“Seseorang bersama
dengan yang dicintainya” (HR Al-Bukhari no 6169)Sumpah dalam Al-Qur’anHUKUM BERSUMPAH DENGAN MENYEBUT NAMA SELAIN
ALLAHKitab Sumpah & Nadzar BAB SUMPAH (BAB
SUMPAH)Hukum Bersumpah Atas Nama Selain AllahOleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Presiden
Erdogan mengambil sumpah jabatan sebagai presiden Turki di bawah sistem
pemerintahan yang baru di Parlemen Turki, Senin kemarin, (9/7/2018). Berikut
bunyi lengkap sumpah jabatan presiden Erdogan, seperti dikutip dari media
Turki, Hurriyet, Selasa, (10/7/2018), sebagai berikut :Erdoğan’ın
ettiği yemin şöyle: “Cumhurbaşkanı sıfatıyla, Devletin varlığı ve
bağımsızlığını, vatanın ve milletin bölünmez bütünlüğünü, milletin kayıtsız ve
şartsız egemenliğini koruyacağıma, Anayasaya, hukukun üstünlüğüne, demokrasiye,
Atatürk ilke ve inkılâplarına ve lâik Cumhuriyet ilkesine bağlı kalacağıma,
milletin huzur ve refahı, millî dayanışma ve adalet anlayışı içinde herkesin
insan haklarından ve temel hürriyetlerinden yararlanması ülküsünden
ayrılmayacağıma, Türkiye Cumhuriyetinin şan ve şerefini korumak, yüceltmek ve
üzerime aldığım görevi tarafsızlıkla yerine getirmek için bütün gücümle
çalışacağıma Büyük Türk Milleti ve tarih huzurunda, namusum ve şerefim üzerine
and içerim.”
Terjemahan :
Predisem Erdogan bersumpah : “Dalam kapasitas saya sebagai Presiden, saya bersumpah demi kehormatan dan martabat saya di hadapan bangsa Turki yang besar untuk menjaga persatuan dan kemerdekaan, kesejahteraan rakyat, menjaga integritas negara dan bangsa, mempertahankan kedaulatan tanpa syarat. Saya akan terus memegang prinsip konstitusi, aturan hukum, demokrasi, dan tetap setia kepada prinsip-prinsip Ataturk dan prinsip-prinsip Republik sekuler, memastikan hak asasi manusia dan hak dasar untuk kedamaian, kemakmuran bangsa, solidaritas dan keadilan nasional, melestarikan dan menjaga kehormatan Republik Turki dan bekerja dengan semua kemampuan saya dengan bertanggung jawab untuk bangsa Turki yang besar. Aku bersumpah untuk kehormatan dan martabat saya.”
Sumber
: The Hurriyet,
Video : TRT World
http://www.moslemtoday.com/ini-bunyi-teks-lengkap-sumpah-jabatan-presiden-erdogan/
Bandingkan Pidato Pelantikan
Presiden Erdogan Dan Raja Salman. Bersumpah Dimakam Yang Mulia (Mustafa Kemal
Ataturk, Tokoh Anti Islam Dan Arab). Tahun 2005 (Juga Di Tahun 2016) Erdogan
Bertemu Perdana Menteri Israel Ariel Sharon (Penjagal Bangsa Palestina Di
Sabra-Shatila) Di Jerusalem. Di Akherat Anda Bersama Pilihan Yang Anda Cintai.
Usai
Dilantik, Presiden Erdogan Kunjungi Makam Pendiri Turki Mustafa Kemal Ataturk Presiden
Turki Recep Tayyip Erdogan memberi penghormatan kepada pendiri Turki Mustafa
Kemal Ataturk di ibukota Ankara.Setelah
upacara pelantikannya di parlemen, Presiden Erdogan mengunjungi Anitkabir,
Makam Mustafa Kemal Ataturk, Bapak Pendiri Turki Modern dan menuliskan
pesan-pesan dan harapannya ke depan di buku tamu.“Bangsa
kita, menganggap saya layak sebagai presiden pertama mereka. Sebagai presiden
ke-12 dan presiden pertama dari sistem presidensial, saya sekali lagi bersumpah
untuk memperkuat persatuan dan persaudaraan bangsa kita, membangun dan
mengangkat martabat negara,” tulis Erdogan, seperti dilansir dari Anadolu
Agency, Selasa, (10/7/2018).
