Awal Mei 2016, badan
intelijen Amerika Serikat (CIA) mengunggah peristiwa pembunuhan Syaikh
Usamah bin Ladin di Abbottabad melalui akun twitter. Dengan menggunakan tanda
pagar #UBLRaid, CIA mengunggah cuitan menit per menit, termasuk foto Presiden
Amerika Serikat Barack Obama dan sejumlah pejabat pemerintah AS saat
menyaksikan penyerbuan tersebut. Sebagaimana diketahui, Syaikh Usamah
dilaporkan terbunuh pada 2 Mei 2011 di Abbottabad, Pakistan.
“3:39 pm EDT – Usama Bin
Ladin ditemukan di lantai tiga dan dibunuh #UBLRaid,” sebut salah satu cuitan.
Cuitan ini membawa
beragam respons baik pro maupun kontra. Namun, ini merupakan pertama kalinya
CIA melakukan peringatan kejadian bersejarah melalui media sosial. Operasi ini
diklaim sebagai kesuksesan intelijen sepanjang masa.
“Pada peringatan kelima
tahun, sangat layak untuk mengingatnya dan menghormati mereka yang terlibat
untuk pencapaian ini,” kata juru bicara CIA, Ryan Trapani, pada ABC News.
Terkait hal itu,
Kiblat.net berupaya mendudukkan masalah ini agar proporsional dengan
mewawancarai salah seorang pengamat gerakan jihad Ustadz Abu Rusydan. Alumnus
jihad Afghanistan yang pernah berinteraksi dengan ulama jihad kaliber dunia
seperti Syaikh Abdullah Azzam ini dikenal memiliki pandangan yang luas terkait
jihad global. Berikut hasil wawancara Kiblat.net dengan dai asal Kota Kudus
ini.
Siapakah Syaikh Usamah
bin Ladin dan bagaimana pengaruhnya terhadap pergerakan Islam di dunia?
Terlepas dari perbedaan
pandangan dari berbagai pihak, baik di kalangan kaum muslimin sendiri atau di
kalangan umat manusia pada umumnya, ada satu yang disepakati tentang Syaikh
Usamah bin Ladinrahimahullah. Beliau adalah simbol perlawanan terhadap
kejahatan Amerika terhadap Islam dan kezaliman Amerika terhadap kaum muslimin.
Itu disepakati oleh semua pihak. Walaupun ada perbedaan pendapat dari sudut
pandang yang berbeda, tapi satu permasalahan yang paling mendasar, sampai hari
ini sejak masa hidupnya walaupun hari ini wafat, dipanggil Allah SWT -semoga
Allah menerima sebagai salah satu syahid- itu masih digunakan sebagai simbol
perlawanan terhadap Amerika Serikat, kejahatan Amerika terhadap Islam dan
kezaliman mereka terhadap kaum muslimin.
Adapun Al-Qaidah itu
merupakan kendaraaan beliau. Kendaraaan Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah di
dalam mewujudkan perlawanan terhadap Amerika. Itu semacam alat untuk
mengaktualisasikan perlawanan beliau terhadap Amerika, atas kejahatan Amerika
terhadap Islam dan atas kezaliman Amerika terhadap kaum muslimin.
Artinya, secanggih
apapun, setangguh apapun, “Al-Qaidah hanyalah alat perjuangan”.
Namun, hakekat perjuangan Syaikh Usamah bin Ladinrahimahullah adalah
bagaimana memperjuangkan Islam sebagai satu tatanan hidup yang bisa dipakai,
diterapkan bagi umat manusia pada umumnya dan kehidupan kaum muslimin pada
khususnya. Sebab, hanya Islam yang bisa menjamin kesejahteraan, keadilan, dan
keamanan hidup bagi umat manusia, khususnya kaum muslimin.Walahua’lam bi
showab.
Apa saja karakter
kepemimpinan yang bisa dilihat dalam figur Syaikh Usamah bin Ladin?
Saya melihat, karakter
kepemimpinan beliau yang paling dasar, walaupun kita melihat hari ini banyak
sekali pemimpin atau yang mengklaim dirinya sebagai pemimpin atau diklaim oleh
sekelompok orang sebagai pemimpin Islam, tetapi saya melihat Syaikh Usamah ini,wala
nuzakki alallahi ahadan, mempunyai satu kelebihan. Yaitu, mempunyai satu
kepekaan yang tinggi terhadap nasib Islam dan kaum muslimin. Ini yang pertama,
dan itu sangat penting. Sebab, tanpa kepekaan tidak akan menimbulkan
perhatian yang serius terhadap keadaan Islam dan kaum muslimin. Jadi, kepekaan
tadi menumbuhkan perhatian yang serius.
