FIPS:
Pemerintah Masih Berpihak Rezim Suriah
Sekjen Forum Indonesia
Peduli Syam (FIPS), Abu Harits mengungkapkan bahwa rakyat Indonesia sangat
antusias dan mendukung perjuangan rakyat Suriah melawan pemerintah zalim Bashar
Assad. Namun, sikap itu tidak diwakili oleh pemerintah, yang justru lebih
memihak rezim Suriah dan sekutunya.
“Dari beberapa audiensi
yang kami lakukan di Front Indonesia Peduli Syam (FIPS), rakyat Indonesia
secara umum sangat antusias dan mereka sangat mendukung perjuangan rakyat
Suriah,” katanya kepada Kiblat.net di sela-sela aksi solidaritas untuk Suriah
di depan Kedutaan Suriah pada Senin (09/05).
Akan tetapi, lanjutnya,
sikap tersebut tidak didukung oleh pemerintah. Oleh karena itu, Abu Harits
merasa perlu menyampaikan kebenaran konflik Suriah kepada pemerintah Indonesia
yang masih memihak rezim Suriah dan sekutunya.
“Kita perlu menyampaikan
kepada regulator negeri ini untuk memiliki sebuah sikap politik luar negeri
yang memiliki keberpihakan kepada rakyat-rakyat yang tertindas di Suriah,”
tegasnya.
“Bukan memberikan
keberpihakan kepada rezim Suriah, ini yang akan kami suarakan terus dan ini
akan menjadi suara mayoritas rakyat kaum muslimin Indonesia,” tambahnya.
Selain itu, dia juga
akan menutut semua pihak yang ikut serta dalam pembantaian kaum Muslimin di
Suriah, termasuk Amerika Serikat, Iran dan milisi “Hizbullat” Lebanon.
“Kita akan menuntut
semua negara yang ikut serta dalam pembantaian genosida kaum muslimin di
Suriah, bukan hanya Iran saja termasuk Amerika, Rusia, Cina dan milisi
Hizbullat yang ikut serta di dalamnya,” ungkapnya.
Bahkan, pihaknya juga
akan menuntut sejumlah negara untuk menghentikan kekerasan di Suriah dan
memberikan kompensasi kepada korban yang mengalami kerugian akibat serangan
yang ada.
“Kita juga menuntut
mereka (rezim, AS, Rusia, Iran dan milisi Hizbullah Lebanon) untuk menghentikan
keganasannya dan harus memberikan kompensasi seadil-adilnya terhadap kaum
muslimin yang tertindas di Suriah,” pungkasnya.
Perlu diketahui, FIPS
dibentuk untuk menjadi pusat informasi dan bantuan kemanusiaan tragedi di
kawasan Syam, termasuk Suriah. Sejumlah lembaga kemanusiaan bergabung dalam
forum tersebut. Melalui FIPS, sejumlah bantuan langsung disalurkan kepada warga
Suriah.
Reporter:
Dio Alifullah
Aliansi Merah
Putih Desak Pemerintah RI Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Rezim Suriah
Selasa, 2 Sya’ban 1437 H / 10 Mei 2016 08:46
Tragedi pembumihangusan kota Aleppo
kembali menyentak mata dunia internasional. Aksi brutal rezim Basyar Asad
bersama Rusia kali ini menambah panjang catatan kejahatan rezim itu terhadap
rakyat sipil Suriah.
“Pembumihangsusan di Aleppo bukanlah
tragedi pertama. Rezim Basyar Asad sudah melakukan pembantaian rakyat sipil
berulang kali sepanjang 5 tahun konflik yang terjadi di Suriah,” demikian rilis
Aliansi Merah Putih Peduli Suriah, Senin (9/5).
Aliansi Merah Putih yang mendemo Kedubes
Suriah, Senin (9/5) kemarin memprotes aksi biadab rezim Asad dan Rusia di
Aleppo yang dalam waktu kurang dari satu pekan menewaskan sedikitnya 200 warga
sipil. Bahkan satu Rumah Sakit dan tiga Klinik hancur akibat serangan udara
rezim disertai terbunuhnya sejumlah pasien dan tenaga medis yang berkerja di
Rumah Sakit tersebut.
