Syam adalah Standar Kebaikan
Umat Islam
Petinggi Jamaah Ansharus
Syariah, Ustadz Fuad Al Hazimi mengatakan negeri Syam merupakan tolok ukur
kebaikan umat Islam di dunia. Bila kondisi di Syam rusak, maka akan berdampak
kepada umat Islam secara umum.
“Standar kebaikan ada di Syam, bila Syam rusak maka semua
umat Islam rusak,” katanya saat berbicara dalam tabligh akbar serentak di 28
Kota bertema “Bantu Suriah, Pertahankan Al-Aqsha,” di Islamic Center KH. Noer
Ali, Bekasi, Ahad (15/11).
Ustadz Fuad menjelaskan, Syam pada hari ini adalah wilayah
yang meliputi negara Palestina, Yordan, Lebanon, dan Suriah.
“Dahulu kala semuanya dikenal dengan sebutan Syam. Semuanya
hanya satu, yaitu Syam,” ujarnya.
Namun, kemudian penjajah Inggris dan Perancis melalui
Perjanjian Sykes-Picot membagi-bagi wilayah Turki Utsmani yang berhasil mereka
rebut.
Kemudian, berlanjut dengan perjanjian Balfour. Dalam
perjanjian itu, sekutu dan Perancis sepakat menyerahkan Palestina kepada
Inggris. Lalu, Inggris menyerahkan Palestina kepada Israel. Dimana Israel
menjadi satu-satunya negara berlandaskan agama yang diakui oleh PBB.
“Jadi, bohong kalau konflik Israel adalah konflik tanah.
Nama Israel saja nama Nabi, yaitu Nabi Ya’kub,” cetus Ustadz Fuad.
Makar Barat terhadap Syam tidak berhenti sampai di situ,
Barat mendorong berdirinya negara-negara kecil yang mengelilingi Israel yang
fungsinya untuk melindungi posisi Israel.
“Dr. Akram Hijazi mengatakan bahwa Suriah merupakan benteng
Israel, bila Suriah hancur, maka kehancuran Israel sangat dekat,” terang Ustadz
Fuad.
Oleh sebab itu, tidak aneh bila Palestina saat ini dikepung
dengan segala macam cara oleh negara sekitarnya.
“Perbatasan Palestina saat ini dibanjiri dengan air laut,
agar tidak bisa menggunakan terowongan penyelundupan. Mesir juga membangun
tembok besar yang ditanam ke dalam tanah dan tinggi ke atas,” ungkap Ustadz
Fuad.
Lebih dari itu, Ustadz Fuad mengungkapkan bahwa umat Islam
di masa lalu pernah menghadapi sejumlah peperangan besar, di antaranya perang
Khaibar menghadapi Yahudi, perang Hittin melawan Salibis, perang Ain Jalut
menghadapi Mongolia.
Saat ini, lanjutnya, semua kelompok kufur tersebut berkumpul
di Suriah memerangi bersatu memerangi umat Islam. Di antara mereka, ada Persia
Iran, China, Rusia, Komunis Kurdi, Salibis, dan kaum Khawarij.
“Enam kelompok tersebut berada di Syam saat ini memerangi
umat Islam,” papar ustadz Fuad.
Penyebab semua kelompok kufur itu berkumpul di Syam, menurut
Ustadz Fuad, karena posisi Syam yang diberkahi Allah yang terlebih dahulu
menghadapi berbagai goncangan.
“Maka Syam terus-terusan diuji agar dari Syam siap membangun
Khilafah Islam sebenarnya,” lontarnya.
Kendati demikian, goncangan tidak akan terus menerus terjadi
di Syam. Kemungkinan, Syam menjadi tempat terbongkarnya semua kebusukan hingga
di Syam terbit sinar kemenangan Islam.