“Kami bertekad untuk memenuhi tujuan Republik ini, yang telah dipercayakan kepada generasi selanjutnya oleh Yang Mulia (Mustafa Kemal Ataturk) dan rekan-rekan Anda, pada tahun ke-100 pendiriannya,” tulis Erdogan.
http://www.moslemtoday.com/usai-dilantik-presiden-erdogan-kunjungi-makam-pendiri-turki-mustafa-kemal-ataturk/
Media Turki Gambarkan Erdogan Mirip Ataturk Saat Buka Sidang Kabinet Pertama. Anadolu melampirkan foto Erdogan mirip seperti sosok Mustafa Kemal Ataturk, Bapak pendiri Republik Turki.
Sumber
: Anadolu
Agency
Syeikh
Athiyyah Salim -rohimahulloh- mengatakan:
“Jadi
arti sebuah sumpah (dlm kontek ini) adalah: menjadikan Allah -subhanah-
sebagai saksi untuk menolak tuduhan, bila dia jujur maka Alhamdulillah, namun
bila dia dusta, maka Allah-lah yang akan menjadi lawannya.
Oleh
karena itu, bila kamu memperhatikan keadaan manusia, dan meneliti
orang-orang yang bersumpah DUSTA dengan nama Allah -dan inilah sumpah yang
menjerumuskan orangnya ke dalam neraka-, kamu akan dapati Allah (biasa)
MENYEGERAKAN hukuman bagi mereka di dunia, dan mungkin banyak orang yang
mendengar kisah-kisah dalam hal ini, dan perkara (hukuman) tersebut tidak hanya
terbatas pada (hukuman) hari kiamat saja”.
Beliau
juga memberikan faedah berharga, ketika mengatakan:
“Dari
sini kita tahu makna sebuah hadits shohih: “Barangsiapa bersumpah dengan selain
Allah, maka dia telah jatuh dalam kesyirikan”, apa hubungan antara syirik
dengan sumpah dengan selain nama Allah?
Karena
ketika kamu bersumpah dengan selain Allah, seakan kamu memberikan kepada
selain Allah; sebagian sifat Allah.
Ketika
kamu bersumpah dengan nabi, atau malaikat, atau orang saleh, atau
siapapun, seakan kamu memberikan orang yang kau jadikan sumpah itu; sifat
maha tahu, sifat maha melihat, dan kemampuan untuk membalas, padahal ini tidak
ada melainkan pada Allah”.
[Kitab:
Syarah Arba’in Nawawi, Syarah Hadits: 33].
@
Ad Dariny
Presiden Turki Bersumpah dengan Selain Nama Allah
Alhamdulillah, presiden
negeri ini bapak Jokowi hafidhahullah bersumpah atas nama
Allah sedangkan president Jargon nya Nge-Ikhwanul-Muflishin alias
Harokiyy bersumpah atas nama-nama selain Allah.
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ
اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا عَوْفٌ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ
سِيرِينَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَحْلِفُوا بِآبَائِكُمْ
وَلَا بِأُمَّهَاتِكُمْ وَلَا بِالْأَنْدَادِ وَلَا تَحْلِفُوا إِلَّا بِاللَّهِ
وَلَا تَحْلِفُوا بِاللَّهِ إِلَّا وَأَنْتُمْ صَادِقُونَ
Telah
menceritakan kepada kami ‘Ubaidullah bin Mu’adz, telah menceritakan kepada kami
ayahku, telah menceritakan kepada kami ‘Auf dari Muhammad bin Sirin dari Abu
Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Janganlah kalian bersumpah dengan nama bapak-bapak kalian, dan jangan pula
dengan nama ibu-ibu kalian, serta dengan sekutu-sekutu! Dan janganlah kalian
bersumpah kecuali dengan nama Allah, dan janganlah bersumpah dengan nama Allah
kecuali kalian dalam keadaan benar.”
