Fitnah
Nasab
Beliau ﷺpernah bersabda :
إِنَّ
أَهْلَ بَيْتِي هَؤُلاءِ يَرَوْنَ أَنَّهُمْ أَوْلَى النَّاسِ بِي، وَلَيْسَ
كَذَلِكَ، إِنَّ أَوْلِيَائِي مِنْكُمُ الْمُتَّقُونَ، مَنْ كَانُوا وَحَيْثُ
كَانُوا.....
“Sesungguhnya
ahlul-baitku memandang bahwa mereka adalah orang yang paling berhak terhadapku.
Padahal tidak seperti itu. Sesungguhnya wali-waliku di antara kalian adalah
orang-orang yang bertaqwa, dimanapun mereka berada…” [Diriwayatkan oleh Ibnu
Abi ‘Aashim dalam As-Sunnah no. 212 & 1011, dan Ath-Thabaraaniy
dalam Al-Kabiiir 20/120-121 no. 241; shahih].
Nabi ﷺ sebagaimana
dalam sabdanya:
أَرْبَعٌ
فِي أُمَّتِي مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ، لَا يَتْرُكُونَهُنَّ: الْفَخْرُ فِي
الْأَحْسَابِ، وَالطَّعْنُ فِي الْأَنْسَابِ، وَالْاسْتِسْقَاءُ بِالنُّجُومِ،
وَالنِّيَاحَةُ
“Ada
empat perkara Jaahiliyyah dari umatku dan mereka belum meninggalkannya :
Membanggakan keturunan, mencela nasab, meminta hujan dengan bintang-bintang,
dan niyahah (meratapi mayit)…..” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 934].
Nasab
sama sekali tak dapat menolong dari kemurkaan Allah ﷻ.
Rasulullah ﷺbersabda:
يَا
بَنِي عَبْدِ مَنَافٍ اشْتَرُوا أَنْفُسَكُمْ مِنْ اللَّهِ يَا بَنِي عَبْدِ
الْمُطَّلِبِ اشْتَرُوا أَنْفُسَكُمْ مِنْ اللَّهِ يَا أُمَّ الزُّبَيْرِ بْنِ
الْعَوَّامِ عَمَّةَ رَسُولِ اللَّهِ يَا فَاطِمَةُ بِنْتَ مُحَمَّدٍ اشْتَرِيَا
أَنْفُسَكُمَا مِنْ اللَّهِ لَا أَمْلِكُ لَكُمَا مِنْ اللَّهِ شَيْئًا سَلَانِي
مِنْ مَالِي مَا شِئْتُمَا
“Wahai
Bani ‘Abdi Manaaf, belilah diri-diri kalian dari Allah !. Wahai Bani
‘Abdil-Muthallib, belilah diri-diri kalian dari Allah !. Wahai Ummuz-Zubair bin
Al-‘Awwaam bibi Rasulullah, wahai Faathimah bintu Muhammad, belilah diri kalian
dari Allah. Aku tidak berkuasa melindungi diri kalian dari murka Allah.
Mintalah kepadaku harta sesuka kalian” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no.
3527].
Beliau ﷺ pun baraa’ (berlepas
diri) atas kemaksiatan dan/atau kekufuran yang mereka lakukan (jika mereka
melakukannya), dan mereka kelak akan dijauhkan dari beliau ﷺ.
Allah ﷻ berfirman:
فَإِذَا
نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلا يَتَسَاءَلُونَ
“Apabila
sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada
hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya” [QS. Al-Mukminuun : 101].
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنِّي
عَلَى الْحَوْضِ حَتَّى أَنْظُرَ مَنْ يَرِدُ عَلَيَّ مِنْكُمْ وَسَيُؤْخَذُ نَاسٌ
دُونِي فَأَقُولُ يَا رَبِّ مِنِّي وَمِنْ أُمَّتِي فَيُقَالُ هَلْ شَعَرْتَ مَا
عَمِلُوا بَعْدَكَ وَاللَّهِ مَا بَرِحُوا يَرْجِعُونَ عَلَى أَعْقَابِهِمْ
“Sesungguhnya
aku (kelak akan) berada di telaga Haudl, hingga kemudian aku melihat beberapa
orang akan datang kepadaku di antara kalian, dan beberapa manusia dihalau
dariku, dan aku akan berkata : ‘Ya Rabb, mereka bagian dariku dan dari
ummatku’. Kemudian akan dikatakan : ‘Apakah kamu mengetahui apa yang mereka
perbuat sepeninggalmu?’. Demi Allah, mereka telah berbalik ke belakang (dari
agamamu)” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6593].
