Saturday, May 28, 2016

Boikot Kurma Syi'ah Iran (Ijma’ Ulama Ahlus Sunnah Dunia) ! Atau Uang Anda Jadi Peluru Pembunuh Muslim Suriah Dan Irak !

Boikot Kurma Iran! atau Uang Anda Jadi Peluru Pembunuh Muslim Suriah

Seruan untuk memboikot produk Syiah Iran, pada dasarnya merupakan salah satu resolusi muktamar ulama Ahlus Sunnah digelar di Kairo, Mesir beberapa waktu lalu.
Dalam resolusi poin ke lima, disebutkan, “Seruan terhadap umat Islam untuk memboikot produk-produk Iran.”
Hal itu menyusul sikap Iran yang mengirimkan bantuan baik materi maupun militernya untuk mendukung Bashar Al-Assad membantai Muslim Suriah.


Salah satu produk Iran yang diserukan untuk diboikot adalah kurma Iran. Aksi boikot ini sendiri sudah lebih dahalu dilakukan para aktivis dari gerakan Islam di Malaysia.
Namun sayang di Indonesia, negeri dengan mayoritas Muslim terbesar dunia belum ada gerakan boikot produk Syiah. Bisa jadi kaum Muslimin tak sadar telah membeli kurma produk Iran yang marak beredar di pasaran.
“Di Malaysia, seruan itu sudah dilakukan. Muslim malaysia sepakat memboikot. Kenapa indonesia tidak? Padahal jumlah Muslim Indonesia lebih besar daripada Malaysia,” kata Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi kepada voa-islam.com, Selasa (16/7/2013).
Apakah kita rela uang yang kita salurkan untuk membeli kurma berubah menjadi peluru, roket, rudal, dan bom yang justru digunakan Iran untuk membunuh saudara-saudara kita?
Penulis buku "Zionis dan Syi’ah bersatu Hantam Islam" tersebut menyerukan agar umat Islam membuka mata, bahwa musuh umat Islam hari ini bukan hanya Zionis Yahudi tetapi juga Syiah.
“Di tengah gejolak umat Islam akhir-akhir ini di Suriah, lebanon, dan juga mesir. Sudah seharusnya membuka mata umat bahwa musuh kita tidak hanya Yahudi, tapi juga Syiah,” tuturnya.
Untuk itu, sudah semestinya di bulan suci Ramadhan ini umat Islam memboikot kurma produk Syiah Iran sebagai bentuk perlawanan dan solidaritas ukhuwah Islamiyah terhadap Muslim Suriah.
“Apakah kita rela uang yang kita salurkan untuk membeli kurma berubah menjadi peluru, roket, rudal, dan bom yang justru digunakan Iran untuk membunuh saudara-saudara kita?” tandasnya. [Ahmed Widad]