Syam Adalah Amanah
di Pundak
Kalian
Media As-Sahab, divisi
media Tanzhim Al-Qaidah, Rabi’ul Awwal 1437, merilis rekaman Dr. Aiman
Azh-Zhawahiri berjudul “Syam Amanatun fi A’naqikum”, Syam Amanat di Pundak
Kalian. Video berdurasi 27 menit 35 detik tersebut muncul di media online Kamis,
4 Rabi’ul Akhir 1437 H/14 Januari 2016 M.
Azh-Zhawahiri menegaskan
dalam pesannya bahwa Syam adalah amanah bagi umat Islam. Ia mengingatkan dari
upaya-upaya penyelesaian ke arah politik, yang menjauhkan dari tegaknya syariat
Islam. Salah satunya adalah konferensi Riyadh, yang baru-baru ini diadakan.
Semua orang mengikuti
berita Konferensi Riyadh, yang dilanjutkan dengan pengumuman Arab Saudi tentang
pembentukan aliansi untuk memerangi apa yang dinamakan terorisme, menurut
Azh-Zhawahiri hanyalah bentuk pelayanan atas kepentingan-kepentingan Tuan Besar
Amerika. Dua tindakan Arab Saudi tersebut tidak lain hanyalah dua episode dalam
upaya Arab Saudi dan negara-negara keji semisalnya untuk menyelewengkan
perjalanan jihad secara umum dan perjalanan jihad Suriah secara khusus dari
jalannya yang lurus, untuk kemudian menceburkannya dalam lumpur negara
nasionalis dengan multipartai, pluralisme, dan istilah semisalnya.
Jihad dan kesungguhan
usaha, menurutnya, sudah seharusnya demi menegakkan negara dengan kedaulatan
tertinggi di dalamnya adalah milik Syariat Islam. Sebuah negara yang tidak
mengakui batas-batas wilayah nasional dan perbedaan kebangsaan. Itulah negara
yang meyakini kesatuan negeri-negeri Islam dan persaudaraan orang-orang mukmin.
Pemimpin Al-Qaidah itu
mengingatkan, jangan sampai hasil dari semua pengorbanan yang sangat besar
mujahidin dipetik oleh sekelompok manusia sampah dari kalangan kaum sekuler,
sebagai akibat dari hasil tawar-menawar para politikus yang mengabaikan
pokok-pokok ajaran akidah dan syariah yang baku. Azh-Zhawahiri tidak ingin
jihadis mengulang kembali kesudahan yang buruk dari apa yang mereka namakan
Arab Spring di negara-negara Arab lainnya.
Konferensi Riyadh juga
dipandang sebagai upaya yang akan berakhir pada kegagalan yang sama. Itu adalah
upaya untuk menimbulkan perpecahan di antara mujahidin di Syam. Hal itu patut
diwaspadai agar tidak mengulang apa yang dahulu terjadi di Afghanistan. Tujuan
konferensi itu adalah agar barisan jihad di Syam akan terpecah-belah, sehingga
negeri Syam dikuasai oleh kaki tangan musuh, seperti Mujaddidi, Abdu Rabbih
Manshur Hadi, As-Sisi, Al-Baji, dan Qayid As-Sabsi, demi melayani
kepentingan-kepentingan Amerika dan menjaga keamanan Israel.
Di sisi lain,
Azh-Zhawahiri mengingatkan aliansi setan kontemporer yang menggabungkan
Rafidhah Shafawiyah, Nushairiyah, orang-orang sekuler, dan salibis barat maupun
salibis timur terhadap umat Islam. Mereka berupaya untuk memecah-belah barisan
mujahidin dan mengadu sebagian mujahidin dengan sebagian lainnya.
Untuk menghadapi itu,
Azh-Zhawahiri berpesan agar mereka hanya percaya kepada pertolongan Allah,
kemudian kepada diri sendiri dan umat Islam. “Allah telah meneguhkan kalian,
memberi kalian taufik, dan melindungi kalian dari tipu daya mereka. Maka
mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah, karena kalian adalah harapan
umat Islam pada masa kini. Janganlah kalian mengecewakan harapan mereka pada
diri kalian. Cukuplah umat Islam mengalami bencana akibat perbuatan orang-orang
takfiri ekstrim, yang mengorbankan kehormatan kaum muslimin, persatuan kaum
muslimin, dan nyawa kaum muslimin demi meraih syahwat kekuasaan.”