[Diriwayatkan
oleh Abu Daawud no. 3248, An-Nasaa’iy no. 3769, Ibnu Hibbaan 10/199 no. 4357,
dan lain-lain; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan Abi Daawud
2/313].
حَدَّثَنَا أَبُو
بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى عَنْ هِشَامٍ عَنْ
الْحَسَنِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَحْلِفُوا بِالطَّوَاغِي وَلَا
بِآبَائِكُمْ
Telah
menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada
kami Abdul A’la dari Hisyam dia berkata, dari Hasan dari Abdurrahman bin
samurah dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Janganlah kalian bersumpah dengan menyebut nama-nama thaghut atau dengan
menyebut bapak-bapak kalian.”
[Diriwayatkan
oleh Muslim no.3108:shahih]
Thoghut
Yang dimaksud adalah seperti perangkuman pendefinisian pengertian Thaghut
oleh Al-Imaam Ibnul Qoyyim rahimahullah jelaskan berikut :
والطاغوت كل ما
تجاوز به العبد حده من معبود و متبوع أو مطاع فطاغوت كل قوم من يتحاكمون إليه غير
الله ورسوله أو يعبدونه من دون الله أو يتبعونه على غير بصيرة من الله أو يطيعونه
فيما لا يعلمون أنه طاعة الله
“Thaaghuut adalah segala
sesuatu yang menyebabkan seorang hamba melampaui batas; baik sesuatu itu dari
hal yang diibadahi, diikuti, atau ditaati. Maka thaaghuut itu setiap kaum yang
berhukum kepadanya selain dari Allah dan Rasul-Nya, atau mereka menyembah
selain dari Allah, atau mereka mengikutinya tanpa adanya pentunjuk dari Allah,
atau mereka mentaatinya terhadap segala sesuatu yang tidak mereka ketahui
bahwasannya hal itu merupakan ketaatan kepada Allah”
[I’laamul-Muwaqqi’iin,
1/50].
Bersumpah
Selain Nama Allah Adalah Syirik
Dikarenakan
bahwasanya bersumpah selain atas nama Allah adalah SYIRIK dan termasuk
kemusyrikkan!! Apalagi atas nama sekulerisme dan demokrasi.
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ حَدَّثَنَا ابْنُ إِدْرِيسَ قَالَ سَمِعْتُ الْحَسَنَ
بْنَ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ قَالَ
سَمِعَ ابْنُ عُمَرَ
رَجُلًا يَحْلِفُ لَا وَالْكَعْبَةِ فَقَالَ لَهُ ابْنُ عُمَرَ إِنِّي سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ
اللَّهِ فَقَدْ أَشْرَكَ
Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Al ‘Ala`, telah menceritakan kepada kami
Ibnu Idris, ia berkata; saya mendengar Al Hasan bin ‘Ubaidullah dari Sa’d bin
‘Ubaidah, ia berkata; Ibnu Umar mendengar seseorang bersumpah dengan mengatakan;
tidak demi ka’bah. Kemudian Ibnu Umar berkata; sesungguhnya aku telah
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Barangsiapa yang
bersumpah dengan selain nama Allah, maka sungguh ia telah berbuat syirik.”
[Diriwayatkan
oleh Abu Dawud no.2829;shahih]
حَدَّثَنَا أَبُو
سَعِيدٍ حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مَسْرُوقٍ عَنْ سَعْدِ
بْنِ عُبَيْدَةَ عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ عُمَرَ أَنَّهُ
قَالَ
لَا وَأَبِي فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَهْ إِنَّهُ مَنْ حَلَفَ
بِشَيْءٍ دُونَ اللَّهِ فَقَدْ أَشْرَكَ
Telah
menceritakan kepada kami Abu Sa’id Telah menceritakan kepada kami Israil Telah
menceritakan kepada kami Sa’id Bin Masruq dari Sa’d Bin ‘Ubaidah dari Ibnu Umar
dari Umar bahwa dia berkata; “Tidak, demi bapakku, ” maka Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Diamlah kamu, sesungguhnya
barangsiapa bersumpah dengan sesuatu selain Allah, maka dia telah musyrik.”
