Saat ini sang Khalifah Arab Saudi telah tiada, namun setelahnya digantikan oleh putera-puteranya, diantaranya yaitu :
Kings of Saudi Arabia (1932–present)
Name
|
Lifespan
|
Reign start
|
Reign end
|
Notes
|
Family
|
Ibn Saud
ابن سعود |
26 November 1876 – 9 November 1953 (aged 76)
|
22 September 1932
|
9 November 1953
|
Saud
| |
Saud
سعود |
12 January 1902 – 23 February 1969 (aged 67)
|
9 November 1953
|
2 November 1964
(deposed) |
Son of Ibn Saud and Wadhah bint Muhammad bin 'Aqab
|
Saud
|
Faisal
فيصل |
April 1906 – 25 March 1975 (aged 69)
|
2 November 1964
|
25 March 1975
(assassinated) |
Son of Ibn Saud and Tarfa bint Abduallah bin Abdulateef al Sheekh
|
Saud
|
Khalid
خالد |
13 February 1913 – 13 June 1982 (aged 69)
|
25 March 1975
|
13 June 1982
|
Son of Ibn Saud and Al Jawhara bint Musaed bin Jiluwi
|
Saud
|
Fahd
فهد |
16 March 1921 – 1 August 2005 (aged 84)
|
13 June 1982
|
1 August 2005
|
Son of Ibn Saud and Hassa bint Ahmed Al Sudairi
|
Saud
|
Abdullah
عبدالله |
1 August 1924 (age 89)
|
1 August 2005
|
Incumbent
|
Son of Ibn Saud and Fahda bint Asi Al Shuraim
|
Saud
|
[http://en.wikipedia.org/wiki/King_of_Saudi_Arabia]
Namun Allah dan Rasul-Nya telah memberikan petunjuk dalam menghadapi para Pemimpin Kaum Muslimin.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. [QS. An-Nisaa’ : 59]
مَنْ أَطَاعَنِي فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ عَصَى اللَّهَ وَمَنْ يُطِعْ الْأَمِيرَ فَقَدْ أَطَاعَنِي وَمَنْ يَعْصِ الْأَمِيرَ فَقَدْ عَصَانِي وَإِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَعَدَلَ فَإِنَّ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرًا وَإِنْ قَالَ بِغَيْرِهِ فَإِنَّ عَلَيْهِ مِنْهُ
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga bersabda, “Barang siapa yang taat kepadaku berarti dia telah taat kepada Allah dan barang siapa yang bermaksiat kepadaku berarti dia telah bermaksiat kepada Allah. Dan barang siapa yang taat kepada pemimpin berarti dia telah taat kepadaku dan barang siapa yang bermaksiat kepada pemimpin berarti dia telah bermaksiat kepadaku. Dan sesungguhnya imam (pemimpin) adalah laksana benteng, dimana orang-orang akan berperang mengikutinya dan berlindung dengannya. Jika dia memerintah dengan berlandaskan taqwa kepada Allah dan keadilan, maka dia akan mendapatkan pahala. Namun jika dia berkata sebaliknya maka dia akan menanggung dosa.” [Bukhari no.2737]
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ مَا لَمْ يُؤْمَرْ بِمَعْصِيَةٍ فَإِذَا أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ
Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “mendengar dan taat adalah wajib bagi setiap muslim, baik yang ia sukai maupun yang tidak ia sukai, selama ia tidak diperintahkan melakukan kemaksiatan, adapun jika ia diperintahkan melakukan kemaksiatan, maka tidak didengar ataupun ditaati.” [Bukhari no.6611]
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَتَكُونُ أُمَرَاءُ فَتَعْرِفُونَ وَتُنْكِرُونَ فَمَنْ عَرَفَ بَرِئَ وَمَنْ أَنْكَرَ سَلِمَ وَلَكِنْ مَنْ رَضِيَ وَتَابَعَ قَالُوا أَفَلَا نُقَاتِلُهُمْ قَالَ لَا مَا صَلَّوْا
Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Akan datang para penguasa, kalian mengenal mereka namun kalian mengingkari (perbuatan mereka), barangsiapa yang mengetahui (kemungkarannya) hendaklah berlepas diri, dan barangsiapa mengingkari maka ia telah selamat. Tetapi bagi yang ridha dan mengikutinya,” Para Shahabat langsung berkata, “Bagaimana jika kita perangi saja?” Beliau menjawab, “Tidak, Selama mereka masih shalat.” [Muslim no.3445]
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمْ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لَا نَبِيَّ بَعْدِي وَسَيَكُونُ خُلَفَاءُ فَيَكْثُرُونَ قَالُوا فَمَا تَأْمُرُنَا قَالَ فُوا بِبَيْعَةِ الْأَوَّلِ فَالْأَوَّلِ أَعْطُوهُمْ حَقَّهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ سَائِلُهُمْ عَمَّا اسْتَرْعَاهُمْ
Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam besabda, “Bani Isra'il, selalu didampingi oleh para Nabi, bila salah satu Nabi meninggal dunia maka akan dibangkitkan Nabi setelahnya. Dan sungguh tidak ada Nabi setelah aku, yang ada adalah para Khalifah yang banyak jumlahnya.” Para Shahabat bertanya, “Apa yang engkau perintahkan kepada kami?” Beliau menjawab, “Penuhilah bai'at kepada Khalifah yang pertama (lebih dahulu diangkat), berikanlah hak mereka karena Allah akan bertanya kepada mereka tentang pemerintahan mereka.” [Bukhari no.3196]
وإذا رأيت الرجل يدعو على السلطان فاعلم أنه صاحب هوى، وإذا رأيت الرجل يدعو للسلطان بالصلاح فاعلم أنه صاحب سنة إن شاء الله
Jika engkau melihat seseorang yang berdoa buruk kepada seorang pemimpin, ketahuilah bahwa ia termasuk pengikut hawa hafsu, namun bila engkau melihat seseorang berdoa kebaikan seorang pemimpin, ketahuilah bahwa ia termasuk Ahlus Sunnah Insya Allah.