“Sesungguhnya negeri
Syam adalah amanat di pundak kalian, maka janganlah kalian menyerahkannya
kepada orang-orang sekuler, jangan pula kepada orang-orang Rafidhah Shafawiyah,
jangan pula kepada orang-orang Nushairiyah, dan jangan pula kepada orang-orang
takfiri ekstrim.
Janganlah kalian
berhenti dari jihad kalian sehingga tegak Daulah Islam di negeri Syam, hukum
syariat Islam diberlakukan, dan berdiri kokoh panji jihad, serta kalian menjadi
pasukan pelopor menuju pembebasan Al-Aqsha, dengan izin Allah,” ungkapnya di
akhir rekaman tersebut.
Reporter: Salem
Lampiran: terjemahan Bahasa Indonesia
Syaikh Al-Thuraifi: Mencela Syari’at
Jihad Sama Saja Mencela Syari’at Sholat. Jihad Menurut Syaikh Ali Hasan Al
Halabi Dan Menurut Pandangan Ulama Kontemporer.
Pejabat Salibis/Yahudi PBB Sewot Dengan
Fatwa Jihad “ Ulama Saudi “ ! Mengapa Keluar Fatwa Jihad Ulama Saudi Melawan
Rusia?
Al-Maqdisi: Kalian Lebih Layak untuk Bersatu Daripada Musuh Kalian!
Kembali Abu Muhammad
Al-Maqdisi atau yang lebih dikenal dengan Syaikh Al-Maqdisi memberikan
nasehatnya untuk Mujahidin Suriah. Nasehat ini masih berkisar konflik yang
terjadi di antara shaf Mujahidin.
Dalam nasehat ini,
Al-Maqdisi mengulang-ulang peringatan bahwa musuh-musuh sedang bersatu untuk
memadamkan jihad Suriah. Maka, yang persatuan merupakan hal yang mutlak
diperlukan menghadapi kondisi bahaya sepreti sekarang ini.
Ia juga mengingatkan
bahwa jihad Suriah saat ini adalah jihad defensif yang seharusnya memberikan
ruang tasamuh lebih longgar terhadap hal-hal yang dinilai belum sesuai dengan
syariat Islam. Judul asli nasehat ini adalah “Mujahid Bermental Pedagang
Keliling.” Dalam versi Indonesia, judul
tersebut kami ganti dengan yang lebih sesuai menurut pertimbangan redaksi.
Selamat menyimak:
Dari Abu Muhammad
Al-Maqdisi
kepada
saudara-saudara seluruh mujahidin di Suriah:
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Saya menghaturkan pujian
kepada-Mu, ya Allah, yang tiada sesembahan selain Dia. Saya mengucapkan
shalawat dan salam untuk Rasul-Nya yang murah senyum, namun keras ketika
berperang.
Allah berfirman,
وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ
أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ إِلا تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الأرْضِ وَفَسَادٌ
كَبِيرٌ
“Dan
orang-orang yang kafir, setengahnya menjadi penyokong dan pembela bagi
setengahnya yang lain. Jika kamu (wahai umat Islam) tidak menjalankan (dasar
bantu membantu sesama sendiri yang diperintahkan oleh Allah) itu, niscaya akan
berlakulah fitnah (kekacauan) di muka bumi dan kerusakan yang besar..”
(Al-Anfal: 73).
Ketahuilah wahai saudara-saudara kami, kalian wahai
umat Islam yang tulus, bahwa Allah berbicara kepada kalian di ayat tersebut
sebagaimana berbicara kepada orang beriman di setiap zaman dan tempat. Yaitu
perintah yang sangat penting agar kalian semua bersatu, merealisasikan
loyalitas kepada orang-orang beriman secara nyata dan sebenar-benarnya.
