Tuesday, August 5, 2014

Ali bin Abi Thalib pernah membakar sebagian dari orang syiah dan sebagian lagi melarikan diri dari pedang beliau

Juni 15, 2012

PELECEHAN SYI’AH TERHADAP PARA SAHABAT RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM
Syi’ah, merupakan salah satu sekte dalam Islam. Sekte yang memiliki banyak hal-hal aneh, sehingga sebagian ulama menghukumi mereka ini telah keluar dari Islam.
Di antara aqidah Syi’ah yang sangat penting dan menjadi kaidah tertinggi mereka ialah pengkafiran kepada seluruh Sahabat kecuali beberapa orang, seperti ‘Ali, Fathimah, Hasan dan Husain dan beberapa sahabat lainnya. Dan yang sedikit ini pun, mereka tikam dengan kebohongan-kebohongan besar yang sukar dicari tandingannya. Yang pada hakikatnya, mereka pun telah mengkafirkan Ali Radhiyallahu ‘anhu dan ahli bait Radhiyallahu ‘anhum dengan cara yang berbeda ketika mereka mengkafirkan seluruh Sahabat. Siapakah yang lebih mereka kafirkan, Sahabatkah yang mereka tuduh telah menzhalimi ahlul bait, ataukah ‘Ali yang menurut mereka telah mengatakan bahwa dirinyalah yang telah menghidupkan dan mematikan?
Inilah kaidah orang-orang Zindiq, yaitu: “Merendahkan sebagian, kemudian meninggikan sebagian yang lain dalam waktu yang bersamaan”. Mereka telah merendahkan para sahabat dengan caci-maki dan laknat. Mereka melawan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang banyak memuja para sahabat, di antaranya keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada mereka “Radhiallahu ‘anhum”. Kemudian dalam waktu yang bersamaan, mereka kafirkan juga ‘Ali dan ahlulbait dengan cara meninggikan mereka sampai kepada derajat ketuhanan!
Itulah cara-cara kaum zindiq!
Sungguh tepat apa yang dikatakan oleh Syaikhul-Islâm Ibnu Taimiyyah rahimahullah, bahwa Syi’ah itu buatan kaum zindiq munafik, yang pada masa ‘Ali hidup, beliau telah membakar sebagian dari mereka dan sebagian lagi melarikan diri dari pedang beliau.[Minhâjus Sunnah 1/11].
Di bawah ini, sedikit saya terangkan perkataan mereka terhadap para sahabat, yang dinukilkan dari kitab-kitab mereka sendiri.
1. Mereka mengatakan, bahwa para sahabat telah murtad sepeninggal Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali tiga orang, yaitu: Miqdâd bin Aswad, Abu Dzar, dan Salmân al-Fârisi. [Raudhatun Minal Kâfi 8/245-246 oleh ulama mereka yang bernama Al Kulini].
2. Mereka mengatakan, bahwa para sahabat adalah orang-orang kuffar, sesat, dan terlaknat karena memerangi ‘Ali dan mereka kekal di neraka. [Awâ-ilul Maqâlât hal. 45 oleh Mufîd].
3. Ni’matullah al-Jazâ-iri al-Mâjûsi mengatakan dalam kitabnya, al-Anwâru Nu’mâniyyah (2/244), “Imamiyyah mengatakan dengan nash yang terang atas imamahnya ‘Ali dan mereka telah mengkafirkan para sahabat.”
4. Muhammad Bâqir al Majlîsi mengatakan: “Aqidah kita tentang berlepas diri (al-barâ`) ialah: bahwa sesungguhnya kita berlepas diri dari empat orang berhala, yaitu: Abu Bakr, ‘Umar, ‘Utsmân, dan Mu’âwiyah. Dan dari empat orang perempuan, yaitu: ‘Aisyah, Hafshah, Hindun, dan Ummul-Hakam. Dan dari semua pendukung dan pengikut-pengikut mereka. Sesungguhnya mereka adalah sejelek-jelek makhluk Allah di permukaan bumi; dan sesungguhnya tidak sempurna iman kepada Allah dan Rasul-Nya dan (iman) kepada para imam, kecuali sesudah berlepas diri dari musuh-musuh mereka”. [Haqqul-Yakîin, hal. 519 dalam bahasa Parsi].
5. Mereka mengatakan, bahwa Abu Bakr, ‘Umar, dan ‘Utsmân diadzab di neraka dengan sekeras-keras
azab.