لقول فضيل: لو كانت لي دعوة ما جعلتها الا في السلطان
Berkata Fudhail (bin Iyadh) : Seandainya aku memiliki doa (baik yang dikabulkan), niscaya akan aku tujukan bagi para pemimpin.
أنا أحمد بن كامل قال: نا الحسين بن محمد الطبري، نا مردويه الصائغ، قال:: سمعت فضيلا يقول: لو أن لي دعوة مستجابة ما جعلتها إلا في السلطان
Aku adalah Ahmad bin Kamil berkata : Telah mengabarkan kepada kami Husain bin Muhammad ath-Thabari, telah mengabarkan kepada kami Mardawaih ash-Shaigh berkata : Aku mendengar Fudhail (bin Iyadh) berkata : Seandainya aku memiliki doa (baik) yang akan dikabulkan, niscaya akan aku tujukan bagi para pemimpin.
قيل له: يا أبا علي فسر لنا هذا
Ditanya kepadanya : Wahai Abu ‘Aliy jelaskan kepada kami ucapan engkau tersebut?
قال: إذا جعلتها في نفسي لم تعدني، وإذا جعلتها في السلطان صلح، فصلح بصلاحه العباد والبلاد
Beliau berkata : Apabila doa tersebut aku tujukan bagi diriku, tidak lebih hanya bermanfaat bagi diriku. Sedangkan apabila doa kebaikan tersebut aku tujukan kepada pemimpin dan ternyata para pemimpin menjadi baik, maka rakyat dan negara akan merasakan kebaikannya.
فأمرنا أن ندعو لهم [بالصلاح] ، ولم نؤمر أن ندعو عليهم وإن ظلموا، وإن جاروا؛ لأن ظلمهم وجورهم على أنفسهم، وصلاحهم لأنفسهم وللمسلمين
Kita diperintahkan untuk berdoa kepada mereka (dengan kebaikan), dan kita tidak diperintahkan untuk berdoa (keburukan) kepada mereka meskipun mereka dzhalim dan jahat. Jika mereka dzhalim dan jahat maka akan kembali kepada diri mereka sendiri, sementara jika mereka baik maka akan kembali kepada diri mereka sendiri dan kaum Muslimin.
[Syarhus Sunnah no.127 1/113-114, Imam al-Barbahari]
Semoga Allah memberikan kebaikan kepada para pemimpin Kaum Muslimin dan terkhusus lagi pemimpin Arab Saudi, sehingga Penduduk Mekkah dan Madinah senantiasa dalam kebaikan dan agar pemimpin Arab Saudi dapat mendukung para Ulamanya dalam menyebarkan ilmu al-Qur’an dan as-Sunnah yang sesuai dengan pemahaman para Shahabat Ridhwanullahi ‘alaihim ajma’in.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُؤْتَى بِأَوَّلِ الثَّمَرِ فَيَقُولُ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي مَدِينَتِنَا وَفِي ثِمَارِنَا وَفِي مُدِّنَا وَفِي صَاعِنَا بَرَكَةً مَعَ بَرَكَةٍ ثُمَّ يُعْطِيهِ أَصْغَرَ مَنْ يَحْضُرُهُ مِنْ الْوِلْدَانِ
Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam biasanya diberi buah yang paling pertama, maka beliau pun berdo'a, “Ya Allah, berkahilah Madinah kami, pada buah-buahan kami, pada Mudd kami, pada Sha’ kami, dengan keberkahan yang melimpah.” Baru kemudian beliau memberikannya kepada anak yang paling kecil di antara anak yang hadir di situ. [Muslim no.2438]
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْإِيمَانَ لَيَأْرِزُ إِلَى الْمَدِينَةِ كَمَا تَأْرِزُ الْحَيَّةُ إِلَى جُحْرِهَا
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya iman akan kembali ke Madinah, sebagaimana ular kembali ke dalam lubangnya.” [Muslim no.210]
ستفتح عليكم الدنيا حتى تنجد الكعبة. قلنا: ونحن على ديننا اليوم، قال: وأنتم على دينكم اليوم، قلنا: فنحن يومئذ خير أم اليوم؟ قال: بل أنتم اليوم خير
“Dunia akan ditundukan untuk kalian hingga Ka’bah dihiasi.” Kami bertanya, “Apakah saat itu kami berada dalam agama kami seperti hari ini?” Beliau menjawab, “Saat itu kalian berada di atas ajaran agama kalian hari ini.” Kami bertanya lagi, “Apakah saat itu kami lebih baik ataukah saat ini?” Beliau pun bersabda, “Saat ini keadaan kalian lebih baik.”
[Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah no.1884, Syaikh al-Albani]
Dan dibaiatlah seorang laki-laki Ahlul Bait di Mekkah yang berasal dari kalangan Quraisy dari jalur Fathimah Radhiyallahu ‘anha yang bernama Muhammad bin Abdillah yang berdahi lebar dan berhidung mancung yang akan menguasai bangsa Arab, yaitu ketika 3 putera Khalifah Arab Saudi sedang memperebutkan kekuasaan ketika terjadinya vacum kekuasaan dan kepemimpinan dan berdirilah Khilafah di atas manhaj Nubuwwah.
يبايع لرجل ما بين الركن والمقام ولن يستحل البيت إلا أهله، فإذا استحلوه فلا يسأل عن هلكة العرب، ثم تأتي الحبشة فيخربونه خرابا لا يعمر بعده أبدا وهم الذين يستخرجون كنزه
Seorang laki-laki akan dibaiat di antara rukun (Hajar Aswad) dan Maqam (Ibrahim). Tidak ada yang dapat menghalalkan Ka’bah kecuali penduduk di sekitarnya, maka apabila mereka telah menghalalkannya, jangan ditanya lagi akan kehancuran orang-orang Arab. Kemudian orang-orang Habasyah akan datang untuk merobohkannya hingga benar-benar roboh, dan tidak akan ada lagi yang dibangun setelah itu untuk selam-lamanya. Merekalah yang mengeluarkan perbendaharaan Ka’bah.
[Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah no.579, Syaikh al-Albani]
يَقُولُ إِنَّ هَذَا الْأَمْرَ لَا يَنْقَضِي حَتَّى يَمْضِيَ فِيهِمْ اثْنَا عَشَرَ خَلِيفَةً قَالَ ثُمَّ تَكَلَّمَ بِكَلَامٍ خَفِيَ عَلَيَّ قَالَ فَقُلْتُ لِأَبِي مَا قَالَ قَالَ كُلُّهُمْ مِنْ قُرَيْشٍ
Beliau bersabda, “Sesungguhnya pemerintahan ini tidak akan runtuh hingga kedua belas orang khalifah memerintah.” Kemudian beliau mengucapkan kata-kata yang kurang jelas bagiku, Jabir berkata, “Lalu aku bertanya kepada ayahku, apa yang dikatakan beliau?” Ayahku menjawab, “(beliau mengatakan) Semuanya dari Quraisy.” [Muslim no.3393]
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَزَالُ هَذَا الدِّينُ عَزِيزًا إِلَى اثْنَيْ عَشَرَ خَلِيفَةً قَالَ فَكَبَّرَ النَّاسُ وَضَجُّوا ثُمَّ قَالَ كَلِمَةً خَفِيفَةً قُلْتُ لِأَبِي يَا أَبَتِ مَا قَالَ قَالَ كُلُّهُمْ مِنْ قُرَيْشٍ
زَادَ فَلَمَّا رَجَعَ إِلَى مَنْزِلِهِ أَتَتْهُ قُرَيْشٌ فَقَالُوا ثُمَّ يَكُونُ مَاذَا قَالَ ثُمَّ يَكُونُ الْهَرْجُ
Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Agama ini akan tetap mulia hingga Khalifah kedua belas.” Jabir berkata, “Orang-orang bertakbir dan senang. Kemudian beliau mengatakan suatu ucapan yang pelan,” lalu aku bertanya kepada ayahku, “Wahai ayah, apa yang beliau katakan?” Ia menjawab, “Beliau mengatakan bahwa mereka semuanya dari Quraisy.”
Namun ia menambahkan, Ketika beliau kembali ke rumahnya, orang-orang Quraisy mendatanginya seraya bertanya, “Setelah itu akan terjadi peristiwa apa?” beliau menjawab: “Akan terjadi pembunuhan [الْهَرْجُ].”
[Abu Daud no.3732, Shahih tanpa [فَلَمَّا رَجَعَ إِلَى مَنْزِلِهِ] “Ketika beliau kembali ke rumahnya” : Shahih Abu Daud no.4280-4281, Syaikh al-Albani]
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا يَوْمٌ قَالَ زَائِدَةُ فِي حَدِيثِهِ لَطَوَّلَ اللَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ ثُمَّ اتَّفَقُوا حَتَّى يَبْعَثَ فِيهِ رَجُلًا مِنِّي أَوْ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي وَاسْمُ أَبِيهِ اسْمُ أَبِي زَادَ فِي حَدِيثِ فِطْرٍ يَمْلَأُ الْأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَجَوْرًا وَقَالَ فِي حَدِيثِ سُفْيَانَ لَا تَذْهَبُ أَوْ لَا تَنْقَضِي الدُّنْيَا حَتَّى يَمْلِكَ الْعَرَبَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي
Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda, “Sekiranya dunia ini tidak tersisa kecuali hanya sehari,” Zaidah menyebutkan dalam haditsnya, “maka Allah akan memanjangkan hari itu,” kemudian mereka bersepakat (dalam menyebutkan lafadz) “Hingga Allah mengutus seorang laki-laki yang berasal dari (keturunan)-ku, atau dari keluargaku. Namanya mirip dengannamaku, dan nama ayahnya juga mirip dengan nama ayahku.” Dalam hadits Fithr ditambahkan, “Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan, sebagaimana kezhaliman dan kelaliman pernah memenuhinya.” Dalam hadits riwayat Sufyan beliau mengatakan, “(Dunia) tidak akan pergi, atau tidak akan hancur hingga seorang laki-laki dari Ahlul Baitku menguasai Arab, namanya miripdengan namaku."
[Abu Daud no.3733, Hasan Shahih : Shahih Abu Daud no.4282, Syaikh al-Albani]
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَذْهَبُ الدُّنْيَا حَتَّى يَمْلِكَ الْعَرَبَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, “Dunia tidak akan hilang sampai seorang lelaki dari Ahlul Baitku menguasai Arab, namanya mirip dengan namaku.”
[Tirmidzi no.2156, Hasan Shahih : Shahih Tirmidzi no.2230, Syaikh al-Albani]
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الْمَهْدِيُّ مِنْ عِتْرَتِي مِنْ وَلَدِ فَاطِمَةَ
Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Al-Mahdi dari keturunanku, yaitu dari jalur Fathimah.”
[Abu Daud no.3735, Shahih : Shahih Abu Daud no.4284, Syaikh al-Albani]
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَهْدِيُّ مِنِّي أَجْلَى الْجَبْهَةِ أَقْنَى الْأَنْفِ يَمْلَأُ الْأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ جَوْرًا وَظُلْمًا يَمْلِكُ سَبْعَ سِنِينَ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Al-Mahdi itu dari (keturunan)-ku, dahinya lebar dan hidungnya mancung, ia akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana bumi pernah dipenuhi dengan kejahatan dan kezhaliman. Ia akan berkuasa selama tujuh tahun.”
[Abu Daud no.3736, Hasan : Shahih Abu Daud no.4285, Syaikh al-Albani]
Kemudian Allah akan memperbaiki urusan al-Mahdi dalam semalam –Walhamdulillah-
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَهْدِيُّ مِنَّا أَهْلَ الْبَيْتِ يُصْلِحُهُ اللَّهُ فِي لَيْلَةٍ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Al-Mahdi dari (keturunan) kami, yaitu Ahlul Bait yang Allah memperbaiki (keadaan)-nya dalam semalam.”
[Ibnu Majah no.4075, Hasan : Shahih Ibnu Majah no.3316, Syaikh al-Albani]
Setelah pembaiatan Imam Mahdi, maka Kaum Muslimin (al-Ghuraba’) dari penjuru dunia akan kembali ke sarang Keimanan di Mekkah dan Madinah. Mereka memisahkan diri dari orang-orang sekitarnya yang telah rusak.