Allah memberikan alasannya dan mengaitkan sebabnya,
serta menunjukkan kebalikannya bahwa orang-orang kafir saja telah melakukannya,
maka kalian lebih pantas untuk bersatu. Sebagaimana mereka saling menyambut dan
loyal untuk mencelakai kalian, mereka pun saling bahu-membahu untuk menyerang
kalian.
Mereka bersatu untuk menghancurkan kalian!
Hari ini, seluruh kelompok rafidhah dan bathiniyah
telah bersatu. Aliansi para taghut yang murtad dan pemimpin-pemimpin kekafiran
dari Arab dan non-Arab; semuanya telah merapatkan barisan, potensi, dan
informasi untuk membuat konspirasi terhadap diri dan jihad kalian.
Tujuan mereka satu, yaitu agar kalian tidak sampai
mendapatkan kemenangan. Karena kemenangan kalian akan meninggikan bendera yang
paling murni dan itu hal yang paling mereka benci, yaitu bendera tauhid.
Pandangan mereka terhadap bendera ini seperti digambarkan oleh Allah dalam
firman-Nya,
ذَلِكُمْ بِأَنَّهُ إِذَا دُعِيَ اللَّهُ وَحْدَهُ
كَفَرْتُمْ……
“Yang demikian
itu adalah karena kalian kafir apabila Allah saja yang disembah….” (Al-Mukmin:
12)
Hal itu karena kemenangan kalian akan mewujudkan
penerapan syariat yang paling suci. dan itu tidak mereka sukai.
وَالَّذِينَ كَفَرُوا فَتَعْسًا لَهُمْ وَأَضَلَّ
أَعْمَالَهُمْ* ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ
أَعْمَالَهُمْ
“Dan
orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menyesatkan
amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah karena mereka benci kepada apa yang
diturunkan Allah (Al-Qur’an) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal
mereka.” (Muhammad: 8-9)
Sebab, mereka itu bagaikan kumbang tahi yang merasa
terganggu oleh minyak wangi yang harum. Ia tertarik, tetapi lebih merasa nikmat
mencium dan menikmati bau kotoran sambil santai.
Mereka membuat konspirasi untuk membinasakan diri dan
jihad kalian di semua tingkatan. Mereka bersatu dalam konferensi (dan
konspirasi) Jenewa II, untuk membuat makar terhadap jihad dan memadamkannya.
Negara-negara tetangga di sekitar kalian tidak pernah berhenti dari dulu untuk
merencanakan keburukan dan makar terhadap kalian.
Karena itu, bersatulah!
Untuk melawan ini semua, kalian wajib bersatu di bawah
kalimat tauhid. Sebab kalian lebih utama untuk bersatu daripada mereka. Karena
kalian memiliki harapan kepada Allah, sedangkan mereka tidak memilikinya. Lebih
daripada itu, kalian lebih pantas untuk menghindari pengaruh nafsu dan
permusuhan yang mengarah pada fragmentasi, perpecahan, kegagalan, dan hilangnya ketenangan.
Jadi, sekarang juga kalian harus bersatu di bawah
pimpinan salah satu mujahidin Suriah. Karena pertempuran yang sedang kalian
jalani hari ini di Suriah berada di bawah ancaman konspirasi internasional terhadap kalian. Dan itu tidak
bisa dilawan oleh salah satu faksi dari kalian, karena membutuhkan persatuan
dan aliansi.
Saya tidak mengatakan yang wajib bersatu hanya
faksi-faksi yang sesuai dengan manhaj kebenaran secara menyeluruh saja, tetapi
mencakup seluruh faksi bersenjata yang menerima tahkim syariat sebagai tujuan
dan visinya. Bahkan mungkin di barisan mereka ada orang-orang awam dan lemah
iman.
Kalian wajib bersatu sebab jihad kalian adalah jihad
defensif. Jihad defensif, variabelnya lebih luas dan berkembang. Banyak hal
yang harus ditolerir dalam jihad defensif, yang dalam kondisi lain tidak
dilakukan.
