Syam, negeri yang telah Allah berkahi di dalamnya yang di mana saat ini meliputi 4 wilayah yaitu, Suriah, Palestina, Yordania dan Libanon. Syam pula yang dari dahulu hingga akhir zaman akan senantiasa diperebutkan oleh bangsa-bangsa, dikarenakan keberkahan dan strategis wilayahnya yang menghubungkan 3 benua yaitu Afrika, Eropa dan Asia.
سُبْحانَ الَّذِي أَسْرى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بارَكْنا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آياتِنا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Maha Suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari al-Masjidil Haram ke al-Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. [QS. Al-Israa’ : 1]
يُمَجِّدُ تَعَالَى نَفْسَهُ، وَيُعَظِّمُ شَأْنَهُ، لِقُدْرَتِهِ عَلَى مَا لَا يَقْدِرُ عَلَيْهِ أَحَدٌ سِوَاهُ، فَلَا إله غيره ولا رب سواه، الَّذِي أَسْرى بِعَبْدِهِ يعني محمدا صلّى الله عليه وسلّم لَيْلًا أَيْ فِي جُنْحِ اللَّيْلِ مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرامِ وَهُوَ مَسْجِدُ مَكَّةَ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى وهو بيت المقدس الذي بإيلياء معدن الأنبياء من لدن إبراهيم الخليل عليه السلام، ولهذا جمعوا له هناك كُلُّهُمْ فَأَمَّهُمْ فِي مَحِلَّتِهِمْ وَدَارِهِمْ، فَدَلَّ عَلَى أَنَّهُ هُوَ الْإِمَامُ الْأَعْظَمُ، وَالرَّئِيسُ الْمُقَدَّمُ، صَلَوَاتُ اللَّهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَيْهِمْ أَجْمَعِينَ. وَقَوْلُهُ تعالى: الَّذِي بارَكْنا حَوْلَهُ أَيْ فِي الزُّرُوعِ وَالثِّمَارِ
Pada ayat di atas, Allah Ta’ala membesarkan dan mengagungkan Dzat-Nya, karena kekuasaan-Nya atas segala yang tidak dapat dilakukan oleh selain Dia. Tidak ada Ilah dan Rabb selain Dia, [الَّذِي أَسْرى بِعَبْدِهِ] “yang telah memperjalankan hamba-Nya” yakni Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, [لَيْلاً] “pada suatu malam” yakni pada sebagian waktu malam, [مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى] “dari al-Masjidil Haram ke al-Masjidil Aqsa” yaitu Baitul Maqdis yang terletak di Iliya, tempat para Nabi sejak Ibrahim al-Khalil ‘alaihi Sallam. Karena itu, di sana mereka semuanya berkumpul untuk (menyambut) Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, lalu beliau mengimami mereka (shalat) di tempat dan negeri mereka. Ini menunjukan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah pemimpin terbesar dan ketua tertinggi, semoga Shalawat dan Sallam selalu tercurah untuk mereka semua.
Firman Allah Ta’ala [الَّذِي بارَكْنا حَوْلَهُ] “yang telah Kami berkahi sekelilingnya” yakni pada buah-buahan dan pepohonannya.
[Tafsir Ibnu Katsir 5/3, al-Hafizh Ibnu Katsir]
Sehingga ribath (menjaga perbatasan) wilayah Kaum Muslimin di Syam dan lebih khusus lagi di Asqalan Palestina menjadi sangat utama dalam menghadapi makar-makar dari musuh-musuh Kaum Muslimin baik dari bangsa Romawi, Turk, Persia dan Yahudi.
أولُ هذا الأ مرِ نبوةٌ ورحمةٌ، ثمَّ يكونُ خلافةٌ ورحمةٌ، ثمّ يكون مُلكاً ورحمةً، ثمّ يتكادمون عليه تكادُم الحُمُرِ، فعليكُم بالجهادِ، وإن أفضل جهادِكم الرِّباطُ، وإن أفضلَ رباطِكم عسقلانُ
“Urusan (pemerintahan) ini yang pertama adalah berdasarkan nubuwwah (kenabian) dan rahmat. Setelah itu, akan muncul khilafah dan rahmat. Selanjutnya, akan muncul kerajaan dan rahmat. Kemudian, mereka akan saling menggigitnya seperti gigitan keledai. Maka berjihadlah kalian! Sesungguhnya jihad kalian yang paling utama adalah ribath. Dan, ribath kalian yangpaling utama adalah di ‘Asqalan.”
[Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah no.3270, Syaikh al-Albani]
Lalu apa hubungannya dengan apa yang sedang terjadi di Suriah saat ini? Dan Kenapa Harus Suriah? Maka ketahuilah ketika terjadinya Peperangan Besar melawan bangsa Romawi, Benteng Pertahanan Kaum Muslimin berada di kota Ghuthah yang berada di sebelah timur kota Damaskus Syam Suriah.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ فُسْطَاطَ الْمُسْلِمِينَ يَوْمَ الْمَلْحَمَةِ بِالْغُوطَةِ إِلَى جَانِبِ مَدِينَةٍ يُقَالُ لَهَا دِمَشْقُ مِنْ خَيْرِ مَدَائِنِ الشَّامِ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Saat terjadinya peperangan yang besar [الْمَلْحَمَةِ], benteng kaum Muslimin berada di daerah Ghuthah, sebuah wilayah di pinggiran kota yang dikenal dengan nama Damaskus, salah satu kota terbaik di negeri Syam.”
[Abu Daud no.3746, Shahih : Shahih Abu Daud no.4298, Syaikh al-Albani]
Sebenarnya mereka (Romawi, Turk, Persia dan Yahudi) hendak menargetkan Mekkah dan Madinah sebagai sasaran utama untuk dihancurkan, sehingga Hamba-Hamba Allah pun akan berlomba-lomba melindungi 2 Kota Suci tersebut, dengan menempati Benteng-Benteng Pertahanan Kaum Muslimin di kota Ghuthah Damaskus Syam, Bumi Allah yang paling terpilih.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيَصِيرُ الْأَمْرُ إِلَى أَنْ تَكُونُوا جُنُودًا مُجَنَّدَةً جُنْدٌ بِالشَّامِ وَجُنْدٌ بِالْيَمَنِ وَجُنْدٌ بِالْعِرَاقِ قَالَ ابْنُ حَوَالَةَ خِرْ لِي يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ فَقَالَ عَلَيْكَ بِالشَّامِ فَإِنَّهَا خِيرَةُ اللَّهِ مِنْ أَرْضِهِ يَجْتَبِي إِلَيْهَا خِيرَتَهُ مِنْ عِبَادِهِ فَأَمَّا إِنْ أَبَيْتُمْ فَعَلَيْكُمْ بِيَمَنِكُمْ وَاسْقُوا مِنْ غُدُرِكُمْ فَإِنَّ اللَّهَ تَوَكَّلَ لِي بِالشَّامِ وَأَهْلِهِ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Keadaan kalian menjadi pasukan yang terpisah-pisah, pasukan di Syam, pasukan di Yaman, dan pasukan di Irak.” Ibnu Hawalah berkata, “pilihkan (tempat terbaik) untukku wahai Rasulullah apabila aku mendapati hal tersebut.” Beliau berkata, “Hendaknya kalian menetap di Syam karena sesungguhnya Syam adalah bumi Allah yang paling terpilih, Allah memilih hamba-hamba pilihannya menuju kepadanya. Adapun jika kalian menolak maka hendaknya kalian menetap di Yaman, dan minumlah dari telaganya, karena sesungguhnya Allah telah menjamin untukku Negeri Syam dan penduduknya.”
[Abu Daud no.2124, Shahih : Shahih Abu Daud no.2483, Syaikh al-Albani]
Jika ada yang hendak berbuat jahat terhadap Mekkah dan Madinah, maka Allah yang akan membalasnya.
سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَكِيدُ أَهْلَ الْمَدِينَةِ أَحَدٌ إِلَّا انْمَاعَ كَمَا يَنْمَاعُ الْمِلْحُ فِي الْمَاءِ
Aku mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Tidaklah seseorang merencanakan makar (membuat tipu daya) terhadap penduduk Madinah melainkan ia pasti akan binasa sebagaimana binasanya garam yang larut di dalam air.” [Bukhari no.1744]
فِي أَفْرَادِ مُسْلِمٍ مِنْ طَرِيقِ عَامِرِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ فِي أَثْنَاءِ حَدِيثِ
Hanya diriwayatkan oleh Muslim, melalui jalur ‘Amir bin Sa’ad, dari ayahnya, pada salah satu bagiannya disebutkan :
وَلَا يُرِيدُ أَحَدٌ أَهْلَ الْمَدِينَةِ بِسُوءٍ إِلَّا أَذَابَهُ اللَّهُ فِي النَّارِ ذَوْبَ الرَّصَاصِ أَوْ ذَوْبَ الْمِلْحِ فِي الْمَاءِ
“Dan tidaklah seseorang ingin melakukan kejahatan terhadap penduduk Madinah, melainkan Allah pasti akan menghancurkan dia di dalam Neraka seperti leburnya timah atau seperti larutnya garam di dalam air.”
قَالَ عِيَاضٌ هَذِهِ الزِّيَادَةُ تَدْفَعُ إِشْكَالَ الْأَحَادِيثِ الْأُخَرِ وَتُوَضِّحُ أَنَّ هَذَا حُكْمُهُ فِي الْآخِرَةِ
‘Iyadh berkata, “Tambahan redaksi ini menjawab kemusykilan pada hadits-hadits yang lain dan menjelaskan bahwa hukum ini berlaku di akhirat.”
وَيُحْتَمَلُ أَنْ يَكُونَ الْمُرَادُ مَنْ أَرَادَهَا فِي حَيَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسُوءٍ اضْمَحَلَّ أَمْرُهُ كَمَا يَضْمَحِلُّ الرَّصَاصُ فِي النَّارِ فَيَكُونُ فِي اللَّفْظِ تَقْدِيمٌ وَتَأْخِيرٌ وَيُؤَيِّدُهُ قَوْلُهُ أَوْ ذَوْبَ الْمِلْحِ فِي الْمَاءِ
Mungkin juga yang dimaksud adalah barangsiapa yang ingin melakukan kejahatan di masa hidup Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, maka urusan orang itu akan hancur sebagaimana leburnya timah di dalam api. Untuk penafsiran yang kedua ini, maka pada redaksi hadits tersebut terdapat kata yang (diasumsikan) penyebutannya didahulukan dan diakhirkan, dan ini dikuatkan oleh perkataan beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, “Atau seperti larutnya garam di dalam air.”
وَيُحْتَمَلُ أَنْ يَكُونَ الْمُرَادُ لِمَنْ أَرَادَهَا فِي الدُّنْيَا بِسُوءٍ وَأَنَّهُ لَا يُمْهَلُ بَلْ يَذْهَبُ سُلْطَانُهُ عَنْ قُرْبٍ كَمَا وَقَعَ لِمُسْلِمِ بْنِ عُقْبَةَ وَغَيْرِهِ فَإِنَّهُ عُوجِلَ عَنْ قُرْبٍ وَكَذَلِكَ الَّذِي أَرْسَلَهُ
Mungkin juga yang dimaksud adalah mereka yang ingin melakukan kejahatan di dunia, balasan bagi orang tersebut tidak akan ditangguhkan bahkan kekuasaanya akan dicabut dalam waktu dekat. Sebagaimana yang menimpa Muslim bin ‘Uqbah dan yang lainnya. Ia mendapatkan balasan atas kejahatannya dengan segera, demikian pula dengan orang yang mengutusnya.”
قَالَ وَيُحْتَمَلُ أَنْ يَكُونَ الْمُرَادُ مَنْ كَادَهَا اغْتِيَالًا وَطَلَبًا لِغِرَّتِهَا فِي غَفْلَةٍ فَلَا يَتِمُّ لَهُ أَمْرٌ بِخِلَافِ مَنْ أَتَى ذَلِكَ جِهَارًا كَمَا اسْتَبَاحَهَا مُسْلِمُ بْنُ عُقْبَةَ وَغَيْرُهُ
‘Iyadh juga berkata, “Mungkin juga yang dimaksud adalah orang yang ingin melakukan kejahatan ketika penduduk Madinah lengah dan dengan tipu daya, maka perbuatannya itu tidak akan terlaksana. Berbeda halnya dengan orang yang ingin melakukan kejahatan tersebut secara terang-terangan, sebagaimana kejahatan yang dilakukan oleh Muslim bin ‘Uqbah dan lainnya.”
وَرَوَى النَّسَائِيُّ مِنْ حَدِيثِ السَّائِبِ بْنِ خَلَّادٍ رَفَعَهُ
An-Nasai meriwayatkan dari hadits as-Saib bin Khallad yang ia sandarkan secara marfu’,
مَنْ أَخَافَ أَهْلَ الْمَدِينَةِ ظَالِمًا لَهُمْ أَخَافَهُ اللَّهُ وَكَانَتْ عَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ الْحَدِيثَ
“Barangsiapa secara zhalim menakut-nakuti penduduk Madinah, pasti Allah akan membuatnya ketakutan dan ia akan mendapatkan laknat Allah.” (al-hadits)
وَلِابْنِ حِبَّانَ نَحْوُهُ مِنْ حَدِيثِ جَابر
Ibnu Hibban juga meriwayatkan redaksi serupa dari hadits Jabir.
[Fathul Bari Syarah Shahih al-Bukhari 4/94, al-Hafidzh Ibnu Hajar al-Asqalani]
Let’s back to the past...
Pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah terdapat 2 kerajaan besar yaitu, Romawi dan Persia. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pun pernah mengirimkan surat ke bangsa ‘Ajam (non Arab) yaitu Kisra Raja Persia dan Kaisar Raja Romawi serta Najasyi Raja Habasyah, agar mereka beriman kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَرَادَ أَنْ يَكْتُبَ إِلَى الْعَجَمِ فَقِيلَ لَهُ إِنَّ الْعَجَمَ لَا يَقْبَلُونَ إِلَّا كِتَابًا عَلَيْهِ خَاتَمٌ فَاصْطَنَعَ خَاتَمًا مِنْ فِضَّةٍ قَالَ كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى بَيَاضِهِ فِي يَدِهِ
Bahwasanya Nabiyallah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam hendak menulis surat kepada (penguasa) ‘Ajam (non Arab), dikatakan kepada beliau, bahwasanya orang-orang ‘Ajam tidak akan menerima kecuali surat yang dibubuhi stempel. Maka beliau membuat cincin perak. Ia (Anas) melihat cemerlangnya cincin itu di tangan beliau. [Muslim no.3903]
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَادَ أَنْ يَكْتُبَ إِلَى كِسْرَى وَقَيْصَرَ وَالنَّجَاشِيِّ فَقِيلَ إِنَّهُمْ لَا يَقْبَلُونَ كِتَابًا إِلَّا بِخَاتَمٍ فَصَاغَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَاتَمًا حَلْقَتُهُ فِضَّةً وَنَقَشَ فِيهِ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ
Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam hendak menulis surat kepada Raja Kisra, Kaisar, dan Najasyi. Dikatakan kepada beliau, bahwasanya mereka tidak akan menerima surat kecuali dengan dibubuhi stempel. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam membuat cincin berlingkar dari perak, lalu diukir padanya tulisan “Muhammad Rasulullah.” [Muslim no.3904]
Selanjutnya Najasyi membakar surat tersebut, dan Kaisar menyimpannya, sedangkan Kisra merobek-robeknya. Sehingga tercabik-cabiklah kerajaan Kisra, dan kerajaan Kaisar terpecah belah dalam beberapa masa, serta Najasyi pun juga binasa.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا هَلَكَ كِسْرَى فَلَا كِسْرَى بَعْدَهُ وَإِذَا هَلَكَ قَيْصَرُ فَلَا قَيْصَرَ بَعْدَهُ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَتُنْفِقُنَّ كُنُوزَهُمَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Jika Kisra (Raja Persia) binasa maka tidak akan ada lagi Kisra lain sesudahnya dan jika Kaisar (Raja Romawi) binasa maka tidak akan ada lagi Kaisar lain sesudahnya. Dan demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh kalian akan menafkahkan harta kekayaan keduanya di jalan Allah.” [Bukhari no.3349]
إِنِّي قَدْ كَتَبْتُ إِلَى النَّجَاشِيِّ فَخَرَّقَهُ فَخَرَّقَهُ اللَّهُ مُخَرَّقَ الْمُلْكِ قَالَ عَبَّادٌ فَقُلْتُ لِابْنِ خُثَيْمٍ أَلَيْسَ قَدْ أَسْلَمَ النَّجَاشِيُّ وَنَعَاهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْمَدِينَةِ إِلَى أَصْحَابِهِ فَصَلَّى عَلَيْهِ قَالَ بَلَى ذَاكَ فُلَانُ بْنُ فُلَانٍ وَهَذَا فُلَانُ بْنُ فُلَانٍ قَدْ ذَكَرَهُمْ ابْنُ خُثَيْمٍ جَمِيعًا وَنَسِيتُهُمَا وَكَتَبْتُ إِلَى كِسْرَى كِتَابًا فَمَزَّقَهُ فَمَزَّقَهُ اللَّهُ تَمْزِيقَ الْمُلْكِ وَكَتَبْتُ إِلَى قَيْصَرَ كِتَابًا فَأَجَابَنِي فِيهِ فَلَمْ تَزَلْ النَّاسُ يَخْشَوْنَ مِنْهُمْ بَأْسًا مَا كَانَ فِي الْعَيْشِ خَيْرٌ ثُمَّ قَالَ لِي مَنْ أَنْتَ قُلْتُ مِنْ تَنُوخٍ قَالَ يَا أَخَا تَنُوخٍ هَلْ لَكَ فِي الْإِسْلَامِ
“Sesungguhnya aku (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam) telah menulis surat kepada Najasyi, lalu dia membakarnya, maka Allah membakarnya sehingga binasalah kerajaannya.” ‘Abbad berkata, “lalu aku bertanya kepada Ibnu Khutsaim, bukankah Najasyi telah masuk Islam dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah mengumumkan kematiannya di Madinah kepada para Shahabatnya, lalu beliau menshalatinya.” Dia menjawab, “Ya, itu adalah Fulan bin Fulan, namun ini adalah Fulan bin Fulan.” Ibnu Khutsaim menyebutkan seluruhnya kemudian aku (‘Abbad) lupa, “Lalu aku (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam) menulis kepada Kisra sebuah surat, lalu dia merobeknya, maka Allah merobek-robek kerajaannya dengan sangat dahsyat, lalu aku (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam) menulis kepada Kaisar sebuah surat lalu dia menjawabnya, maka orang-orang tetap takut dari mereka dengan bahayanya selama hidupnya ada kebaikan,” lalu beliau bertanya kepadaku, “Siapa kamu?” Saya menjawab, “Saya berasal dari Tanukh.” Lalu beliau bersabda, “Wahai orang Tanukh, apakah engkau telah masuk Islam?”
[Ahmad no.16097, Shahih : Musnad Imam Ahmad no.16639, Syaikh Hamzah Ahmad Zain]
ذَكَرَ السُّهَيْلِيُّ أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ هِرَقْلَ وَضَعَ الْكِتَابَ فِي قَصَبَةٍ مِنْ ذَهَبٍ تَعْظِيمًا لَهُ وَأَنَّهُمْ لَمْ يَزَالُوا يَتَوَارَثُونَهُ حَتَّى كَانَ عِنْدَ مَلِكِ الْفِرِنْجِ الَّذِي تَغَلَّبَ عَلَى طُلَيْطِلَةَ ثُمَّ كَانَ عِنْدَ سَبْطِهِ
As-Suhaili menyebutkan : “Sebagai bentuk penghormatan Heraklius meletakan surat (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam) tersebut di dalam sebuah kotak berlapiskan emas. Anak keturunannya senatiasa memelihara warisan tersebut hingga pada masa kekuasaan Raja Perancis yang berhasil menaklukan Toledo (Spanyol), kemudian kotak itu pun dirawat olehcucu-cucunya.
فَحَدَّثَنِي بَعْضُ أَصْحَابنَا أَن عبد الْملك بن سعد أَحَدَ قُوَّادِ الْمُسْلِمِينَ اجْتَمَعَ بِذَلِكَ الْمَلِكِ فَأَخْرَجَ لَهُ الْكِتَابَ فَلَمَّا رَآهُ اسْتَعْبَرَ وَسَأَلَ أَنْ يُمَكِّنَهُ مِنْ تَقْبِيلِهِ فَامْتَنَعَ
Sebagian shahabat kami menuturkan bahwa ‘Abdul Malik bin Sa’ad, salah seorang panglima perang kaum Muslimin, bertemu dengan raja tersebut, lalu ia memperlihatkan surat itu. Ketika melihatnya, Abdul Malik mengungkapkan keinginan untuk menciumnya, namun permintaanya itu tidak dikabulkan.
قُلْتُ وَأَنْبَأَنِي غَيْرُ وَاحِدٍ عَنِ الْقَاضِي نُورِ الدِّينِ بْنِ الصَّائِغِ الدِّمَشْقِيِّ قَالَ حَدَّثَنِي سَيْفُ الدِّينِ فُلَيْحٌ الْمَنْصُورِيُّ قَالَ أَرْسَلَنِي الْمَلِكُ الْمَنْصُورُ قَلَاوُونُ إِلَى مَلِكِ الْغَرْبِ بِهَدِيَّةٍ فَأَرْسَلَنِي مَلِكُ الْغَرْبِ إِلَى مَلِكِ الْفِرِنْجِ فِي شَفَاعَةٍ فَقَبِلَهَا وَعَرَضَ عَلَيَّ الْإِقَامَةَ عِنْدَهُ فَامْتَنَعْتُ فَقَالَ لِي لَأُتْحِفَنَّكَ بِتُحْفَةٍ سَنِيَّةٍ فَأَخْرَجَ لِي صُنْدُوقًا مُصَفَّحًا بِذَهَبٍ فَأَخْرَجَ مِنْهُ مِقْلَمَةَ ذَهَبٍ فَأَخْرَجَ مِنْهَا كِتَابًا قَدْ زَالَتْ أَكْثَرُ حُرُوفِهِ وَقَدِ الْتَصَقَتْ عَلَيْهِ خِرْقَةُ حَرِيرٍ فَقَالَ هَذَا كِتَابُ نَبِيِّكُمْ إِلَى جَدِّي قَيْصَرَ مَا زِلْنَا نَتَوَارَثُهُ إِلَى الْآنَ وَأَوْصَانَا آبَاؤُنَا أَنَّهُ مَا دَامَ هَذَا الْكِتَابُ عِنْدَنَا لَا يَزَالُ الْمُلْكُ فِينَا فَنَحْنُ نَحْفَظُهُ غَايَةَ الْحِفْظِ وَنُعَظِّمُهُ وَنَكْتُمُهُ عَنِ النَّصَارَى لِيَدُومَ الْمُلْكُ فِينَا انْتَهَى
Aku katakan (Ibnu Hajar) bahwa beberapa orang telah menceritakan kepadaku dari al-Qadhi Nurudin bin al-Shaigh ad-Dimasyqi, ia berkata : “Saifuddin Falih al-Manshuri telah menuturkan kepadaku, ia menceritakan bahwasanya Raja al-Manshur Qalawun mengutusku kepada Raja Maghrib dengan membawa hadiah. Raja Maghrib itu mengirimku kepada Raja Perancisdengan rekomendasi darinya, maka Raja Perancis itu menerima diriku. Ia menawariku tinggal beberapa waktu di kerajaanya, namun aku menolak. “Ia berkata kepadaku : “Aku akan memberimu hadiah yang sangat istimewa.” Ia mengeluarkan sebuah kotak yang berlapiskan emas lalu mengeluarkan tempat pena yang terbuat dari emas. Ia pun mengeluarkan sebuah surat yang hurufnya sudah banyak yang hilang, surat itu dilapisi dengan kain sutera. Ia berkata : “Inilah surat Nabi kalian kepada kakekku, yakni Kaisar. Sampai sekarang kami terus mewarisinya dan kakek kami berpesan kepada orang tua kami, bahwa selama surat ini ada pada kalian niscaya kerajaan kalian akan terus bertahan. Kami senantiasa merawatnya dengan baik,menghormati, dan menyembunyikannya dari incaran kaum Nashrani agar kerajaan kami tetap utuh.”
