Daulah Persia al-Majusi merupakan sebuah Daulah Pusat Kekufuran yang dapat menandingi kekuatan bangsa Romawi, baik dalam hal kekuatan militer ataupun harta kekayaan serta kesenangan dan kemewahan hidup. Sehingga kesombongan serta keangkuhan-lah yang tersemat di dalam dirinya (Persia al-Majusi), yang di mana mereka telah berada pada puncak kekerasan hati, hingga rajanya yakni Kisra, merobek-robek surat yang telah dikirimkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam kepadanya.
[3301] قَوْلُهُ رَأْسُ الْكُفْرِ نَحْوَ الْمَشْرِقِ فِي رِوَايَةِ الْكُشْمِيهَنِيِّ قِبَلَ الْمَشْرِقِ
وَفِي ذَلِكَ إِشَارَةٌ إِلَى شِدَّةِ كُفْرِ الْمَجُوسِ لِأَنَّ مَمْلَكَةَ الْفُرْسِ وَمَنْ أَطَاعَهُمْ مِنَ الْعَرَبِ كَانَتْ مِنْ جِهَةِ الْمَشْرِقِ بِالنِّسْبَةِ إِلَى الْمَدِينَةِ وَكَانُوا فِي غَايَةِ الْقَسْوَةِ وَالتَّكَبُّرِ وَالتَّجَبُّرِ حَتَّى مَزَّقَ مَلِكُهُمْ كِتَابَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, “Pusat Kekufuran berada di arah Timur,” dalam riwayat al-Kusymihaniy “Ke arah Timur.”
Hal tersebut memberikan isyarat akan kerasnya Kekufuran kaum Majusi, karena sesungguhnya kerajaan Persia dan orang-orang yang mentaatinya dari bangsa ‘Arab yang berada di arah Timur, yakni jika dilihat dari kota Madinah.
Mereka berada pada puncak kekerasan hati, kesombongan dan keangkuhan, hingga raja mereka merobek-robek surat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
[Fathul Bari Syarah Shahih al-Bukhari 6/352, al-Hafidzh Ibnu Hajar al-Asqalani]
وَكَتَبْتُ إِلَى كِسْرَى كِتَابًا فَمَزَّقَهُ فَمَزَّقَهُ اللَّهُ تَمْزِيقَ الْمُلْكِ
“Aku (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam) menulis kepada Kisra sebuah surat, lalu ia pun merobeknya, maka Allah merobek-robek kerajaannya dengan sangat dahsyat.”
[Ahmad no.16097, Shahih : Musnad Imam Ahmad no.16639, Syaikh Hamzah Ahmad Zain]
Sehingga tidak akan ada lagi Kisra yang sangat kuat setelahnya.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا هَلَكَ كِسْرَى فَلَا كِسْرَى بَعْدَهُ وَإِذَا هَلَكَ قَيْصَرُ فَلَا قَيْصَرَ بَعْدَهُ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَتُنْفِقُنَّ كُنُوزَهُمَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Jika Kisra binasa maka tidak akan ada lagi Kisra setelahnya, dan jika Kaisar binasa maka tidak akan ada lagi Kaisar setelahnya. Dan demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh kalian akan menafkahkan harta kekayaan keduanya di jalan Allah.” [Bukhari no.3349]
Padahal sebelumnya, Daulah Persia al-Majusi memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas.
Tahun 621
Tahun 632
Batas wilayah Persia sebelum masa Islam adalah antara sungai Balkh sampai Azerbaijan dan Armenia, hingga sungai Eufrat, serta gurun ‘Arab menuju Makran, Kabul dan Thakaristan.
Wilayahnya memanjang ke selatan sepanjang pesisir pantai samudera Hindia, Teluk Oman, Teluk ‘Arab. Dan yang termasuk kotanya yang paling terkenal adalah : Isfahan, Siraf, Syiraz, Sabur dan Ishthakhar.
[Athlas al-Hadits an-Nabawi Min al-Kutub ash-Shihah as-Sittah 291, Dr. Syauqi Abu Khalil]
Hingga akhirnya, Islam pun datang dengan meluluh-lantakkan Daulah Persia al-Majusi, dengan salah satu pertempuran yang paling terkenal pada saat itu adalah perang al-Qadisiyyah.