Bila kalian tidak keberatan, perhatikanlah perang
Uhud. Ketika orang-orang kafir masuk ke
Madinah, bagaimana Rasul menyeru umat untuk berjihad, bahkan kepada orang-orang
munafik. Allah berfirman,
وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ نَافَقُوا وَقِيلَ لَهُمْ
تَعَالَوْا قَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوِ ادْفَعُوا
“Dan supaya
Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan:
“Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)”. (Ali Imran:
167).
Maka siapa yang berperang bersama kalian di jalan
Allah, maka mereka inilah kekuatan utama. Sedangkan mereka yang ikut berperang
karena membela diri sendiri dan keluarganya, maka ini berikanlah kepadanya
peluang untuk berperang dan tidak layak dicegah dari apa yang telah dilakukan.
Beginilah, mujahidin harus membuka cakrawala berpikir
mereka dalam kondisi darurat seperti ini. Mereka hendaknya tidak mempersempit
atau membatasi apa saja yang dalam hal itu Allah memberikan kelonggaran dalam
kondisi seperti ini. Mereka harus merangkul semua orang dalam jihad. Bukan
membatasi diri dengan para mujahid yang mengangkat benderanya sendiri saja.
Siapa yang akal dan pemahamannya tidak sampai ke situ,
maka ia tidak layak memimpin semua umat dan mengendalikan rakyatnya. Kami harus
menyampaikan ini karena dada ini terasa sakit oleh perselisihan, kekerasan
hati, dan egoisme beberapa faksi mujahidin, yang mengedepankan kepentingan nama
dan kelompok daripada kepentingan Islam dan kaum muslimin.
Tijarah Rabbaniyah VS Pedagang Keliling
Siapa pun yang memperhatikan kelompok tersebut,
hendaknya melihat bahwa mentalitas mereka hingga saat ini belum mencontoh
mentalitas perniagaan rabbani (tijarah rabbaniyah) yang ditunjukkan oleh Allah
kepada kita di surat yang Dia namakan Ash-Shaf (satu barusan) bukan shufuf
(banyak barisan). Allah berfirman di awal surat,
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي
سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
“Sesungguhnya
Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur
seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash-Shaff: 3)
Sedangkan di akhir surat berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ
عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
“Hai
orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang
dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?” (Ash-Shaff: 10).
Sebagian mujahid sampai hari ini belum bisa memahami
surat yang maknanya luas dan komprehensif ini untuk jihad. Akal mereka belum
bisa menafsirkan makna tijarah rabbaniyah ditunjukkan Al-Qur’an. Sebaliknya,
mereka bersikap dan berbuat dengan mental pedagang keliling yang berurusan
dengan pelanggan atau pembeli yang potensinya hanya akan membeli satu kali
saja. Sehingga ia tidak pernah peduli terhadap etika bisnis rabbaniyah, dan
tidak peduli tentang dampak buruk atau baiknya kepada pelanggan.
Mereka tidak memperlakukan pelanggan dengan cara yang
bisa memikat hati, hingga setiap pembeli bisa menjadi pelanggan tetap dan
pendukung bisnisnya. Padahal, mentalitas seperti ini ini telah menghasilkan
atau menyebabkan gerakan yang berlawanan di tubuh gerakan Islam dan yang senada
dengannya di banyak medan jihad. Cukuplah kita dari pengulangan itu semua.
Mentalitas pedagang keliling tidak berpikir kecuali
untuk mendapatkan keuntungan seketika (real-time) dalam waktu singkat, tidak
peduli dagangannya akan langgeng dan bertahan atau tidak. Ia tidak berpikir
bagaimana dagangannya bisa diterima masyarakat dan meluaskan jangkauan bisnisnya.
Padahal inilah sukses yang sesungguhnya. Dalam kesuksesan seperti ini kita
insya Alllah akan melihat tanda-tanda kemenangan dan pertolongan yang nyata.
Inilah yang kurang dalam diri kita hari ini. Mujahidin
belum mampu memperlakukan masyarakat seperti klien tetap dan memperhitungkan
perdagangan mereka. Apalagi memperlakukan layaknya mitra sejati. Ini
mengharuskan kita untuk bermuamalah dengan semua lapisan masyarakat dengan
kasih sayang, seperti yang dilakukan oleh Rasul kita SAW dan para pendahulu
kita yang saleh.
