Seruan untuk memboikot produk Syiah Iran, pada
dasarnya merupakan salah satu resolusi muktamar
ulama Ahlus Sunnah digelar di
Kairo, Mesir beberapa waktu lalu.
Dalam resolusi poin ke lima, disebutkan,
“Seruan terhadap umat Islam untuk memboikot produk-produk Iran.”
Hal itu menyusul sikap Iran yang
mengirimkan bantuan baik materi maupun militernya untuk mendukung Bashar
Al-Assad membantai Muslim Suriah.
Salah satu produk Iran yang diserukan untuk diboikot
adalah kurma Iran. Aksi boikot ini sendiri sudah lebih dahalu dilakukan para
aktivis dari gerakan Islam di Malaysia.
Namun sayang di Indonesia, negeri dengan
mayoritas Muslim terbesar dunia belum ada gerakan boikot produk Syiah. Bisa
jadi kaum Muslimin tak sadar telah membeli kurma produk Iran yang marak beredar
di pasaran.
“Di Malaysia, seruan itu sudah
dilakukan. Muslim malaysia sepakat memboikot. Kenapa indonesia tidak? Padahal
jumlah Muslim Indonesia lebih besar daripada Malaysia,” kata Muhammad Pizaro
Novelan Tauhidi kepada voa-islam.com, Selasa (16/7/2013).
Apakah kita rela uang yang kita salurkan untuk membeli
kurma berubah menjadi peluru, roket, rudal, dan bom yang justru digunakan Iran
untuk membunuh saudara-saudara kita?
Penulis buku "Zionis dan Syi’ah
bersatu Hantam Islam" tersebut menyerukan agar umat Islam membuka mata,
bahwa musuh umat Islam hari ini bukan hanya Zionis Yahudi tetapi juga Syiah.
“Di tengah gejolak umat Islam
akhir-akhir ini di Suriah, lebanon, dan juga mesir. Sudah seharusnya membuka
mata umat bahwa musuh kita tidak hanya Yahudi, tapi juga Syiah,” tuturnya.
Untuk itu, sudah semestinya di bulan
suci Ramadhan ini umat Islam memboikot
kurma produk Syiah Iran sebagai
bentuk perlawanan dan solidaritas ukhuwah Islamiyah terhadap Muslim Suriah.
“Apakah kita rela uang yang kita
salurkan untuk membeli kurma berubah menjadi peluru, roket, rudal, dan bom yang
justru digunakan Iran untuk membunuh saudara-saudara kita?” tandasnya. [Ahmed
Widad]
Keputusan
Boikot Produk Syiah Iran adalah Ijma’ Ulama Ahlus Sunnah Dunia
Menurut Nahimunkar, produk
(dari Iran) yang ada di Indonesia dan harus diboikot berupa kurma, karpet,
sajadah juga barang tambang. Memboikot produk negara yang memerangi umat Islam
merupakan bentuk jihad ekonomi memerangi kaum yang mendzalimi Muslimin. Contoh
konkret aksi boikot yang berdampak cukup signifikan misalnya terhadap produk
Denmark atas kasus penghinaan melalui kartun Nabi Muhammad yang pernah dimuat
di media. Seluruh produk Denmark seperti susu, keju dan lain-lain ditarik dari
pasar-pasar di Timur Tengah. Alhasil, itu membuat jera negara tersebut agar
tidak berbuat seenaknya terhadap ajaran Islam dan kaum Muslimin.
Selain itu, Anggota Komisi Pengkajian dan
Penelitian MUI Pusat, Ustadz Fahmi Salim, Lc, MA, telah mengungkapkan bahwa
aksi boikot produk Syiah Iran merupakan keputusan ijma’ ulama Ahlus Sunnah di
Kairo, Mesir.
“Untuk memboikot produk Iran yang mendukung
Bashar Al-Assad itu kan sudah menjadi ijma’ ulama Ahlus Sunnah di Kairo. Produk
(dari Iran) yang ada di Indonesia ini yang kelihatan ada kurma, karpet, sajadah
kemudian barang tambang tapi tidak terlalu banyak,” kata ustadz Fahmi Salim
kepada voa-islam,
Rabu (17/7/2013).