وَيُؤَيِّدُ هَذَا مَا وَقَعَ فِي حَدِيثِ سَعِيدِ بْنِ أَبِي رَاشِدٍ الَّذِي أَشَرْتُ إِلَيْهِ آنِفًا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَرَضَ عَلَى التَّنُوخِيِّ رَسُولِ هِرَقْلَ الْإِسْلَامَ فَامْتَنَعَ فَقَالَ لَهُ يَا أَخَا تَنُوخَ إِنِّي كَتَبْتُ إِلَى مَلِكِكُمْ بِصَحِيفَةٍ فَأَمْسَكَهَا فَلَنْ يَزَالَ النَّاسُ يَجِدُونَ مِنْهُ بَأْسًا مَا دَامَ فِي الْعَيْشِ خَيْرٌ
Kisah lain yang mendukungnya adalah sebuah kisah yang disebutkan dalam hadits Sa’id bin Abi Rasyid yang telah kami isyaratkan di atas tadi, bahwasannya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menawarkan Islam kepada orang Tanukh, salah seorang utusan Heraklius, namun ia menolaknya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berkata kepadanya : “Wahai saudara Tanukh,aku telah menulis surat kepada raja kalian, peliharalah surat itu! Manusia senantiasa akan (takut bahaya) darinya selama kebaikan itu masih ada.”
وَكَذَلِكَ أَخْرَجَ أَبُو عُبَيْدٍ فِي كِتَابِ الْأَمْوَالِ مِنْ مُرْسَلِ عُمَيْرِ بْنِ إِسْحَاقَ قَالَ كَتَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى كِسْرَى وَقَيْصَرَ فَأَمَّا كِسْرَى فَلَمَّا قَرَأَ الْكِتَابَ مَزَّقَهُ وَأَمَّا قَيْصَرُ فَلَمَّا قَرَأَ الْكِتَابَ طَوَاهُ ثُمَّ رَفَعَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَّا هَؤُلَاءِ فَيُمَزَّقُونَ وَأَمَّا هَؤُلَاءِ فَسَتَكُونُ لَهُمْ بَقِيَّةٌ
Diriwayatkan pula oleh Abu ‘ubaid dalam kitab al-Amwaal dari umar bin Ishaq secara mursal, ia berkata : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah menulis surat kepada Kisra dan Kaisar. Adapun Kisra, setelah membaca surat Rasulullah, ia pun merobeknya-robeknya. Sedangkan Kaisar, setelah membacanya, ia melipatnya kemudian menghormatinya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Adapun mereka (Kisra) akan runtuh. Sedangkan mereka (Kaisar) akan tetap bertahan.”
وَيُؤَيِّدُهُ مَا رُوِيَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا جَاءَهُ جَوَابُ كِسْرَى قَالَ مَزَّقَ اللَّهُ مُلْكَهُ وَلَمَّا جَاءَهُ جَوَابُ هِرَقْلَ قَالَ ثَبَّتَ اللَّهُ مُلْكَهُ وَاللَّهُ أَعْلَمُ
Didukung pula dengan sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa setelah menerima jawaban dari Kisra, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Allah akan meruntuhkan kerajaannya.” Ketika menerima jawaban dari Heraklius, beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berkata : “Allah akan meneguhkan kerajaannya.” Wallahu a’lam
[Fathul Bari Syarah Shahih al-Bukhari 1/44, al-Hafidzh Ibnu Hajar al-Asqalani]
Akhirnya Allah memberikan kemenangan bagi Kaum Muslimin, sehingga takluklah Syam, Irak serta Yaman. Maka berbondong-bondonglah Kaum Muslimin pindah dari Madinah ke negeri-negeri yang telah ditaklukan, padahal Madinah lebih utama dari kota-kota tersebut.
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ تُفْتَحُ الْيَمَنُ فَيَأْتِي قَوْمٌ يُبِسُّونَ فَيَتَحَمَّلُونَ بِأَهْلِهِمْ وَمَنْ أَطَاعَهُمْ وَالْمَدِينَةُ خَيْرٌ لَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ وَتُفْتَحُ الشَّأْمُ فَيَأْتِي قَوْمٌ يُبِسُّونَ فَيَتَحَمَّلُونَ بِأَهْلِيهِمْ وَمَنْ أَطَاعَهُمْ وَالْمَدِينَةُ خَيْرٌ لَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ وَتُفْتَحُ الْعِرَاقُ فَيَأْتِي قَوْمٌ يُبِسُّونَ فَيَتَحَمَّلُونَ بِأَهْلِيهِمْ وَمَنْ أَطَاعَهُمْ وَالْمَدِينَةُ خَيْرٌ لَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Yaman ditaklukkan kemudian suatu kaum datang sambil menceritakan keindahan negeri itu dengan membawa keluarga dan pengikutnya, padahal Madinah lebih baik bagi mereka seandainya mereka mengetahui. Kemudian Syam ditaklukkan kemudian suatu kaum datang sambil menceritakan keindahan negeri itu dengan membawa keluarga dan pengikutnya, padahal Madinah lebih baik bagi mereka seandainya mereka mengetahui. Kemudian ‘Iraq ditaklukkan kemudian suatu kaum datang sambil menceritakan keindahan negeri itu dengan membawa keluarga dan pengikutnya, padahal Madinah lebih baik bagi mereka seandainya mereka mengetahui.” [Bukhari no.1742]
قَوْلُهُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ أَيْ بِفَضْلِهَا مِنَ الصَّلَاةِ فِي الْمَسْجِدِ النَّبَوِيِّ وَثَوَابِ الْإِقَامَةِ فِيهَا وَغَيْرِ ذَلِكَ وَيُحْتَمَلُ أَنْ يَكُونَ لَوْ بِمَعْنَى لَيْتَ فَلَا يَحْتَاجُ إِلَى تَقْدِيرٍ وَعَلَى الْوَجْهَيْنِ فَفِيهِ تَجْهِيلٌ لِمَنْ فَارَقَهَا وَآثَرَ غَيْرَهَا
Perkataan [لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ] “seandainya mereka mengetahui” Yaitu mengetahui keutamaannya, baik shalat di masjid Nabawi, pahala menetap di kota tersebut, dan keutamaan-keutamaan lainnya. Kata [لَو] dapat juga dimaknai [لَيْتَ] sehingga tidak perlu ada tambahan kata yang diasumsikan. Bagaimana pun juga, di balik kedua kemungkinan tersebut terdapat sebuah isyarat akan bodohnya orang yang meninggalkan kota Madinah dan lebih mengutamakan daerah lainnya.
