dibuat lembaganya juga bakal mengatur batas dan arti penistaan agama. Rancangan itu bakal menyempurnakan Undang-Undang Nomor 1/PNPS/Tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan Penodaan Agama.
Lukman menilai di dalam undang-undang tersebut masih ada kekosongan hukum. Undang-Undang Tahun 1965 itu menyebutkan bahwa penyimpangan adalah hal yang melenceng dari pokok-pokok agama. "Yang dimaksud dengan pokok-pokok itu tidak disebutkan di sana," kata Lukman di kantornya di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Kamis, 26 Februari 2015.

Lukman mencontohkan, jika dia menghina sahabat Nabi Muhammad, apakah tindakan itu masuk kategori pelecehan agama atau tidak. Atau, kata dia, itu masuk dalam masalah perbedaan agama. "Ini pokok atau cabang dari sebuah kepercayaan?" katanya. Hingga kini masih belum jelas definisi suatu perbuatan dicap mendustakan dan menistakan agama.

Semisal juga masalah salat. Di Jombang, Jawa Timur, ada yang mendeklarasikan salat tiga waktu saja. "Yang ini menghina Islam atau sekedar perbedaan mahzab fiqih juga belum jelas," ucapnya. Contoh lain adanya spanduk yang bertuliskan menolak syiah atau wahabi. Menurut Lukman, hukum formalnya belum jelas apakah itu termasuk ekpresi kekebasan beragama atau sudah menghina. ( diputar-putar )

Lukaman memastikan rancangan aturan ini tak akan masuk ke wilayah peribadatan atau akidah, yang menjadi domain pemuka agama. Pemerintah hanya mengatur pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan agama agar antarumat beragama tak saling merasa terganggu. Rancangan yang ditargetkan rampung April ini juga bakal mengatur tentang pengadministrasian agama. ???

Adanya definisi baku tentang agama, ujar Lukman, negara memiliki data untuk menjamin, melindungi, dan melayani setiap umat beragama. Polisi misalnya, menurut Lukman, hingga saat ini tak cakap mengelola konflik yang melibatkan agama. "Karena regulasinya memang tak cukup," kata dia. Sehingga, agama malah menjadi akar penyebab konflik.

Lukman menilai langkah membuat rancangan ini tepat. Musababnya, potensi konflik atas dasar agama selama ini hanya disimpan. "Jangan diletakkan di bawah karpet. Harus ada konsensus," kata dia. Ia sadar rancangan yang masih dirahasiakan naskahnya ini tak akan bisa memuaskan semua pihak. "Tapi setidaknya ada titik optimal yang kita pahami."

Akademisi dari Universitas Paramadina Yudi Latif meminta pemerintah melindungi warganya hingga di level individu. Terhadap keyakinan yang tak mengganggu ketertiban umum, sepeti Sunda Wiwitan, Yudi ingin agar pemerintah melindungi eksistensinya. Yudi mengibaratkan agama sebagai anggur. "Ia bisa menghangatkan. Juga bisa membuat gila."

Nasaruddin Umar : Pemerintahakan mengawasi gerakan anti-Syiah.

Pemerintah akan memantau kelompok-kelompok anti-Syiah di daerah Jawa Barat dan Jawa Timur dengan “sangat serius”, Wakil Menteri Agama Prof. DR. Nasaruddin Umar memperingatkan.
Nasaruddin mengatakan bahwa melarang mazhab Syiah akan menjadi “masalah yang sangat serius”, dengan alasan bahwa negara-negara Muslim bahkan yang konservatif seperti Arab Saudi tidak melarang perbedaan denominasi/mazhab.
Gerakan anti Syi’ah sudah mulai tersistematis dengan banyak sponsor dan kepentingan di dalamnya, NKRI dan kedamaian antar umat dan sesama pemeluk mazhab adalah harga mati jangan sampai negeri ini terkoyak dan berdarah-darah hanya karena perbedaan mazhab. Kita tak ingin seperti Pakistan dimana sengketa mazhab menjadi ajang baru perang saudara dan pembantaian demi pembantaian terjadi setiap hari dan pemerintah tak mampu menemukan formula yang tepat dalam menyelesaikan konflik-konflik bernuasa sektarian tersebut.
Anarkhisme Sampang, Fatwa Sesat MUI Sampang, sampai yang terakhir MUSYAWARAH ‘ULAMA DAN UMMAT ISLAM INDONESIA KE-2 di MASJID AL-FAJR, BANDUNG – JAWA BARAT, AHAD 30 JUMADAL AWWAL 1433/22 APRIL 2012“MERUMUSKAN LANGKAH STRATEGIS UNTUK MENYIKAPI PENYESATAN DAN PENGHINAAN PARA PENGANUT SYI’AH”.Sekitar 200 ulama dari berbagai daerah berkumpul di masjid Al Fajr-Kota Bandung,Ahad (22/4), menghadiri undangan Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) dalam acara Musyawarah ‘Ulama dan Ummat Islam Indonesia ke-2 dengan agenda “Merumuskan Langkah Strategis Untuk Menyikapi Penyesatan dan Penghinaan Para Penganut Syi’ah”. Ulama-ulama tersebut dari berbagai pesantren dan ormas Islam seperti Persis, Muhamadiyah, NU, Hidayatullah, Al Irsyad, DDII, PUI, termasuk MUI Pusat.Musyawarah ini juga dihadiri Wali Kota Bandung, Dada Rosada dan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawawan Lc. Hasil Musyawarah disepakati Hanya Ada Satu Kata Syi’ah Sesat dan di Luar Islam.
Indonesia sebagai negeri berpenduduk Muslim terbesar sangatlah strategis apabila tak diantisipasi sejak dini maka makar dan agenda tersembunyi Zionis dan Salibis Internasional untuk melemahkan Islam dari dalam cepat atau lambat pasti akan terjadi dengan tetap konsisten menyokong setiap gerakan yang menyulut perbedaan mazhab. Disintegrasi dan konflik yang lebih luas hanya tinggal menunggu waktu saja dan negeri ini akan menjadi negeri yang porak-poranda.
“Kita juga harus berhati-hati dengan masalah ini, karena dapat mengganggu hubungan kita dengan negara-negara seperti Iran, yang mayoritas warganya yang memeluk Islam Syiah,” katanya dalam menanggapi sentimen anti-Syiah di Jawa Barat dan Jawa Timur. ( Malaysia/Brunei berani ! )
Di Jawa Timur, beberapa ulama Sunni di Madura dan daerah lainnya di provinsi ini telah meminta pemerintah daerah untuk mengeluarkan peraturan yang membatasi penyebaran Islam Syiah, dengan alasan bahwa sekte tersebut “cocok” dengan kriteria sesat yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia pada tahun 2007.
Desember lalu, ratusan orang membakar empat rumah, masjid dan fasilitas lain di sebuah Pondok Pesantren yang dikelola oleh Tajul Muluk, pemimpin Syiah di Sampang. Tajul sendiri sekarang menghadapi persidangan atas tuduhan “penistaan agama”.
Di Jawa Barat, ulama Sunni telah memperingatkan masyarakat untuk “mencegah” penyebaran Syiah di daerah tersebut.
Nasaruddin, dosen tafsir al-Quran, mengatakan bahwa sementara semua warga negara bebas untuk mengusulkan peraturan untuk pemerintah daerah, selama usulan peraturan tidak bertentangan dengan konstitusi.
Menanggapi keluhan dari peraturan yang membatasi ajaran agama, terutama orang-orang dari sekte Ahmadiyah, Kementerian Dalam Negeri telah mengatakan mereka tidak melanggar konstitusi dan undang-undang otonomi daerah.
Dihubungi secara terpisah, akademisi Muslim Komaruddin Hidayat mengatakan bahwa pengikut Syiah selalu menjadi bagian dari sejarah Islam, dan mengatakan bahwa orang yang memperdebatkan keberadaan Syiah sebagai orang yang “tidak pernah belajar sejarah”.
“Pengikut Syiah di masa lalu banyak memberikan kontribusi kepada Islam, terutama dalam hal ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, ulama Sunni, termasuk di Arab Saudi, tidak pernah memperdebatkan keberadaan mereka,” katanya.
Dia mendesak pemerintah untuk melindungi pengikut Syiah dari serangan apapun, dan mengatakan bahwa pemerintah harus menjaga kerukunan antar-iman dengan mencegah peraturan yang bisa menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) Said Aqil Siradj mengatakan bahwa sekalipun ajaran Syiah memiliki beberapa perbedaan dengan arus utama Islam di Indonesia, NU tidak akan pernah meminta pemerintah untuk melarang pengikut Syiah.
“Nabi Muhammad telah memperingatkan kita bahwa bagaimanapun juga kita tidak boleh bertengkar satu sama lain karena perbedaan-perbedaan kita,” kata kang Said kepada The Jakarta Post (Sabtu, 5 Mei 2012).