6. Mereka mengatakan, bahwa Abu Bakr dan ‘Umar adalah orang pertama yang masuk neraka bersama Iblis.
7. Bahkan mereka mengatakan, bahwa ‘Umar diadzab di neraka lebih keras dari iblis. [Al-Anwârun- Nu’mâniyyah, 1/81-82].
8. Penyusun kitab al-Anwârun-Nu’mâniyyah (1/81-82) berkata : “Telah datang riwayat-riwayat yang khusus-yakni dari Syi’ah karena ahlus Sunnah menurut mereka adalah orang-orang awam-, “Sesungguhnya setan dirantai dengan tujuh puluh rantai dari besi Jahannam, dan ia dibawa ke mahsyar (tempat berkumpul). Maka, setan melihat ada seorang laki-laki di depannya yang dibawa oleh Malaikat Adzab, dalam keadaan di lehernya ada seratus dua puluh rantai dari rantairantai Jahannam. Lalu, setan mendekat kepadanya dan ia bertanya (kepada orang itu): ‘Apakah gerangan yang telah diperbuat oleh orang celaka ini sehingga dia diadzab lebih dariku, padahal akulah yang menyesatkan makhluk dan membawa mereka kepada kebinasaan?’ Maka, ‘Umar menjawab pertanyaan setan itu: “Tidak ada sesuatu pun yang aku kerjakan selain sesungguhnya aku telah merampas khilâfah ‘Ali bin Abi Thâlib’.”
Kemudian si Majusi yang bernama Ni’matullah al-Jazâ-iri ini memberi komentar: “Zhahirnya bahwa dia -yakni Umar- manganggap kecil apa yang menyebabkan dirinya menjadi celaka dan bertambah adzabnya, padahal dia tidak tahu, bahwa setiap yang terjadi di dunia ini sampai hari Kiamat berupa kekufuran dan kemunafikan dan berkuasanya orang-orang yang durhaka dan zhalim, tidak lain melainkan disebabkan oleh perbuatannya ini.” (Saya nukil dari kitab Mas-alatut Taqrîb [1/366) oleh Syaikh Nâshir al-Qifâri].
Lihatlah apa yang telah dikatakan si Majusi ini terhadap khalifah yang mulia ‘Umar bin Khaththâb Radhiallahu ‘anhu. Yang menurut keyakinan Syi’ah, bahwa ‘Umar diazab lebih pedih dan lebih besar dari Iblis!? Demikian juga bahwa perbuatan ‘Umar lebih menyesatkan daripada perbuatan Iblis!?
9. Telah berkata seorang Majusi lainnya, asy-Syirâzi, yang mereka namakan tanpa haq dengan “Ayatollah”(!?): “Biarkanlah mereka (yakni Syi’ah) menjelaskan dengan setiap ketegasan, sesungguhnya Abu Bakr dan ‘Umar, keduanya tidak pernah beriman kepada Allah meskipun sekejap mata saja. Biarkanlah mereka (yakni Syi’ah) menjelaskan dengan setiap ketegasan, sesungguhnya ‘Aisyah seorang Khawârij, sedangkan Khawârij adalah kafir. Biarkanlah mereka (yakni Syi’ah) menjelaskan dengan setiap ketegasan, sesungguhnya ‘Utsman laknatullah dari Bani Umayyah, dan mereka adalah pohon yang terlaknat di dalam Al-Qur’ân.”
Si Majusi ini sampai hari ini masih hidup sebagai salah seorang ulama mereka (baca: Syi’ah Râfidhah).
(Saya nukil dengan ringkas dari kitab Zhâhiratut-Takfîr fi Madzhab Syi’ah (hal. 9) oleh Syaikh ‘Abdurrahmân Muhammad Sa’îd ad-Dimasyqiyyah).
10.Al Kulini di kitabnya, al-Kâfi, di bagian kitab “Raudhah” mengatakan: “Bahwa dua orang Syaikh (yang dimaksud oleh mereka adalah Abu Bakar dan ‘Umar) telah terpisah dari dunia ini (yakni mati) (dalam keadaan) tidak bertaubat dan tidak mengingat apa yang keduanya telah perbuat terhadap Amirul-Mukminin (yakni ‘Ali bin Abi Thâlib), maka atas keduanya laknat Allah dan malaikat dan manusia semuanya.” [Saya nukil dari kitab Mas-alatut-Taqrîb Baina Ahlis-Sunnah wasy-Syî’ah (1/366) oleh Syaikh Nâshir al-Qifâri].