Kemudian karakter
lainnya, beliau menumbuhkan satu pembelaan, yang dengan pembelaan itu beliau
juga melakukan satu pengorbanan tanpa batas untuk membela Islam dan kaum
muslimin. Karena keyakinan-keyakinan yang beliau yakini, maka tiga karakter
dasar ini (kepekaan, pembelaan, pengorbanan) membawa pada kesabaran yang
luar biasa.
Beliau begitu sabar,
dalam menapaki pembelaan terhadap kaum muslimin. Saya melihat bahwa dengan
karakter-karakter dasar seperti ini, maka beliau menjadi semacam harapan besar
bagi sebagian kaum muslimin. Terutama kaum mujahidin yang ada di dunia Islam.
Karena bagaimanapun juga, beliau telah membuktikan mampu memecahkan banyak
persoalan dengan pertolongan Allah SWT.
Karakter yang
berikutnya, yang merupakan satu karakter luar biasa menurut saya, adalah
tawakal beliau kepada Allah SWT. Dengan lima karakter ini (kepekaan, pembelaan,
pengorbanan ditambah dengan sabar dan tawakal), menjadikan beliau hamba yang
mampu bersyukur sekaligus bersabar ketika menghadapi persoalan. Ketika seorang
mukmin berada pada derajat yang mampu bersyukur dan mampu bersabar di dalam
segala urusan, maka dia menjadi pribadi yang sangat tangguh. Dia menjadi
pribadi yang mampu memberikan kontribusi yang besar kepada kemajuan Islam dan
kaum muslimin terutama dalam dunia jihad.
Apakah pembunuhan
terhadap Syaikh Usamah berpengaruh terhadap Al-Qaidah dan gerakan jihad dewasa
ini?
Kalau berpengaruh itu
jelas ya. Jadi, setiap peristiwa yang timbul, apalagi kematian seorang pemimpin
besar, sekaliber Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah, itu jelas
memberi pengaruh. Paling tidak, untuk sementara waktu memberi pengaruh kepada
moral Amerika dan sekutu-sekutunya untuk “membasmi Islam” dan “membasmi jihad”
itu sendiri.
Tetapi kalau pengaruh
itu dalam pengertian internal kaum mujahidin. Itu hanya proses sementara.
Artinya, bahwa akan terjadi satu kegoncangan sementara, itu satu hal yang
sangat wajar. Namun ada satu hal yang sebenarnya sangat sulit dipahami oleh
musuh-musuh Islam, khususnya Amerika dan sekutunya.
Bahwa gerakan jihad itu
sendiri, semangat jihad yang ada pada pribadi mujahid dan gerakan jihad, proses
dinamika yang ada pada kelompok-kelompok jihad, itu akan menjadi lebih baik dan
semakin baik justru karena dipupuk dengan daging dan tulang belulang para
syuhada. Itu yang tidak pernah disadari (musuh-musuh Islam, red).
Jadi untuk sementara,
jelas kematian seorang tokoh besar seperti beliau, itu sangat berpengaruh
terhadap internal para mujahidin untuk sementara waktu, tetapi dengan tarbiyah
yang selama ini ditanamkan kepada diri, baik secara personal maupun secara
jamaah, kepada para mujahidin justru itu akan menjadi satu pendorong yang lebih
kuat untuk masa-masa yang akan datang. Saya meyakini itu, Wallahua’lam
bisshowab.
CIA menyebut kematian
Usamah bin Ladin sebagai kemenangan yang signifikan dalam kampanye serangan
yang dipimpin Amerika, bagaimana pendapat Ustadz?
Dari sudut pandang
Amerika dan sekutunya, tentunya gugurnya Syaikh Usamah rahimahullah,
merupakan sebuah kemenangan besar. Itu pasti. Dan mereka selalu memperhitungkan
itu. Tetapi ada satu hal, sebagaimana sebelumnya banyak sekali, mujahid-mujahid
yang gugur.
Seperti yang terjadi
pada DR. Abdullah Azzam, rahimahullah, juga gugur atas tipu daya
Amerika dan sekutunya. Kemudian Allahuyarham,Muhammad Dhiya-Ul-Haq,
Presiden Pakistan, yang sangat membantu jihad Afghanistan dan sangat membantu
jihad Islam di seluruh dunia Islam, dan banyak yang lain lagi.
Kalau kita harus
menyebutkan, barangkali sejak tahun 90-an saja, sudah ratusan yang namanya
terkenal. Apalagi yang tidak terkenal, mungkin ribuan dari seluruh dunia Islam
yang gugur, atas akibat tipu daya Amerika dan sekutunya terhadap Islam dan
dunia Islam.