MUI Mengusulkan Pemerintah MengawasiGerakan Syiah

Salah satu rekomendasi Munas (Musyawarah Nasional) ke-9 MUI adalah pengkajian masalah Syiah di Indonesia.
“Pemerintah harus membuat kajian secara mendalam terhadap Syiah di negeri ini,” ungkap anggota Komisi Bidang Fatwa MUI, Prof Dr Hasanuddin, pada akhir Agustus lalu.
Para ulama MUI menilai, langkah tadi  mendesak dilakukan menyusul maraknya penolakan terhadap Syiah.

Dalam forum laporan dan pengesahan hasil kerja komisi-komisi, forum pleno yang dipimpin Slamet Effendy Yusuf pun menerima rekomendasi tersebut.

“Artinya persoalan ini harus mendapatkan perhatian bersama, dan khususnya jajaran pengurus MUI untuk dapat menindaklanjuti rekomendasi ini,” tambahnya.

Artikel terkait :
SYIAH Bergembira Digantinya KH Ali Mustafa Yaqub Sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal
Innalillahi.. Menag Lukman Angkat Nasaruddin Umar Penyanjung Anand Krishna Jadi Imam Besar Masjid Istiqlal
Nasaruddin Umar, Tokoh Islam Liberal Diangkat Jadi Imam Besar Masjid Istiqlal
Kafirnya Orang yang Mencela Sahabat Nabi
SYIAH MENGELABUHI SUNNI MAKASSAR 
Tidak Peduli Desakan Internasional, Malaysia/Brunei Berani Melarang Syiah, Singapura Perlakukan Syi'ah Dan Ahmadiyah Bukan Bagian Dari Islam. Indonesia Kapan/Takut ??!
[ Siapa akan menyusul "hasan syahatah" ] mengapa pencaci sahabat dan istri rasul itu dibunuh !!!
kenapa di Indonesia "model hasan syahatah" dibiarkan bebas dan lebih beringas ?
Kafirnya Orang yang Mencela Sahabat Nabi

SYIAH INDONESIA BERSORAK SORAI

syiah-di-depag
17 November 2014
begitulah kesan dari perkembangan yang ada di tanah air. salah satunya bisa anda baca sebagai berikut:
status fb Ismail Amin :
begitulah kesan dari perkembangan yang ada di tanah air. salah satunya bisa anda baca sebagai berikut:
status fb Ismail Amin :
Sobat2 yang baik…
Hari ini, ABI Ormas Islam Syiah mengadakan Muktamar II dikantor Kementerian Agama RI…
Hari ini pula, warga Syiah yg bertahun2 mengungsi dinyatakan siap untuk dipulangkan dikampung halamannya di Sampang… bahkan ust. Tajul Muluk jg sdh dibebaskan…
Hari ini pula, JK melalui Jubirnya meralat pernyataannya dan mengakui Syiah bagian dari Islam sehingga di KTPnya diperkenankan mengisi kolom agama dgn Islam…
dan hari ini pula…
Wakil Menteri Agama RI Prof. DR. Nasaruddin Umar, MA yg saat ini sedang berada di Qom, bersama sejumlah cendekiawan muslim dari berbagai negara sedang mempresentasekan makalah hasil pembacaan dan pengkajiannya atas pemikiran filosofi dan Qur’ani Allamah Thabathabai rahimahullah..
hari ini, hari yang mngharukan :’)
Happy Ied Jum’at Mubarak…
kita katakan: pertarungan antara hak dan batil adalah isi dunia, dalam setiap pergumulan kebatilan selalu berada di atas dan lantang, namun tidak lebih dari sekedar buih. sebentar lagi akan lenyap dan yang tinggal di bumi adalah yang bermanfaat yaitu al=Haq.

Nasarudin Umar: “Semua Kitab Suci Bias Gender!”