[Diriwayatkan
oleh Ahmad no. 311;shahih]
Syirik
dan Kemusyrikan disini Allaahu ‘Alam tidak mengeluarkan dari Agama, Al-Haafidh
Ibnu Rajab Al-Hanbaliy rahimahullah menjelaskan:
وكذلك الشرك : منه
ما ينقل عن الملة ، واستعماله في ذلك كثير في الكتاب والسنة . ومنه : ما لا ينقل ،
كما جاء في الحديث : ” من حلف بغير الله فقد أشرك “، وفي الحديث : ” الشرك في هذه
الأمة أخفى من دبيب النمل “، وسمي الرياء : شركا .
“Begitu juga dengan syirik.
Ada yang mengeluarkan dari agama, dan (lafadh) inilah yang banyak dipergunakan
dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ada pula yang tidak mengeluarkan dari
agama, seperti yang terdapat dalam hadits : ‘Barangsiapa yang bersumpah dengan
selain Allah, sungguh ia telah berbuat kesyirikan’; dan juga dalam hadits :
‘Kesyirikan yang terjadi pada pada umat ini lebih samar daripada langkah
semut’. Nabi ﷺ menamakan riyaa’ dengan
kesyirikan” [Fathul-Baariy, 1/75].
Al-Haafidh
Ibnu Hajar Al-‘Asqalaaniy rahimahullahmemberikan penjelasan sebagai berikut :
قَالَ
الْخَطَّابِيُّ : الْيَمِين إِنَّمَا تَكُون بِالْمَعْبُودِ الْمُعَظَّم ، فَإِذَا
حَلَفَ بِاللَّاتِ وَنَحْوهَا فَقَدْ ضَاهَى الْكُفَّار ، فَأَمَرَ أَنْ
يُتَدَارَك بِكَلِمَةِ التَّوْحِيد . وَقَالَ اِبْن الْعَرَبِيّ : مَنْ حَلَفَ
بِهَا جَادًّا فَهُوَ كَافِر ، وَمَنْ قَالَهَا جَاهِلًا أَوْ ذَاهِلًا يَقُول لَا
إِلَه إِلَّا اللَّه يُكَفِّر اللَّهُ عَنْهُ وَيَرُدّ قَلْبَهُ عَنْ السَّهْو
إِلَى الذِّكْر وَلِسَانه إِلَى الْحَقّ وَيَنْفِي عَنْهُ مَا جَرَى بِهِ مِنْ
اللَّغْو
“Al-Khaththaabiy berkata :
‘Sumpah hanyalah dilakukan dengan menyebut nama sesembahan (tuhan) yang
diagungkan. Apabila seseorang bersumpah dengan nama Laata dan semisalnya,
sungguh dirinya menyerupai (perbuatan) orang-orang kafir. Maka, ia
diperintahkan untuk memperbaikinya dengan mengucapkan kalimat
tauhid’. Ibnul-‘Arabiy berkata : ‘Barangsiapa yang bersumpah dengannya
(Laata atau yang lainnya) dengan sungguh-sungguh, maka ia kafir. Barangsiapa
yang mengucapkannya karena jahil atau lupa, ia mesti mengucapkan Laa ilaha
illallaah agar supaya Allah mengampuni dosanya, mengembalikan hatinya dari
kelalaian menuju dzikir (kepada Allah), mengembalikan lisannya kepada
kebenaran, serta menafikkan perkataan tak berguna yang telah terjadi”
[Fathul-Baariy,
8/612].
Allaahu
‘Alam
Semoga Allah Ta’ala memberikan petunjuk kepada President Erdogan
dan
Fans Club nya
Bersumpah Demi Kehormatan & Martabat
Dalam
kalimat di atas terdapat ucapan sumpah dengan selain Allah yaitu bersumpah
dengan ‘kehormatan’.