كَانَتْ وَقْعَةُ الْقَادِسِيَّةِ وَقْعَةٌ عَظِيمَةٌ لَمْ يَكُنْ بِالْعِرَاقِ أَعْجَبُ مِنْهَا
Perang al-Qadisiyyah merupakan peperangan besar yang belum pernah terjadi di Irak yang lebih dahsyat darinya.
[Al-Bidayah wa an-Nihayah 7/50, al-Hafizh Ibnu Katsir]
هَذَا الْيَوْمِ وَيُسَمَّى يَوْمَ الْقَادِسِيَّةِ، وَكَانَ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ مِنَ الْمُحَرَّمِ سَنَةَ أَرْبَعَ عَشْرَةَ
Hari tersebut dinamakan hari al-Qadisiyyah, yakni hari Senin pada bulan Muharram tahun 14 Hijriyyah.
[Al-Bidayah wa an-Nihayah 7/51, al-Hafizh Ibnu Katsir]
Jaraknya (al-Qadisiyyah) dengan Kufah adalah 15 farsakh, dan jaraknya (al-Qadisiyyah) dengan al-‘Udzaib adalah 4 mil.
Ia (al-Qadisiyyah) terletak di antara Najaf dan al-Hirah, berada di sebelah barat daya Kufah serta selatan Karbala’.
Perang al-Qadisiyyah terjadi pada masa (Kekhalifahan) ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhu tahun 14 H, yang dipimpin oleh Sa’ad bin Abi Waqqash.
[Athlas al-Hadits an-Nabawi Min al-Kutub ash-Shihah as-Sittah 299, Dr. Syauqi Abu Khalil]
وَزَعَمَ ابْنُ إِسْحَاقَ أَنَّ الْمُسْلِمِينَ كَانُوا مَا بَيْنَ السَّبْعَةِ آلَافٍ إِلَى الثمانية آلاف، وأن رستماً كان فِي سِتِّينَ أَلْفًا
Ibnu Ishaq menyatakan, bahwasanya kaum Muslimin berjumlah 7.000 hingga 8.000 (pasukan), sedangkan (pasukan Persia) Rustum berjumlah 60.000.
[Al-Bidayah wa an-Nihayah 7/50-51, al-Hafizh Ibnu Katsir]
فقتل الله رستماً وَكَانَ الَّذِي قَتَلَهُ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ هِلَالُ ابن علقمة التميمي ، رَمَاهُ رُسْتُمُ بِنُشَّابَةٍ فَأَصَابَ قَدَمَهُ وَحَمَلَ عَلَيْهِ هِلَالٌ فَقَتَلَهُ وَاحْتَزَّ رَأْسَهُ وَوَلَّتِ الْفُرْسُ فَأَتْبَعَهُمُ الْمُسْلِمُونَ يُقَتِّلُونَهُمْ فَأَدْرَكُوهُمْ فِي مَكَانٍ قَدْ نَزَلُوا فِيهِ وَاطْمَأَنُّوا، فَبَيْنَمَا هُمْ سُكَارَى قَدْ شَرِبُوا وَلَعِبُوا إِذْ هَجَمَ عَلَيْهِمُ الْمُسْلِمُونَ فَقَتَلُوا مِنْهُمْ مقتلة عظيمة، وقتل هنالك الجالينوس، قَتَلَهُ زُهْرَةُ بْنُ حَوِيَّةَ التَّمِيمِيُّ.
Lalu Allah membunuh Rustum, dan orang yang membunuhnya adalah seorang laki-laki yang bernama Hilal bin ‘Alqamah at-Tamimiy. Ia memanah Rustum dengan sebuah panah yang mengenai kakinya, lalu Hilal mengejarnya dan membunuhnya serta memenggal kepalanya. Kemudian berlarianlah pasukan Persia, lantas kaum Muslimin pun mengejar mereka dan membunuhi mereka. Akhirnya mereka (kaum Muslimin) mendapati mereka (pasukan Persia) di suatu tempat yang sedang singgah dengan tenang, sedangkan mereka dalam keadaan mabuk dikarenakan minum-minuman dan bermain-main, lantas kaum Muslimin pun menyerang mereka dengan membunuhi mereka dengan sangat banyak. Dan terbunuh juga al-Jalinus, dan yang membunuhnya adalah Zuhrah bin Hawiyyah at-Tamimiy.