Dalam studi Al-Qur’an kontemporer, Al-Qur’an diasumsikan sebagai produk sebuah budaya tertentu (muntâj tsaqâfi). Artinya, beberapa kandungan Al-Qur’an ditegaskan sebagai refleksi atas persentuhannya dengan kondisi sosial-budaya di mana Al-Quran diturunkan. Untuk itu, selain diyakini mengandung ajaran-ajaran universal dari Allah, Al-Qur’an juga dianggap berhasil berdamai dengan beberapa tradisi setempat dan ketika itu (tradisi Arab).
Persoalan kemudian muncul ketika tradisi tersebut sudah tak sesuai lagi dengan semangat zaman sekarang. Misalnya kita lihat dalam persoalan-persoalan perempuan. Padahal kitab suci sudah berkompromi, bahkan dalam beberapa hal mengakomodasinya. Bagaimana mengurai persoalan keterkaitan antara kitab suci dan unsur budaya ini?
............................................dst
Itu spesifik untuk meneliti topik perempun?
Ya. Saya konsisten pada bidang itu. Saya mencoba memahami pelbagai kitab suci untuk mengetahui bagaimana pandangan kitab suci-kitab suci terhadap perempuan. Ironisnya, yang saya temukan, bukan hanya di dalam Al-Qur’an yang tidak memberikan tempat yang layak terhadap perempuan, tapi juga Bible dan kitab-kitab suci agama lainnya, seperti kitab Konghucu dan Budha, bahkan kitab klasik seperti Talmud. ..........................................................................dst
Menurut saya, dalam Al-Qur’an itu ada persoalan yang dituntaskan, dan ada yang belum tuntas. Misalnya soal riba dan minuman keras. Bahasannya tuntas sampai titik zero: haram bagi riba dan minuman keras. Tapi juga ada persoalan yang bertahap, belum sampai pada titik zero, misalnya soal perbudakan.
......................................................................dst
Tapi ironisnya mengapa tidak ada ulama Islam yang memelopori perngharaman perbudakan, tapi justru UU Amerika yang pertama kali melarangnya di bawah Lincoln.
Itulah persoalannya. Kalau kita tarik seperti garis lurus, persoalan ini seperti piramida terbalik. Belum sampai pada ujung persoalan, Al-Qur’an sudah terhenti dengan wafatnya nabi. Tapi kalau logikanya kita tarik ke bawah, kita akan tiba pada sebuah titik di mana sesungguhnya perbudakan itu akan dihapuskan oleh konsep Al-Qur’an. Bisa dibayangkan, tidak mungkin akan ada budak lagi, kalau setiap pelaku kriminal tertentu dalam agama harus membebaskan budak.
Itu tadi soal perbudakan yang evolusinya positif. Tapi dalam soal perempuan nampaknya berbeda. Pada periode akhir hidupnya, Nabi malah terlihat sangat protektif terhadap perempuan. Misalnya dengan turunnya ayat-ayat hijab.
Kenapa pada masa akhir hidupnya Nabi malah menampilkan proteksi terhadap perempuan? Kita jangan lupa tentang peristiwa yang sangat penting untuk kita kaji dalam konteks ini, yaitu apa yang biasa disebut haditsul ifk, tuduhan bohong. Yaitu tentang tuduhan Aisyah berselingkuh oleh seorang munafik.
Jadi, apa yang disebut “skandal Aisyah” menurut versi Barat itu, menyebabkan nabi berindak protektif terhadap perempuan. Sesungguhnya kalau kita lihat di surat Al-Ahzab, proteksinya juga bukan pada semua perempuan, tapi khusus pada keluarga nabi sendiri. Jadi kepada istri dan keluarga dekatnya, ahlul bait, tidak universal berlaku untuk seluruh perempuan. ???????
..............................................................................dst
Artinya di sini nalar publik bisa saja menganulir beberapa teks yang misoginis terhadap perempuan?
Terutama penafsirannya. Jadi bukan teks kitab sucinya, karena teks kitab suci yang sangat rill sebetulnya sangat sedikit. Banyak sekali yang kita sangka kitab suci, padahal sesungguhnya bukan kitab suci. Lain kitab fikih, lain kitab suci. Bahkan lain tafsir, lain pula Al-Qur’an; lain terjemah, lain pula Al-Qurannya. Sebab, potensi reduksi akan selalu ada ketika kita menerjemahkan Al-Qur’an; apakah terjemahan ke dalam bahasa Indonesia, ataupun bahasa lainnya.
Demi melihat studi-studi Al-Qur’an kontemporer tantang perempuan, bagaimana Anda melihat prospek keadilan gender?
Sejauh yang saya pelajari, Al-Qur’an memberikan kebebasan luar biasa terhadap perempuan. Makanya dalam beberapa penelitian tentang kitab suci ditegaskan, tidak ada sistem nilai yang memberi pengakuan luar biasa terhadap perempuan selain sistim nilai yang dikandung Al-Qur’an.
Itu dikatakan juga oleh teman saya yang sekular dan non-Islam yang bukunya tersohor dimana-mana. Jadi dengan objekitf kalau kita melihat konteksnya, Al-Qur’anlah satu-satunya sistem nilai yang paling pertama memberi pengakuan terhadap hak-hak perempuan.
Dibandingkan dengan kitab-kitab suci lainnya?
Ya. Mungkin persoalannya karena kita sekarang langsung mengonfirmasikannya dengan persaolan-persoalan seperti warisan perempuan yang satu berbanding dua laki-laki, persaksiannya juga satu banding dua, akikahnya juga satu kambing (untuk perempuan) berbanding dua (untuk laki-laki), ketidakbolehan perempuan menjadi pemimpin, dan soal hak talak yang lebih rumit. Mungkin juga karena kalau kita baca kitab-kitab fikih, perempuan adalah subordinasi laki-laki. Jadi seolah-olah Islam menempatkan perempuan itu di kelas dua.
Mana perbandingannya dengan kitab lain?
Saya pernah membaca teks suci yang paling tua, yaitu teks hukum Hammurabi (Hammurabi code). Teks ini luar biasa berumur, sejak sekitar 3500 SM. Teks aslinya lalu saya foto copy. Dalam sebuah pasalnya disebutkan, kalau seorang suami meninggal, maka ia harus disusul istrrinya. Perempuan juga tidak berhak melangsungkan akad perjanjian. Hak akad perjanjian hanya ada pada laki-laki, perempuan tidak boleh. Bayangkan saja!
http://islamlib.com/gagasan/nasarudin-umar-semua-kitab-suci-bias-gender/

Imam Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar & Kasus Korupsi Al-Quran Yang Belum Tuntas

by Hanny Kristianto

Apa kabar kasus Korupsi Alqur'an di KPK yang melibatkan Nasaruddin Umar Imam Besar Masjid Istiqlal yang baru ini?

Bukankah seorang imam besar masjid itu harus orang yang benar-benar bisa dipercaya ilmu agamanya dan tingkat ke sholehannya?

Bukankah seorang Imam Besar Masjid harus bersih dan tidak terlibat segala kasus, apalagi kasus korupsi Alqur'an?

Apakah dugaan korupsi ini akan diselesaikan oleh KPK dan bukankah seharusnya Menteri Agama berskonsultasi dengan para ulama dalam mengangkat seorang imam besar masjid Istiqlal?

Membaca banyak berita dimedia mengenai hal ini bahwa:

Komisi Pemberantasan Korupsi telah mengantongi bukti dugaan keterlibatan Wakil Menteri Agama (Wamenag), Nasaruddin Umar dalam perkara proyek pengadaan Al Quran tahun 2011-2012 dan IT laboratorium komputer tahun 2011 di Kementerian Agama (Kemenag).

Bukti itu antara lain adalah soal percakapan antara terdakwa Zulkarnaen Djabar dengan Nasaruddin Umar.