Adapun mental pedagang keliling, ia tidak peduli
dengan reputasinya karena ia hanya berurusan dengan pembeli satu kali. Maka
bersikap ramah kepada pelanggan maupun komitmen terhadap etika perdagangan
rabbani bukan prioritas karena ia berjualan keliling. Mungkin dalam pikirannya,
saya akan mendapatkan pembeli lain di kampung sebelah. Ia juga tidak berpikir
bagaimana bisnisnya bisa mapan. Ini tidak layak menjadi mental mujahidin dan
tidak pantas untuk menegakkan agama Allah di muka bumi.
Jika penjual keliling tidak tidak peduli tentang semua
ini karena tidak memiliki tempat tetap maupun nama dan identitas yang
dikhawatirkan. Sayangnya, sebagian kelompok (jihad) hari ini masih ada
bermental dan pola pikir seperti penjual keliling yang menaruh harapan besar
bisa memanen beberapa keuntungan di sore hari.
Dengan keuntungan seketika itu, mereka, dari usaha
kecil itu berusaha menegakkan agama Alah dan tamkin (kemenangan dan kekuasaan)
untuk umat Islam. Padahal, mereka memiliki nama yang dikenal dan label yang
terpampang. Apakah mereka tidak takut kepada Allah dengan nama, jihad dan
mujahidnya?
Kalian lebih pantas untuk bersatu dibanding musuh
kalian
Umat Islam hari ini sedang mengalami masa-masa sulit.
Konspirasi terhadap mereka dan agama serta akidahnya sangat besar dan keji.
Maka seluruh kelompok jihad hendaknya menimbang tanggung jawabnya di hadapan
Allah. Karena tanggung jawab itu akan ditanyakan di depan Allah tentang darah
mujahidin dan para syuhada. Dan juga kehormatan mereka dari karena telah
mengikuti seruan guru-guru dan rujukannya. Tanpa diragukan, itu akan menjadi
contoh yang buruk dan penyimpangan di antara mujahidin.
Saya akhiri tulisan ini dengan ayat Allah yang telah
saya sebutkan di pembukaan, yaitu:
وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ
إِلا تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الأرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ
“Dan orang-orang yang kafir, setengahnya menjadi
penyokong dan pembela bagi setengahnya yang lain. Jika kamu (wahai umat Islam)
tidak menjalankan (dasar bantu membantu sesama sendiri yang diperintahkan oleh
Allah) itu, nescaya akan berlakulah fitnah (kekacauan) di muka bumi dan
kerusakan yang besar..” (Al-Anfal: 73).
Allah menyeru kalian kepada persatuan di bawah kalimat
tauhid. karena kalian lebih utama untuk bersatu daripada orang-orang kafir
seperti dijelaskan dalam ayat ini. Bahwa sebagian dari mereka menjadi penolong
sebagian lain untuk melawan kalian. Maka kalian lebih pantas bersatu dan saling
menolong daripada mereka. Karena kalian lebih jauh dari keinginan dunia dan
nafsu daripada mereka.
Allah telah memberikan kelapangan kepada kalian untuk
bisa bersautu dan menjadikan untuk kalian dalam siyasah syar’iyah Nabi yang
sangat bermanfaat bagi kalian dan memperluas cakrawala pikir kalian serta
pemahaman dan penentuan pilihan. Maka dalam hal ini Allah memberikan
kelonggaran kepada kalian dalam hal bekerja sama dengan seluruh kelompok yang
dekat maupun yang jauh dari bendera tauhid itu. Masing-masing ada takarannya
sesuai dengan pertimbangan kepentingan Islam dan umat Islam.
Allah mengajarkan kepada kalian dari sirah Nabi SAW
tentang urutan prioritas dari yang paling utama sampai yang utama.