ثُمَّ سَارُوا خَلْفَهُمْ فَكُلَّمَا تَوَاجَهَ الْفَرِيقَانِ نَصَرَ اللَّهُ حِزْبَ الرَّحْمَنِ، وَخَذَلَ حِزْبَ الشَّيْطَانِ وَعَبَدَةَ النِّيرَانِ، وَاحْتَازَ الْمُسْلِمُونَ مِنَ الْأَمْوَالِ مَا يَعْجَزُ عَنْ حَصْرِهِ مِيزَانٌ وَقَبَّانٌ، حَتَّى إِنَّ مِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ مَنْ يُقَايِضُ بَيْضَاءَ بِصَفْرَاءَ لِكَثْرَةِ مَا غَنِمُوا مِنَ الْفُرْسَانِ.
Kemudian (kaum Muslimin) mengejar (pasukan Persia) yang berada di belakang, tatkala setiap kali dua pasukan bertemu (bertempur), maka Allah menolong Hizbur-Rahman dan meninggalkan (tidak menolong) Hizbusy-Syaithan dan penyembah api. Kaum Muslimin mendapatkan harta yang tidak dapat ditimbang (saking banyaknya), hingga dari mereka ada yang berkata, “Siapakah yang mau menukar perak dengan emas,” dikarenakan banyaknya ghanimah yang berasal dari pasukan Persia.
وَلَمْ يَزَالُوا يَتْبَعُونَهُمْ حَتَّى جَازُوا الْفُرَاتَ وَرَاءَهُمْ وَفَتَحُوا الْمَدَائِنَ وَجَلُولَاءَ
(Kaum Muslimin) terus mengejar mereka hingga menyeberangi sungai Eufrat yang berada di belakang mereka (pasukan Persia), lalu menaklukkan al-Madain dan Jalula’.
[Al-Bidayah wa an-Nihayah 7/54, al-Hafizh Ibnu Katsir]
قصة يزدجرد بن شهريار بن كسرى لَمَّا اسْتَلَبَ سَعْدٌ مِنْ يَدَيْهِ مَدِينَةَ مُلْكِهِ، وداره مَقَرِّهِ، وَإِيوَانَ سُلْطَانِهِ، وَبِسَاطَ مَشُورَتِهِ وَحَوَاصِلِهِ، تَحَوَّلَ مِنْ هُنَاكَ إِلَى حُلْوَانَ، ثُمَّ جَاءَ الْمُسْلِمُونَ لِيُحَاصِرُوا حُلْوَانَ فَتَحَوَّلَ إِلَى الرَّيِّ، وَأَخَذَ الْمُسْلِمُونَ حُلْوَانَ ثُمَّ أُخِذَتِ الرَّيُّ، فَتَحَوَّلَ مِنْهَا إِلَى أصبهان ، فأخذت أصبهان، فسار إِلَى كِرْمَانَ فَقَصَدَ الْمُسْلِمُونَ كِرْمَانَ فَافْتَتَحُوهَا، فَانْتَقَلَ إِلَى خُرَاسَانَ فَنَزَلَهَا.
Kisah Yazdjird bin Syahryar bin Kisra, tatkala Sa’ad (berhasil) merebut kota kerajaannya dari tangannya, rumah tempat tinggalnya, Iwan (Istana) kekuasaannya, karpet ruang pertemuannya dan (harta) simpanannya. Maka ia (Yazdjird bin Syahryar bin Kisra) pindah menuju Hulwan, kemudian kaum Muslimin tiba untuk mengepung Hulwan, lantas ia pun pindah ke Rayy, kemudian kaum Muslimin menguasai Hulwan dan Rayy, lalu ia pindah darinya (Rayy) menuju Ashbahan, namun (kaum Muslimin) menguasai Ashbahan, kemudian ia pindah ke Kirman, lalu kaum Muslimin mengejarnya ke Kirman dan menaklukkannya. Akhirnya ia pindah ke Khurasan dan menetap di sana (Khurasan).
[Al-Bidayah wa an-Nihayah 7/143, al-Hafizh Ibnu Katsir]
خُرَاسَانَ مَعَ الْأَحْنَفِ بْنِ قَيْسٍ
وَذَلِكَ أَنَّ الْأَحْنَفَ بْنَ قَيْسٍ هُوَ الَّذِي أَشَارَ عَلَى عُمَرَ بِأَنْ يَتَوَسَّعَ الْمُسْلِمُونَ بِالْفُتُوحَاتِ فِي بِلَادِ الْعَجَمِ، وَيُضَيِّقُوا عَلَى كِسْرَى يَزْدَجِرْدَ، فَإِنَّهُ هُوَ الَّذِي يَسْتَحِثُّ الْفُرْسَ وَالْجُنُودَ عَلَى قِتَالِ الْمُسْلِمِينَ.