Sumber berita:

http://nasional.kompas.com/read/2012/07/18/14052074/kpk.akan.panggil.wamenag.nasaruddin.umar
http://nasional.tempo.co/read/news/2013/06/15/063488483/wamenag-akui-sarankan-djabar-hubungi-ketua-lelang
http://www.tribunnews.com/nasional/2013/11/29/penyidik-terlusuri-peran-nasaruddin-umar-terkait-kasus-korupsi-pengadaan-alquran
http://www.rmol.co/read/2013/06/28/116445/KPK-Gali-Keterlibatan-Prof.-Nasaruddin-Umar-Lewat-Politisi-Golkar
https://www.nahimunkar.com/divonis-8-tahun-terdakwa-korupsi-al-quran-cokot-wamenag-nasaruddin-umar/
Ahmad Jauhari Sebut Wamenag Terlibat Korupsi Alquran ( Mantan Direktur Urusan Agama Islam dan Pejabat Pembinaan Syariah Ditjen Bimas Islam Kemenag )
Nasaruddin Umar, Wamenag Terlibat Korupsi Al Quran (Dalam surat dakwaan milk Ahmad Jauhari yang dibacakan dalam sidang di Pengadilan Tipikor )
Saksi Sebut Nazaruddin Umar Yang Setujui Penambahan Anggaran
Wamenag Bantah Terlibat Korupsi Al Quran  
SABTU, 15 JUNI 2013 | 10:12 WIB

Semoga ada kejelasan dari kasus korupsi ini dan dukungan para ulama sehingga tidak membingungkan umat.. 

Mari kita berdoa:

"Ya Allah, satukanlah hati-hati kami, perbaikilah hubungan di antara sesama kami, tunjukkanlah kami kepada jalan-jalan keselamatan, selamatkanlah kami dari kegelapan menuju cahaya, jauhkanlah kami dari perbuatan-perbuatan keji yang nampak maupun yang tersembunyi."
Aamin. 



Sebelum kami memulai bahasan ini, ada dua poin yang ingin kami tegaskan, pertama, kami tidak mengkritik UMI, tapi kami mengkritik oknum Syiah di balik Seminar Internasional Syiah ini, kedua, kami tidak menolak gagasan persatuan, tapi apalah gunanya kita bersatu kemudian kita berbeda akidah, kalau dipaksakan justru yang akan terjadi hanya perpecahan yang semakin melebar.
Kecurangan Pertama: 'Sabda' Khomeini menjadi dasar pijakan dan latar belakang diadakannya seminar ini. 
Dalam brosur Seminar Internasional tersebut perkataan-perkataan Khomeini menjadi dasar pijakan dilaksanakannya Seminar Internasional ini. Kalau mengangkat tema persatuan mengapa dasar pijakannya berasal dari satu pihak? kenapa pula bukan Al-Qur'an dan Hadis Rasulullah yang dijadikan dasar pijakan? Ini fakta yang tak terbantahkan bahwa seminar internasional ini hanyalah inisiatif dari satu pihak semata.
Kecurangan Kedua: Tokoh-tokoh pembicara bukanlah tokoh rujukan dan panutan dalam Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Salah seorang pemibacara dalam seminar itu menuturkan bahwa oknum dalam suatu mazhab tidak bisa dijadikan rujukan untuk menilai mazhab itu. Yang berhak dinilai adalah ulama muktabarnya, tokoh utamanya dan yang diakui oleh pemeluk mazhab itu sendiri. Maka kami katakan, orang-orang seperti Umar Shihab, DIn Syamsuddin, Nasaruddin Umar, Muh. Ghalib bukanlah orang-orang rujukan dalam Ahlus Sunnah wal Jamaah. Perkataan mereka bukanlah patokan kebenaran. Dan selama ini memang kita mengenal orang-orang tersebutlah yang pro ke Syiah. Banyak perkataan-perkataan mereka yang membuat bingung masyarakat terutama mengenai persoalan Sunni-Syiah.
Adanya pembicara 'ulama' Sunni dari Iran yang bernama maulawi Ishak Madani membuat kami kaget, kami sebelumnya tidak tahu siapa dia, bagaimana perannya dalam Ahlus Sunnnah wal Jamaah, apalagi dia berasal dari Iran. Beliau bukanlah ulama rujukan dalam Ahlus Sunnah wal Jamaah. Sehingga tidak pantas diambil ucapannya tentang persatuan Islam yang ingin menyatukan Sunni dan Syiah.
Kenapa mereka yang diundang menjadi pembicara? bukankah masih banyak tokoh Ahlus Sunnah wal Jamaah yang bisa menjadi pembicara selain mereka?
Kecurangan Ketiga: Penuh dengan simbol-simbol Syiah
Meja panitia di pelataran gedung Auditorium Al-Jibra UMI banyak dijejali oleh buku-buku Syiah dari Rausyan Fikr dan lainnya. Buku IJABI dibagikan bersamaan dengan sertikifikat internasional.
Padahal, ada seorang penanya di akhir acara yang menanyakan, mengapa buletin LPPI "Solusi Menghadapi Gerakan Syiah" dibagikan dalam acara itu, bukankah itu kegiatan yang akan memecah belah umat? 
Itu menurut sang penanya, tapi kenapa buku-buku dari pihak Syiah tidak dipertanyakan? yang justru menurut kami itulah yang akan memecah belah umat, yang dulunya bersatu padu di atas satu akidah ahlus sunnah wal jamaah, sekarang atau waktu yang akan datang, mereka akan menjadi Syiah.
Kecurangan Keempat: Umar Shihab tidak layak mewakili MUI
Tanggal 3 Januari 2012, teguran MUI Pusat kepada Umar Shihab telah keluar, dalam rapat Dewan Pimpinan MUI Pusat hari Selasa, 9 shafar 1433 H/ 3 jan 2012 mengadakan rapat rutin. Agendanya membahas masalah syiah. Hasilnya antara lain sbb :
Rapat memutuskan Umar Shihab (salah satu ketua MUI, bukan ketua umum!) bersalah karena menyatakan Syiah tidak sesat dengan mengatasnamakan institusi MUI. Yang berhak memberi statement adalah K.H. Ma’ruf Amin (selaku koordinator Ketua II MUI) atau yg ditunjuk oleh Rapim DP MUI.
MUI tetap konsisten dengan Keputusan Rakernas MUI tgl 7 Maret 1984 tentang faham Syiah (yang berbeda dengan ahlussunnah dan wajib diwaspadai).
Masih ada ketua MUI lainnya seperti Yunahar Ilyas, KH. Chalil Ridwan dan lain-lain. Nampaknya pengaruh Syiah dalam seminar itu sangat kuat sehingga yang diundang adalah pembicara-pembicara yang selama ini kita kenal sebagai tokoh-tokoh yang nyeleneh.
Kecurangan Kelima: LPPI tidak diundang
Jika niat mereka benar ingin bersatu dengan kita, mengapa mereka tidak mengundang LPPI? yang selama ini dikenal berseberangan dengan aliran-aliran sesat, terutama Syiah. Padahal organisasi lain diundang seperti Muhammadiyah, NU, UIN Alauddin, Unismuh, STAIN Pare-pare dan lain-lain.
Adapun kehadiran Ust. Said beserta rombongan bukanlah atas nama LPPI. Ust Said hadir sebagai utusan PW. Muhammadiyah Sulsel, dan kami beserta rekan-rekan lainnya mendaftar terlebih dahulu untuk bisa ikut dalam seminar tersebut yang dibatasi hanya berjumlah 700 orang. Yang ingin ikut dan tidak terdaftar diminta biaya sebesar Rp. 100.000,-
Bukankah ini seminar yang akan menyatukan umat Islam?
Kecurangan Keenam: Seminar tidak layak menghasilkan rekomendasi
Yang pantas mengeluarkan rekomendasi adalah konferensi atau ijtima' yang di dalamnya memiliki komisi-komisi yang membahas berbagai masalah, yang pada akhirnya dikumpulkan dan dibuatkan rekomendasi. 
Seminar semacam itu hanya berhak mengumpulkan makalah para pemateri dan kemudian membukukannya, seperti yang telah dilakukan LPPI Jakarta pada tahun 1997 dalam seminar nasional sehari tentang Syiah di Aula Masjid Istiqlal.
Kecurangan Ketujuh: Kesimpulan yang tidak berimbang
Dalam sesi tanya-jawab acara tersebut ada sekitar tujuh penanya. Empat di antara mereka menolak persatuan Sunni-Syiah dan menolak untuk mengakui kebenaran Syiah. Mereka adalah Ust. H. Rahmat Abdur Rahman, ketua MUI Makassar, Dr. Yusri, Dosen Unismuh, Ust. Muh Said Abd. Shamad, Lc, PW. Muhammadiyah Sulsel dan seorang hafiz dari Universitas Muslim Indonesia sendiri.
Salah satu dari empat penanya yang kami kutipkan di sini adalah ungkapan Ust. Rahmat Abdurrahman, Lc, M.A. Dalam acara itu Ketua MUI Makassar tersebut mengatakan, “Persatuan tanpa kejujuran adalah pemanis bibir belaka, saya ulangi, persatuan tanpa kejujuran adalah pemanis bibir belaka. Al Wihdatu biduni ash-shidq faqat fil lisan. Jika Syiah ingin bersatu dan jalan bersama syaratnya adalah stop cela sahabat. Jangan cela dan maki mereka. karena kami dididik dari kecil untuk memuliakan mereka, bukan karena sosoknya, tapi karena perjuangannya membela Islam, berjuang di samping Nabi Muhammad saw. dan kami minta maaf, kami tidak bisa mengakui kebenaran Syiah, karena itu akidah kami untuk mencintai sahabat-sahabat Rasulullah saw.”, 
Pembacaan rekomendasi yang sangat pro Syiah (mempersatukan Sunni-Syiah) setelah sesi tanya-jawab itu seakan-akan tidak melihat sedikitpun kepada pendapat-pendapat empat penanya tadi.
Kecurangan Kedelapan: Rekomendasi pesanan
Kalaupun memang dalam seminar Internasional itu dipaksakan menghasilkan rekomendasi hendaknya dibuat pada acara itu. Mestinya ada tim pembuat rekomendasi yang dibentuk dalam acara itu. Namun anehnya, setelah tanya-jawab itu, rekomendasi tersebut langsung dibacakan tanpa sepengetahuan peserta kapan dibuatnya?
Menurut rekan kami, seminar internasional ini lebih layak dikatakan, "Obrolan Warung Kopi Internasional" karena dari semua pemateri di ai atas, tidak satupun yang membawakan makalah. Seminar tanpa makalah adalah omong kosong belaka.
Inilah delapan fakta kecurangan Seminar Internasional Syiah yang dapat kami ungkap. (Muh. Istiqamah/lppimakassar.com)