Kelonggaran dalam jihad defensif
Dalam jihad defensif, banyak hal yang bisa ditolerir,
namun itu tidak berlaku dalam jihad ofensif. Maka janganlah mempersempit
padahal Alah telah memberikan kelonggaran. Ketahuilah bahwa kepentingan untuk
melindungi Islam dan pemeluknya, mencegah fitnah syirik terbesar yang mengakar,
dan loyalitas para penyembah undang-undang syirik yang tercela adalah kerusakan
terbesar dari semua kerusakan yang ada.
Banyak maslahat yang kurang utama harus dikalahkan
dulu untuk menyingkirkan ini. Banyak hal yang sifatnya cabang bisa diabaikan
dulu untuk bersatu melawan itu, maka janganlah melenyapkan kepentingan besar,
yang manfaatnya sangat signifikan untuk Islam dan kaum Muslimin.
Prinsip dasar yang harus dipegang adalah bekerja sama
dan bersatu, tanpa bersikukuh dalam beberapa perkara cabang, kurang prioritas,
dan nama-nama. Ini tidak diragukan, adalah pemahaman yang terbalik dan
kedangkalan fikih. Maka janganlah kalian tertipu oleh orang yang mendorong
kalian ke arah kekerasan sikap, kebodohan, dan kedangkalan pelajar muda dan
yang setaranya.
Yang wajib dilakukan, siapa pun harus menurunkan
egoisme, label, dan nama-nama mereka demi kepentingan Islam dan umat Islam.
Jangan sampai setan dari kalangan jin dan manusia yang bodoh dan orang yang
mengaku berilmu, dan mereka yang pandangannya sempit bisa menipu kalian dengan
membesar-besarkan perkara cabang dan memprioritaskannya dari pada perkara pokok
dan maslahat besar. Kemudian mereka bersikeras dalam hal ini. Apalagi, ulah
yang bisa melemahkan kekuatan mujahidin, kemuliaan Islam dan umatnya, atau pun
mendukung bendera mereka dengan pemahaman yang dangkal.
Dampak perselisihan
Ketahuilah bahwa kerusakan besar yang dihasilkan dari
fragmen dan perselisihan kalian ialah mudahnya musuh untuk menguasai umat Islam
dan eksisnya bendera yang mengecam panji tauhid. Ini lebih berbahaya dan
mengerikan daripada beberapa perkara cabang yang dibesar-besarkan dan
diprioritaskan daripada yang pokok oleh sebagian orang yang berakal lemah.
Ingatlah Allah dalam jihad kalian!
Ingatlah Allah dalam persatuan kalian!
Ingatlah Allah dan berhati-hatilah terhadap darah umat
Islam.
Ingatlah Allah untuk selalu menjaga amanah di pundak
kalian.
Ingatlah Allah dalam upaya menolong muslim.
Utamakanlah nama-nama syar’i yang Allah berikan
daripada nama atau kelompok baru. Nama yang ada itu tidaklah dibentuk kecuali
untuk mendukung nama-nama dari Allah.
Janganlah mendahulukan dan membesar-besarkan perkara
yang cabang daripada perkara yang pokok. Janganlah meninggikan pelayan di atas
tuannya yang diposisikan sebagai pelayan. Ini bertentangan dengan perkara pokok
dan ilmu. Bertentangan dengan kaidah dan pemahaman yang benar.
Ingatlah Allah dalam persatuan, panji, dan jihad
kalian. Karena kembali kepada Allah adalah jalan terbaik dan memohon kepadanya
agar tidak sulit melakukannya. Janganlah kalian tertipu oleh lambaian tangan
orang yang pemikirannya dangkal untuk berpaling dari nasihat guru-guru kalian.
Sebab orang yang berakal tidak akan tergoda oleh lambaian tangan kepadanya
sebelum ia tahu siapa mereka, dan bagaimana nilai ilmiah dan syar’iah
ajakannya.