(Kisah) Khurasan bersama al-Ahnaf bin Qais.
Bahwasanya al-Ahnaf bin Qais adalah seseorang yang memberikan nasihat kepada ‘Umar agar kaum Muslimin memperluas penaklukkannya di negeri-negeri ‘Ajam, dan mempersempit (gerak) Kisra Yazdjird. Karena ia (Yazdjird) merupakan orang yang menyebabkan orang-orang Persia dan pasukannya memerangi kaum Muslimin.
فَأَذِنَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ فِي ذَلِكَ عَنْ رَأْيِهِ، وَأَمَّرَ الْأَحْنَفَ، وَأَمَرَهُ بِغَزْوِ بِلَادِ خُرَاسَانَ.
Lalu ‘Umar bin al-Khaththab mendengarkan pendapatnya dan mengangkat al-Ahnaf (sebagai panglima), dan memerintahkannya menyerang negeri-negeri Khurasan.
فَرَكِبَ الْأَحْنَفُ فِي جَيْشٍ كَثِيفٍ إِلَى خُرَاسَانَ قَاصِدًا حَرْبَ يَزْدَجِرْدَ
Kemudian al-Ahnaf berkendara bersama pasukannya yang sangat besar menuju Khurasan, sasaran utamanya adalah menyerang Yazdjird.
[Al-Bidayah wa an-Nihayah 7/143, al-Hafizh Ibnu Katsir]
Mudhar bin Nazar adalah nenek moyang sejumlah kabilah ‘Arab al-Adnaniyyah, di antaranya adalah Qais ‘Ailan.
Semua bani Mudhar patuh kepada al-Ahnaf bin Qais, mereka telah sampai ke Khurasan.
Al-Ahnaf bin Qais (Abu Najar) adalah pemimpin bani Tamim, ia seorang yang pemberani, bijaksana dan sastrawan. Ia dijadikan contoh dalam kesantunan, dan lahir di Bashrah serta wafat di Kufah.
[Athlas al-Hadits an-Nabawi Min al-Kutub ash-Shihah as-Sittah 345, Dr. Syauqi Abu Khalil]
Dalam riwayat agama Syiah Rafidhah al-Majusi menjelaskan Yazdjird bin Syahryar bin Kisra melarikan diri dengan meninggalkan Istana al-Iwan seraya berkata bahwasanya ia akan memiliki keturunan yang menjadi Shahibuz-Zaman atau Imam Mahdi Syiah Rafidhah al-Majusi.
لما جلى الفرس عن القادسية وبلغ يزدجرد بن شهريار ما كان من رستم وإدالة العرب عليه وظن أن رستم قد هلك والفرس جميعا وجاء مبادر وأخبره بيوم القادسية وانجلائها عن خمسين ألف قتيل، خرج يزدجرد هاربا في أهل بيته ووقف بباب الإيوان، وقال: السلام عليك أيها الإيوان! ها أنا ذا منصرف عنك وراجع إليك، أنا أو رجل من ولدي لم يدن زمانه ولا آن أوانه.
قال سليمان الديلمي: فدخلت على أبي عبد الله عليه السلام فسألته عن ذلك وقلت له: ما قوله: " أو رجل من ولدي " فقال: ذلك صاحبكم القائم بأمر الله عز وجل السادس من ولدي قد ولده يزدجرد فهو ولده
بحار الأنوار - العلامة المجلسي - ج ٥١ - الصفحة ١٦٤
Tatkala (pasukan) Persia kalah pada perang al-Qadisiyyah dan sampai beritanya kepada Yazdjird bin Syahryar (keturunan Kisra) dari Rustum bahwa bangsa ‘Arab telah berhasil menaklukkannya. Ia menyangka bahwasanya Rustum telah binasa bersama (pasukan) Persia seluruhnya, hingga datanglah seseorang dengan mengabarkan kepadanya pada hari al-Qadisiyyah mengenai kalahnya 50.000 pasukan. Lantas Yazdjird (Yazdjird III bin Syahryar keturunan Kisra) pun keluar melarikan diri ke keluarganya, tatkala sampai di gerbang (Istana) al-Iwan, ia berkata, “Semoga keselamatan atasmu wahai al-Iwan, aku akan segera meninggalkanmu dan akan bertemu kembali denganmu. Aku atau seorang laki-laki yang berasal dari keturunankuyang belum tiba zamannya akan kembali lagi.