Apakah
ini dibolehkan? Berikut ini jawabannya,
عَنْ سَعْدِ بْنِ
عُبَيْدَةَ قَالَ سَمِعَ ابْنُ عُمَرَ رَجُلاً يَحْلِفُ لاَ وَالْكَعْبَةِ فَقَالَ
لَهُ ابْنُ عُمَرَ إِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ
« مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ أَشْرَكَ ».
Dari
Sa’ad bin Ubadah, suatu ketika Ibnu Umar mendengar seorang yang bersumpah
dengan mengatakan ‘Tidak, demi Ka’bah’ maka Ibnu Umar berkata kepada orang
tersebut, Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa yang bersumpah dengan selain Allah maka dia telah melakukan
kesyirikan” (HR Abu Daud no 3251, dinilai shahih oleh al Albani).
Bersumpah
dengan Allah adalah bentuk mengagungkan Allah.Oleh karenanya, bersumpah
dengan selain Allah dinilai sebagai bentuk tindakan lancang kepada Allah dan
melecehkan kesempurnaan dan keagungan Allah. Karena seorang insan jika ingin menegakan
bahwa dirinya benar dalam perkataannya atau berupaya membersihkan diri dari
tuduhan yang dialamatkan kepadanya maka dia akan bersumpah dengan sesuatu yang
paling agung dalam hatinya. Adakah di alam semesta ini suatu yang lebih
agung dibandingkan dengan Allah. Oleh karena itu, bersumpah dengan selain Allah
tergolong kesyirikan.
Hukum
bersumpah dengan selain Allah adalah haram menurut mayoritas ulama.
Ibnu
Taimiyyah berkata, “Bersumpah dengan makhluk hukumnya haram menurut
mayoritas ulama. Inilah pendapat Abu Hanifah dan merupakan salah pendapat dari
dua pendapat yang ada dalam mazhab Syafii dan Ahmad. Bahkan ada yang menyatakan
bahwa para shahabat telah bersepakat dalam hal ini.
Ada
juga yang berpendapat bahwa sumpah dengan selain Allah itu makruh. Namun
pendapat pertama jelas pendapat yang lebih benar sampai-sampai tiga shahabat
nabi yaitu Abdullah bin Mas’ud, Abdullah bin Abbas dan Abdullah bin Umar
berkata, ‘Sungguh jika aku bersumpah dengan nama Allah dalam keadaan aku
berbohong itu lebih aku sukai dibandingkan jika aku bersumpah dengan selain
Allah dalam kondisi benar” (Majmu Fatawa 1/204).
Dalam
kesempatan yang lain, beliau berkata, “Menurut pendapat yang benar dan itu
merupakan pendapat mayoritas ulama baik dari generasi salaf maupun khalaf
adalah tidak boleh bersumpah dengan makhluk baik nabi atau bukan nabi,
malaikat, seorang raja ataupun seorang ulama. Terlarangnya hal ini adalah
larangan haram menurut mayoritas ulama sebagaimana pendapat Abu Hanifah dan
yang lainnya. Hal tersebut merupakan salah satu dari dua pendapat dalam mazhab
Ahmad” (Majmu Fatawa 27/349).
Tentang
rahasia di balik larangan ini, Syaukani mengatakan, “Para ulama mengatakan
bahwa rahasia di balik larangan bersumpah dengan selain Allah adalah karena
bersumpah dengan sesuatu itu menunjukkan pengagungan dengan suatu yang
disebutkan. Padahal keagungan yang hakiki adalah hanya milik Allah. Oleh karena
itu tidak boleh bersumpah kecuali dengan Allah, zat dan sifatNya. Ini merupakan
kesepakatan semua ahli fikih” (Nailul Author 10/160).