Saya memohon kepada Allah yang Mahaagung, semoga
memberikan hidayah kepada kita dan mereka ke jalan yang lurus, menyatukah
barisan mujahidin, serta panji dan kalimat mereka. Semoga Allah menolong mereka
dari setiap orang yang memusuhi mereka. Allahlah yang mengatakan al-haq dan
Dialah yang menunjukkan jalannya.
Sumber : Website resmi Mimbar Tauhid dan Jihad
Penerjemah : Agus Abdullah
Editor: Ibas
Dzawahiri: Tegaknya Khilafah
di Syam, Kunci Pembebasan
Baitul Maqdis
Pemimpin organisasi Al
Qaidah, Syaikh Aiman Adz Dzawahiri, kembali menyampaikan pesan-pesannya kepada
mujahidin yang berada di bumi Syam, khususnya Suriah. Beliau menegaskan bahwah
Khilafah Islamiyah akan segera berdiri di bumi yang dijanjikan tersebut,
sehingga dapat membela kehormatan setiap umat Islam di seluruh Dunia.
“Suatu hal yang paling utama yang kita lakukan untuk melawan
semua kedzoliman (terhadap umat Islam diseluruh belahan dunia) saat ini adalah
menciptakan jihad di bumi Syam” tegas orang nomor satu di Al Qaidah tersebut
dalam sebuah pesan audio yang diunggah di internet pada Jum’at, 11 Oktober
2013. Oleh karen itu, tambahnya,marilah kita curahkan segenap daya dan upaya
untuk mendukung mujahidin di Syam.
Beliau melanjutkan, jika jihad sudah tersebar di seluruh
belahan Syam (yang meliputi Suriah, Palestina, Yordan, Lebanon dan bebarapa
bagian dari Turki) dan daulah Islamiyah telah tegak di sana, maka jalan untuk
mendirikan Khilafah Islamiyah di muka bumi akan terbuka lebar. “Dengan Khilafah
itu, kita akan membebaskan Baitul Maqdis, Insya Allah” tegas orang nomor satu
yang paling diburu AS tersebut.
Dalam rekaman berjudul ‘Bersatu Melawan Thaghut’ tersebut,
Syaikh kelahiran Mesir itu menyeru seluruh mujahidin yang berada di Syam untuk
bersatu dan saling menguatkan antara satu dengan yang lain. Dengan demikian,
katanya, negara Islam akan segera tegak di bumi Syam, yang akan diiringi
berdirinya Khilafah Islamiyah.
Beliau menjelaskan, negara Islam yang akan berdiri di Syam
adalah negara yang diatur dengan syariat Islam, negara yang melindungi
kehormatan umat islam, negara yang menyebarkan keadilan dan negara yang
menolong orang-orang lemah serta menanggung orang-orang faqir dan miskin.
“Wahai mujahidin di syam. Bersatulah untuk tujuan yang mulai
ini. Jauhilah perpecahan. Kami mengharap ridho kalian untuk mendirikan Negara
Islam yang kuat di Syam. Negara tersebut akan melindungi umat Islam di seluruh
dunia dan membebaskan masjid Al Aqsha mereka” seru pengganti Syaikh Usamah bin
Ladin tersebut.
Beliau menegaskan atas nama organisasi Al Qaidah bahwa apa
yang disepakati mujahidin di Syam, maka itulah yang disepakati Al Qaidah. Dan
apa yang di ridhai mujahidin di Syam, itulah yang diridhai Al Qaidah.
“Persaudaraan dan jihad kita tidak akan terpecah karena perbedaan kelompok,
organisasi dan suku” tegasnya.
Di akhir pesannya tersebut, beliau memperingatkan mujahidin
menghindarai bekerjasama dengan orang-orang sekuler, antek-antek Amerika dan
orang-orang yang tidak menginginkan syariah tegak di bumi.
“Lihatlah yang terjadi pada saudara-saudara kita di Mesir
saat ini. Mereka di dikhianati dan didzolimi setelah mengikuti keinginan
orang-orang sekuler. Dan itulah yang diinginkan Amerika dan orang-orang sekuler
kepada kalian” wanti-wanti beliau kepada mujahidin di Syam. [hunef]