Sulayman ad-Dailamiy berkata, “Aku pun masuk menemui Abi ‘Abdillah ‘alaihi Salam dan bertanya kepadanya mengenai peristiwa tersebut, lantas aku pun bertanya kepadanya, “Apa yang dimaksud dengan perkataan, “Atau seorang laki-laki yang berasal dari keturunanku” Lalu beliau menjawab, “Itulah Shahib (az-Zaman) kalian, yakni al-Qaim (menegakkan) dengan perintah Allah Azza wa Jalla, yaitu keturunanku yang keenam, yang juga merupakan keturunan Yazdjird.”
[Bihar al-Anwar 51/164, al-Majlisiy Pendeta Syiah Rafidhah]
[shiaonlinelibrary.com/الكتب/1482_بحار-الأنوار-العلامة-المجلسي-ج-٥١/الصفحة_166#top]
Ia (Imam Mahdi Syiah Rafidhah al-Majusi) biasa dikenal dengan nama al-Qaim al-Masih ad-Dajjal Imam Mahdi al-Muntazhar Syiah Rafidhah al-Majusi sang Imam Zaman si Kisra Hamba Yazdan, dikarenakan Kisra dan Hamba Yazdan (Yazdan adalah Tuhan-nya Majusi) merupakan julukan baginya (Imam Mahdi Syiah Rafidhah al-Majusi).
الباب الثّاني
في أسماء المهدي وألقابه صلوات الله عليه
Bab II
Nama-nama al-Mahdi dan Julukannya Shalawatullah ‘alaihi
الرابع والعشرون: "بنده يزدان".
24 : Bandeh Yazdan (Hamba Yazdan)
السابع والأربعون: "خسرو".
خسرو مجوس
47 : Khosro (Kisra Raja Persia al-Majusi)
Khosro Majos
النجم الثاقب في أحوال الإمام الحجّة الغائب - (ج 1) (لـ حسين الطبرسي النوري)
[An-Najm ats-Tsaqib 1/175 & 185, al-Husain ath-Thabrusiy an-Nuriy Pendeta Syiah Rafidhah]
[http://www.aqaed.com/book/477/najm1-10.html]
Hingga akhirnya al-Qaim al-Masih ad-Dajjal Imam Mahdi al-Muntazhar Syiah Rafidhah al-Majusi sang Imam Zaman si Kisra Hamba Yazdan muncul di (Ashbahan/Isfahan) Iran pada akhir zaman dengan kemarahan untuk membalas dendam kepada kaum Muslimin yang telah menghancurkan Daulah Persia al-Majusi.
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَتْبَعُ الدَّجَّالَ مِنْ يَهُودِ أَصْبَهَانَ سَبْعُونَ أَلْفًا عَلَيْهِمْ الطَّيَالِسَةُ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Dajjal diikuti oleh Yahudi Ashbahan sebanyak 70.000 orang, mereka mengenakan pakaian ath-Thayalisah. [Muslim no.5237]
إِنَّمَا يَخْرُجُ مِنْ غَضْبَةٍ يَغْضَبُهَا
“Sesungguhnya ia (Dajjal) keluar dari Kemarahannya.” [Muslim no.5216]
إن الله تبارك وتعالى بعث محمدا صلى الله عليه وآله رحمة وبعث القائم عليه السلام نقمة
بحار الأنوار - العلامة المجلسي - ج ٥٢ - الصفحة ٣١٥
Sesungguhnya Allah Tabaraka wa Ta’ala mengutus Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa aalihi sebagai rahmat, sedangkan (Allah Tabaraka wa Ta’ala) mengutus al-Qaim ‘alaihi Salam dengan (membawa) Kemarahan (Balas Dendam).