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقُولُ إِنَّ الْإِيمَانَ بَدَأَ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ فَطُوبَى يَوْمَئِذٍ لِلْغُرَبَاءِ إِذَا فَسَدَ النَّاسُ وَالَّذِي نَفْسُ أَبِي الْقَاسِمِ بِيَدِهِ لَيَأْرِزَنَّ الْإِيمَانُ بَيْنَ هَذَيْنِ الْمَسْجِدَيْنِ كَمَا تَأْرِزُ الْحَيَّةُ فِي جُحْرِهَا
Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Iman itu bermula dalam keadaan asing dan akan kembali asing seperti semula, maka berbahagialah orang-orang yang asing pada hari itu, ketika manusia sudah rusak. Demi Dzat yang jiwa Abu al-Qasim ada di tangan-Nya, sungguh iman itu akan kembali pada dua masjid ini sebagaimana seekor ular kembali pada lubangnya."
[Ahmad no.1518, Shahih : Musnad Imam Ahmad no.1604, Syaikh Ahmad Muhammad Syakir]
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْإِسْلَامَ بَدَأَ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ غَرِيبًا كَمَا بَدَأَ فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ قِيلَ وَمَنْ الْغُرَبَاءُ قَالَ النُّزَّاعُ مِنْ الْقَبَائِلِ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya Islam diawali dalam keadaan asing, dan akan kembali dalam keadaan asing seperti semula, maka berbahagialah bagi orang-orang asing.” Dikatakan; Siapakah orang-orang asing itu (الْغُرَبَاءُ)?” Beliau menjawab, “Yaitu orang-orang yang memisahkan diri dari kabilah-kabilah.”
[Ahmad no.3596, Shahih : Musnad Imam Ahmad no.3784, Syaikh Ahmad Muhammad Syakir]
Akhirnya bangsa Arab dipimpin oleh Imam Mahdi dan terkumpullah syarat-syarat Syar’iyyah dalam Jihad al-Fath wath Thalab :
1. Adanya seorang Imam (Pemimpin)
2. Ada Daulah (Negara)
3. Ada ar-Raayah (Bendera Jihad)
Jihad Syar’i harus memiliki persiapan syar’i dan persiapan tersebut terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Persiapan pembinaan keimanan sehingga umat dapat menegakkan hakekat ibadah kepada Allah Rabb semesta alam, melatih jiwa mereka di atas Kitabullah, mensucikan hati mereka di atas Sunnah Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, sehingga mereka dapat menolong Agama Allah Azza wa Jalla dan Syari’at-Nya.
Hal tersebut sesuai dengan firman-Nya :
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. [QS. Al-Hajj : 40]
2. Persiapan fisik, yakni mempersiapkan jumlah pasukan dan perlengkapannya untuk melawan musuh-musuh Allah dan memerangi mereka.
Allah Azza wa Jalla berfirman :
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِباطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ وَما تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). [QS. Al-Anfaal : 60]
[Syaraah ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah hal.561-562, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas]
Padahal sebelumnya Kaum Muslimin hanya melakukan Jihad ad-Difaa’ yaitu ketika Kaum Muslimin digempur oleh orang-orang Kafir dari kalangan ‘Ajam yaitu bangsa Romawi, Persia, Turk dan Yahudi.
وَإِذَا وُضِعَ السَّيْفُ فِي أُمَّتِي فَلَنْ يُرْفَعَ عَنْهُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَإِنَّ مِمَّا أَتَخَوَّفُ عَلَى أُمَّتِي أَئِمَّةً مُضِلِّينَ وَسَتَعْبُدُ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِي الْأَوْثَانَ وَسَتَلْحَقُ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِي بِالْمُشْرِكِينَ وَإِنَّ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ دَجَّالِينَ كَذَّابِينَ قَرِيبًا مِنْ ثَلَاثِينَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ وَلَنْ تَزَالَ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ مَنْصُورِينَ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
“Dan jika telah diperintahkan kepada umatku untuk mengangkat pedang, maka tidak akan dicabut kembali perintah tersebut sampai datangnya hari Kiamat. Dan di antara yang aku khawatirkan atas umatku adalah para pemimpin yang menyesatkan, dan akan ada sebagian dari umatku kelak yang menyembah berhala. Sebagian kabilah dari umatku akan bergabung dengan kaum Musyrikin. Sesungguhnya di antara tanda-tanda hari Kiamat adalah munculnya para Dajjal pendusta, jumlah mereka hampir mencapai tiga puluh orang dan mereka semua akan mendakwakan dirinya seorang Nabi. Dan akan senantiasa ada dari umatku sekelompok orang yang berada di atas kebenaran, mereka akan senantiasa mendapatkan pertolongan, dan tidak akan dapat membahayakan mereka oleh orang-orang yang menyelisihinya sampai datang ketentuan Allah 'Azza wa Jalla.”
[Ibnu Majah no.3942, Shahih : Shahih Ibnu Majah no.3207, Syaikh al-Albani]
Setelah itu saatnya menaklukkan Persia, Yahudi dan Romawi.