Tolak Seminar Syiah Internasional, FPI, MMI & Wahdah Islamiyah Datangi Kampus UMI Makassar

Publikasi: Selasa, 21 Zulhijjah 1433 H / 6 November 2012 09:57 WIB
Ratusan Massa Front Pembela Islam (FPI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) dan Wahdah Islamiyah beserta sejumlah Mahasiswa Islam mendatangi kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar untuk menolak acara seminar Internasional “Persatuan Dunia Islam” yang diadakan oleh UMI Makassar bersama Kedutaan Besar Iran untuk Indonesia.
“Kami menentang acara persatuan sunni-syiah. Tidak mungkin, akidah kami yang mendoakan Sahabat dengan Radhiallahu ‘anhu disatukan dengan akidah yang mencaci Sahabat dengan laknatullah,” kata Ketua FPI Makassar Ustadz Agus Salim kepada arrahmah.com, Senin (5/11/2012).
Kata Ustadz Agus, FPI Makassar tidak mau kota Makassar dijadikan markas penyebaran Syiah di Sulawesi Selatan. Bahkan penyebaran syiah di Indonesia Timur. “Kita akan terus berusaha agar keberadaan syiah tidak menyebar di Makassar,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua MMI Makassar, Ustadz Abdul Rauf menceritakan kehadiran massa ormas Islam dikampus UMI awalnya berlangsung aman dan damai. Massa juga sempat menaruh spanduk penolakan yang berbunyi “Menolak Hadirnya Syiah di Makassar” dan berorasi di depan kampus tersebut. Bahkan, pihak keamanan yang awalnya menghalangi mengizinkan 5 orang perwakilan ormas Islam untuk masuk ke dalam aula seminar tersebut.
Namun, ketika perwakilan ormas Islam tersebut hendak masuk aula untuk berdialog, Pembantu Rektor III (PUREK 3) UMI Makassar datang marah-marah dan berteriak, “Siapa yang mengizinkan kalian masuk.”
“Ustadz dari DPW FPI langsung menjawab, Allah yang izinkan kami masuk,” tutur Ustadz Ra’uf menirukan.
Sikap PUREK 3 yang tidak bersahabat dan emosional tersebut memancing keributan dengan massa ormas Islam, sehingga massa ormas Islam dikepung oleh aparat brimob dan TNI.
“Ada sejumlah mahasiswa Syiah ikut bergabung dengan aparat Brimob dan TNI mengepung kita,” ungkap Ustadz Ra’uf.
Sementara itu, Ustadz Agus Salim juga mengungkapkan bahwa ia sempat menghardik Purek 3 tersebut untuk tidak bersikap arogan.
“Jangan mengandalkan jabatan kamu, jadi arogan ke kita,” lontarnya menirukan ucapan kepada Purek 3 UMI Makassar.
Terakhir, Ustadz Agus Salim, menghimbau untuk mewaspadai upaya kaum Syiah yang hendak menyebarkan ajarannya dengan menggunakan bermacam cara, termasuk memanfaatkan kampus.
“Kita harus hati-hati, mereka memang licik menggunakan otonomi kampus, untuk berlindung dan menyebarkan ajarannya,” tandasnya.
Universitas Muslim Indonesia Makassar bekerjasama dengan Kedutaan Republik Iran untuk Indonesia menyelenggarakan Seminar Internasional Persatuan Dunia Islam dengan tema “Islam Rahmatan lil Alamin”, pada senin (5/11/2012) di kampus UMI Makassar, Sulawesi Selatan.
Seminar tersebut menghadirkan Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, Rektor UMI Prof DR Hj Masruroh Mokhtar, MA,NB , Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, KH Hasyim Muzadi, tokoh Syiah Internasional Ayatullah M. Ali Tashkiri, Ulama Sunni-Penasihat Presiden Iran untuk urusan Ahlussunah wal Jama’ah Maulawi Ishaq Madani, dan Deputi Universitas Terbuka Iran, Dr Mazaher.
(Sumber: Salam-online.com)

