DOA KEBURUKAN yang dipanjatkan oleh
Husain bin Ali bin Abu Tholib radhiyallahu 'anhuma (cucu Nabi) kepada Allah Ta'ala
untuk orang-orang Syi'ah Kufah yang telah menipu dan mengkhianatinya sebelum ia
dan sejumlah keluarganya DIBUNUH Oleh mereka:
"اللهم
إن متعتهم إلى حين ففرقهم فرقا (أي شيعا وأحزابا) واجعلهم طرائق قددا, و لا ترض
الولاة عنهم أبدا, فإنهم دعونا لينصرونا, ثم عدوا علينا فقتلونا"
(*) Artinya: "Ya Allah, saat Engkau
memberikan kepada mereka (orang-orang Syi'ah dan pengikutnya, pent) kenikmatan
pada suatu waktu, maka cerai-beraikanlah mereka (menjadi kelompok-kelompok dan
golongan-golongan), jadikanlah mereka menempuh jalan yang berbeda-beda, dan
janganlah Engkau jadikan para pemimpin (kaum muslimin) merestui mereka
selamanya, karena mereka telah mengundang kami untuk menolong kami, namun
ternyata malah memusuhi kami dan membunuh kami! ".
(Lihat kitab-kitab referensi Syi'ah
berikut: Al-Irsyaad karya Al-Mufiid, Hal.241, i'laamu Al-Waroo karya
Ath-Thobrosi Hal.949, Dan Kasyfu Al-Ghummah II / 18, 38).
»Imam Husain bin Ali bin Abu Tholib juga pernah
mendoakan keburukan untuk mereka dengan mengatakan kepada mereka:
(*) "Terkutuklah kalian! Tuhanku
(Allah) akan membalas (perbuatan) kalian untuk membelaku (dan keluarga) di
dunia dan di akhirat ... kalian akan menghukum diri kalian sendiri dengan
memukulkan pedang-pedang di atas tubuh dan wajah kalian, Dan kalian akan
menumpahkan darah kalian sendiri. kalian tidak akan mendapat keberuntungan di
dunia dan tidak akan sampai kepada hajat (dan tujuan) kalian. Bila kalian mati,
maka Tuhanku telah menyiapkan azab (siksaan) untuk kalian di akhirat. kalian
akan menerima azab sebagaimana azab yang akan diterima oleh orang-orang kafir
yang paling keras kekufurannya. "(Lihat Jilaa-u Al 'Uyuun, karya Mullah
Baqir Majlisi, Hal.409).
HUSEIN : Allah Hukumlah Antara Kami Dan
Kaum Kami Mereka Yang Menyatakan Akan Mendukung Kami, Justru Kemudian Membunuh
Kami”
Oleh : Zulkarnain El-Madury
Kematian Husein yang dibesar besarkan
Syiah menjadi sebuah sebab Iran berdiri gagah sebagai pembela “menantu” dari
keturunan Rasulullah shalllallahu’alahi wasallam. Meskipun tidak pada
artikulasi cinta Ahlul bait sebenarnya. Karena Cuma menunggang kebesaran Ahlul
Bait untuk mengklasifikasi Ahlul bait
menjadi hanya keturunan Husein dan menebas serta membegal keturunan
Hasan dari jajaran Imam Imam Ahlul bait berdasarkan kontruksi Syiah Iran yang
tetap sentimen kebangsaan atas keturunan Husein dan Istrinya yang asli Persia.
Syah Iran misalnya, meskipun sama sama
Syiah dengan kelompok pemerintahan yang terpimpin para Mullah, namun tidak
menempuh jalan revolusi dalam membela kepentingan Nasionalis Iran yang
mengasaskan Syiah Iran sebagai ideologinya. Sedangkan para Mullah itu melakukan
revolusi, terdorong keinginan besar menampakkan kekuatan Syiah Iran yang
sebenarnya.
Bukan urusan ahlul bait atau imam 12 sebagaimana yang ada, tetapi lebih pada
emosi mengirankan Islam sebagaimana kekalahan Persia yang membawa dendam.