فَأَتَاهُ قَوْمٌ مِنْ قِبَلِ الْمَغْرِبِ عَلَيْهِمْ ثِيَابُ الصُّوفِ فَوَافَقُوهُ عِنْدَ أَكَمَةٍ وَهُمْ قِيَامٌ وَهُوَ قَاعِدٌ فَأَتَيْتُهُ فَقُمْتُ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَهُ فَحَفِظْتُ مِنْهُ أَرْبَعَ كَلِمَاتٍ أَعُدُّهُنَّ فِي يَدِي قَالَ تَغْزُونَ جَزِيرَةَ الْعَرَبِ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ تَغْزُونَ فَارِسَ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ تَغْزُونَ الرُّومَ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ تَغْزُونَ الدَّجَّالَ فَيَفْتَحُهُ اللَّهُ قَالَ نَافِعٌ يَا جَابِرُ أَلَا تَرَى أَنَّ الدَّجَّالَ لَا يَخْرُجُ حَتَّى تُفْتَحَ الرُّومُ
Beliau (Rasulullah) didatangi suatu kaum dari arah Maghrib (مِنْ قِبَلِ الْمَغْرِبِ) yang semuanya memakai pakaian dari bahan wool. Dan mereka pun menemui beliau di sisi bukit kecil. Mereka semua berdiri, sedangkan beliau duduk. Aku pun mendatanginya dan berdiri tepat di antara mereka dan tempat beliau berdiri. Akhirnya aku dapat menghafal empat kalimat dari beliau yang aku hitung dengan jari-jari tanganku. Beliau bersabda, “Kalian memerangi bangsa Arab hingga Allah menaklukkannya. Kemudian kalian akan memerangi bangsa Persia, hingga Allah menaklukkannya, dan kalian akan memerangi bangsa Romawi, hingga Allah menaklukkannya, Dan kalian juga akan memerangi Dajjal, sehingga Allah menaklukkannya.” Nafi' bertanya kepada Jabir, “Wahai Jabir, bukankah Dajjal tidak akan keluar hingga Romawi ditaklukkan?”
[Ahmad no.18205, Shahih : Musnad Imam Ahmad no. 18875, Syaikh Hamzah Ahmad Zain]
Kaum Muslimin akan membela saudaranya di Syam dalam melawan bangsa Persia (Syiah Rafidhah) dan Turk (Russia), dimana mereka (Kaum Muslimin) sedang dalam perjanjian damai dengan bangsa Romawi dan bekerjasama dalam melawan musuh hingga menang dan selamat serta mendapatkan harta ghanimah.
سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ سَتُصَالِحُكُمْ الرُّومُ صُلْحًا آمِنًا ثُمَّ تَغْزُونَ أَنْتُمْ وَهُمْ عَدُوًّا فَتَنْتَصِرُونَ وَتَغْنَمُونَ وَتَسْلَمُونَ ثُمَّ تَنْصَرِفُونَ حَتَّى تَنْزِلُوا بِمَرْجٍ ذِي تُلُولٍ فَيَرْفَعُ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الصَّلِيبِ الصَّلِيبَ فَيَقُولُ غَلَبَ الصَّلِيبُ فَيَغْضَبُ رَجُلٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ فَيَقُومُ إِلَيْهِ فَيَدُقُّهُ فَعِنْدَ ذَلِكَ تَغْدِرُ الرُّومُ وَيَجْتَمِعُونَ لِلْمَلْحَمَةِ
Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Bangsa Romawi akan berdamai dengan kalian, setelah itu mereka bersama kalian akan berperang melawan musuh hingga kalian menang dan mendapatkan harta rampasan, dan mereka akhirnya menyerah [ثُمَّ تَغْزُونَ أَنْتُمْ وَهُمْ عَدُوًّا فَتَنْتَصِرُونَ وَتَغْنَمُونَ وَتَسْلَمُونَ]. Setelah itu, kalian akan pergi menuju tempat yang sangat subur dan luas yaitu Dzi Tulul (padang rumput yang berbukit). Lalu ada seorang tentara salib mengangkat salib sambil berkata, ‘(Tentara) salib telah menang.’ Maka salah seorang Muslim marah ketika mendengarnya, lalu ia mendekati laki-laki tersebut dan memukulnya. Maka saat itulah bangsa Romawi berkhianat (dari perdamaian), hingga mereka berkumpuluntuk melakukan peperangan besar-besaran [لِلْمَلْحَمَةِ].”
[Ibnu Majah no.4079, Shahih : Shahih Ibnu Majah no.3318, Syaikh al-Albani]
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تُصَالِحُونَ الرُّومَ صُلْحًا آمِنًا وَتَغْزُونَ أَنْتُمْ وَهُمْ عَدُوًّا مِنْ وَرَائِهِمْ فَتَسْلَمُونَ وَتَغْنَمُونَ ثُمَّ تَنْزِلُونَ بِمَرْجٍ ذِي تُلُولٍ فَيَقُومُ إِلَيْهِ رَجُلٌ مِنْ الرُّومِ فَيَرْفَعُ الصَّلِيبَ وَيَقُولُ أَلَا غَلَبَ الصَّلِيبُ فَيَقُومُ إِلَيْهِ رَجُلٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ فَيَقْتُلُهُ فَعِنْدَ ذَلِكَ تَغْدِرُ الرُّومُ وَتَكُونُ الْمَلَاحِمُ فَيَجْتَمِعُونَ إِلَيْكُمْ فَيَأْتُونَكُمْ فِي ثَمَانِينَ غَايَةً مَعَ كُلِّ غَايَةٍ عَشْرَةُ آلَافٍ
Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Kalian akan membuat perjanjian damai kepada Orang Romawi, kalian berperang sedangkan kalian dan mereka adalah sama-sama musuh, ada musuh dari belakang mereka. Lalu kalian selamat dan mendapatkan rampasan [وَتَغْزُونَ أَنْتُمْ وَهُمْ عَدُوًّا مِنْ وَرَائِهِمْ فَتَسْلَمُونَ وَتَغْنَمُونَ]. Setelah itu, kalian akan pergi menuju tempat yang sangat subur dan luas yaitu Dzi Tulul (padang rumput yang berbukit), lalu ada seorang Romawi yang berdiri dan mengangkat salib lalu berkata, ‘Ketahuilah salib telah menang.’ Lalu ada seorang muslim yang berdiri dan membunuhnya. Maka saat itu Romawi berkhianat dan terjadilah peperangan besar [الْمَلَاحِمُ] dan mereka berkumpul untuk menyerang kalian. Mereka mendatangi kalian dengan delapan puluh bendera dan di setiap bendera ada sepuluh ribu orang.”