قَالُوا وَالْمُرَادُ بِهِ الْخَارِجُونَ مِنَ الْمَدِينَةِ رَغْبَةً عَنْهَا كَارِهِينَ لَهَا وَأَمَّا مَنْ خَرَجَ لِحَاجَةٍ أَوْ تِجَارَةٍ أَوْ جِهَادٍ أَوْ نَحْوِ ذَلِكَ فَلَيْسَ بِدَاخِلٍ فِي مَعْنَى الْحَدِيثِ
Para Ulama berkata bahwa yang dimaksud di sini adalah mereka yang pergi meninggalkan Madinah karena benci dan tidak suka kepadanya. Adapun mereka yang meninggalkan Madinah untuk suatu keperluan, berdagang, berjihad, atau yang serupa dengan itu, maka mereka tidak termasuk dalam makna hadits ini.
[Fathul Bari Syarah Shahih al-Bukhari 4/93, al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani]
Kemudian Kaum Muslimin dapat menaklukan negeri-negeri yang berada di Timur dan Barat, yaitu Kerajaan Kisra Persia dan Kerajaan Kaisar Romawi. Sehingga berpencaranlah Kaum Muslimin ke seluruh dunia untuk berdakwah dan jihad dalam menegakan Kalimat Tauhid.
يَا عَوْفُ احْفَظْ خِلَالًا سِتًّا بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ إِحْدَاهُنَّ مَوْتِي قَالَ فَوَجَمْتُ عِنْدَهَا وَجْمَةً شَدِيدَةً فَقَالَ قُلْ إِحْدَى ثُمَّ فَتْحُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ ثُمَّ دَاءٌ يَظْهَرُ فِيكُمْ يَسْتَشْهِدُ اللَّهُ بِهِ ذَرَارِيَّكُمْ وَأَنْفُسَكُمْ وَيُزَكِّي بِهِ أَعْمَالَكُمْ ثُمَّ تَكُونُ الْأَمْوَالُ فِيكُمْ حَتَّى يُعْطَى الرَّجُلُ مِائَةَ دِينَارٍ فَيَظَلَّ سَاخِطًا وَفِتْنَةٌ تَكُونُ بَيْنَكُمْ لَا يَبْقَى بَيْتُ مُسْلِمٍ إِلَّا دَخَلَتْهُ ثُمَّ تَكُونُ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ بَنِي الْأَصْفَرِ هُدْنَةٌ فَيَغْدِرُونَ بِكُمْ فَيَسِيرُونَ إِلَيْكُمْ فِي ثَمَانِينَ غَايَةٍ تَحْتَ كُلِّ غَايَةٍ اثْنَا عَشَرَ أَلْفًا
“Wahai ‘Auf, ingatlah di antara enam tanda-tanda hari Kiamat, salah satunya adalah kematianku.” Auf berkata, “Maka ketika itu aku merasa sangat sedih.” Lalu beliau melanjutkan, “Kemudian ditaklukkannya Baitul Maqdis, kemudian munculnya penyakit yang mematikan di tengah-tengah kalian, yang dengannya Allah mematikan anak-anak dan diri-diri kalian serta membersihkan amal perbuatan kalian. Kemudian melimpahnya harta yang kalian miliki, sehingga walaupun ia telah diberi seratus dinar namun dirinya tetap marah (karena kurang), dan suatu fitnah yang akan terjadi di antara kalian sehingga tidak akan tersisa lagi dari rumah-rumah kaum Muslimin kecuali akan dimasuki (fitnah tersebut). Kemudian antara kalian dengan Bani Ashfar akan terjadi gencatan senjata, lalu mereka mengkhianati kalian. Mereka akan datang untuk menyerang kalian dengan membawa delapan puluh bendera perang, dan setiap bendera membawahi dua belas ribu pasukan.”
[Ibnu Majah no.4032, Shahih : Shahih Ibnu Majah no.3283, Syaikh al-Albani]
Penaklukkan yang dilakukan oleh kaum Muslimin telah tersirat di dalam al-Qur’an, sebagaimana yang telah Tanya Syiah Goreskan di Goresan Pena Tanya Syiah Part 4 “Khilafah Nubuwwah Menaklukkan Dunia” yaitu QS. An-Nuur : 55
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْناً يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئاً وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذلِكَ فَأُولئِكَ هُمُ الْفاسِقُونَ
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, danDia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesuah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. [QS. An-Nuur : 55]
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِنَّ اللهَ زَوَى لِي الْأَرْضَ، فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا، وَإِنَّ أُمَّتِي سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زُوِيَ لِي مِنْهَا، وَأُعْطِيتُ الْكَنْزَيْنِ الْأَحْمَرَ وَالْأَبْيَضَ،
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Sesungguhnya Allah telah menggulung bumi untukku, sehingga aku bisa melihat penjuru bumi belahan timur dan barat, dan sesungguhnya umatku, kerajaan mereka akan mencapai wilayah bumi yang dihimpun untukku. Dan diberikan kepadaku dua simpanan kekayaan merah dan putih. [Muslim no.5144]
[2889] قَوْلُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (إِنَّ اللَّهَ قَدْ زَوَى لِيَ الْأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا وان أمتى سيبلغ ملكها مازوى لِي مِنْهَا وَأُعْطِيتُ الْكَنْزَيْنِ الْأَحْمَرِ وَالْأَبْيَضِ) أَمَّا زُوِيَ فَمَعْنَاهُ جُمِعَ وَهَذَا الْحَدِيثُ فِيهِ مُعْجِزَاتٌ ظَاهِرَةٌ وَقَدْ وَقَعَتْ كُلُّهَا بِحَمْدِ اللَّهِ كَمَا أَخْبَرَ بِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْعُلَمَاءُ الْمُرَادُ بِالْكَنْزَيْنِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْمُرَادُ كَنْزَيْ كسرى وقيصر ملكى العراق الشام فِيهِ إِشَارَةٌ إِلَى أَنَّ مُلْكَ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَكُونُ مُعْظَمُ امْتِدَادِهِ فِي جِهَتَيِ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَهَكَذَا وَقَعَ وَأَمَّا فِي جِهَتَيِ الْجَنُوبِ وَالشِّمَالِ فَقَلِيلٌ بِالنِّسْبَةِ إِلَى الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَصَلَوَاتُ اللَّهِ وسلامه على رسوله الصادق الذى لاينطق عن الهوى ان هو الاوحى يُوحَى
(2889) Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam [إِنَّ اللَّهَ قَدْ زَوَى لِيَ الْأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا وان أمتى سيبلغ ملكها مازوى لِي مِنْهَا وَأُعْطِيتُ الْكَنْزَيْنِ الْأَحْمَرِ وَالْأَبْيَضِ] “Sesungguhnya Allah telah menggulung bumi untukku, sehingga aku bisa melihat penjuru bumi belahan timur dan barat, dan sesungguhnya umatku, kerajaan mereka akan mencapai wilayah bumi yang dihimpun untukku. Dan diberikan kepadaku dua simpanan kekayaan merah dan putih.” Makna [زوى] ialah dihimpun. Di dalam hadits ini terdapat mukjizat yang sangat nyata, dan semuanya telah terwujud, segala puji hanya milik Allah, sebagaimana yang dikabarkan oleh Rasul Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Para ulama berkata, “Yang dimaksud dengan dua simpanan kekayaan adalah emas danperak, maksudnya adalah simpanan kekayaan Kisra Raja Irak, dan Kaisar Raja Syam.” Di dalam hadits terdapat isyarat bahwa kerajaan umat ini sebagian besar kekuasaannya berada di wilayah timur dan barat, dan demikianlah yang terjadi. Adapun kekuasaan di wilayah selatan dan utara lebih sedikit bila dibandingkan dengan wilayah timur dan barat. Semoga shalawat dan salam Allah tetap terlimpah kepada Rasul-Nya yang jujur, yang tidak berbicara berdasarkan hawa nafsu, ucapan beliau tiada lain adalah wahyu yang diwahyukan kepada beliau.