An-Nawawiy rahimahullah menjelaskan
hadits Abu Hurairah yang dibawakan oleh Asy-Syaikh ‘Abdul-Muhsin hafidhahullah di
atas dengan perkataannya:
مَعْنَاهُ
: مَنْ كَانَ عَمَله نَاقِصًا ، لَمْ يُلْحِقهُ بِمَرْتَبَةِ أَصْحَاب الْأَعْمَال
، فَيَنْبَغِي أَلَّا يَتَّكِل عَلَى شَرَف النَّسَب ، وَفَضِيلَة الْآبَاء ،
وَيُقَصِّر فِي الْعَمَل
“Maknanya
: Barangsiapa amalannya kurang, maka (nasabnya) tidak akan menyampaikannya pada
kedudukan orang-orang yang rajin beramal (shalih). Maka seseorang tidak boleh
bersandar pada kemuliaan nasab dan keutamaan nenek-moyang, sementara amalannya
defisit” [Syarh Shahiih Muslim, 17/22-23].
Wallaahu
a’lam bish-shawwaab.[6]
[abul-jauzaa’
– 14 Rajab 1441]
Nabi pun memuji kelembutan hati mereka dalam kalimat,
”Penduduk negeri Yaman telah datang, mereka
adalah orang-orang yang paling lembut hatinya”. (H.R. Ahmad).
Hal itulah yang tergambar dari ayat yang
kemudian turun, ”Apabila telah datang pertolongan Allah dan
kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan
berbondong-bondong”. (Q.S. An-Nashr [110] : 1-2).
Berkata Imam Al-Baghawi di dalam
kitab Syarhus Sunnah ketika menerangkan hadits tentang Yaman, bahwa
yang demikian itu merupakan pujian Nabi Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam kepada penduduk Yaman, dikarenakan mereka adalah kaum yang
bersegera dalam beriman kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dan
baiknya keimanan mereka kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Bahkan Nabi menyebutnya lagi, “Iman itu ada
pada orang Yaman, hikmah pada orang Yaman dan ketenangan ada pada orang Yaman.”
(H.R. Muslim).
akan menjadi Negeri Tauhid Ahlus Sunnah) :
ألا إن
الإيمان يمان، والحكمة يمانية، وأجد نَفَسَ ربكم من قبل اليمن
“Ketahuilah, sesungguhnya iman berada di Yaman
dan hikmah (bersama penduduk) Yaman. Aku mendapati Rabb kalian memberikan jalan
keluar (dari kesempitan dan permasalahan) dari arah Yaman” [HR. Ahmad
dalam Al-Musnad no. 10555 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
●Kemudian Al-Imam Muslim menyebutkan riwayat
berikut: dari Abu Hurairahradhiyallahu‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
قد جاء
أهل اليمن أرق الناس أفئدة الإيمان يمان والفقه يمان والحكمة يمانية
“Penduduk Yaman datang kepada kalian, hati
mereka paling lembut diantara manusia. Iman berada di Yaman, fiqih (kedalaman
ilmu -pen) berada di Yaman dan hikmah (dimiliki oleh penduduk) Yaman”
[HR. Al-Bukhari no. 4129, Muslim no. 52 dan At-Tirmidzi no. 3935]
●Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al
Utsaimin rahimahullah
berkata:
معنى
الحديث: أن تنفيس الله تعالى عن المؤمنين يكون من أهل اليمن
“Makna hadits ini bahwa
Allah ta’ala memberikan jalan keluar bagi orang-orang beriman melalui
penduduk Yaman” [Al-Qawa’id Al-Mutslaa hal. 51]
●Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah rahimahullah berkata:
وهؤلاء
هم الذين قاتلوا أهل الردةوفتحوا الأمصار، فبهم نَفَّسَ الرحمن عن المؤمنين
الكربات
“Mereka (penduduk Yaman -pen) lah yang
memerangi orang-orang murtad, menaklukkan negeri-negeri dan dengan sebab
mereka, Ar-Rahman memberikan jalan keluar bagi orang-orang beriman dari
berbagai kesempitan dan permasalahan” [Majmuu’ Al-Fatawaa, 6/398]
Sekarang Apa Yang Terjadi ?