11.Kemudian si Majusi yang bernama Ni’matullah al-Jazâ-iri di kitab al-Anwârun Nu’mâniyyah (2/111) mengatakan: “Telah dinukil di dalam riwayat-riwayat pertama –yakni riwayat Syi’ah- bahwa khalifah yang pertama –yakni Abu Bakr- bersama dengan Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan berhala yang biasa dia sembah pada zaman Jahiliyyah tergantung di lehernya tertutup oleh bajunya. Dan dia pun sujud –yakni di dalam shalat- sedangkan yang dia maksudkan adalah sujud kepada berhalanya itu sampai Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam mati, maka barulah mereka (yakni para sahabat di bawah pimpinan Abu Bakr) menyatakan (secara terang-terangan) apa yang ada di dalam hati-hati mereka.”
Demikianlah, beberapa tuduhan keji sekte aneh ini terhadap para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah mendapatkan sanjungan dari Allah Azza wa Jalla. Semoga kian menyadarkan kaum muslimin akan tipu-daya dan kebusukan mereka. Wallahul-Hâdi
Oleh: Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 02/Tahun XII/1429H/2008M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondanrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858197]
Share this:
pp
April 8, 2013 pukul 3:51 pm
bang reza..ga usah repot2…sih….islam itu mudah…kenapa saya katakan mudah..karena udah kumplit ,,ga usah di cari2 lagi kebenarannya…tinggal ikutin aja …bereskan…!!!
betul,..
yongkie
Maret 25, 2013 pukul 6:55 am
lanjutkan sob…
biar kita tau semua penyimpangan2 syiah
ika
September 13, 2012 pukul 10:58 am
Hanya Allah yang mengetahui segala kebenaran,,,
Terimakasih atas komentarnya, jadi teringat ada seorang ustadz yang dialog dengan seorang profesor, dialog ini diadakan di cirebon,
Lalu sang profesor berkata seperti diatas, “Hanya Allah yang mengetahui segala kebenaran,,, tidak boleh mencap orang lain itu salah, karena hanya allah yg tahu mana yang benar”
Maka dijawab oleh sang ustadz, “Kasihan sekali anda , sekolah tinggi-tinggi, sampai mendapat gelar profesor, tapi tidak mengetahui kebenaran, kalah sama anak yang masih sekolah TK, misalkan ada orang yang tidak shalat, maka dia bisa menilai kalau itu salah, tidak benar,
Kalau anda sudah mendapat gelar profesor, akan tetapi anda mengucapkan “Hanya Allah yang mengetahui kebenaran” ,..
Alhamdulillah, sang profesor akhirnya banyak mengambil pelajaran dari jawaban sang ustadz
semoga kita termasuk kedalam orang orang yang di beri petunjuk,,
dan semoga keselamatan dan berkah senantiasa di limpahkan kepada orang- orang yang selalu beruasa mencari dan menegakkan kebenaran,..
Amiin..
Abu Fadhilah
September 16, 2012 pukul 1:04 am
Akh, ada link dialog tersebut ngga?
Wah kebetulan ana tahu dari ustadznya langsung , ustadz thaharah yang ngajar di pesantren Assunnah cirebon, dialog terjadi di acara seminar di grage mall, dihadiri oleh wakil walikota cirebon juga,
Alhamdulillah sang profesor tersebut menyadari dan berterimakasih kpda sang ustadz,
ujang
Agustus 2, 2012 pukul 9:36 am
Subhanalloh…khoir sukron mudah2an ini bis menjadi pencerahan,..
kalau saya boleh berpendapat apabila ada golongan yg merasa dirinya paling benar, maka sesungguhnya golongan itulah yg harus kita tinggalkan..
Perlu diluruskan, merasa paling benar menurut persangkaanya, atau merasa paling benar karena mengikuti contoh rasulullah? Sebab Rasulullah juga bersabda, akan senantiasa ada sekelompok orang yang menyeru kepada kebenaran, mereka adalah firqatun najiyah, thaifatul mansurah, mereka satu-satunya golongan yang selamat, yang benar, yang wajib kita ikuti,
Ali Reza
Januari 21, 2012 pukul 5:29 am
Meski isi tulisan tidak menjelaskan judul tulisan Anda, ternyata komentar singkat saya tidak menjangkau logika Anda. Jika Ali bin Abi Thalib pernah “membunuh” para penghafal Alquran dan penegak tahajud, apakah itu karena kesalahan hafalan Quran dan salatnya?