[Syarah Shahih Muslim 18/13, Imam an-Nawawi]
Hingga saatnya nanti, Imam Mahdi sang Khalifah akan muncul dan dibai’at di Mekkah, maka Hamba-Hamba Allah akan berkumpul kembali ke Hijaz yaitu Mekkah dan Madinah, sebagaimana ular yang sedang mencari makan diluar dan akan kembali lagi ke sarangnya ketika mendapati sesuatu yang menakutinya yaitu orang-orang atau kabilah-kabilah yang telah rusak.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غِلَظُ الْقُلُوبِ وَالْجَفَاءُ فِي الْمَشْرِقِ وَالْإِيمَانُ فِي أَهْلِ الْحِجَازِ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Hati yang keras dan perangai yang kasar berada di arah Timur, sedangkan keimanan berada pada penduduk Hijaz.” [Muslim no.80]
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْإِيمَانَ لَيَأْرِزُ إِلَى الْمَدِينَةِ كَمَا تَأْرِزُ الْحَيَّةُ إِلَى جُحْرِهَا
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya Iman akan kembali ke Madinah sebagaimana ular kembali ke lubangnya.” [Bukhari no.1743]
قَوْله كَمَا تأزر الْحَيَّةُ إِلَى جُحْرِهَا أَيْ إِنَّهَا كَمَا تَنْتَشِرُ مِنْ جُحْرِهَا فِي طَلَبِ مَا تَعِيشُ بِهِ فَإِذَا رَاعَهَا شَيْءٌ رَجَعَتْ إِلَى جُحْرِهَا كَذَلِكَ الْإِيمَانُ انْتَشَرَ فِي الْمَدِينَةِ
Perkataan [كَمَا تأزر الْحَيَّةُ إِلَى جُحْرِهَا] “sebagaimana ular kembali ke lubangnya,” Yaitu sebagaimana ular akan keluar berpencar dari lubangnya untuk mencari makan lalu ketika ia bertemu dengan sesuatu yang menakutkan, ia pun akan kembali ke lubangnya. Maka demikian pula halnya dengan iman, ia tersebar di Madinah.
[Fathul Bari Syarah Shahih al-Bukhari 4/93, al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani]
Namun Kerajaan Persia pada akhir zaman akan berusaha bangkit dengan menggunakan system baru yaitu System Wilayatul Faqih yang dipimpin oleh seorang Pendeta Syiah yang dikenal sebagai negara Iran sarang Dajjal.
Sedangkan Kerajaan Romawi masih berdiri tegak dengan terpecah-pecah wilayahnya menjadi beberapa bagian, padahal sebelumnya Romawi menguasai daerah yang sangat luas yang membentang dari benua Eropa, Afrika Utara dan Asia Barat (Timur Tengah).
[http://en.wikipedia.org/wiki/Roman_Empire]
Kerajaan Romawi memiliki pusat pemerintahannya di benua Eropa yaitu Roma Italia dan kemudian Konstantinopel Istanbul Turki. Pada tahun 1492 bangsa Romawi Eropa menjajah benua Amerika Utara yang sekarang dikenal sebagai negara Amerika Serikat, sehingga bangsa Romawi Eropa dan bangsa Romawi Amerika menjadi negara terkuat dan terbesar di dunia.
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ تَقُومُ السَّاعَةُ وَالرُّومُ أَكْثَرُ النَّاسِ
Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda, “Hari Kiamat tidak akan terjadi hingga bangsa Romawi menjadi mayoritas umat manusia.” [Muslim no.5158]
Bangsa Romawi Amerika dan Romawi Eropa telah bekerjasama dalam militer dengan membentuk NATO dalam mengimbangi kekuatan Timur dari bangsa Turk (Uni Soviet).
[http://en.wikipedia.org/wiki/NATO]
Bangsa Yahudi pun juga telah melakukan kerjasama dengan bangsa Romawi Amerika, dan mereka (Yahudi) telah melakukan kejahatan dengan menjajah Palestina yang kemudian Allah akan membalasnya dengan mengirimkan Hamba-Hamba Allah yang akan membinasakan mereka (Yahudi).
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَتُقَاتِلُنَّ الْيَهُودَ فَلَتَقْتُلُنَّهُمْ حَتَّى يَقُولَ الْحَجَرُ يَا مُسْلِمُ هَذَا يَهُودِيٌّ فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ
هَذَا يَهُودِيٌّ وَرَائِي
Dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda, “Kalian akan memerangi Yahudi dan kalian akan membunuh mereka hingga batu berkata, ‘Wahai Muslim, ini ada orang Yahudi, kemarilah bunuhlah dia.’”
“Ini orang Yahudi di belakangku.” [Muslim no.5200]
Bangsa Romawi telah memberikan bantuan kepada Yahudi dalam menjajah Palestina baik dari segi financial ataupun militer, bahkan Yahudi merupakan aliansi utama dalam mengimbangi peta kekuatan politik dan militer di Timur Tengah. Oleh karena dukungan financial dan militer Romawi Amerika tersebut kepada Yahudi dalam menjajah Palestina, makakonsekuensinya Yahudi dapat dikatakan sebagai bagian / representative dari Romawi sebagai pion/bidak yang memegang peranan penting di Timur Tengah.
Tabel di atas menunjukkan Laporan Congressional Research Service yang berjudul “Bantuan Asing Amerika Serikat ke Israel” sejak tahun 1949.
Sedangkan musuh bangsa Romawi adalah bangsa Turk (Uni Soviet) yang memiliki bahasa Turk, sebelumnya bangsa Turk sudah pernah diperangi oleh Kaum Muslimin.
Tentang asal-usul bangsa Turk ada beberapa pendapat para ulama, di antaranya:
a. Mereka adalah keturunan dari Yafits bin Nuh, dari keturunan inilah Ya’juj dan Ma’juj berasal, mereka adalah anak-anak paman mereka.
b. Mereka berasal dari anak-anak Qanthura’, nama seorang budak wanita milik Ibrahim al-Khalil Shalawaatullaah wa Salaamuhu ‘alaihi, dan darinya lahir anak-anak yang merupakan nenek moyang bagi bangsa Cina dan Turk.
c. Ada juga yang berpendapat bahwa mereka dari keturunan Tubba’.
d. Dan ada yang mengatakan mereka berasal dari keturunan Afridun bin Sam bin Nuh.
Dikatakan negeri mereka adalah Turkistan, yaitu daerah antara Khurasan sampai ke Cina bagian barat dan dari bagian utara India sampai ujung al-Ma’mur.
[an-Nihaayah fii Ghariibil Hadiits (IV/113), Tartiibul Qamuusil Muhiith (III/700), Ma’aalimus Sunan (VI/68), Mu’jamul Buldaan (II/23), an-Nihaayah/al-Fitan wal Malaahim (I/153) tahqiq Dr. Thaha Zaini, Fat-hul Baari (VI/104 dan 608), al-Isyaa’ah (hal. 35), dan al-Idzaa’ah (hal. 82)]
Maka sesungguhnya bangsa Tatar yang muncul pada abad ke-7 Hijriyyah adalah bangsa Turk, karena sifat-sifat yang disifatkan untuk bangsa Turk sesuai dengan bangsa Tatar (Mongolia). Kemunculan mereka terjadi pada masa Imam an-Nawawi Rahimahullah.