“Sudah hampir 500.000 orang terbunuh dan
lebih dari 700 orang tenaga medis yang bertugas menyelamatkan nyawa rakyat
sipil juga meregang nyawa akibat berbagai aksi brutal rezim Basyar Asad yang
didukung Rusia, Iran, milisi ‘Hizbullah’ Lebanon dan milisi lainnya,” ungkap
Koordinator Aksi, Hardiansyah.
Kepiluan ini belum ditambah dengan 11
juta pengungsi yang sampai hari ini kehilangan hak hidup yang layak akibat ulah
rezim Basyar Asad tersebut.
“Untuk itu Aliansi Merah Putih Peduli
Suriah sebagai bagian dari masyarakat internasional mengecam dan mengutuk aksi
brutal rezim Basyar Asad yang tidak ber-perikemanusiaan terhadap rakyat sipil
Suriah,” ujarnya.
Ia menegaskan, Aliansi Merah Putih
Peduli Suriah mendesak pemerintah Republik Indonesia untuk mengeluarkan
pernyatan resmi guna menyatakan sikap Indonesia dalam memandang pembantaian
terhadap rakyat sipil di Suriah.
Aliansi juga mengecam pernyataan Duta
Besar Indonesia untuk Suriah yang menyampaikan penyesatan informasi terkait
kondisi Suriah dengan penuh manipulasi dan amat sangat jauh dari fakta yang
terjadi.
Karena itu, kata Hardi, Aliansi Merah
Putih mendesak pemerintah Republik Indonesia untuk memutuskan hubungan
diplomatik dengan Republik Suriah.
“Mendesak pemerintah Republik Indonesia
untuk mengusir Duta Besar Republik Suriah untuk Indonesia dan memulangkan Duta
Besar Indonesia untuk Suriah,” tegasnya.
Selain itu, Aliansi Merah Putih mendesak
pemerintah Republik Indonesia untuk memfasilitasi penyaluran bantuan
kemanusiaan dari rakyat Indonesia untuk rakyat Suriah yang menjadi korban rezim
Basyar Asad tersebut.
Aliansi juga mendesak PBB untuk segera
melakukan tindakan nyata guna menghentikan kejahatan terhadap kemanusiaan yang
dilakukan rezim Basyar Asad dan negara-negara lain yang terlibat dalam
pembantaian rakyat sipil di Suriah.
Terakhir, Aliansi Merah Putih yang
terdiri dari berbagai elemen bangsa itu mendesak PBB untuk segera memberikan
sanksi kepada rezim Basyar Asad dan negara-negara yang terlibat dalam
pembantaian rakyat sipil Suriah sekalipun negara-negara tersebut anggota Dewan
Keamanan PBB.
“Sikap dan tuntutan
kami ini mewakili seluruh elemen masyarakat sipil Indonesia yang menjujung
tinggi falsafah bangsa Indonesia yakni Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,”
demikian Aliansi Merah Putih Peduli Suriah.
Salam UI : Kembalikan Dubes
Suriah dan Rusia ke Negaranya
Date: May 05, 2016
Berkaitan dengan tindakan brutal
rezim Assad dan Rusia di Suriah, kelompok mahasiswa Salam Universitas Indonesia
meminta pemeirntah Indonesia bertindak tegas. Salah satunya adalah meminta
Dubes Suriah dan Rusia agar segera meninggalkan Indonesia.
Seperti diketahui, Tragedi kemanusiaan dan kejahatan
perang telah menimpa negeri Syam, Suriah. Puncaknya adalah tanggal 29 dan 30
April 2016, di mana serangan brutal oleh rezim pemerintahan berkuasa
mengakibatkan lebih dari 250 orang tewas dan ribuan luka-luka di Aleppo. Lebih
dari 1300 serangan udara dilancarkan oleh rezim Bashar Al-Assad dan militer
Rusia dengan tujuan fasilitas umum seperti Rumah sakit di Aleppo, perkantoran
dan pemukiman. Tenaga medis pun ikut menjadi korban dengan terbunuhnya beberapa
dokter dan hancurnya rumah sakit. Lantaran kondisi darurat di Aleppo, pada
tanggal 28 April lalu shalat Jum’at ditangguhkan demi keselamatan para warga
Allepo.