[Ahmad no.16223, Shahih : Musnad Imam Ahmad no.16770, Syaikh Hamzah Ahmad Zain]
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ سَتُصَالِحُونَ الرُّومَ صُلْحًا آمِنًا وَتَغْزُونَ أَنْتُمْ وَهُمْ عَدُوًّا مِنْ وَرَائِكُمْ
Aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berkata, “Kalian akan mengadakan perjanjian damai dengan orang-orang Romawi, dan kalian bersama mereka akan menyerang musuh di belakang kalian [وَتَغْزُونَ أَنْتُمْ وَهُمْ عَدُوًّا مِنْ وَرَائِكُمْ].”
[Abu Daud no.2386, Shahih : Shahih Abu Daud no.2767, Syaikh al-Albani]
Ketika Syiah Alawi Nushairiyyah Bashar Assad as-Suryani yang dibantu oleh Syiah Rafidhah Ushuliyyah Imamiyyah 12 al-Khurasani beserta Syiah Rafidhah Hizbullah Bendera Kuning dari Barat (Libanon Syam) dapat ditaklukkan, maka Yahudi yang sebagai representative/perwakilan bangsa Romawi di Syam akan berusaha menolong Syiah Alawi Nushairiyyah Bashar Assad as-Suryani untuk tetap eksis dalam menjaga kemanan Yahudi di Palestina.
Klik :
<iframe
width="560" height="315"
src="https://www.youtube.com/embed/T5FHEvCJ_jM"
frameborder="0" allowfullscreen></iframe>
[https://www.youtube.com/watch?v=T5FHEvCJ_jM]
Israel lebih memilih rezim Presiden Bashar Assad di Suriah untuk melanjutkan kekuasaan daripada melihat pengambil-alihan negara oleh pemberontak militan Islam, The Times of London melaporkan Jumat, mengutip dari seorang pejabat intelijen Israel.
“Lebih baik iblis yang kita kenal daripada setan yang kita hanya bisa membayangkannya jika Suriah jatuh ke dalam kekacauan, dan ekstrimis dari seluruh dunia Arab akan mendapatkan pijakan di sana,” kata pejabat intelijen Israel, menurut laporan tersebut.
Menurut Times, para pejabat intelijen senior di Israel Utara mengatakan, Suriah lemah tapi stabil di bawah pemerintahan Assad dan tidak hanya lebih baik bagi Israel namun bagi seluruh wilayah.
Mengutip Pejabat pertahanan lain, ia mengatakan hal tersebut lebih mungkin daripada perkiraan semula, bahwa Assad akan tetap berkuasa.
“Kami awalnya meremehkan pertahanan Assad dan melihat berlebihan kekuatan perlawanan pemberontak,” kata sumber tersebut.
Laporan Times datang sehari setelah Amerika Serikat mengatakan pengiriman rudal Rusia ke Suriah akan membuat berani Assad dan memperpanjang konflik.
[http://www.haaretz.com/news/diplomacy-defense/israeli-official-assad-preferable-to-extremist-rebels-the-times-of-london-reports-1.524605]
Kaum Muslimin pun juga begitu, ketika Syiah Alawi Nushairiyyah Bashar Assad as-Suryani yang dibantu oleh Syiah Rafidhah Ushuliyyah Imamiyyah 12 al-Khurasani beserta Syiah Rafidhah Hizbullah Bendera Kuning dari Barat (Libanon Syam) dapat ditaklukkan, maka Kaum Muslimin akan menggempur Yahudi di Palestina dan mengalahkannya hingga menyerah.
Klik :
<iframe
width="420" height="315"
src="https://www.youtube.com/embed/yo_Hr-242i0"
frameborder="0" allowfullscreen></iframe>
[https://www.youtube.com/watch?v=yo_Hr-242i0]
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ سَتُصَالِحُكُمْ الرُّومُ صُلْحًا آمِنًا ثُمَّ تَغْزُونَ وَهُمْ عَدُوًّا فَتُنْصَرُونَ وَتَسْلَمُونَ وَتَغْنَمُونَ ثُمَّ تَنْصُرُونَ الرُّومَ حَتَّى تَنْزِلُوا بِمَرْجٍ ذِي تُلُولٍ فَيَرْفَعُ رَجُلٌ مِنْ النَّصْرَانِيَّةِ صَلِيبًا فَيَقُولُ غَلَبَ الصَّلِيبُ فَيَغْضَبُ رَجُلٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ فَيَقُومُ إِلَيْهِ فَيَدُقُّهُ فَعِنْدَ ذَلِكَ يَغْدِرُ الرُّومُ وَيَجْمَعُونَ لِلْمَلْحَمَةِ
Aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Orang Romawi akan membuat perjanjian kepada kalian dengan suatu perjanjian damai lalu kalian berperang sedangkan mereka adalah musuh, lalu kalian diberi pertolongan dan kalian selamat dan mendapatkan rampasan [ثُمَّ تَغْزُونَ وَهُمْ عَدُوًّا فَتُنْصَرُونَ وَتَسْلَمُونَ وَتَغْنَمُونَ]. Lalu kalian bisa mengalahkan bangsaRomawi sampai kalian di tempat yang sangat subur dan luas yaitu di Dzi Tulul, lalu ada seorang Nasrani yang mengangkat salib lalu berkata; ‘Salib telah menang.’ Lalu ada seorang muslim yang marah, lalu dia berdiri dan memukulnya, maka saat itu orang Romawi berkhianat dan mereka berkumpul untuk menghadapi perang besar besaran.”
[Ahmad no.16222, Shahih : Musnad Imam Ahmad no.16769, Syaikh Hamzah Ahmad Zain)
Hal tersebut sebagai hukuman bagi Yahudi yang telah menjajah Palestina semenjak tahun 1948, hingga Allah membalas mereka (Yahudi) keturunan Kera dan Babi atas kejahatan mereka yang pertama yang telah membunuhi Kaum Muslimin di palestina baik Wanita, Orang Tua dan bahkan Anak-Anak selama bertahun-tahun dengan mengirimkan Hamba-Hamba Allah yang Mukmin serta Taslim akan Syari’at-Nya.