Ikuti

by Prof.Dr. Nasaruddin Umar (Wamen Kemenag RI) & "Keagungan Irfan dalam Islam" by Prof.Dr. Ali Akbari (Guru besar irfan univ Iran)


Berdiri Sekolah Tinggi Filsafat Islam Pertama “Berbau” Syiah

sadra

Oleh: arbi / Publikasi: Senin, 16 Juli 2012 03:24
Hidayatullah.com—Mengaku sempat terseok-seok selama dua tahun akibat kendala perizinan, akhirnya Sekolah Tinggi Filsafat Islam (STIF) Sadra resmi berdiri tahun ini. 
Lembaga yang berdiri di bawah naungan Yayasan Hikmat Al Mustafa Jakarta ini diresmikan oleh Prof. M. Zein, selaku pewakilan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Kemenag.
Dalam pernyataannya, M. Zein sempat memberikan apresiasi terhadap sekolah filsafat ini. Ia bahka berharap STFI Sadra dapat menjadi kebanggaan umat Islam dalam mempelajari filsafat, al-Qur’an dan Hadits.
“Rasulullah bersabda ambillah hikmah dar imanapun asalnya,” ujarnya saat launching di Gedung Sucofindo, Jakarta Selatan, Kamis, (12/07/2012) kemarin.
Acara dihadiri oleh Wakil Menteri Agama, Prof Dr Nasarudin Umar dan Perwakilan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Prof M. Zein. Juga dihadiri Dewan Penyantun STFI Sadra, Prof. Umar Shihab, Ketua STFI Sadra Umar Shahab dan Direktur Mizan Dr Haidar Bagir, dan sejumlah pembicara beserta undangan.
Sementara itu Profesor Ahmad Fazeli, Ketua Yayasan Hikmat Al Mustafa turut berterimakasih kepada Kementerian Agama (Kemenag) yang mengeluarkan izin sekolah filsafat ini. Ia berharap smoga STFI Sadra memberikan sumbangan pemikir bagi perkembangan negeri ini.
Beberapa dosen di Sekolah ini di antaranya Prof. Dr. Mulyadhi Kartanegara, Prof Dr. Abdul Hadi MM, Dr. Haidar Bagir (Mizan), Dr Umar Shahab, Dr. Muhsin Labib, Dr. Zainal Abidin Bagir (Center for Religious and Cross-Cultural Studies/CRCS), Dr Donny Gahral Adaian, Prof. Dr Rosikhon Anwar (Guru Besar Ilmu Al-Quran UIN Sunan Gunung Djati Bandung) juga Dr. Khalid Walid, alumnus dari Hawzah Ilmiah Qom, Iran.
Ahmad Jubaili, Ketua Tim Perumus Kurikulum dikutip radio Iran, IRIB, mengatakan, kuliah yang disusun dirancang secara integral, saling terkait. Kampus ini menurutnya merupakan tempat kajian ilmiah yang merujuk pada Filsafat Mulla Sadra yang mampu menggabungkan seluruh pendekatan keilmuan, terutama teologi, filsafat dan Tasawuf.
Mulla Shadra mempunyai nama lengkap Shadr al Din Muhammad Ibn Ibrahim Ibn Yahya Qawami al Syiraz, seorang filsuf terbesar mazhab Syiah Imamiyah.
Sekolah ini dikembangkan dengan model boarding (berasrama) yang direncanakan menampung setiap tahun 80 mahasiwa laki-laki dan perempuan yang direkruit secara ketat dari sekolah terbaik (SMA, Pesatren) di seluruh Indonesia. Mahasiswa yang lulus seleksi di beri beasiswa secara penuh selama 7 tahun.
Sementara itu, Fahmi Salim, MA, Wakil Sekjen Majelis (Waskjen) Intelektual dan Ulama Muda Indonesia, serta Komisi Pengkajian di MUI Pusat mengatakan, dari bentuknya, lembaga ini dinilai dekat dengan Syiah.
“Karena selama ini, gerakan Syiah masuk melalui filsafat,” ujarnya kepada hidayatullah.com, Jumat (13/07/2012) siang.*
, 

Sunni-Syiah Indonesia Dideklarasikan

Posted by KabarNet pada 20/05/2011
Untuk pertamakalinya di dunia, aliran Islam Sunni dan Syiah tergabung dalam institusi resmi di Indonesia. Organisasi dengan nama Majelis Ukhuwah Sunni-Syiah Indonesia (Muhsin) akan dideklarasikan di Masjid Akbar Kemayoran, Jalan Benyamin Sueb, Jakarta Pusat.
“Ini pertama kalinya di dunia, organisasi gabungan antara Syiah dan Ahlussunah (Sunni),” kata penggagas Majelis Ukhuwah Sunni-Syiah Indonesia (Muhsin), Jalaluddin Rahmat dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Jumat 20 Mei 2011.
Menurut Jalaluddin, upaya untuk menyatukan dua organisasi besar ini tidak mudah. Ada banyak hambatan dan pertentangan dari banyak pihak. Buktinya, kata dia, sedianya acara ini digelar di Masjid Istiqlal pada bulan lalu. Tetapi, rencana itu ditolak.
“Sampai saat ini, semua undangan termasuk dari Kementerian Polhukam dipastikan hadir. Hanya dari MUI (Majelis Ulama Indonesia) yang menolak hadir,” kata Jalaluddin.
Organisasi Sunni-Syiah ini merupakan inisiatif dari Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan Pengurus Pusat Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (Ijabi). Karena di seluruh dunia, dua aliran ini kerap bertentangan.
Sunni atau Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah atau Ahlus-Sunnah wal Jama’ah adalah mereka yang senantiasa tegak di atas Islam berdasarkan Al Qur’an dan hadits yang shahih dengan pemahaman para sahabat Nabi. Sekitar 90 persen umat Muslim sedunia merupakan kaum Sunni, dan 10 persen menganut aliran Syiah. Pengikut Sunni sebagian besar berada di negara-negara Arab, seperti Arab Saudi, Bahran, dan Qatar.
Sedangkan Syiah ialah salah satu aliran atau mazhab dalam Islam yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad dan Ahlul Bait-nya (keluarga). Syi’ah menolak kepemimpinan dari tiga Khalifah Sunni pertama seperti juga Sunni menolak Imam dari Imam Syi’ah. Pengikut Syiah sebagian besar berada di negara Iran dan Irak.
“Seorang tokoh di Mesir pernah membentuk institusi gabungan antara Sunni dan Syiah. Dia adalah Hasan Albana. Tetapi, dia tewas dibunuh orang,” kata Jalaluddin. Meski demikian, inisitaif Hasan Albana itu baru dalam tataran inisiatif secara individu.
Rencananya, dalam deklarasi ini akan hadir Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi Kemenko Polhukam, Laksma TNI Christina M Rantetana, dan Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Nasaruddin Umar. vivaNews