Imam an-Nawawi lahir pada tahun 631 H, wafat pada tahun 676 H, saat itu adalah masa di mana Tatar datang, dan mereka menghancurkan Khilafah ‘Abbasiyyah. [Tadzkiratul Hufaazhah IV/1471-1473]
Imam an-Nawawi berkata tentang mereka (Tatar),
فَقَدْ وُجِدَ قِتَالُ هَؤُلَاءِ التُّرْكِ بِجَمِيعِ صِفَاتِهِمُ الَّتِي ذَكَرَهَا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِغَارُ الْأَعْيُنِ حُمْرُ الْوُجُوهِ ذُلْفُ الْآنُفِ عِرَاضُ الْوُجُوهِ كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ يَنْتَعِلُونَ الشَّعْرَ فَوُجِدُوا بِهَذِهِ الصِّفَاتِ كُلِّهَا فِي زَمَانِنَا وَقَاتَلَهُمُ الْمُسْلِمُونَ مَرَّاتٍ وَقِتَالُهُمُ الْآنَ
Peperangan dengan bangsa Turk didapati dengan segala sifat mereka yang diungkapkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Mata mereka kecil (sipit), muka mereka merah, hidung mereka kecil (pesek), muka mereka seperti tameng yang dilapisi kulit, memakai terompah dari bulu, mereka didapati dengan sifat-sifat tersebut pada masa kami, kaum Muslimin telahmemerangi mereka beberapa kali dan sekarang pun mereka masih memeranginya.” [Syarah Shahih Muslim 18/37-38, Imam an-Nawawi]
[Asyraathus Saa’ah 108 & 114-115, Syaikh Yusuf bin ‘Abdillah bin Yusuf al-Wabil]
Saat ini sebagian besar bahasa Turk berada di pecahan negara Uni Soviet.
Organisasi International Kebudayaan Turk
Organisasi International Kebudayaan Turk (bahasa Turk: Uluslararasi Türk Kültürü Teşkilatı, TÜRKSOY) adalah organisasi kebudayaan internasional negara-negara yang memiliki populasi Turk, bahasa Turk adalah milik bangsa Turk.
Anggota
Pada tahun 2013, TÜRKSOY memiliki enam negara anggota berdaulat dan delapan negara pengamat non-berdaulat.
Negara
|
Bahasa
|
Catatan
|
Altai Republic
|
Altay
|
Observer state; a federal subject of Russia.
|
Azerbaijan
|
Azerbaijani
| |
Bashkortostan
|
Bashkir
|
Observer state; a federal subject of Russia.
|
Găgăuzia
|
Gagauz
|
Observer state; an autonomous region of Moldova.
|
Kazakhstan
|
Kazakh
| |
Khakassia
|
Khakas
|
Observer state; a federal subject of Russia.
|
Kyrgyzstan
|
Kyrgyz
| |
Northern Cyprus
|
Turkish
|
Observer state; a de facto independent republic recognized only by Turkey; see Cyprus dispute.
|
Sakha Republic
|
Sakha (Yakut)
|
Observer state; a federal subject of Russia.
|
Tatarstan
|
Tatar
|
Observer state; a federal subject of Russia.
|
Turkey
|
Turkish
| |
Turkmenistan
|
Turkmen
| |
Tuva
|
Tuvan
|
Observer state; a federal subject of Russia.
|
Uzbekistan
|
Uzbek
|
[http://en.wikipedia.org/wiki/Joint_Administration_of_Turkic_Arts_and_Culture]
Padahal sebelum terjadinya disintegrasi, wilayah Uni Soviet sangatlah luas.
Peta Uni Soviet antara tahun 1956–1991
#
|
Republic
|
1
|
Russian SFSR
|
2
|
Ukrainian SSR
|
3
|
Belorussian SSR
|
4
|
Uzbek SSR
|
5
|
Kazakh SSR
|
6
|
Georgian SSR
|
7
|
Azerbaijan SSR
|
8
|
Lithuanian SSR
|
9
|
Moldavian SSR
|
10
|
Latvian SSR
|
11
|
Kirghiz SSR
|
12
|
Tajik SSR
|
13
|
Armenian SSR
|
14
|
Turkmen SSR
|
15
|
Estonian SSR
|
[http://en.wikipedia.org/wiki/Soviet_Union]
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ التُّرْكَ قَوْمًا وُجُوهُهُمْ كَالْمَجَانِّ الْمُطْرَقَةِ يَلْبَسُونَ الشَّعَرَ وَيَمْشُونَ فِي الشَّعَرِ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Hari Kiamat tidak akan terjadi hingga kaum Muslimin memerangi Turk, yaitu suatu kaum yang wajah mereka bagai perisai besi yang ditempa, mereka mengenakan (pakaian) dari rambut dan berjalan pada (alas kaki) dari rambut.” [Muslim no.5187]
Sedangkan Turki (Konstantinopel/Istanbul) pada tahun 1952 bergabung dengan NATO, sehingga Turki (Konstantinopel/Istanbul) menjadi bagian dari bangsa Romawi. Di akhir zaman, Konstantinopel akan ditaklukan oleh Kaum Muslimin hanya dengan mengucapkan [لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ], hal ini mengindikasikan bahwa penduduk Turki (Konstantinopel/Istanbul) telah menerimaIslam.
Semenjak keanggotaan kami (Turki) di NATO pada tahun 1952, Aliansi Atlantik Utara (NATO) telah memainkan peran sentral dalam keamanan Turki dan memberikan kontribusi untuk mengintegrasikan dengan komunitas Eropa-Atlantik. Turki, sebagai imbalannya, telah berhasil memikul tanggung jawabnya dalam membela nilai-nilai umum Aliansi.
[http://www.mfa.gov.tr/nato.en.mfa]
Saat ini bangsa Turk (pecahan negara Uni Soviet) telah bekerjasama dengan bangsa Bariz atau yang dikenal sebagai bangsa Persia yang telah menguasai negara Iran (Khuza / Khuzi / Khuzestan & Karman / Kerman / Kirman) dan Irak serta beraliansi dengan Syam Suriah.
سَمِعْتُهُ يَقُولُ وَقَالَ هَكَذَا بِيَدِهِ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ تُقَاتِلُونَ قَوْمًا نِعَالُهُمْ الشَّعَرُ وَهُوَ هَذَا الْبَارِزُ وَقَالَ سُفْيَانُ مَرَّةً وَهُمْ أَهْلُ الْبَازِرِ
Aku (Abu Hurairah) mendengar beliau bersabda -seraya menggerakkan tangannya seperti ini-, “Menjelang hari Kiamat, kalian akan memerangi suatu kaum yang sandal mereka terbuat dari rambut. Dan ia adalah bangsa Bariz.” [Bukhari no.3324]
وَقَالَ غَيْرُهُ الْبَارِزُ الدَّيْلَمُ لِأَنَّ كُلًّا مِنْهُمَا يَسْكُنُونَ فِي بِرَازٍ مِنَ الْأَرْضِ أَوِ الْجِبَالِ وَهِيَ بَارِزَةٌ عَنْ وَجْهِ الْأَرْضِ وَقِيلَ هِيَ أَرْضُ فَارِسَ لِأَنَّ مِنْهُمْ مَنْ يَجْعَلُ الْفَاءَ مُوَحَّدَةً وَالزَّايَ سِينًا وَقِيلَ غَيْرُ ذَلِكَ
Ulama yang lain berkata, “al-Bariz sama dengan ad-Dailam, karena masing-masing menetap di dataran tinggi [بِرَازٍ] atau gunung di mana ia lebih tinggi [بَارِزَةٌ] dari permukaan bumi.” Sebagian lagi berkata, “Ia adalah negeri Persia.” Karena sebagian mereka melafalkan huruf [ف] sama dengan huruf [ب], dan begitu pula dengan melafalkan huruf [س] sama dengan huruf [ز] ([بَازِرِ] & [فَارِسَ]). Namun masih terdapat sejumlah pendapat yang lain.
وَقَالَ بن الْأَثِيرِ ذَكَرَهُ أَبُو مُوسَى فِي الْبَاءِ وَالزَّايِ وَقِيلَ الْبَارِزُ نَاحِيَةٌ قَرِيبَةٌ مِنْ كِرْمَانَ بِهَا جِبَالٌ فِيهَا أَكْرَادٌ
Ibnu Atsir berkata, “Abu Musa menyebutkannya pada bagian huruf [ب] dan [ز], sebagaian mengatakan, [الْبَارِزُ] adalah salah satu wilayah dekat dengan Kirman yang terdapat pegunungan yang ditempati oleh suku Kurdi.