وَقَضَيْنا إِلى بَنِي إِسْرائِيلَ فِي الْكِتابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الْأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيراً (4) فَإِذا جاءَ وَعْدُ أُولاهُما بَعَثْنا عَلَيْكُمْ عِباداً لَنا أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجاسُوا خِلالَ الدِّيارِ وَكانَ وَعْداً مَفْعُولاً (5) ثُمَّ رَدَدْنا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْناكُمْ بِأَمْوالٍ وَبَنِينَ وَجَعَلْناكُمْ أَكْثَرَ نَفِيراً (6) إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَها فَإِذا جاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ لِيَسُوؤُا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَما دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيراً (7) عَسى رَبُّكُمْ أَنْ يَرْحَمَكُمْ وَإِنْ عُدْتُمْ عُدْنا وَجَعَلْنا جَهَنَّمَ لِلْكافِرِينَ حَصِيراً (8)
Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”.
Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.
Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.
Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat(Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan) niscaya Kami kembali (mengazabmu) dan Kami jadikan neraka Jahannam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman.
[QS. Al-Israa’ : 4-8]
Berkata Syaikhuna Salim bin ‘Ied al-Hilaly Hafizhahullahu wa Nafa’allahu bihi mengenai ayat ini :
Pertama : Ayat ini menegaskan terjadinya dua kerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil. Sekiranya dua kerusakan yang dimaksud sudah terjadi pada masa lampau, maka sejarah telah mencatat bahwa Bani Israil telah berbuat kerusakan berkali-kali, bukan hanya dua kali saja. Akan tetapi yang dimaksudkan di dalam Al-Qur’an ini merupakan puncak kerusakan yang mereka lakukan. Oleh karena itulah Allah mengirim kepada mereka hamba-hamba-Nya yang akan menimpakan azab yang sangat pedih kepada mereka.
Kedua : Dalam sejarah tidak disebutkan kemenangan kembali Bani Israil atas orang-orang yang menguasai mereka terdahulu. Sedangkan ayat di atas menjelaskan bahwa Bani Israil akan mendapatkan giliran mengalahkan musuh-musuh yang telah menimpakan azab saat mereka berbuat kerusakan yang pertama. Allah mengatakan : “Kemudian kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali.”
Ketiga : Sekiranya yang dimaksudkan dengan dua kerusakan itu adalah sesuatu yang telah terjadi tentulah tidak akan diberitakan dengan lafazh idza, sebab lafazh tersebut mengandung makna zharfiyah (keterangan waktu) dan syarthiyah (syarat) untuk masa mendatang, bukan masa yang telah lalu. Sekiranya kedua kerusakan itu terjadi dimasa lampau, tentulah lafazh yang digunakan adalah lamma bukan idza. Juga kata latufsidunna (Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan), huruf laam dan nuun berfungsi sebagai ta’kid (penegasan) pada masa mendatang.
Keempat : Demikian pula firman Allah : “dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana” menunjukkan sesuatu yang terjadi pada masa mendatang. Sebab tidaklah disebut janji kecuali untuk sesuatu yang belum terlaksana.
Kelima : Para penguasa dan bangsa-bangsa yang menaklukan Bani Israil dahulu adalah orang-orang kafir dan penyembah berhala. Namun bukankah Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengatakan dalam ayat di atas : “kami datangkan kepadamu hamba-hamba kami yang mempunyai kekuatan yang besar”. Sifat tersebut mengisyaratkan bahwa mereka itu adala orang-orang yang beriman, bukan orang-orang musyrik atau penyembah berhala. Pernyertaan kata “kami” dalam kalimat di atas sebagai bentuk tasyrif (penghormatan). Sementara kehormatan dan kemuliaan itu hanyalah milik orang-orang yang beriman.
Keenam : Dalam aksi pengerusakan kedua yang dilakukan oleh Bani Israil terdapat aksi penghancuran bangunan-bangunan yang menjulang tinggi (gedung pencakar langit). Sejarah tidak menyebutkan bahwa pada zaman dahulu Bani Israil memiliki bangunan-bangunan tersebut.
Kesimpulan : Hakikat dan analisa ayat-ayat di atas menegaskan bahwa dua aksi pengerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil akan terjadi setelah turunnya surat al-Israa’ di atas.
[http://abusalma.wordpress.com/2007/01/03/dan-binasalah-yahudi/]
Kejahatan kedua yang dilakukan oleh Yahudi adalah menjajah Palestina kembali dengan membantu Dajjal. Kemudian Allah akan mengirimkan kembali Hamba-Hamba Allah yang Mukmin serta Taslim akan Syari’at-Nya untuk menyuramkan wajah-wajah Yahudi dan membinasakan mereka (Yahudi).
Laknat Allah atas Yahudi dan Syiah Rafidhah yang kejam dan bejat serta biadab. Di mana Yahudi adalah keturunan Kera dan Babi, sedangkan Syiah Rafidhah al-Qadariy sang Majusi Umat ini akan diubah wajahnya menjadi Kera dan Babi di akhir zaman di Bashrah Irak yang saat ini telah dikuasai oleh Syiah Rafidhah al-Majusi.
Ketika Yahudi kalah dan menyerah lalu Kaum Muslimin yang berada di Madinah berbondong-bondong ke Palestina Syam Bumi yang disucikan. Ketika Kaum Muslimin berada di Dzi Tulul (padang rumput yang luas serta berbukit), ada seorang Nashrani mengangkat salib dan berkata “Salib telah menang”. Maka bangsa Romawi berkhianat dan berkumpul untuk menyerang Kaum Muslimin di A’maq dan Dabiq Syam Suriah, dikarenakan Khilafah telah turun di Bumi al-Muqaddas yaitu Palestina Syam.