Jadi bersumpah
dengan selain Allah adalah syirik besar yang mengeluarkan dari Islam jika
diiringi keyakinan bahwa makhluk yang disebutkan dalam sumpah tersebut
sederajat dengan Allah dalam pengagungan dan dalam keagungan. Jika tidak ada
unsur ini maka hukumnya adalah syirik kecil.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ –
رضى الله عنهما أَنَّهُ أَدْرَكَ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ فِى رَكْبٍ وَهْوَ
يَحْلِفُ بِأَبِيهِ ، فَنَادَاهُمْ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – «
أَلاَ إِنَّ اللَّهَ يَنْهَاكُمْ أَنْ تَحْلِفُوا بِآبَائِكُمْ ، فَمَنْ كَانَ
حَالِفًا فَلْيَحْلِفْ بِاللَّهِ ، وَإِلاَّ فَلْيَصْمُتْ »
Dari
Ibnu Umar, sesungguhnya beliau menjumpai Umar bin al Khattab bersama suatu
rombongan. Saat itu Umar bersumpah dengan menyebut nama
bapaknya. Nabipun lantas memanggil rombongan tersebut lalu bersabda, “Ingatlah
sesungguhnya Allah melarang kalian untuk bersumpah dengan menyebut nama
bapak-bapak kalian. Siapa yang hendak bersumpah maka hendaknya bersumpah dengan
Allah atau jika tidak diam saja” (HR Bukhari no 5757).
عَنِ ابْنِ
بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ
حَلَفَ بِالأَمَانَةِ فَلَيْسَ مِنَّا
».
Dari
Ibnu Buraidah dari Buraidah, Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang bersumpah
dengan amanah maka dia bukanlah umatku” (HR Abu Daud no 3253,
dinilai shahih oleh al Albani).
Oleh karena
itu tidak diperkenankan untuk bersumpah dengan Ka’bah, amanah, kehormatan,
pertolongan, barokah fulan, kehidupan fulan, kedudukan nabi, kedudukan wali,
bapak, ibu dan tidak pula dengan kepala anak. Ini semua hukumnya
haram. Barang siapa yang terjerumus ke dalamnya
maka kaffarah/tebusannya adalah dengan mengucapkan laa ilaha illallah
sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang shahih.
عَنْ أَبِى
هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « مَنْ
حَلَفَ فَقَالَ فِى حَلِفِهِ وَاللاَّتِ وَالْعُزَّى . فَلْيَقُلْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللَّهُ . وَمَنْ قَالَ لِصَاحِبِهِ تَعَالَ أُقَامِرْكَ . فَلْيَتَصَدَّقْ »
Dari
Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang bersumpah lalu berkata
dalam sumpahnya ‘demi Latta dan Uzza’ maka hendaknya mengucapkan laa ilaha
illallah. Barang siapa yang berkata kepada kawannya ‘mari kita bertaruh’ maka
hendaknya dia bersedekah” (HR Bukhari no 4579) [Muharramat Istahana biha anNas
hal 21, maktabah al Khudairi].
Di
sisi lain, dalam al Qur’an Allah sering bersumpah dengan menyebut
makhlukNya semisal mengatakan, ‘Demi matahari dan terangnya’ atau ‘Demi malam
jika telah gelap’ atau kalimat yang semisal.
Ada
dua jawaban untuk mendudukkan masalah ini dengan benar. Pertama, ini
adalah perbuatan Allah dan Allah tidak boleh ditanya tentang yang Dia lakukan.
Dia berhak untuk bersumpah dengan makhluk apa saja yang Dia kehendaki. Dialah
yang akan menanyai makhlukNya bukan malah ditanya. Dialah yang menghukumi bukan
yang dihukumi.
Kedua,
Allah bersumpah dengan makhluk-makhluk ini menunjukkan keagungan dan
kesempurnaan kuasa dan hikmah Allah. Jadi jika Allah bersumpah dengan ini
semua, maka ini menunjukkan pengagungan terhadap makhluk-makhluk tersebut.
Sehingga secara tidak langsung menunjukkan sanjungan terhadap Allah. Sedangkan
kita tidak diperkenankan untuk bersumpah dengan selain Allah karena kita
dilarang untuk melakukan hal tersebut (al Qoul al Mufid 2/325-326).