وَالَّذِي فِي الْبُخَارِيِّ بِتَقْدِيمِ الرَّاءِ عَلَى الزَّايِ وَهُمْ أَهْلُ فَارِسَ فَكَأَنَّهُ أَبْدَلَ السِّينَ زَايًا أَيْ وَالْفَاءَ بَاءً
Dalam riwayat al-Bukhari, menggunakan huruf [ر] sebelum [ز] yang maknanya adalah penduduk Persia. Seakan-akan huruf [س] digantikan dengan huruf [ز] dan begitu pula huruf [ف] diganti dengan huruf [ب].
[Fathul Bari Syarah Shahih al-Bukhari 6/609, al-Hafidzh Ibnu Hajar al-Asqalani]
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تُقَاتِلُوا خُوزًا وَكَرْمَانَ مِنْ الْأَعَاجِمِ حُمْرَ الْوُجُوهِ فُطْسَ الْأُنُوفِ صِغَارَ الْأَعْيُنِ وُجُوهُهُمْ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ نِعَالُهُمْ الشَّعَرُ
Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga kalian memerangi bangsa Khuza dan Karman dari bangsa ‘Ajam (non Arab), yang berwajah merah, berhidung pesek dan bermata kecil (sipit), wajah mereka bagaikan perisai yang ditempa dan sandal mereka terbuat dari rambut.” [Bukhari no.3323]
وَتَقَدَّمَ فِي الرِّوَايَةِ الَّتِي قَبْلَهَا تُقَاتِلُونَ التُّرْكَ وَاسْتُشْكِلَ لِأَنَّ خُوزًا وَكِرْمَانَ لَيْسَا مِنْ بِلَادِ التُّرْكِ
Pada hadits sebelumnya diriwayatkan, [تُقَاتِلُونَ التُّرْكَ] “Kalian akan memerangi bangsa Turk” sehingga muncul kemusykilan. Karena Khuza dan Kirman bukan berasal dari negeri Turk.
أَمَّا خُوزٌ فَمِنْ بِلَادِ الْأَهْوَازِ وَهِيَ مِنْ عِرَاقِ الْعَجَمِ وَقِيلَ الْخُوزُ صِنْفٌ مِنَ الْأَعَاجِمِ وَأَمَّا كِرْمَانُ فَبَلْدَةٌ مَشْهُورَةٌ مِنْ بِلَادِ الْعَجَمِ أَيْضًا بَيْنَ خُرَاسَانَ وَبَحْرِ الْهِنْدِ
Adapun Khuza berasal dari negeri Ahwaz, yaitu wilayah Irak yang masuk negeri ‘Ajam, ada pula yang berpendapat bahwa Khuza adalah satu rumpun dengan bangsa ‘Ajam. Sedangkan Kirman adalah satu negeri yang masyhur di wilayah Ajam, terletak di antara Khurasan dan laut Hindia.
وَيُمْكِنُ أَنْ يُجَابَ بِأَنَّ هَذَا الْحَدِيثَ غَيْرُ حَدِيثِ قِتَالِ التُّرْكِ وَيَجْتَمِعُ مِنْهُمَا الْإِنْذَارُ بِخُرُوجِ الطَّائِفَتَيْنِ
Mungkin dapat dijawab bahwa hadits tersebut bukan hadits mengenai peperangan melawan bangsa Turk, namun kedua hadits tersebut sama-sama memperingatkan keluarnya dua kelompok (yang akan diperangi).
[Fathul Bari Syarah Shahih al-Bukhari 6/607, al-Hafidzh Ibnu Hajar al-Asqalani]
Setelah Tanya Syiah mengidentifikasikan musuh-musuh Kaum Muslimin di atas baik dari bangsa Romawi, Yahudi, Turk dan Persia. Selanjutnya Tanya Syiah akan melakukan Mapping atas kekuatan pasukan Kaum Muslimin di beberapa wilayah.
Pasukan Kaum Muslimin yang berada di Syam, Yaman dan Irak akan menjadi pasukan yang kuat dikarenakan ujian yang diberikan oleh Allah Ta’ala atas mereka, agar mereka (Kaum Muslimin) kembali kepada Agama Allah dan menjadi Hamba-Hamba Allah yang terpilih dalam menunaikan hak-hak Allah, yaitu selalu mentauhidkan-Nya serta berjihad di jalan-Nya.
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ سَيَكُونُ أَجْنَادٌ مُجَنَّدَةٌ شَامٌ وَيَمَنٌ وَعِرَاقٌ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِأَيِّهَا بَدَأَ وَعَلَيْكُمْ بِالشَّامِ أَلَا وَعَلَيْكُمْ بِالشَّامِ أَلَا وَعَلَيْكُمْ بِالشَّامِ فَمَنْ كَرِهَ فَعَلَيْهِ بِيَمَنِهِ وَلْيَسْقِ فِي غُدُرِهِ فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ تَوَكَّلَ لِي بِالشَّامِ وَأَهْلِهِ
Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bahwa beliau bersabda, “Syam, Yaman dan Irak akan menjadi pasukan yang kuat, wallahu a’lam, mana yang bermula terlebih dahulu. Hendaklah kalian ke Syam, ingat! hendaklah kalian ke Syam, ingat! hendaklah kalian ke Syam. Bagi yang tidak suka hendaklah ke Yaman dan minumlah di telaganya karena Allah ‘Azza wa Jallamenyerahkan Syam dan penduduknya kepadaku.”
[Ahmad no.21451, Shahih : Musnad Imam Ahmad no.22388, Syaikh Hamzah Ahmad Zain]
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيَصِيرُ الْأَمْرُ إِلَى أَنْ تَكُونَ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ جُنْدٌ بِالشَّامِ وَجُنْدٌ بِالْيَمَنِ وَجُنْدٌ بِالْعِرَاقِ فَقَالَ ابْنُ حَوَالَةَ خِرْ لِي يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ أَدْرَكْتُ ذَاكَ قَالَ عَلَيْكَ بِالشَّامِ فَإِنَّهُ خِيرَةُ اللَّهِ مِنْ أَرْضِهِ يَجْتَبِي إِلَيْهِ خِيرَتَهُ مِنْ عِبَادِهِ فَإِنْ أَبَيْتُمْ فَعَلَيْكُمْ بِيَمَنِكُمْ وَاسْقُوا مِنْ غُدُرِكُمْ فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ تَوَكَّلَ لِي بِالشَّامِ وَأَهْلِهِ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Saat itu akan terjadi pasukan yang berkelompok-kelompok. Pasukan yang berada di Syam, pasukan yang berada di Yaman, dan pasukan yang berada di Iraq.” Ibnu Hawalah berkata, “Pilihkan untukku, Wahai Rasulullah, jika aku menjumpai hal itu.” Beliau bersabda, “Bergabunglah di Syam bumi Allah yang paling terpilih, karena di sana ada hamba-hamba Allah yang terpilih. Jika kalian tidak bisa, maka pergilah ke Yaman. minumlah dari telaganya, sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla telah menyerahkan Syam dan penduduknya kepadaku.”
[Ahmad no.16391, Shahih : Musnad Imam Ahmad no.16942, Syaikh Hamzah Ahmad Zain)
Serta ada Pasukan dari Timur, Pasukan Timur tersebut terdiri dari 2 pasukan yaitu pasukan yang menyertai Imam Mahdi dan pasukan yang memerangi India.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِصَابَتَانِ مِنْ أُمَّتِي أَحْرَزَهُمَا اللَّهُ مِنْ النَّارِ عِصَابَةٌ تَغْزُو الْهِنْدَ وَعِصَابَةٌ تَكُونُ مَعَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ عَلَيْهِمَا السَّلَام
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Dua kelompok dari umatku yang Allah jaga dari Neraka, yaitu kelompok yang memerangi India, dan kelompok yang bersama dengan Isa bin Maryam 'alaihimas Salam.”
[an-Nasai no.3124, Silsilah al-Ahadits ash-Shahihhah no.1934, Syaikh al-Albani]