ثُمَّ قَالَ لَيُفْتَحَنَّ لَكُمْ الشَّامُ وَالرُّومُ وَفَارِسُ أَوْ الرُّومُ وَفَارِسُ حَتَّى يَكُونَ لِأَحَدِكُمْ مِنْ الْإِبِلِ كَذَا وَكَذَا وَمِنْ الْبَقَرِ كَذَا وَكَذَا وَمِنْ الْغَنَمِ حَتَّى يُعْطَى أَحَدُهُمْ مِائَةَ دِينَارٍ فَيَسْخَطَهَا ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِي أَوْ هَامَتِي فَقَالَ يَا ابْنَ حَوَالَةَ إِذَا رَأَيْتَ الْخِلَافَةَ قَدْ نَزَلَتْ الْأَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ فَقَدْ دَنَتْ الزَّلَازِلُ وَالْبَلَايَا وَالْأُمُورُ الْعِظَامُ وَالسَّاعَةُ يَوْمَئِذٍ أَقْرَبُ إِلَى النَّاسِ مِنْ يَدَيَّ هَذِهِ مِنْ رَأْسِكَ
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya Syam, Romawi dan Persia (atau Romawi dan Persia) akan ditaklukkan untuk kalian hingga salah seorang dari kalian memiliki unta sekian dan sekian, sapi sekian dan sekian dan kambing hingga salah satu diantara mereka diberi seratus dinar lalu ia memarahinya (masih kurang).” Beliau meletakkan tangannya di atas kepalaku lalu bersabda, “Wahai Ibnu Hawalah, apabila engkau melihat Khilafah turun di tanah suci (الْأَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ) maka telah dekatlah gempa bumi-gempa bumi, bencana, dan hal-hal besar, dan kiamat saat itu lebih dekat pada manusia daripada tanganku ini dari kepalamu.”
[Ahmad no.21449, Shahih : Musnad Imam Ahmad no.22386, Syaikh Hamzah Ahmad Zain]
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عُمْرَانُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ خَرَابُ يَثْرِبَ وَخَرَابُ يَثْرِبَ خُرُوجُ الْمَلْحَمَةِ وَخُرُوجُ الْمَلْحَمَةِ فَتْحُ قُسْطَنْطِينِيَّةَ وَفَتْحُ الْقُسْطَنْطِينِيَّةِ خُرُوجُ الدَّجَّالِ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Pembangunan/Penegakkan/Kemakmuran di Baitul Maqdis adalah tanda kehancuran Madinah, hancurnya Madinah adalah tanda terjadinya peperangan besar [الْمَلْحَمَةِ], terjadinya peperangan besar [الْمَلْحَمَةِ] adalah tanda dari penaklukkan Konstantinopel, dan penaklukkan Konstantinopel adalah tanda keluarnya Dajjal.”
[Abu Daud no.3742, Hasan : Shahih Abu Daud no.4294, Syaikh al-Albani]
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ يَتْرُكُونَ الْمَدِينَةَ عَلَى خَيْرِ مَا كَانَتْ لَا يَغْشَاهَا إِلَّا الْعَوَافِ يُرِيدُ عَوَافِيَ السِّبَاعِ وَالطَّيْرِ وَآخِرُ مَنْ يُحْشَرُ رَاعِيَانِ مِنْ مُزَيْنَةَ يُرِيدَانِ الْمَدِينَةَ يَنْعِقَانِ بِغَنَمِهِمَا فَيَجِدَانِهَا وَحْشًا حَتَّى إِذَا بَلَغَا ثَنِيَّةَ الْوَدَاعِ خَرَّا عَلَى وُجُوهِهِمَا
Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Kalian akan meninggalkan Madinah dalam kondisinya yang paling baik sebagaimana ia dahulu. Tidak ada yang tertinggal di dalamnya selain hewan-hewan yang mencari makanannya yaitu binatang buas dan burung-burung, dan manusia terakhir yang akan dikumpulkan adalah dua penggembala dari suku Muzainah. Keduanya menuju Madinah sambil meneriaki kambing mereka. Mereka mendapati Madinah tersebut sepi. Hingga, setelah keduanya tiba di Tsaniyyatul Wadaa’, mereka pun jatuh tersungkur.” [Bukhari no.1741]
قَوْلُهُ عَلَى خَيْرِ مَا كَانَتْ أَيْ عَلَى أَحْسَنِ حَالٍ كَانَتْ عَلَيْهِ مِنْ قَبْلُ قَالَ الْقُرْطُبِيّ تبعا لعياض وَقد وُجِدَ ذَلِكَ حَيْثُ صَارَتْ مَعْدِنَ الْخِلَافَةِ وَمَقْصِدَ النَّاسِ وَمَلْجَأَهُمْ وَحُمِلَتْ إِلَيْهَا خَيْرَاتُ الْأَرْضِ وَصَارَتْ مِنْ أَعْمَرِ الْبِلَادِ
Perkataan [عَلَى خَيْرِ مَا كَانَتْ] “dalam kondisinya yang paling baik sebagaimana ia dahulu” Maksudnya dalam kondisi terbaik sebagaimana kota tersebut sebelumnya. Al-Qurthubi berkata, sebagaimana perkataan ‘Iyadh, “Kondisi tersebut terjadi karena ketika itu Madinah merupakan pusat kekhilafahan dan menjadi tujuan serta tempat berlindung manusia. Seluruh kebaikan yang ada di muka bumi ini dibawa ke sana, sehingga ia menjadi salah satu negeri yang paling makmur.
وَقَالَ النَّوَوِيُّ الْمُخْتَارُ أَنَّ هَذَا التَّرْكَ يَكُونُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ عِنْدَ قِيَامِ السَّاعَةِ وَيُؤَيِّدُهُ قِصَّةُ الرَّاعِيَيْنِ فَقَدْ وَقَعَ عِنْدَ مُسْلِمٍ بِلَفْظِ ثُمَّ يُحْشَرُ رَاعِيَانِ وَفِي الْبُخَارِيِّ أَنَّهُمَا آخِرُ مَنْ يُحْشَرُ
An-Nawawi berkata, “Pendapat yang dipilih adalah bahwa ditinggalkannya kota Madinah ini terjadi pada akhir zaman, ketika akan terjadi hari kiamat. Hal ini dikuatkan oleh kisah tentang dua orang penggembala. Dalam lafazh Muslim disebutkan [ثُمَّ يُحْشَرُ رَاعِيَانِ] ‘Kemudian dua orang penggembala dikumpulkan.’ Dalam riwayat al-Bukhari disebutkan bahwa keduanya adalah orang terakhir yang digiring.”
[Fathul Bari Syarah Shahih al-Bukhari 4/90, al-Hafidzh Ibnu Hajar al-Asqalani]