Oleh : Yusuf Utsman
Baisa
Syiah semakin
memperlihatkan strategi klasiknya yaitu “Adu-domba” antara Ahlussunnah wal
jamaah.
Kita melihat
beberapa waktu yang lalu bagaimana mereka menerbitkan sebuah buku yang jauh
dari sikap amanah dan ilmiah, mereka beri judul “Sejarah Berdarah Sekte Salafi
Wahabi”, mereka beri nama palsu untuk penulisnya yaitu Syaikh Idahram.
Alhamdulillah, Allah
Ta’ala membongkar tipu daya mereka, ternyata Syaikh Idahram adalah seorang
kader Syiah yang nama aslinya “Marhadi” yang berhasil menyelusup kedalam MUI Jakarta
Utara, terakhir kita pun mendengar bahwa penyelusup ini telah dipecat dengan
tidak hormat.
Berikutnya mereka
memanas-manasi KPI dan BNPT untuk membredel 22 Website yang sangat rajin
mengupas dan menelanjangi Syiah, namun usaha mereka kemudian berhasil
digagalkan.
Saat ini mereka
melanjutkan sikap adu-domba mereka dengan menyebar (fitnah terhadap) 70 nama
ustadz yang sangat keras terhadap “Syiah”. (Fitnah yang disebarkan lewat
internet itu) dengan mencatut label “MUI” yang tidak jelas juntrungannya, MUI
pusat atau MUI daerah mana.
Kalau kita telusuri
tentu kita akan dapatkan modus yang sama, yaitu adanya oknum kader Syiah yang
menyelusup kedalam tubuh Aswaja untuk menyebar fitnah atas nama Aswaja,
sehingga terbakarlah kebencian dan permusuhan di kalangan Ahlussunnah wal
jamaah (Aswaja).
Semangat kebencian
dan permusuhan “Majusy Persia” yang mereka tebarkan di Indonesia selayaknya
harus diantisipasi dan dipupuskan, karena jika dibiarkan akan melapangkan jalan
bagi mereka untuk menjadikan Indonesia – sebagai negara terbanyak Ahlussunnah
waljamaahnya di dunia – untuk pecah belah berantakan seperti Iraq, Suria dan
Yaman.
Ada 4 langkah yang
harus segera ditempuh:
Memperkarakan oknum
yang menebarkan fitnah yang keji itu.
Menelusuri dan
mengklarifikasi pihak MUI mana yang dimaksudkan dalam selebaran tersebut.
Menanggapi secara
ilmiah ungkapan dan pernyataan mereka yang tanpa bukti .
Menyingkap kejahatan
fitnah mereka secara tuntas agar mata dan telinga muslimin, aparat kepolisian
dan pemerintah tanggap dan menyadari akan bahaya adu-domba mereka.
Jika kita selalu
berdiam diri dan membiarkan api fitnah mereka merebak kemana-mana, ujung
ujungnya kita akan menyesal dan kewalahan menghadapi keributan, perkelahian
bahkan perang yang akan terjadi diantara muslimin atau muslimin melawan
pemerintah.
Pengalaman sejarah
telah membuktikan betapa buruknya akibat dari fitnah Majusy Persia, diantara
contohnya adalah keberpihakan mereka kepada Tartar dan ungkapan mereka yang
terkenal “lebih baik memilih pemimpin kafir yang adil daripada pemimpin muslim
yang zhalim”, akibatnya runtuhlah Khilafah Abbasiyah.
Di Iraq kita
menyaksikan keberpihakan mereka kepada Negara-negara barat, akibatnya saat ini
mereka menjadi penguasa di negeri 1001 malam yang porak-poranda.
Di Suria mereka
berpihak kepada Basyar yang diktator-otoriter itu, mereka terus menebar fitnah
terhadap pihak-pihak yang ingin melengserkan Basyar dan menggantinya dengan
pemimpin yang dipilih oleh rakyat Suria, akibatnya kita menyaksikan
kesengsaraan yang terus berkepanjangan disana.
Di Yaman mereka
membentuk milisi khutsiyin yang menghalalkan segala cara untuk mencapai
kekuasaan, mereka berperang melawan pemerintah yang dipilih rakyatnya dan
membunuhi siapapun dengan semena-mena, akibatnya Yaman hingga hari ada dalam
kondisi lumpuh tidak berdaya.
Tiba gilirannya
Indonesia, mereka pun terus menebar fitnah, menyelusup kedalam MUI, Kemenag,
Ormas Islam, Partai politik dan lembaga penting lainnya.
Mereka tidak berani
tampil mengusung label “Syiah”, mereka selalu berkedok Ahlul-bait dan
menjadikan cinta kepada Ahlul-bait sebagai “justifikasi” dalam menebar
kebencian dan permusuhan kepada para Sahabat dan para tokoh Ahlussunnah
waljamaah sepanjang sejarah hingga saat ini.
Maka kita tidak
boleh berpangku tangan menunggu bantuan Allah datang tanpa perjuangan dan
pengorbanan, tentunya fitnah mereka akan terus membara.-
Takfiri Syiah ( ABI ) Jadi Bunglon Di Kantor Deputi VI
Kemenko Polhukam, Dengan Memutar Balikan Dan Menyembunyikan Kejahatan
Takfirinya Terhadap Al-Qur'an, Istri Dan Sahabat Nabi Serta Ahlus Sunnah !
Said Aqil Terima Baik Kunjungan Ulama Iran Ke PBNU,
Umat Mau Dibawa Kemana?