KH Ali Musthofa Ya’qub: Ceramah Ulama Syi’ah Di Istiqlal Bisa Bahayakan Umat dan NKRI

KH Ali Mustafa Yaqub dikenal sebagai tokoh Umat yang sangat lugas dan tegas dalam membela Islam dan Umat Islam. Beliau juga tak segan mengingatkan bahaya Syiah bagi Umat dan NKRI.

Pada November 2014, masjid Istiqlal pernah 'kecolongan' dimana ada ulama Syiah dari Iran yang memberikan ceramah di Masjid Istiqlal. Kejadian yang sangat disesalkan KH Ali Mustafa Yaqub.

Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Dr. Ali Musthofa Ya’qub mengatakan ceramah ulama Syiah di Masjid Istiqlal yang kini melahirkan keresahan Ahlus Sunnah sudah masuk dalam kategori membahayakan NKRI.

“Memang benar, ada ulama Syi’ah dari Iran yang memberikan ceramah di masjid Istiqlal hari Jum’at Kemarin. Cuma yang mempunyai wewenang untuk memberikan izin itu bukan saya tetapi Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal di bawah pengawasan Kementerian Agama,” kata Kiai Musthofa saat dimintai konfirmasi oleh hidayatullah.com, Sabtu (22/11/2014).

Menurutnya, ceramah salah satu ulama Syi’ah asal Iran di Masjid Istiqlal hari Jum’at (21/11/2014) lalu telah membuat keresahan kalangan umat Islam, khususnya Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.

Ceramah tokoh Syiah di Masjid Istiqlal hari Jumat (21/11/2014)



Ceramah tokoh Syiah di Masjid Istiqlal hari Jumat (21/11/2014)



Ia membenarkan bila acara itu diadakan di Masjid Istiqlal pada hari Jumat kemarin, di mana ketika itu dirinya sedang ada urusan ke Pontianak. Awalnya informasi yang ia terima ada dua tamu, satu imam Masjid Kubah (Madinah), satunya lagi dari Iraq.

Rupanya setelah datang dari Pontianak dia baru faham jika yang ceramah itu justru dari Iran, bukan dari Iraq.



Kepada hidayatullah.com Kiai Musthofa mengatakan dirinya sudah berulangkali memberikan masukan kepada Badan Pengelola Pelaksana Masjid Istiqlal untuk tidak memberikan kesempatan kepada ulama Syi’ah untuk berceramah di Masjid Istiqlal karena hal itu hanya akan menimbulkan kontroversi, kecuali hanya untuk melaksanakan shalat saja.



“Silahkan memberikan izin kepada tamu dari Iran (orang-orang Syi’ah,red) untuk melaksanakan shalat di masjid Istiqlal tapi jangan sampai memberikan kesempatan berceramah karena akan membahayakan umat Islam,” tegasnya mengulang nasehatnya yang diberikan kepada Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal Jakarta. [Baca: Izin Ceramah Syi’ah Di Istiqlal Wewenang Kemenag]

Apalagi menurut Kiai Musthofa, sudah jelas bahwa Syi’ah sendiri merupakan ancaman terbesar yang membahayakan umat Islam, khususnya NKRI. Jadi jangan sampai memberikan kesempatan kepada orang-orang Syiah untuk angkat bicara berceramah di masjid Istiqlal.

Hanya saja nasehatnya sering tidak diindahkan. Apalagi, kewenangan memberikan izin tamu-tamu internasional untuk berceramah di masjid Istiqlal Jakarta dipegang oleh Ketua Badan Pengelola Pelaksana Masjid Istiqlal, langsung dalam pengawasan Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) RI, ujar Musthofa.
Begitulah sikap tegas KH Ali Musthofa Ya’qub terhadap SYIAH, maka tidak heran kalau kalangan SYIAH sangat bergembira atas digantinya KH Ali Musthofa Ya’qub dari jabatan Imam Besar Masjid Istiqlal.
http://www.portalpiyungan.com/2016/01/kh-ali-mustafa-yaqub-ingatkan-bahaya.html

Awas! Jangan Berani Lecehkan Sahabat dan Keluarga Nabi di Negara ini

Khortum – Pemerintah Sudan kembali membuat gebrakan baru untuk menghadang aliran sesat. Baru-baru ini, negara Afrika Utara itu mengesahkan Undang-undang yang mengkriminalisasikan para pencela sahabat dan istri Nabi Muhammad SAW.
Dilansir dari portal akhbarak.net, Senin (26/01), Majelis Nasional Sudan meloloskan undang-undang pelecehan sahabat, istri dan keluarga Nabi Muhammad. Peraturan baru itu mengancam hukuman 5 tahun penjara hingga hukuman mati bagi penghina sahabat Nabi.
Menurut kantor berita resmi Sudan, Sauna, Komite Legislasi, Hukum dan HAM Sudah telah mengajukan proposal kepada Dewan untuk membuat amandemen KUHP tahun 1991. Amandemen itu berisi kriminalisasi seluruh pelaku penghinaan dan pelecehan terhadap para sahabat, istri dan keluarga Nabi.
Dalam Amandemen itu, pelaku penghinaan diancam hukuman lima tahun penjara. Jika kembali melakukan, pelaku diancam hukuman mati.
Berdasarkan laporan Sauna, dalam KUHP tahun 1991 itu salah satu pasalnya menyebutkan bahwa penghina agama dianggap murtad. Akan tetapi, pasal itu bersifat umum. Sehingga, pasal itu dirinci dan disempurnakan dengan mengkriminalkan pelaku penghina sahabat Nabi.
Pemerintah Sudan beberapa waktu terakhir berusaha menghilangkan pengaruh Iran di negaranya. Sebelumnya, Pemerintah Sudan menutup seluruh pusat kebudayaan Iran yang ada di ibukota dan cabang-cabang di kota lain.
Iran dengan paham Syiah-nya dianggap membahayakan keutuhan negara dan mengancam sosial serta ideologi bagi negara yang sebagian besar penduduknya adalah Ahlussunnah. Selain itu, nasihat para ulama juga mendorong pemerintah memproteksi diri dari paham Syiah.
Sumber: akhbarak.net