●Asy-Syaikh Muhammad Al-Amiin Asy
Syinqithi rahimahullah
berkata:
"الإيمان
يمان" أي: يتأخر الإيمان بها بعد فقده من جميع الأرض
“Iman berada di Yaman, maknanya iman akan
keluar terakhir dari Yaman setelah iman itu hilang dari seluruh wilayah bumi”
[Adhwa’ul Bayaan, 1/26]
●Al-Hafizh Ibnu
Hajar rahimahullah berkata:
كان أهل
المشرق يومئذ أهل كفر، فأخبر صلى الله عليه وسلم أن الفتنة تكون من تلك الناحية
فكان كما أخبر، وأول الفتن كان من قبل المشرق فكان ذلك سبباً للفرقة بين المسلمين،
وذلك ما يحبه الشيطان ويفرح به، وكذلك البدع نشأت من تلك الجهة
“Saat itu penduduk Timur merupakan orang-orang
kafir, nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memberitahukan bahwa fitnah
akan datang dari arah sana, maka terjadilah sebagaimana yang diberitakan oleh
nabi. Fitnah pertama datang dari arah timur yang hal tersebut menjadi sebab
perpecahan di antara kaum muslimin. Perpecahan sangat disukai setan dan membuat
setan bergembira. Demikian pula bid’ah-bid’ah muncul dari arah sana.” [Fathul
Bari, 8/98]
● “Iman berada di Yaman, maknanya iman akan
keluar terakhir dari Yaman setelah iman itu hilang dari seluruh wilayah bumi”
[Adhwa’ul Bayaan, 1/26]
Sahabat-sahabat Rasulullah saw dari Yaman
Abu Hurairah, Abu Musa al-Asy’ari, Ubay
bin Ka’ab, Usaid bin al-Hudhair, Usamah bin Zaid,Anas bin Malik, Tsabit bin
Qais, Jarir al-Bajli, Hatib bin Abi Balta’ah, Hudzaifah bin Yaman, Hasan bin
Tsabit, Dihyah al-Kalbi, Zaid bin Tsabit,Zaid bin Haritsah, Sa’ad bin Mu’adz,
Salmahbin Akwa’, Syurahbil bin Hasanah, ‘Amir bin Fahirah, Abdullah bin
Rawahah,Ammar bin Yasir, al-‘Ala bin al-Hadrami,’Imran bin Hushain,Muadz bin
Jabal, al-Miqdad bin ‘Amr,ath-Thufailbin ‘Amr, Wailbin Hijr, Asma binti ‘Umais,Ummu
Sulaim binti Milhan.
Pujian Luar Biasa Dari Nabi Kepada
Akhlak (Keimanan) Penduduk Yaman, Namun Pada Abad 3H Dirusak Dengan Berkuasanya
Syiah Ismailiyah (Qaramithah) Dari Kufah Dan Basrah.
Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wa Sallam : Penduduk Yaman Umatnya Yang “Paling Pertama” Merasakan Segarnya Air
Telaga Beliau. Siapakah Mereka ? Penduduk Asli Yaman Dan Bukan Aqidah Tanduk
Setan, Syiah Rafidhah, Mu'tazillah, Khawaarij, Thoriqoh-Thoriqoh Ahlul-Bid'ah
Shufiyyah Dan Perusak Aqidah Lainnya Yang Menjamur Di Abad 3 H.
Pribumi (Arab) Asli Yaman
(Handramaut) Yang Sudah Menetap Sejak Awal Islam Dan Dipuji Nabi Shallallahu
‘Alaihi Wasallam
Abad 3 H, Pengrusakan Aqidah
Dan Kemunduran Peradaban Islam Yang Signifikan, Berawal Dari "Yaman
!", Dengan Masuknya (Pendatang) Syiah Ghulat Qaramithah (Ismailiyah
Bahrain) Dan Ahlu Bid'ah Lainnya Dari Timur, Serta Terbentuknya Daulah
(Kloningan) Yahudi Fatimiyyun, Sesuai Sabda Nabi (Iman Berakhir Di Yaman).