[Bihar al-Anwar 52/315, al-Majlisi Pendeta Syiah Rafidhah]
[shiaonlinelibrary.com/الكتب/1483_بحار-الأنوار-العلامة-المجلسي-ج-٥٢/
الصفحة_317#top]
Ia (al-Qaim al-Masih ad-Dajjal Imam Mahdi al-Muntazhar Syiah Rafidhah al-Majusi sang Imam Zaman si Kisra Hamba Yazdan) akan keluar pada hari Nairuz/Nowruz (hari raya Majusi), dikarenakan mereka (Syiah Rafidhah) adalah agama Majusi yang hendak merusak agama Islam, sebagaimana yang telah Tanya Syiah Goreskan Pena Part [11] Syiah Majusi Qadariyyah Dibenam Bumi.
عن أبي عبد الله عليه السلام قال: يوم النيروز هو اليوم الذي يظهر فيه قائمنا أهل البيت
بحار الأنوار - العلامة المجلسي - ج ٥٢ - الصفحة ٣٠٨
Dari Abi ‘Abdillah ‘alaihi Salam, ia berkata, “Hari Nairuz (Nowruz, hari raya Majusi) adalah hari di mana munculnya al-Qaim kami yaitu Ahlul Bayt.”
[Bihar al-Anwar 52/308, al-Majlisiy Pendeta Syiah Rafidhah]
[shiaonlinelibrary.com/الكتب/1483_بحار-الأنوار-العلامة-المجلسي-ج-٥٢/الصفحة_0?pageno=308#top]
Menit 00:05 - 03:05
Pendeta Syiah Rafidhah al-Majusi
Nowruz/Nairuz (hari raya Majusi) adalah hari raya Islam (Syiah Rafidhah al-Majusi). Tidak ada keraguan mengenai hal tersebut, beberapa naskah di dalam agama (Syiah Rafidhah al-Majusi) telah diriwayatkan mengenai hal tersebut. Memang benar bahwa orang Persia, sebelum Islam, di masa Majusi (Zoroastrianisme), biasa menggunakan hari Nowruz/Nairuz sebagai hari ‘Ied (hari raya).
Hal tersebut bukanlah masalah, bahwasanya tidak semuanya yang berasal dari kafir yang telah diambil [sebagai 'Ied (hari raya)] dianggap bukan bagian dari Illahi. Hal tersebut disebabkan ada beberapa hal yang berasal dari kafir adalah berasal dari Illahi dan ada juga yang tidak yang berasal dari Illahi.
Lagipula, Nowruz/Nairuz adalah hari raya Islam (Syiah Rafidhah al-Majusi).
Menit 1:35 - 02:00
Pendeta Syiah Rafidhah al-Majusi
Sebenarnya, Nowruz/Nairuz merupakan sesuatu yang penting dalam riwayat kami (Syiah Rafidhah al-Majusi). Kami memiliki sejumlah riwayat mengenai hari pertama musim semi yang merupakan hari Nowruz/Nairuz. Ada satu riwayat yang berasal dari Imam Ja’far ash-Shaddiq, yang juga telah diriwayatkan oleh Amirul Mukminin [Ali], biarkan aku membacakannya untuk anda.
Tidak ada hari selain hari Nowruz/Nairuz kecuali kami akan menunggu munculnya kembali [al-Qaim al-Masih ad-Dajjal Imam Mahdi al-Muntazhar Syiah Rafidhah al-Majusi sang Imam Zaman si Kisra Hamba Yazdan].
[https://www.youtube.com/watch?v=6kffX6NoKnc]
Sehingga kaum Muslimin akan dibantai oleh al-Qaim al-Masih ad-Dajjal Imam Mahdi al-Muntazhar Syiah Rafidhah al-Majusi sang Imam Zaman si Kisra Hamba Yazdan keturunan Yazdjird dengan kemarahan, sadis, bengis, keji dan kejam dalam rangka membalas dendam.
ما بقي بيننا وبين العرب إلا الذبح وأومأ بيده إلى حلقه
بحار الأنوار - العلامة المجلسي - ج ٥٢ - الصفحة ٣٤٩
Tidak akan tersisa antara kami dengan bangsa ‘Arab kecuali pembantaian, sembari berisyarat dengan tangannya ke arah lehernya.