Apa yang dilakukan Ali bin abi thalib adalah sesuai dengan anjuran Rasulullah dalam haditsnya, apakah ini terluput dari pengetahuan anda? Rasulullahpun menjelaskan tentang bagaimana ibadah mereka,shalat mereka,puasa mereka, juga tilawah mereka, ini hadittsnya:
يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ يَحْقِرُ أَحَدُكُمْ صَلاَ تَهُ مَعَ صَلَاتِهِمْ وَصِيَامَهُ مَعَ صِيَامِهِمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ مُرُوقَ السَّهْمِ فَمَنْ أَدْرَكَهُمْ فَلْيَقْتُلْهُمْ فَإِنَّ فِي قَتْلِهِمْ أَجْرًا عَظِيمًا عِنْدَ الهِ لِمَنْ قَتَلَهُمْ
Salah seorang dari kalian merasa shalatnya lebih rendah nilainya daripada shalat mereka, puasanya lebih rendah nilainya daripada puasa mereka, tilawahnya lebih rendah nilainya daripada tilawah mereka. Mereka membaca Al-Qur’an tapi tidak melewati kerongkongan mereka (tidak memahaminya). Mereka telah melesat keluar dari Islam sebagaimana anak panah melesat dari busurnya. Bunuhlah mereka dimana saja kamu jumpai sebab telah tersedia pahala yang besar di Hari Kiamat bagi yang membunuh mereka.
Ali menumpas orang-orang khawarij bukan karena shalat dan hafalan qurannya, akan tetapi karena pemahamannya, sebagaimana orang-orang syiah, orang-orang syiah menyimpang dari islam karena pemabamannya, bahkan diantara pemahamannya itu bisa menyebabkan pelakunya keluar dari islam,
Ketika saya mengatakan “termasuk di dalamnya”, maka saya ingin katakan bahwa tidak hanya Khawarij yang dibunuh tapi juga puluhan ribu muslim lainnya telah dibunuh pada peperangan Jamal (Ali vs. Ummul Mukminin Aisyah) dan Shiffin (Ali vs. Muawiyah). Apakah mereka dibunuh karena “kemuslimannya”?
bang rez, kejadian penumpasan orang-orang khawarij dan perang jamal beda waktu, tidak bisa disamakan,
Dan tentunya, hukumnyapun berbeda, juga orang-orang yang terlibat dalam perang jamal, dan jika kita membaca sejarah, niscaya akan tahu siapa sih pemicu perang jamal, ini salah satu kelicikan orang-orang syiah,
jika Anda membaca sejarah maka jelaslah bagi Anda bahwa peperangan Jamal yang terjadi dikarenakan diprovokasi oleh orang-orang Khawarij.
Ibunda Aisyah dan para sahabat lainnya datang, tujuan utamanya adalah untuk ishlah dan meluruskan segala kesalapahaman, dan bukan untuk perang! sangat jelas sekali…
dan sudah menjadi kebiasaan para ahlul bid’ah seperti Khawarij untuk mengadu domba kaum muslimin. Begitupun dengan para anak cucu Majusi, yaitu Syi’ah Rafidhah adalah ular bermuka dua yang menjadi racun bagi Islam dan kaum muslimin.
Jika kita menelusuri sejarah, maka jelas akan kita temukan bahwa kejatuhan Islam dan kaum muslimin selalu didalangi oleh pengkhianatan orang-orang agama Syi’ah.
Tentang perang siffin, cukuplah perkataan orang yang anda beserta kelompok syiah agung-agungkan, perkataan Ali bin Abi Thalib,
Al-Imaam Ibnu Abi Syaibah rahimahullah berkata :
حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ أَيُّوبَ الْمَوْصِلِيُّ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ بُرْقَانَ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ الْأَصَمِّ، قَالَ: سُئِلَ عَلِيٌّ عَنْ قَتْلَى يَوْمِ صِفِّينَ، فَقَالَ: ” قَتْلَانَا وَقَتَلَاهُمْ فِي الْجَنَّةِ، وَيَصِيرُ الْأَمْرُ إِلَيَّ وَإِلَى مُعَاوِيَةَ
Telah menceritakan kepada kami ‘Umar bin Ayyuub Al-Maushiliy, dari Ja’far
bin Burqaan, dari Yaziid bin Al-Asham, ia berkata : ‘Aliy pernah ditanya tentang orang-orang yang terbunuh di perang Shiffiin, maka ia berkata : “Orang yang terbunuh dari kami dan dari mereka ada di surga”. Dan perkara tersebut akan ada antara aku dan Mu’aawiyyah [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, 15/302].