Sebagai bentuk protes atas dukungan Syiah
Iran terhadap rezim diktator Bashar Al-Assad, maka aksi boikot produk Syiah
Iran menurut ustadz Fahmi adalah senjata ekonomi yang memiliki dampak
signifikan.
“Senjata ekonomi itu cukup signifikan,
memboikot produk negara yang memerangi umat Islam itu didasari karena mereka
kan mendapatkan income dari produk yang dijual ke seluruh dunia.
Kalau bisa kita boikot, kita tidak membelinya, itu akan menurunkan volume
devisa perdagangan mereka di dunia internasional,” jelasnya.
Ia pun menyampaikan, contoh konkret aksi
boikot yang berdampak cukup signifikan adalah terhadap produk Denmark lantaran
penghinaan melalui kartun Nabi Muhammad yang pernah dimuat di media. Seluruh
produk Denmark seperti susu, keju dan lain-lain ditarik dari pasar-pasar di
Timur Tengah. Akhirnya pemerintah Denmark pun meminta maaf dan meminta dibuka
kembali hubungan dagang.
Untuk diketahui, Muktamar ulama Ahlus
Sunnah wal Jamaah dunia menggelar muktamar Internasional Islamic
Coordination Council (IICC) dengan pembahasan “Sikap Ulama Umat Terhadap
Konflik Suriah” telah mengeluarkan sebelas poin resolusi yang mereka
sepakati.
Acara yang berlangsung di Kairo Mesir
tersebut, telah diselenggarakan pada 4 Sya’ban 1434 H/13 Juni 2013 M dan
dihadiri oleh lebih dari 500 tokoh dan ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah dari 50
negara yang masing-masing berafiliasi kepada 65 organisasi dan yayasan Islam di
dunia. Berikut ini sebelas poin resolusi tersebut:
1.Kewajiban syar’i umat muslim berjihad di
Suriah.
2.Perang di Suriah adalah perang terhadap Islam.
3.Menyerukan persatuan umat muslim
(ahlusunnah)-Syiah bukan Islam.
4.Apresiasi terhadap peran pemerintah Turki dan
Qatar, dan seruan terhadap para pemimpin Arab dan Organisai Negara Teluk
(CCASG) untuk membantu perjuangan rakyat Suriah.
5.Seruan terhadap umat Islam untuk memboikot
produk-produk Iran.
6.Optimalisasi peran para ulama dan cendekiawan
muslim untuk menyadarkan umat perihal hakikat konflik Suriah.
7.Mengingatkan tentara Suriah akan haramnya
darah kaum muslimin.
8.Mengingatkan PBB dan DK PBB akan peran yang
seharusnya ditempuh dalam menangani konflik di Suriah.
9.Mengecam kepada segenap pihak yang
mengklasifikasi dan menilai sebagian organisasi pejuang kebebasan rakyat Suriah
sebagai aksi teroris dan terorisme.
10.Maksimalitas upaya dan peran
organisasi-organisasi kemanusian dunia Islam dalam membantu perjuangan rakyat
Suriah, khususnya dalam menangani para eksodos dan pengungsi Suriah.
11.Pembentukan tim khusus untuk memantau segala
upaya dan realisasi dari hasil yang telah dicapai melalui muktamar ini.
Demikian sebelas poin resolusi tersebut yang
penting untuk diketahui oleh kaum Muslimin di seluruh dunia agar mereka
menyatukan sikap terhadap revolusi Suriah.
Mengapa Selain Produk Zionis, Produk Syiah juga harus Diboikot?
Aksi boikot produk Syiah Iran
telah menjadi resolusi yang disepakati (ijma’) ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah
dalam muktamar di Kairo, Mesir yang diselenggarakan pada 4 Sya’ban 1434 H/13
Juni 2013 M dan dihadiri oleh lebih dari 500 tokoh dan ulama Ahlus Sunnah wal
Jamaah dari 50 negara.