@Ustadz
Aris Munandar
Turki Negara Republik Sekuler
Banyak yg terjegagik mengonangi bagaimana Erdogan menjalani prosesi sumpah jabatannya; jauh dari kesan Islami yg sering diwacanakan pendukungnya dan justru mengesankan sangat sekuler mengikuti pendahulunya Kemal Ataturk. Bagi orang yg paham jeroan dan manuver yg dilakukan ikhwanist di Turki, sebenarnya hal itu bukan hal yg aneh atau mengherankan.
Pada dasarnya Turki atau rakyat Turki adalah sekuler setidaknya sejak pertengahan abad 19 di masa Sultan Abdulmecid, menyusul reformasi Tanzimat thn 1830. Bukti sekulerisme itu bisa dilihat sampai sekarang mulai dari urusan alkohol, judi sampai yg kekinian, eljibiti bisa ditemukan dgn mudah di seluruh Turki: No or very little restriction. Hanya sebagian kecil kelompok masyarakat yg benar2 bisa dikatakan religius.
Sebelum partai pengusung Erdogan, yakni AKP berkuasa, kelompok kiri (leftist) memegang tampuk kekuasaan di Turki dgn Bulent Ecevit sebagai Perdana Menteri. Ecevit yg sangat populer di masa itu, terpaksa mengundurkan diri karena alasan kesehatan. Kala itu, AKP yg mewarisi gerakan Milli Gorus bentukan Necmettin Erbakan, adalah partai gurem. Gerakan ini dipopulerkan sepulang Erbakan dari Jerman thn 1969 dan dianggap merupakan cikal bakal atau versi lain Ikhwanul Muslimin di Turki. Why Jerman? … (ini ada juga story-nya, cakep kalau dibahas yaitu poros Muflisin Muenchen-Aachen).
Kekosongan
kekuasaan sepeninggal Ecevit, membuat duo pendiri AKP yaitu Abdullah Gul
dan Erdogan, mencium peluang untuk merebut kekuasaan. But how? … Karena
Turki memiliki sistem multi partai dan mayoritas adalah partai sekuler, yg AKP
lakukan adalah menjual komitmen bahwa Turki akan tetap menjadi negara
republik yg sekuler seperti yg telah dijalankan ‘founding father’-nya Kemal
Ataturk.
Dengan
cara ini, meski secara genetik AKP adalah partai corong Ikhwanul Muflisin,
mereka tetap dapat meraih suara dari konstituen semua partai2 sekuler tsb.
Dengan cara inilah AKP (Gul & Erdogan) akhirnya memenangi pemilu
legislatif dgn 30% dukungan suara untuk pertama kalinya. Itu sebabnya dlm
setiap kampanyenya Erdogan/AKP selalu menyuarakan “Turkey is secular and will
remain secular” sejak kampanye-nya thn 2007.
Nah
pertanyaannya, mengapa Erdogan sering memposisikan diri pro-islam?
Jawabnya sederhana … karena ia harus tetap memelihara pengaruhnya di mata
kalangan religius Ikhwanul Muflisin yg memang menjadi inti pembentuk partai AKP
itu sendiri.
Jadi,
sikap dualisme itu tak lebih karena nafsu berkuasa AKP sebagai
perpanjangan Ikhwanul Muflisin yg terpaksa harus berkompromi mengakomodasi
selera rakyat turki yg memang sekuler bahkan cenderung liberal. Ini tak ada
bedanya dgn kelakuan Partai Kalah Selalu yg di satu sisi mencitrakan
islami, tapi di sisi lain menjalin Persatuan & Koalisi Saru dgn partai2
sekuler di Indonesia.
Erdogan
atau AKP telah berkuasa setidaknya 10thn di Turki, komitmennya mempertahankan
sekulerisme sampai sekarang, menjadi contoh atau bukti tegaknya syariat
Islam harus dimulai dari rakyat itu sendiri; kebijakan penguasa adalah cerminan
rakyatnya …. selama rakyatnya sekuler, maka tak ada pilihan lain bagi penguasa
atau negara untuk tetap sekuler. Jadi, jangan mudah ndlongop kalau ada lambe
turah atau bani parpol yg koar2 berjuang menegakkan islam, selama rakyat di
negara itu jauh dari nilai2 islami … Turkey is very good example.