[Bihar al-Anwar 52/349, al-Majlisiy Pendeta Syiah Rafidhah]
[shiaonlinelibrary.com/الكتب/1483_بحار-الأنوار-العلامة-المجلسي-ج-٥٢/الصفحة_0?pageno=349#top]
قال أبو جعفر عليه السلام: يقوم القائم بأمر جديد، وكتاب جديد، وقضاء جديد على العرب شديد، ليس شأنه إلا بالسيف
بحار الأنوار - العلامة المجلسي - ج ٥٢ - الصفحة ٣٥٤
Abu Ja’far ‘alaihi Salam berkata, “Al-Qaim akan muncul dengan perkara yang baru dan kitab yang baru, serta hukum yang baru. Sedangkan terhadap bangsa ‘Arab akan berlaku keras, tidaklah akan berlaku kecuali dengan pedang.
[Bihar al-Anwar 52/354, al-Majlisiy Pendeta Syiah Rafidhah]
[shiaonlinelibrary.com/الكتب/1483_بحار-الأنوار-العلامة-المجلسي-ج-٥٢/الصفحة_0?pageno=354#top]
إذا خرج القائم لم يكن بينه وبين العرب وقريش إلا السيف
بحار الأنوار - العلامة المجلسي - ج ٥٢ - الصفحة ٣٥٥
Jika al-Qaim keluar, maka tidak akan terjadi antara dirinya (al-Qaim) dengan bangsa ‘Arab dan Quraisy kecuali pedang.
[Bihar al-Anwar 52/355, al-Majlisiy Pendeta Syiah Rafidhah]
[shiaonlinelibrary.com/الكتب/1483_بحار-الأنوار-العلامة-المجلسي-ج-٥٢/الصفحة_357#top]
والقائم له أن يقتل المولي ويجهز على الجريح
بحار الأنوار - العلامة المجلسي - ج ٥٢ - الصفحة ٣٥٣
Al-Qaim akan membantai tawanan dan membunuh orang yang terluka.
[Bihar al-Anwar 52/353, al-Majlisiy Pendeta Syiah Rafidhah]
[shiaonlinelibrary.com/الكتب/1483_بحار-الأنوار-العلامة-المجلسي-ج-٥٢/الصفحة_355#top]
القائم يهدم المسجد الحرام حتى يرده إلى أساسه، ومسجد الرسول صلى الله عليه وآله إلى أساسه ويرد البيت إلى موضعه، وأقامه على أساسه، وقطع أيدي بني شيبة السراق، وعلقها على الكعبة
بحار الأنوار - العلامة المجلسي - ج ٥٢ - الصفحة ٣٣٢
Al-Qaim akan menghancurkan Masjidil Haram hingga dikembalikan kepada pondasinya, dan (begitu juga) dengan Masjid Rasul Shallallahu ‘alaihi wa aalihi kepada pondasinya, serta mengembalikan rumah kepada posisinya dan menegakkan pondasinya. Ia (al-Qaim) akan memotong tangan-tangan bani Syaibah sang pencuri dengan menggantungkannya di atas Ka’bah.
[Bihar al-Anwar 52/332, al-Majlisiy Pendeta Syiah Rafidhah]
[shiaonlinelibrary.com/الكتب/1483_بحار-الأنوار-العلامة-المجلسي-ج-٥٢/الصفحة_0?pageno=332#top]
أما إن قائمنا عليه السلام لو قد قام لاخذ بني شيبة وقطع أيديهم وطاف بهم وقال: هؤلاء سراق الله
بحار الأنوار - العلامة المجلسي - ج ٥٢ - الصفحة ٣٧٣
Tatkala Al-Qaim kami ‘alaihi Salam muncul, maka ia (al-Qaim) akan menahan bani Syaibah serta memotong tangan mereka dan melakukan Thawaf sembari (membawa potongan tangan mereka), seraya berkata, “Inilah pencuri Allah.”
[Bihar al-Anwar 52/373, al-Majlisiy Pendeta Syiah Rafidhah]
[shiaonlinelibrary.com/الكتب/1483_بحار-الأنوار-العلامة-المجلسي-ج-٥٢/الصفحة_375]
Hal ini, yakni pembantaian yang dilakukan oleh Syiah sembari melakukan Thawaf di Ka’bah, sebelumnya telah dilakukan oleh Syiah al-Qaramithah, sebagaimana yang telah Tanya Syiah Goreskan Pena Part [16] Syiah Qaramithah Bantai Haji Curi Hajar Aswad.