(Selanjutnya silahkan baca:
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/04/160428_dunia_aleppo_msf dan http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/04/160429_dunia_suriah)
Oleh karena itu, Salam UI dan Lembaga Dakwah Fakultas
se-UI dalam rangka terjadinya tragedi kemanusiaan tersebut menyatakan:
1. Menentang tindakan pelanggaran HAM berat oleh rezim
Bashar Al Assad dan Rusia terhadap warga sipil Suriah
2. Meminta Dewan Keamanan PBB agar segera mengambil
langkah konkrit dalam mewujudkan perdamaian di Suriah
3. Meminta pemerintah Indonesia bersikap tegas dan
ikut andil dalam penyelesaian tragedi kemanusiaan yang melanda Suriah, serta
membantu para korban
4. Menuntut pemerintah Indonesia untuk mengembalikan
duta besar Suriah dan Rusia dari Indonesia ke negara asal
5. Mengajak seluruh elemen masyarakat di penjuru tanah
air untuk sama-sama mendoakan dan membantu saudara kita di Suriah.
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur
di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan
mendapat rezeki.” (Q.S Ali Imran: 169).
Lembaga Dakwah se-UI juga membuka kesempatan untuk
berdonasi melalui: kitabisa.com/suriahberdarah. http://www.sharia.co.id/2016/05/salam-ui-kembalikan-dubes-suriah-dan-rusia-ke-negaranya/
FIPS Sindir Pihak yang
Memandang “Abu-Abu” Konflik Suriah
Aliansi Merah Putih
Peduli Suriah menggelar aksi solidaritas yang bertajuk #StopBurningAleppo.
Kegiatan yang disisipi aksi teatrikal tersebut digelar di depan kantor Kedubes
Suriah di Jakarta pada Senin (09/05).
Dalam aksi tersebut,
Sekjen FIPS (Forum Indonesia Peduli Syam) Abu Harits turut menyampaikan
aspirasinya mengenai krisis kemanusiaan yang menimpa kamu Muslimin di Suriah.
“Kriminalitas yang dia
(Bashar Al-Assad) lakukan di Suriah akan menjadi catatan pula bagi masyarakat
dunia bahwa saat ini sedang terjadi ‘terorizm state’ atau negara yang meneror
rakyatnya sendiri,” tegas aktivis yang beberapa kali menyampaikan bantuan ke
Suriah ini kepada Kiblat.net di tengeh-tengah aksi.
Melihat konflik yang
kian memanas, Sekjen FIPS ini menyampaikan bahwa apa yang dialami kaum Muslimin
di Suriah saat ini tidak menutup kemungkinan juga akan terjadi di negara-negara
lainnya.
“Apa yang terjadi di
Suriah tidak menutup kemungkinan juga terjadi di negara-negara lainnya ketika
penguasa tirannya tidak lagi mendengarkan aspirasi rakyat,” ujarnya.
Mengenai sejumlah aksi
solidaritas yang ada, Abu Harits menegaskan bahwa pihaknya hanya menekankan isu
kemanusiaan di Suriah saat ini, yang bertolak belakang dengan dengan klaim
“perang sipil” sebagaimana yang digaungkan beberapa orang maupun lembaga.
“Kami hanya menekankan
isu kemanusiaan mengenai kondisi Suriah saat ini. Kita tidak perlu menggunakan
analisa-analisa yang terlalu jauh, hanya cukup menggerakkan hati nurani kita
sebagai manusia (untuk melihat kondisi Suriah),” paparnya.