Tetapi dalam bahasa
paling mudah, Amerika bisa saja menumpas semua bunga yang tumbuh, tapi tidak
akan mampu menahan datangnya musim semi. Pasti akan datang suatu ketika, di
mana bibit-bibit mujahid yang nanti akan tumbuh, disuburkan oleh gugurnya para
syuhada itu tadi. Dan ketika itu sudah tumbuh dengan izin Allah SWT, dengan
kehendak Allah SWT tidak ada satu kekuatan makhluk pun yang mampu menahannya.
Pasca Al-Qaidah
kehilangan figur sentral pada diri Syaikh Usamah, kemudian muncul
gerakan-gerakan jihad saingan yang mencoba merebut pengaruh umat, misalnya
Daulah Islamiyah yang dideklarasikan Al-Baghdadi. Apakah Ustadz sependapat
dengan hal itu?
Saya tidak sependapat
dengan itu ya, bahwa munculnya katakanlah Daulah Khilafah Al-Baghdadi yang
sangat populer disebut dengan ISIS itu sebagai saingan yang muncul setelah Syaikh
Usamah gugur. Saya tidak sepakat dengan itu.
Saya melihat bahwa
dinamika pergerakan jihad ini memang harus ada. Artinya bahwa setiap zaman
menghadapi persoalannya sendiri, kemudian setiap kepemimpinan itu juga
menghadapi kepemimpinannya sendiri. Jadi ini merupakan tamhis (filterisasi)
dari Allah SWT untuk memurnikan pergerakan jihad ini.
Kita tidak tahu semoga
kita senantiasa ikut dengan saringan berikutnya, saringan berikutnya sampai
akhirnya kita diizinkan oleh Allah subhanahu wata’ala untuk
memegang bendera terakhir. Tentunya kita berharap begitu. Tetapi sekali lagi,
apa yang terjadi setelah gugurnya Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah,
baik itu terjadi di internal Al-Qaidah itu sendiri maupun terjadi di dunia
jihad dan dunia Islam, itu semua merupakan dinamika pergerakan jihad.
Saya menyebutnya sebagai
semacam tamhis (filterisasi) dari Allah SWT dan Allah tidak
akan menyerahkan bendera jihad kecuali kepada orang yang sudah teruji melalui
tahapan-tahapan penyaringan itu tadi. Andaikata, toh tidak muncul Daulah
Al-Baghdadi juga ada persoalan-persoalan dari pihak mujahidin sebagai tamhis itu
tadi.
Hanya memang, fakta yang
hari ini kita hadapi adalah adanya ujian dari Allah SWT melalui Daulah Khilafah
Al-Baghdadi itu sendiri. Tapi itu tadi, kita jangan membuat persoalan menjadi
begitu sederhana menurut ukuran pikiran kita sendiri. Bahwa itu merupakan sebab
dan akibat, tidak (demikian) menurut saya, Wallahu a’lam bisshowab.
Menurut Ustadz, adakah
perbedaan Al-Qaidah di bawah kepemimpinan Syaikh Usamah dan Syaikh Aiman
Az-Zawahiri?
Kalau pertanyaan itu
bermaksud mengadakan perbandingan ataumuqoronah antara kepemimpinan
Syaikh Usamah dan kepemimpinan Syaikh Az-Zawahiri hafidzahulloh, di
dalam menangani Al-Qaidah, menurut saya itu tidak adil.
Jadi sekali lagi, Syaikh
Usamah bin Ladin rahimahullah menghadapi masanya, zamannya,
dengan segala dinamika dan romantikanya. Kemudian, Syaikh Aiman Az-Zawahiri
juga menghadapi masanya dengan segala dinamika dan romantikanya. Ini juga
bagian dari ujian dari Allah SWT.
Kita bisa menilai Syaikh
Usamah bin Ladin rahimahullah, karena beliau sudah selesai
perjalanannya. Penilaian manusia di dunia, walaupun penilaian hakiki nanti di
sisi Allah SWT. Tapi kita tidak adil, kalau hari ini kita menilai kepemimpinan
Syaikh Aiman Az-Zawahiri di dalam memimpin Al-Qaidah hanya hari ini, sebab ini
masih proses.
Ini masih proses,
masa-masa yang akan datang kita tidak tahu. Iya kan? Kita tidak perlu
berandai-andai, tetapi tidak adil kalau kita melakukanmuqoronah atau
perbandingan Al-Qaidah di bawah Syaikh Usamah bin Ladin dan DR. Aiman
Az-Zawahiri hafidzahullah, menurut saya itu tidak adil. Dan itu
tidak banyak berakibat positif bagi perjalanan jihad, maupun pikiran seorang
diri mujahid secara personal.
Jadi menurut saya,
terimalah ini sebagai bagian dari ujian Allah SWT kita bekerja sebaik-baiknya,
kita membantu semua yang mampu kita lakukan, Wallahua’lam bis showab.
Reporter: Bunyanun
Marsus
Editor: Fajar Shadiq