Anggota Komisi Pengkajian dan Penelitian
MUI Pusat, Ustadz Fahmi Salim, Lc, MA, mengungkapkan Aksi boikot merupakan
senjata ekonomi yang ampuh.
Aksi boikot pernah diserukan oleh Raja
Faishal terhadap Amerika agar tidak memberikan dukungan terhadap negara Zionis
saat terjadi perang Arab-“Israel”.
Hal serupa pun pernah diserukan saat
Denmark membiarkan pelecehan terhadap Nabi Muhammadshallallahu
‘alaihi wa sallam lewat
kartun yang dipublish sebuah media di negara tersebut.
“Dulu kita kan pernah memboikot produk
Denmark, karena ada kasus penghinaan, dengan kartun Nabi Muhammad. Produk
Denmark seperti susu, keju, butter dan semacamnya sampai ditarik di pasar-pasar
seluruh Timur Tengah, sebagai bentuk protes. Akhirnya mereka meminta maaf dan
minta dibuka lagi hubungan perdangan, itu artinya aksi boikot itu efektif,”
kata ustadz Fahmi Salim kepada voa-islam,
Rabu (17/7/2013).
Namun, masih ada saja yang bertanya-tanya,
mengapa produk Syiah Iran yang diboikot, bukan produk Zionis?
Zionis dan Syiah itu sama, memerangi umat
Islam. Iran mengintervensi dalam permasalahan Suriah.
Ia pun menjawab dengan tegas, bahwa alasan
boikot tersebut, karena Zionis dan Syiah sama-sama memerangi Islam. “Zionis dan
Syiah itu sama, memerangi umat Islam,” tegasnya.
Ia menjelaskan, Syiah Iran telah
mengintervensi permasalahan Suriah dengan mendukung rezim Bashar Al-Assad yang
membunuhi kaum Muslimin di sana.
“Iran mengintervensi dalam permasalahan
Suriah. Umat Islam yang mayoritas Sunni di sana menuntut adanya kebebasan,
reformasi politik yang mana rezim Bashar ini berkoalisi dengan Syiah Iran
kemudian Rusia dan Cina. Oleh sebab itu kita juga harus berfikir memboikot
produk Cina dan Rusia,” pungkasnya.
Edit: Adiba Hasan
Malaysia serukan
"Boikot kurma dan produk Iran!", kapan Indonesia?
Gabungan Selamatkan
Suriah (GSS) Malaysia yang terdiri dari ABIM, IKRAM, HALUAN, Syria Care, Pemuda
GEMA dan Aqsa Syarif menyerukan kepada rakyat Malaysia yang prihatin terhadap
konflik Suriah untuk memboikot kurma dan produk Iran lainnya.
Kampanye Boikot Kurma Iran ini adalah jawaban dari
Resolusi Muktamar Ulama Ummah pada Kamis (13/6/2013) di Kaherah, Kairo, Mesir.
Dalam muktamar yang diketuai oleh Ketua Persatuan Ulama Dunia Syeikh Yusuf
Qardawi tersebut, salah satu resolusinya adalah “Umat Islam diserukan untuk
memboikot perusahaan-perusahaan dan segala yang menguntungkan negeri itu. Ini
untuk membela anak-anak Suriah yang gugur dibunuh oleh tangan Iran.”
Aqsa Syarif, salah satu LSM Malaysia yang tergabung dalam
GSS, menegaskan bahwa organisasi mereka tidak membedakan dukungan terhadap
perjuangan rakyat Palestina melawan penjajah Zionis dan juga perjuangan rakyat
Suriah atas kedzaliman Rezim Bashar Assad. “Kami terpanggil untuk bersama-sama
mendukung seruan Boikot Kurma dan Produk Iran ini, agar kerajaan Iran mengubah
kebijakan politik luar negerinya, atas dukunganya secara politik dan militer
kepada Bashar Assad yang telah melakukan pembunuhan sadis terhadap rakyat
Suriah,” tegas Dr Hafidzi Mohd Noor.