“Catatan penting kita
hari ini adalah banyak di antara lembaga-lembaga atau personal individu yang
masih melihat abu-abu terkait masalah Suriah ini. Sementara apa yang terjadi di
sana telah menjadi krisis kemanusiaan terbesar seperti yang disampaikan oleh
PBB sendiri,” tegasnya.
Reporter:
Dio Alifullah
Editor: Hunef Ibrahim
http://www.kiblat.net/2016/05/10/fips-sindir-pihak-yang-memandang-abu-abu-konflik-suriah/
http://www.kiblat.net/2016/05/10/fips-sindir-pihak-yang-memandang-abu-abu-konflik-suriah/
Tiga Kelompok
Pengunjuk Rasa Bergantian Geruduk Kedubes Suriah
Selasa, 2 Sya’ban 1437 H / 10 Mei 2016 07:11
Sekitar 500 massa Aliansi Merah Putih
Peduli Suriah menggelar unjuk rasa di depan Kedubes Suriah kawasan Kuningan,
Jakarta Selatan, Senin (9/5). Aksi tersebut digelar untuk memprotes dan
mendesak rezim Basyar Asad yang didukung Rusia, Iran dan milisi-milisi setianya
agar berhenti melancarkan serangan dan pembantaian terhadap warga sipil.
Setidaknya dalam waktu 9 hari
lebih dari 250 orang di Aleppo meninggal akibat kebiadaban rezim Suriah
dan Rusia yang menggempur warga sipil–bahkan 2 rumah sakit dan tiga klinik
menjadi sasaran, sehingga korban, baik tenaga medis maupun pasien, berjatuhan.
Tiga kelompok pendemo, yaitu Jamaah
Ansharus Syariah (JAS), Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK)
Jakarta-Depok-Bekasi dan Aliansi Merah Putih Peduli Suriah, sambung menyambung
sejak pagi hingga jelang waktu Ashar menggelar aksi, orasi dan teatrikal.
Perwakilan FSLDK diterima oleh pihak
Kedubes, tetapi wakil Kedubes bernama Abdullah Karim, tak mau menjelaskan apa
yang terjadi di Suriah saat ini. Pihak Kedubes Suriah malah memperisilakan
perwakilan FSLDK untuk bertanya ke Kedubes RI yang ada di Damaskus, Suriah.
Sementara Aliansi Merah
Putih yang berulang-ulang mendesak diturunkannya bendera Suriah, dan digantikan
dengan bendera revolusi, juga berusaha masuk menemui pejabat kedutaan. Aliansi
Merah Putih harus mengultimatum beberapa kali agar pintu gerbang dibuka. Massa
sudah menempel di pintu gerbang, kalau tak ditahan, bisa rubuh. Dengan nego
yang dibantu aparat kepolisian yang setia mengawal jalannya aksi, akhirnya
gerbang dibuka. Beberapa orang perwakilan masuk.
Pembicaraan beberapa menit dengan pihak
Kedubes Suriah, menurut perwakilan Aliansi, menghasilkan kesepakatan untuk
menggelar pertemuan beberapa hari mendatang. Pihak Aliansi Merah Putih dalam
pertemuan nanti diperbolehkan membawa sejumlah wartawan.
“Jadi, kita tunggu beberapa hari ke
depan, kami akan datang lagi,” kata Koordinator Aksi dari Aliansi. (s)
Foto: mus, Video: Komarul Iman
99% Mujahidin Ahlus Sunnah Yang Memerangi Kekejaman
Syiah Shafawiyah –Nushairiyah, Negara-Negara Besar Salibis, Komunis Adalah
Penduduk Asli Suriah ! Kenapa Organisasi Islam Besar Di Indonesia Diam/Tidak
Ada Ghirahnya ? Mungkin Pimpinannya Terkooptasi Dengan Propaganda Duniawi Syiah
Iran ( Membenci Arab ) Dan Cenderung Membela Salibis/ Komunis/Syiah ! Bukan
Mustahil Kejadian di Suriah Menimpa Mereka/Negeri Kita. Naudzubillahimindzalik