Ali Reza
Januari 18, 2012 pukul 7:27 am
Ali bin Abi Thalib dan sahabat yg lain juga pernah “membunuh” para penghafal Alquran dan penegak salat tahajud, termasuk di dalamnya kelompok Khawarij.
Terimakasih bang reza yg punya blog pendukung syiah juga, ikut komentar disini.. mudah-mudahan Allah berikan hidayah agar rujuk kepada pemahaman yang benar,
Sebenarnya lucu juga komentar anda, entah apa yang mendorong anda berkomentar seperti itu,
Anda mengatakan “Ali bin Abi Thalib dan sahabat yg lain juga pernah “membunuh” para penghafal Alquran dan penegak salat tahajud,” lalu disaat yang sama kelompok anda sendiri mengangkat ali, mengelu-elukan ali, sungguh sangat lucu sekali, taqiyyah lagi nih,…
Yang dimaksud bang reza adalah orang-orang khawarij yg ditumpas oleh Ali bin Abi thalib,akan tetapi bang reza ini berkomentar seolah-olah menyalahkan perbuatan Ali bin Abi Thalib,
berikut anjuran Rasulullah terhadap kaum khawarij:
Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ يَحْقِرُ أَحَدُكُمْ صَلاَ تَهُ مَعَ صَلَاتِهِمْ وَصِيَامَهُ مَعَ صِيَامِهِمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ مُرُوقَ السَّهْمِ فَمَنْ أَدْرَكَهُمْ فَلْيَقْتُلْهُمْ فَإِنَّ فِي قَتْلِهِمْ أَجْرًا عَظِيمًا عِنْدَ الهِ لِمَنْ قَتَلَهُمْ
Salah seorang dari kalian merasa shalatnya lebih rendah nilainya daripada shalat mereka, puasanya lebih rendah nilainya daripada puasa mereka, tilawahnya lebih rendah nilainya daripada tilawah mereka. Mereka membaca Al-Qur’an tapi tidak melewati kerongkongan mereka (tidak memahaminya). Mereka telah melesat keluar dari Islam sebagaimana anak panah melesat dari busurnya. Bunuhlah mereka dimana saja kamu jumpai sebab telah tersedia pahala yang besar di Hari Kiamat bagi yang membunuh mereka.
Jadi sikap Ali bin abi thalib membunuh para pembaca alquran dari golongan orang-orang khawarij, itu termasuk tindakan yang benar,..
Dan perlu diketahu, yang melakukan tindakan adalah penguasa, sebagaimana yang dilakukan oleh Ali bin Abi Thalib, beliau kala itu sebagai khalifah,.. jadi tidak dibenarkan dalam islam jika ada sekelompok masyarakat yang bergerak sendiri dalam menumpas orang2 khawarij, atau orang2 yang melecehkan ajaran islam, diantaranya syiah rafidhah,
..
Oktober 13, 2012 pukul 4:14 pm
BETUL2 LUCU KOMENTAR SI REZA…
SYIAH LEBIH BERBAHAYA & LEBIH SESAT DARI AHMADIYAH
tatang
Januari 21, 2013 pukul 3:35 pm
ya iya, wong syiah itu kaki tangan yahudi
nur ridha
Juli 28, 2013 pukul 5:11 am
Si Ali Reza sepertinya belum melihat video nahi mungkar ya, di video itu jelas-jelas banyak penyimpangan syi’ah. Di blog ini juga ada itu video yang berjudul “Semua Syiah harus nonton video ini” coba simak video itu dulu baru komentar.
yah begitulah mba, hidayah itu milik Allah, akan terasa susah menasehati org yg sudah kecantol paham sesat syiah,. apalagi jika sudah mengikuti ritual2 zina mutahnya,. akan terasa berat utk ninggalin syiah, sebab tidak bisa gonta-ganti pasangan tapi berpahala,..