Berita yang sangat menyakitkan bagi Umat Islam di Indonesia . Muslim Bumi Pertiwi akan siap - siap menghadapi ancaman aliran sesat syiah yang kini sudah di berikan kekuatan secara tidak lanngsung oleh Pemerintahan dolim yang kini berkuasa di negeri ini . Umat Islam warga Ahlusunah Wal jamaah pada khususnya , bersiap - siaplah untuk berperang melawan segala bentuk serangan musuh yang kini datang dari setiap lini . Belum juga kita menang melawan kebiadaban kafir harbi , kelicikan kaum munafiqin , kebangsatan kaum liberal , dan kini syiah makin berkuasa , dan wahabi pun siap - siap menyusun kekuatan . Umat Islam harus menyiapkan diri untuk melawan semua musuh - musuh Allah , entah itu yang terlihat atau bersembunyi diketiak KTP yang bersetatus Islam .
Hari ini , ABI Ormas Syiah mengadakan Muktamar II dikantor Kementerian Agama RI ..

Hari ini pula , warga Syiah yg bertahun2 mengungsi dinyatakan siap untuk dipulangkan ke kampung halamannya di Sampang , bahkan Tajul Muluk jg sdh dibebaskan ..

Hari ini pula , JK melalui Jubirnya meralat pernyataannya dan mengakui Syiah sbg bagian dari agama Islam sehingga di KTPnya diperkenankan mengisi kolom agama dgn Islam ..

dan hari ini pula ...



Wakil Menteri Agama RI Prof . DR . Nasaruddin Umar , MA yg saat ini sedang berada di Qom , bersama sejumlah cendekiawan muslim dari berbagai negara sedang mempresentasikan makalah hasil pembacaan dan pengkajiannya atas pemikiran filosofi dan Qur ' ani Allamah Thabathabai , mufasir Syiah yg sangat dihormati ..



Dan hari ini juga ,, umat tdk lg peduli dgn kehancuran agamanya karena sibuk memikirkan hidup yg semakin sulit akibat BBM & harga2 yg dinaikkan . Padahal Jakarta kini sudah dipimpin oleh orang kafir ..



Kuatkan aqidah ..



Perbanyaklah istighfar dan amal soleh krn kita ummat terakhir ...

Sekuat tenaga dakwahkan ke orang disekitar anda tentang bahaya syiah .


Perbanyak doa utk keselamatan kita dan anak cucu kita dari rencana makar syiah dinegri ini . sebagaimana mereka membantai orang2 ahlussunnah di suria , yaman dll .
Red : Ren Muhammad Satriany
Sumber : FB Azzam Asadullah
http://www.renmuhammadsatriany.com/2015/10/muslim-indonesia-bersiap-diri.html

 

Dewan Ulama Senior Saudi: Yang Menghina Istri dan Sahabat Nabi, Kafir!

اللجنة الدائمة للإفتاء: سب صحابة رسول الله أو التعرض لعرضه بقذف أزواجه جرم عظيم
Dewan Ulama Senior Saudi Sabtu lalu telah mengeluarkan pernyataan yang menjelaskan barang siapa yang menghina istri-istri Nabi Muhammad atau sahabat Nabi sebagai “orang kafir” dan menegaskan larangan menghinakan tokoh-tokoh umat Islam yang dimuliakan.

Pernyataan, ditandatangani oleh semua anggota dewan, dipimpin oleh Mufti besar kerajaan Syaikh Abdul Aziz Al al-Syaikh, dan memperingatkan bahwa menghina istri nabi atau sahabat nabi adalah serangan langsung tentang Islam.

“Menghormati keluarga nabi dan sahabat nabi merupakan bagian dari Islam dan mereka yang tidak mematuhi ini bukan muslim,” kata pernyataan tersebut.

Pernyataan itu mengutip ayat-ayat dari Al-Quran yang menunjukkan kewajiban menghormati istri-istri Nabi Muhammad.

Karena ada beberapa ayat dalam Al-Quran menceritakan tentang istri nabi ummul mukminin Aisyah, dan dirinya patut untuk dihormati dan “siapa pun yang menghina istri nabi berarti telah melanggar perintah Al-Quran dan dengan demikian mereka telah menjadi orang kafir,” menurut pernyataan itu.

Pernyataan itu menambahkan bahwa hal serupa berlaku untuk sahabat nabi karena kedekatan mereka dengan Nabi Muhammad SAW dan wajib umat Islam untuk menghormati sahabat Nabi.

Pernyataan tersebut mengutip sebuah insiden ketika Nabi ditanya tentang perempuan yang paling dekat dalam hatinya dan ia menjawab, Aisyah. Ketika ditanya tentang laki-laki yang terdekat, Nabi menjawab “Ayahnya Aisyah (Abu Bakar).”

Pernyataan dewan ulama senior Saudi ini datang setelah beberapa insiden di mana ulama Syi’ah semakin memperlihatkan ketidakhormatan mereka terhadap Aisyah, Ra dan sahabat nabi. Yang paling terakhir ini adalah kasus ulama Syi’ah Yassir Habib yang kewarganegaraan Kuwaitnya telah dicabut.

Pernyataan tersebut juga menunjuk Aisyah sebagai “Ummul Mukminin,” karena dirinya memiliki pengetahuan yang mendalam dalam urusan agama, dan dalam sejarah Aisyah, Ra dianggap sebagai salah satu yang paling berpengetahuan di mana para sahabat nabi sering meminta nasehatnya.

“Jumlah hadits nabi yang disampaikan oleh Aisyah, Ra adalah yang terbesar di antara seluruh istri nabi,” kata pernyataan itu.

Pernyataan itu juga menyebutkan kejadian di mana Aisyah, Ra telah dituduh berzina sehingga turun beberapa ayat Al-Quran ke atas Nabi Muhammad untuk mengkonfirmasi bahwa Aisyah, ra tidak bersalah serta menetapkan aturan untuk membuktikan kasus seperti itu, harus memiliki empat orang saksi.(fq/aby)
Eramuslim, Senin, 11 Oct 2010
(nahimunkar.com)
اللجنة الدائمة للإفتاء: سب صحابة رسول الله أو التعرض لعرضه بقذف أزواجه جرم عظيم
10/10/2010 03:04
 (nahimunkar.com)