Pemimpin Hizbullat mengirim
anak mereka ke luar negeri untuk menghindari
pertempuran di Suriah
Komandan
senior Hizbullat menyelundupkan anak-anak mereka ke Eropa untuk mencegah
organisasi teror Lebanon merekrut mereka untuk berperang di Suriah melawan
faksi oposisi, situs berita Mesir Arabi 21 melaporkan Senin.
Menurut laporan itu, fenomena kaum muda Syiah
yang melarikan diri ke Eropa dari Lebanon muncul tahun lalu, setelah
Hizbullat melihat organisasi mereka menderita pukulan berat di Suriah.
Mengetahui bahwa Hizbullat akan memaksa anak-anak mereka untuk berpartisipasi
dalam perang, terutama di wilayah Aleppo, Daraa, Homs dan Damaskus, mereka
membantu anak-anaknya untuk melarikan diri secara massal ke Eropa.
Menentang
intervensi Hizbullat di Suriah dan khawatir akan keselamatan anak-anak mereka
dalam kondisi kekalahan besar organisasi yang telah menderita di medan
perang Aleppo, menyebabka banyak pemimpin Hizbullat mengirim anak-anak
mereka untuk mencari perlindungan di Eropa dan Amerika Selatan, Syria Live
Network melaporkan.
Fakta bahwa Sekretaris Jenderal Hizbullat
Hassan Nasrallat dengan tegas menolak untuk menarik diri dari Suriah,
karena dianggap sebagai sebuah “masalah eksistensial” bagi organisasi
menyebabkan meningkatnya keinginan mereka untuk mencegah anak-anak mereka
mengambil bagian dalam kekejaman di Suriah, Middle East melaporkan.
Mohammad Abbas, seorang Syiah Lebanon
yang saat ini berada di Belgia, mengatakan pada Arabi 21: “Saya telah tinggal
bersama keluarga saya di provinsi Beqqa. Setelah Hizbullat mulai
mengumpulkan semua pemuda di desa-desa Syiah untuk melatih mereka untuk dikirim
berperang di Suriah, keluarga saya mengirim saya dengan teman-teman lainnya
untuk mencari perlindungan di Eropa. ”
“Keluarga kami memberikan kami bantuan
keuangan untuk membantu kami mencapai Eropa. Kami terbang dari Beirut ke
Belarus, tempat kami tinggal kami beberapa hari, dan setelah itu kami menuju ke
Charles De Gaulle Airport di Paris,” kata Abbas.
Orient News
Allah menyatakan dalam beberapa ayat bahwa Dia memasukkan perasaan
takut ke dalam hati orang-orang kafir:
“Ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para
malaikat, ‘Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah orang-orang yang
telah beriman.’ Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati
orang-orang kafir.” (Q.s.
al-Anfal: 12).
“Dialah yang mengeluarkan orang-orang
kafir di antara ahli kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran
kali yang pertama. Kamu tidak menyangka bahwa mereka akan keluar dan mereka pun
yakin bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan)
Allah; maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak
mereka sangka-sangka. Dan Allah mencampakkan ketakutan ke dalam hati mereka;
mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan
orang-orang yang beriman. Maka ambillah untuk menjadi pelajaran, hai
orang-orang yang mempunyai pandangan.” (Q.s.
al-Hasyr: 2).
Apa yang diceritakan dalam ayat-ayat
tersebut merupakan mukjizat dari Allah. Dengan cara memasukkan perasaan takut
ke dalam hati mereka, Allah menghilangkan kekuatan orang-orang yang menentang
orang-orang beriman dan yang menolak Allah dan agama-Nya. Sangatlah penting
agar orang-orang beriman merenungkan ayat-ayat ini dan mengambil pelajaran
bagi diri mereka. Hal ini karena — sebagaimana disebutkan pada bab-bab
terdahulu — hati kita berada di tangan Allah, dan Allah memasukkan apa saja ke
dalam hati, kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Tugas orang-orang beriman
bukanlah berusaha untuk menciptakan pengaruh kepada orang lain, tetapi hanya
supaya ikhlas. Misalnya, seorang beriman memiliki tanggung jawab untuk
mengingatkan seseorang berdasarkan ayat-ayat Allah. Namun, orang itu hanya akan
memperoleh hidayah dari nasihat yang diberikan — betapapun penjelasannya itu
sangat terang — Allah membimbing orang itu ke jalan yang benar. Dengan
penjelasan tersebut, seorang beriman tidak berdaya menghadapi bahaya. Demikian
pula, ia tidak mempunyai kekuatan untuk menjadikan musuh ketakutan. Tetapi
Allah melindungi dan menolong orang-orang beriman yang ikhlas dan dalam
melakukan usahanya hanya untuk mencari ridha Allah. Misalnya, sebagaimana
dikatakan dalam ayat di atas, Dia memasukkan perasaan takut ke dalam hati
musuh, dan menjadikan mereka terjerumus dalam kesulitan mereka sendiri. Dengan
cara inilah Allah memberikan jalan keluar kepada orang-orang yang beriman.
Allah memasukkan berbagai ketakutan ke
dalam hati orang-orang kafir seperti takut mati, takut masa depan, takut
terluka, takut akan bencana, atau takut kehilangan harta. Demikian pula, mereka
takut mati karena tidak mempercayai akhirat dan sangat mencintai dunia.
Meyakini bahwa ia akan lenyap dan kehilangan semua kekayaannya, ketakutan
terhadap mati semakin besar. Pada akhirnya, rasa takut ini berkembang menjadi
sakit.
Allah menceritakan kepada kita bahwa
rasa takut tersebut dimasukkan ke dalam hati orang-orang kafir karena mereka
menyekutukan Allah. Kesudahan orang-orang seperti ini diceritakan dalam
al-Qur’an sebagai berikut:
“Akan Kami masukkan ke dalam hati
orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka menyekutukan Allah dengan
sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat
kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal
orang-orang yang zalim.” (Q.s. Ali
Imran: 151).
(Harun Yahya)