Tertipu Propaganda Turki dan Ikhwanul Muslimin serta Sejarah
Migrasi Yahudi
Dalam berbagai kesempatan, mulai demo kelas jalanan sampai orasi level atas, di semua negara dimana ikhwanul muflisin menancapkan kaki2 tentakel gurita-nya, issue palestina dijadikan tidak saja untuk menarik simpati, tapi juga menjatuhkan lawan2 politik mereka. Mereka menjadikan Turki sebagai ‘role model’ perlawanan dan di saat yg sama, membully pemimpin negara2 islam, yg selalu mereka posisikan tak berdaya menghadapi kaum yahudi israel. Banyak kaum muslimin terperdaya retorika tsb, sederhananya karena banyak diantara kita yg tak memahami peranan Turki Ottoman dlm lepasnya palestina ke tangan yahudi israel. Deklarasi Balfour lah yg selalu diangkat ke permukaan, padahal sesungguhnya migrasi orang2 yahudi ke palestina jauh dimulai sebelum deklarasi itu ditanda tangani.
Menyusul reformasi Tanzimat, sesuai dgn UU kewarganegaraan yg diterbitkan thn 1869, siapapun yg tinggal di wilayah “Kekhalifahan” Turki Ottoman (tak terkecuali palestina) memiliki hak untuk meraih kewarga-negaraan Ottoman. Orang2 asing yg migrasi atau merantau memiliki hak menjadi warga negara setelah 5 thn tinggal di semua wilayah Ottoman. Sesuai UU tsb, mereka pun memiliki hak untuk membeli tanah di wilayah Ottoman setelah mereka memperoleh hak kewarganegaraannya.
Peluang ini dibaca oleh konglomerat Perancis, Baron Edmont de Rothschild, yg membeli lahan yg ia pergunakan sebagai investasi agribisnis yahudi pertama di palestina, dimana direktur perusahaan itu tercatat sebagai salah seorang yahudi pertama yg memperoleh kewarganegaraan Ottoman di Palestina.
Rothschild ini pulalah yg mensponsori migrasi orang2 yahudi yg bekerja di perkebunan miliknya. Awalnya kehadiran yahudi dari eropa ini dianggap memberi keuntungan bagi ekonomi negara; investasi dan skill yg dimiliki para yahudi tsb dianggap asset penggerak ekonomi negara. Bahkan untuk menarik investasi, syarat tinggal 5thn bagi warga asing untuk mendapat kewarganegaraan Ottoman dihapus dan dipermudah menjadi cukup 3 thn khusus bagi pendatang yahudi.
Tengat waktu yg dipersingkat ini awalnya dianggap sebuah keuntungan bagi negara, karena semakin cepat para yahudi itu mendapat kewarganegaraan semakin ringan beban negara dlm memberi tunjangan khusus bagi orang yahudi yg masuk sebagai pengungsi. Itulah sebabnya dlm kurun waktu 1882 sd 1903, sekira 25ribu imigran yahudi memasuki tanah palestina. Migrasi atau apa yg dikenal sebagai HaAliyah HaRishona ini memungkinkan imigran yahudi asal eropa timur dan yaman tinggal dan bekerja di bisnis2 keluarga yahudi. Migrasi berlanjut pada gelombang kedua atau HaAliyah HaSheniya yg terjadi antara thn 1904 sd 1914 dgn jumlah lebih banyak, yaitu 40rb orang yg sebagian besar beasal dari Rusia.
Jadi bisa dikatakan, transformasi kebijakan politik di dalam Turki Ottoman lah sebenarnya yg menjadi biang kerok migrasi besar2an orang2 yahudi ke Palestina. Cacad aqidah yg berbuah pada sekularisme di masa Sultan AbdulMecid dimanfaat orang2 yahudi yg memang terkenal cerdik memanfaatkan kesempatan dalam setiap kesempitan.