Keputusan Boikot Produk Syiah Iran adalah Ijma’ Ulama Ahlus Sunnah Dunia

suria-fi-qolb

Menurut Nahimunkar, produk (dari Iran) yang ada di Indonesia dan harus diboikot berupa kurma, karpet, sajadah juga barang tambang. Memboikot produk negara yang memerangi umat Islam merupakan bentuk jihad ekonomi memerangi kaum yang mendzalimi Muslimin. Contoh konkret aksi boikot yang berdampak cukup signifikan misalnya terhadap produk Denmark atas kasus penghinaan melalui kartun Nabi Muhammad yang pernah dimuat di media. Seluruh produk Denmark seperti susu, keju dan lain-lain ditarik dari pasar-pasar di Timur Tengah. Alhasil, itu membuat jera negara tersebut agar tidak berbuat seenaknya terhadap ajaran Islam dan kaum Muslimin.
Selain itu, Anggota Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Pusat, Ustadz Fahmi Salim, Lc, MA, telah mengungkapkan bahwa aksi boikot produk Syiah Iran merupakan keputusan ijma’ ulama Ahlus Sunnah di Kairo, Mesir.
“Untuk memboikot produk Iran yang mendukung Bashar Al-Assad itu kan sudah menjadi ijma’ ulama Ahlus Sunnah di Kairo. Produk (dari Iran) yang ada di Indonesia ini yang kelihatan ada kurma, karpet, sajadah kemudian barang tambang tapi tidak terlalu banyak,” kata ustadz Fahmi Salim kepada voa-islam, Rabu (17/7/2013).
Sebagai bentuk protes atas dukungan Syiah Iran terhadap rezim diktator Bashar Al-Assad, maka aksi boikot produk Syiah Iran menurut ustadz Fahmi adalah senjata ekonomi yang memiliki dampak signifikan.
“Senjata ekonomi itu cukup signifikan, memboikot produk negara yang memerangi umat Islam itu didasari karena mereka kan mendapatkan income dari produk yang dijual ke seluruh dunia. Kalau bisa kita boikot, kita tidak membelinya, itu akan menurunkan volume devisa perdagangan mereka di dunia internasional,” jelasnya.
Ia pun menyampaikan, contoh konkret aksi boikot yang berdampak cukup signifikan adalah terhadap produk Denmark lantaran penghinaan melalui kartun Nabi Muhammad yang pernah dimuat di media. Seluruh produk Denmark seperti susu, keju dan lain-lain ditarik dari pasar-pasar di Timur Tengah. Akhirnya pemerintah Denmark pun meminta maaf dan meminta dibuka kembali hubungan dagang.
Untuk diketahui, Muktamar ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah dunia menggelar muktamar Internasional Islamic Coordination Council (IICC) dengan pembahasan “Sikap Ulama Umat Terhadap Konflik Suriah”  telah mengeluarkan sebelas poin resolusi yang mereka sepakati.

Acara yang berlangsung di Kairo Mesir tersebut, telah diselenggarakan pada 4 Sya’ban 1434 H/13 Juni 2013 M dan dihadiri oleh lebih dari 500 tokoh dan ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah dari 50 negara yang masing-masing berafiliasi kepada 65 organisasi dan yayasan Islam di dunia. Berikut ini sebelas poin resolusi tersebut:
1.Kewajiban syar’i  umat muslim berjihad di Suriah.
2.Perang di Suriah adalah perang terhadap Islam.
3.Menyerukan persatuan umat muslim (ahlusunnah)-Syiah bukan Islam.
4.Apresiasi terhadap peran pemerintah Turki dan Qatar, dan seruan terhadap para pemimpin Arab dan  Organisai Negara Teluk (CCASG) untuk membantu perjuangan rakyat Suriah.
5.Seruan terhadap umat Islam untuk memboikot produk-produk Iran.
6.Optimalisasi peran para ulama dan cendekiawan muslim untuk menyadarkan umat perihal hakikat konflik Suriah.
7.Mengingatkan tentara Suriah akan haramnya darah kaum muslimin.
8.Mengingatkan PBB dan DK PBB akan peran yang seharusnya ditempuh dalam menangani konflik di Suriah.
9.Mengecam kepada segenap pihak yang mengklasifikasi dan menilai sebagian organisasi pejuang kebebasan rakyat Suriah sebagai aksi teroris dan terorisme.
10.Maksimalitas upaya dan peran organisasi-organisasi kemanusian dunia Islam dalam membantu perjuangan rakyat Suriah, khususnya dalam menangani para eksodos dan pengungsi Suriah.
11.Pembentukan tim khusus untuk memantau segala upaya dan realisasi dari hasil yang telah dicapai melalui muktamar ini.
Demikian sebelas poin resolusi tersebut yang penting untuk diketahui oleh  kaum Muslimin di seluruh dunia agar mereka menyatukan sikap terhadap revolusi Suriah.

kimia dates iran

Mengapa Selain Produk Zionis, Produk Syiah juga harus Diboikot?