Iran menempati peringkat 10 besar dalam hal perdagangan
dengan Malaysia. Terdapat 11 jenis kurma Iran: Javadi, Rabbie Iran, Mariami,
Sajjad, Shahani, Black Sayer, Hossein, Zahedi dan Routab Iran yang terkenal di
Malaysia. Selain itu terdapat juga beberapa produk Iran lainnya seperti: Madu
Massad Gold, Cuka Tamar Minab, Kismis Minda Sultana, Sari Kurma Sohro, Cuka
Tamar Sohro, Cuka Tamar Golchaken dan Sari Kurma Madu Bewg.
GSS meminta kepada rakyat Malaysia agar benar-benar
teliti sebelum membeli kurma dan juga madu. Dalam acara Kampanye Boikot Kurma
Iran di salah satu hotel di Kuala Lumpur pada Kamis (20/6), Naim Jusri, ketua
Gerakan Selamatkan Suriah, menegaskan, “Menjelang bulan Ramadhan kali ini, saya
menyeru agar rakyat Malaysia benar-benar mengganti kurma dan madu Iran.” Kapan
Indonesia akan mulai turut memboikot produk Iran?
(ditto/banan/arrahmah.com)
Kembali
Waspadai Kurma Iran Beredar Jelang Ramadhan
Pada
Ramadhan tahun lalu beredar kurma Iran Rabbee di Jakarta, mungkin di kota-kota
lain juga, seperti dilaporkan Nahimunkar medio tahun lalu. Di muka kemasan
kurma rabbee Iran (Rabbee Iran Dates) bertuliskan Alfa Mart secara jelas.
Kurma edisi 2012 itu terdiri atas kemasan
500 gram dengan logo Dompet Dhuafa di pojok bawah dilengkapi slogan donasi
untuk sesama. Tidak ada keterangan, apakah itu Dompet Dhuafa yang biasanya
bergandengan dengan Koran Republika, yang belum lama ini menganugerahi Said
Aqil Siradj pembela aliran sesat Syiah sebagai tokoh perubahan 2012.(https://www.nahimunkar.com/said-agil-siradj-tokoh-perubahan-republika-2012/).
Selama ini Iran dikenal sebagai Negara
syiah imamiyah yang jelas-jelas mencaci para sahabat Nabishallalahu
‘alaihi wa sallam, bahkan memusuhi Islam secara hebat, membunuhi
kaum Muslimin Sunni, dan menghancurkan masjid-masjid Sunni serta
Madrasah-madrasah. Syiah Iran juga memasok militer dan senjata untuk membunuhi
Muslimin di Suriah 200 ribu orang lebih yang dibantai Bashar Assad pemimpin
rezim Syiah Nushairiyah. Kemudian Iran juga memasok militer dan senjata untuk
mendukung pemberontak di Yaman yaitu Syiah Houtsi.
Bahkan
menurut Nahimunkar, Ahmadinejad yang pernah menjadi
presiden Iran sebelum presiden Rouhani yang terkini, pernah dalam kampanyenya
di televisi menuduh sahabat Nabi yakni Thalhah dan Zubeir sebagai pengkhianat
yang kembali ke kepercayaan semula alias murtad. Padahal, dua sahabat yang
dituduh Ahmadinejad itu termasuk 10 sahabat yang diberi khabar gembira oleh
Nabi Muhammadshallalahu ’alaihi wa sallam akan masuk surga. (https://www.nahimunkar.com/masalah-ahmadinejad-menghina-dua-sahabat-rasul-01/ ).
Ketika Ummat Islam di dunia ini
menyadari bahaya syiah itu tidak kurang pula dibanding bahayanya dengan
Yahudi-“Israel”, maka umat Islam akan hati-hati pula dalam memilih kurma untuk
dikonsumsi selama Ramadhan tahun ini khususnya, dan di sepanjang tahun pada
umumnya.
Edit: Adiba Hasan