Agama Syi’ah Mulai Terbentuk
(Terorganisir) Pada Akhir Abad 3 H, Dengan Baru Memiliki Kitab Rujukan
Tersendiri (Aqidah-Fiqih- Cara Ibadah-Dll), Yang Dibuat 200 Tahun Setelah
Ja’far Shadiq Wafat. Sebelumnya Mereka Masih Sama Dengan Umat Islam (Ahlus
Sunnah).
Subhanallah, Terbukti Dua
Karakteristik Ucapan Rasulullah SAW : Keimanan Ada Pada Penduduk Al Haramain,
Yaman Dan Syam Serta Kelak Sumber Malapetaka (Tanduk Setan) Ada Di 'Iraaq
(Najd, Kufah, Basrah Dan Timur Lainnya). Terbukti Benar : Sekte Sesat-Kejam
Syiah Ismailiyah, Qaramithah, Itsna Asyariyah, Al-Jarudiyah, An-Nushairiyah,
Mu'tazillah, Khawaarij, Thoriqoh-thoriqoh Ahlul-Bid'ah Shufiyyah Dan Kerusakan Aqidah
Lainnya Lahir Dari Sini (Timur) !
[Aqidah Tanduk Setan (Najd)
yang dimaksud Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyelisihi Al
Qur’an dan Hadits (Shahih dan Sharih), jelas bukan Manhaj Salafush shalih
(Manhaj tiga generasi terbaik setelah Nabi)].
Pujian Luar Biasa Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wa Sallam Kepada Orang-Orang Yaman (Pribumi Asli Yaman),
Lurus Aqidahnya (Ittiba) “Mereka Yang Paling Lembut Hatinya Dan Paling Halus
Jiwanya. Iman Itu Yaman, (Fiqh ‘Pemahaman Agama Yang Baik’ Itu Yaman*) Dan
Hikmah Itu Yaman.” [Hr. Al-Bukhari Dan Muslim]
Apa Yang Terjadi Di Basrah
Dan Sekitarnya Pada Tahun 260H – 350H?
Negeri Yaman, Surga Para
Pencari Ilmu
Keutamaan Yaman (Dari Manakah
Fitnah itu Datang?)
Kufah, Sumber Malapetaka Umat
Uwais Al Qarni : Kecintaannya
Kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Serta Zuhud Dan Wara’nya Luar
Biasa, Tidak Butuh Legitimasi (Pencitraan) Dan Eksisitensi Dari Manusia.
Para Ulama Menyebut Daulah
Fatimiyah (3H) Dengan Daulah Ubaidiyah (Ubaidullah Al-Mahdi). Tidak Ada Bukti
Ilmiyah (Jahr Wat Ta’dil) Dari Ulama-Ulama Tsiqah Yang Hidup Diabad Ke 3H-7H
Terkait Klaim Nasab Mereka Kepada Fathimah RA. Daulah Peneror Terkejam (Syi’ah
Ismailiyah) Terhadap Ahlu Sunnah. [Kenapa Dinasti Fathimiyyun
yang besar dan mengklaim Memiliki Nasab Sampai Fatimah RA, saat ini tidak
meninggalkan jejak keturunannya (terdata)?]
Apakah Fathimiyyun Memiliki
Nasab Sampai Fatimah? Hasil Skenario Hebat Seorang Yahudi Munafiq (Maimun Al
Qaddah) Yang Dekat Dengan Cucunya Ja’far Shadiq (Muhammad Bin Isma’il),
Mengkloning Nama Anaknya (Abdullah) Sama Dengan Nama Cucu Ismail Bin Ja’far
Shadiq (Abdullah Bin Muhammad Bin Ismail Bin Ja’far Shadiq) Dan Seterusnya. [apakah saat ini ada
Keturunan nabi (Fatimah RA), dari Dinasti Fatimiyyun ? Padahal Kerajaan Besar
dengan bangunan Pendidikan Monumental Al-Azhar].