Aksi boikot produk Syiah Iran telah menjadi resolusi yang disepakati (ijma’) ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah dalam muktamar di Kairo, Mesir yang diselenggarakan pada 4 Sya’ban 1434 H/13 Juni 2013 M dan dihadiri oleh lebih dari 500 tokoh dan ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah dari 50 negara.

Anggota Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Pusat, Ustadz Fahmi Salim, Lc, MA, mengungkapkan Aksi boikot merupakan senjata ekonomi yang ampuh.
Aksi boikot pernah diserukan oleh Raja Faishal terhadap Amerika agar tidak memberikan dukungan terhadap negara Zionis saat terjadi perang Arab-“Israel”.
Hal serupa pun pernah diserukan saat Denmark membiarkan pelecehan terhadap Nabi Muhammadshallallahu ‘alaihi wa sallam lewat kartun yang dipublish sebuah media di negara tersebut.
“Dulu kita kan pernah memboikot produk Denmark, karena ada kasus penghinaan, dengan kartun Nabi Muhammad. Produk Denmark seperti susu, keju, butter dan semacamnya sampai ditarik di pasar-pasar seluruh Timur Tengah, sebagai bentuk protes. Akhirnya mereka meminta maaf dan minta dibuka lagi hubungan perdangan, itu artinya aksi boikot itu efektif,” kata ustadz Fahmi Salim kepada voa-islam, Rabu (17/7/2013).
Namun, masih ada saja yang bertanya-tanya, mengapa produk Syiah Iran yang diboikot, bukan produk Zionis?
Zionis dan Syiah itu sama, memerangi umat Islam. Iran mengintervensi dalam permasalahan Suriah.
Ia pun menjawab dengan tegas, bahwa alasan boikot tersebut, karena Zionis dan Syiah sama-sama memerangi Islam. “Zionis dan Syiah itu sama, memerangi umat Islam,” tegasnya.
Ia menjelaskan, Syiah Iran telah mengintervensi permasalahan Suriah dengan mendukung rezim Bashar Al-Assad yang membunuhi kaum Muslimin di sana.
“Iran mengintervensi dalam permasalahan Suriah. Umat Islam yang mayoritas Sunni di sana menuntut adanya kebebasan, reformasi politik yang mana rezim Bashar ini berkoalisi dengan Syiah Iran kemudian Rusia dan Cina. Oleh sebab itu kita juga harus berfikir memboikot produk Cina dan Rusia,” pungkasnya.
Edit: Adiba Hasan

Malaysia serukan "Boikot kurma dan produk Iran!", kapan Indonesia?

Malaysia serukan "Boikot kurma dan produk Iran!", kapan Indonesia?

Gabungan Selamatkan Suriah (GSS) Malaysia yang terdiri dari ABIM, IKRAM, HALUAN, Syria Care, Pemuda GEMA dan Aqsa Syarif menyerukan kepada rakyat Malaysia yang prihatin terhadap konflik Suriah untuk memboikot kurma dan produk Iran lainnya.
Kampanye Boikot Kurma Iran ini adalah jawaban dari Resolusi Muktamar Ulama Ummah pada Kamis (13/6/2013) di Kaherah, Kairo, Mesir. Dalam muktamar yang diketuai oleh Ketua Persatuan Ulama Dunia Syeikh Yusuf Qardawi tersebut, salah satu resolusinya adalah “Umat Islam diserukan untuk memboikot perusahaan-perusahaan dan segala yang menguntungkan negeri itu. Ini untuk membela anak-anak Suriah yang gugur dibunuh oleh tangan Iran.”
Aqsa Syarif, salah satu LSM Malaysia yang tergabung dalam GSS, menegaskan bahwa organisasi mereka tidak membedakan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina melawan penjajah Zionis dan juga perjuangan rakyat Suriah atas kedzaliman Rezim Bashar Assad. “Kami terpanggil untuk bersama-sama mendukung seruan Boikot Kurma dan Produk Iran ini, agar kerajaan Iran mengubah kebijakan politik luar negerinya, atas dukunganya secara politik dan militer kepada Bashar Assad yang telah melakukan pembunuhan sadis terhadap rakyat Suriah,” tegas Dr Hafidzi Mohd Noor.
Iran menempati peringkat 10 besar dalam hal perdagangan dengan Malaysia. Terdapat 11 jenis kurma Iran: Javadi, Rabbie Iran, Mariami, Sajjad, Shahani, Black Sayer, Hossein, Zahedi dan Routab Iran yang terkenal di Malaysia. Selain itu terdapat juga beberapa produk Iran lainnya seperti: Madu Massad Gold, Cuka Tamar Minab, Kismis Minda Sultana, Sari Kurma Sohro, Cuka Tamar Sohro, Cuka Tamar Golchaken dan Sari Kurma Madu Bewg.
GSS meminta kepada rakyat Malaysia agar benar-benar teliti sebelum membeli kurma dan juga madu. Dalam acara Kampanye Boikot Kurma Iran di salah satu hotel di Kuala Lumpur pada Kamis (20/6), Naim Jusri, ketua Gerakan Selamatkan Suriah, menegaskan, “Menjelang bulan Ramadhan kali ini, saya menyeru agar rakyat Malaysia benar-benar mengganti kurma dan madu Iran.” Kapan Indonesia akan mulai turut memboikot produk Iran?
(ditto/banan/arrahmah.com)