Husein sendiri ditumbangkan dengan segala pengkhianatan terhadapnya. Husein terbunuh karena memang dijual Syiah
kepada musuh, dengan suatu harapan dapat laba dari perpolitikan mereka.
Sebagai bukti adalah fakta berikut ini
dari keluhan Husein :
اللهم أحكم بيننا وبين قوم دعونا لينصرونا
فقتلونا
“Allah hukumlah antara Kami dan kaum kami
mereka yang menyatakan akan mendukung kami, justru kemudian membunuh kami”
[Muntaha al Amal Oleh Abbas Al Qummi 1/535]
Masihkan kita akan percaya Syiah si
pengkhianat Imamnya sendiri, terbukti banyak sekali perkataan Imam Imam mereka
yang memuja kebesaran para sahabat, tetapi semua ditolah oleh Syiah, fakta
mereka itu mendirikan agama Syiah yang dimaksud adalah agama nenek moyang
Persia, bukan agama yang dibawa oleh cucu rasulullah shallallahu’alahi wasallam
10 Pertanyaan tentang Peringatan Asyura yang Bikin Syiah Bungkam
Dua di antara ritual syiah adalah mengadakan majelis duka (azadari) dan melukai diri (tathbir) pada hari asyura dengan dalih mengenang terbunuhnya Husein bin Ali radhiyallahu ‘anhu.
Namun, syiah tak mampu menjawab 10 pertanyaan seputar kedua ritual tersebut:
1. Jika duka mengenang kematian adalah ritual yang baik, mengapa Husein tidak memperingati wafatnya Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu dengan majelis duka padahal ia hidup selama 21 tahun sepeninggal sang ayah?
2. Mengapa pula anak-anak Ali bin Abu Thalib lainnya dan juga keturunannya tidak mengenang wafatnya Ali dengan majelis duka tiap tahun?
3. Ali bin Abu Thalib juga wafat terbunuh. Jika tathbir adalah ritual yang baik, mengapa pula Husein tidak melukai dirinya sendiri demi mengenang duka atas wafatnya Ali?
4. Mengapa pula anak-anak Ali bin Abu Thalib lainnya dan juga keturunannya tidak mengenang wafatnya Ali dengan tathbir tiap tahun?
5. Kalaupun majelis duka tahunan khusus untuk wafatnya Husein, mengapa anak keturunan Husein tidak menggelar majelis duka tiap tahun dan ritual itu baru digelar pada mulai tahun 352 Hijriyah, 3 abad setelah wafatnya Husein?
6. Kalaupun tathbir khusus untuk memperingati wafatnya Husein, mengapa anak keturunan Husein tidak menggelar majelis duka tiap tahun dan ritual itu baru digelar lebih dari 3 abad setelah wafatnya Husein?
7. Mengapa hanya Husein yang disebut-sebut di hari asyura dan diperingati syiah, padahal pada tanggal 10 Muharram 61 H itu wafat pula Muhammad bin Ali bin Abu Thalib bersama Husein bin Ali bin Abu Thalib?
8. Mengapa hanya Husein yang disebut-sebut di hari asyura dan diperingati syiah, padahal pada tanggal 10 Muharram 61 H itu wafat pula Abu Bakar bin Ali bin Abu Thalib bersama Husein bin Ali bin Abu Thalib?
9. Mengapa hanya Husein yang disebut-sebut di hari asyura dan diperingati syiah, padahal pada tanggal 10 Muharram 61 H itu wafat pula Utsman bin Ali bin Abu Thalib bersama Husein bin Ali bin Abu Thalib?
10. Jika menurut kaum Syiah Ali bin Abu Thalib benci kepada Abu Bakar dan Ustman, mengapa Ali memberi nama putranya dengan nama mereka? Dan keduanya pun wafat terbunuh bersama Husein. [Siyasa/Tarbiyah.net]
Red : Ghazwul Fikri/ tarbiyah.net – Oct 27 2015
nahimunkar.org