Kembali Waspadai Kurma Iran Beredar Jelang Ramadhan

Kurma-Iran

Pada Ramadhan tahun lalu beredar kurma Iran Rabbee di Jakarta, mungkin di kota-kota lain juga, seperti dilaporkan Nahimunkar medio tahun lalu. Di muka kemasan kurma rabbee Iran (Rabbee Iran Dates) bertuliskan Alfa Mart secara jelas.
Kurma edisi 2012 itu terdiri atas kemasan 500 gram dengan logo Dompet Dhuafa di pojok bawah dilengkapi slogan donasi untuk sesama. Tidak ada keterangan, apakah itu Dompet Dhuafa yang biasanya bergandengan dengan Koran Republika, yang belum lama ini menganugerahi Said Aqil Siradj pembela aliran sesat Syiah sebagai tokoh perubahan 2012.(https://www.nahimunkar.com/said-agil-siradj-tokoh-perubahan-republika-2012/).
Selama ini Iran dikenal sebagai Negara syiah imamiyah yang jelas-jelas mencaci para sahabat Nabishallalahu ‘alaihi wa sallam, bahkan memusuhi Islam secara hebat, membunuhi kaum Muslimin Sunni, dan menghancurkan masjid-masjid Sunni serta Madrasah-madrasah. Syiah Iran juga memasok militer dan senjata untuk membunuhi Muslimin di Suriah 200 ribu orang lebih yang dibantai Bashar Assad pemimpin rezim Syiah Nushairiyah. Kemudian Iran juga memasok militer dan senjata untuk mendukung pemberontak di Yaman yaitu Syiah Houtsi.
Bahkan menurut Nahimunkar, Ahmadinejad yang pernah menjadi presiden Iran sebelum presiden Rouhani yang terkini, pernah dalam kampanyenya di televisi menuduh sahabat Nabi yakni Thalhah dan Zubeir sebagai pengkhianat yang kembali ke kepercayaan semula alias murtad. Padahal, dua sahabat yang dituduh Ahmadinejad itu termasuk 10 sahabat yang diberi khabar gembira oleh Nabi Muhammadshallalahu ’alaihi wa sallam akan masuk surga. (https://www.nahimunkar.com/masalah-ahmadinejad-menghina-dua-sahabat-rasul-01/ ).
Ketika  Ummat Islam di dunia ini menyadari bahaya syiah itu tidak kurang pula dibanding bahayanya dengan Yahudi-“Israel”, maka umat Islam akan hati-hati pula dalam memilih kurma untuk dikonsumsi selama Ramadhan tahun ini khususnya, dan di sepanjang tahun pada umumnya.
Edit: Adiba Hasan