Hakikatnya, al-Qaim (Imam Mahdi Syiah Rafidhah al-Majusi) sang Pembantai bukanlah berasal dari keluarga Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, yakni Ahlul Bayt. Bahkan ia (al-Qaim) adalah Dajjal, sebagaimana yang telah Tanya Syiah Goreskan Pena Part [14] Al Qaim Imam Mahdi Syiah Dajjal.
وكل من خرج من ولدي قبل المهدي فإنما هو جزور, وإياكم والدجالين من ولد فاطمة, فإن من ولد فاطمة دجالين, ويخرج دجال من دجلة البصرة, وليس مني, وهو مقدمة الدجالين كلهم
الملاحم والفتن - السيد ابن طاووس - الصفحة ٢٤٩
Dan setiap yang keluar dari keturunanku sebelum (datangnya) al-Mahdi adalah para Pembantai. Dan waspadalah kalian terhadap para Dajjal yang berasal dari keturunan Fathimah, karena dari keturunan Fathimah terdapat para Dajjal. Dajjal akan keluar dari (sungai) Dijlah Bashrah, dan ia bukan termasuk dariku. Dan ia merupakan permulaan dari semua Dajjal.
[al-Malahim wa al-Fitan 249, Ibnu Thawus Pendeta Syiah Rafidhah]
[shiaonlinelibrary.com/الكتب/1370_الملاحم-والفتن-السيد-ابن-طاووس/الصفحة_246]
لو يعلم الناس ما يصنع القائم إذا خرج لأحب أكثرهم أن لا يروه مما يقتل من الناس، أما إنه لا يبدء إلا بقريش، فلا يأخذ منها إلا السيف ولا يعطيها إلا السيف حتى يقول كثير من الناس: ليس هذا من آل محمد، لو كان من آل محمد لرحم.
بحار الأنوار - العلامة المجلسي - ج ٥٢ - الصفحة ٣٥٤
Seandainya manusia mengetahui apa yang akan dilakukan oleh al-Qaim ketika keluar, maka kebanyakan dari mereka akan mengharapkan agar tidak dapat melihatnya, dikarenakan ia (al-Qaim) akan Membantai manusia. Adapun (pembantaian) tidak akan dimulai kecuali (dilakukan) terhadap Quraisy, ia (al-Qaim) tidak akan membawa kepadanya (Quraisy) kecuali pedang, dan ia (al-Qaim) tidak akan memberinya kecuali pedang. Hingga kebanyakan manusia akan berkata, “Ia (al-Qaim) bukanlah berasal dari keluarga Muhammad, seandainya ia (al-Qaim) berasal dari keluarga Muhammad, maka niscaya ia akan memiliki rasa kasih sayang.”
[Bihar al-Anwar 52/354, al-Majlisiy Pendeta Syiah Rafidhah]
[shiaonlinelibrary.com/الكتب/1483_بحار-الأنوار-العلامة-المجلسي-ج-٥٢/الصفحة_356#top]
Mereka para Pembantai kaum Muslimin dikenal sebagai Daulah Imamiyyah Iran Syiah atau Imamiyyah State of Iran Syiah sang Khawarij dari Timur yang mengaku-ngaku sebagai Ahlul Bayt keturunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dengan tujuan Wilayah dan Imamah, dalam rangka meraih singgasana kekuasaan dan kesenangan serta kemewahan hidup, yang di mana Ahlul Bayt telah berlepas diri dari ambisi mereka. Oleh karena itu, Allah Ta’ala memilihkan yang terbaik bagi Imam al-Husain bin ‘Aliy Radhiyallahu ‘anhuma sebagai Syuhada yang mulia di sisi Allah, yang telah dibantai dengan kejam oleh Syiah Kufah Irak, sebagaimana yang telah Tanya Syiah Goreskan Pena Part [17] Syiah Bantai Husain Asyura Karbala Irak.
قول ابن عمر للحسين بن علي حين أراد الذهاب إلى العراق، وذلك حين كتب عوام أهل الكوفة بالبيعة إليه فَقَالَ لَهُ ابْنُ عُمَرَ: لَا تَذْهَبُ إِلَيْهِمْ فَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكَ أَنْ تُقْتَلَ، وَإِنَّ جَدَّكَ قَدْ خُيّر بَيْنَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ فَاخْتَارَ الْآخِرَةَ عَلَى الدُّنْيَا، وَأَنْتَ بُضْعَةٌ مِنْهُ، وَإِنَّهُ وَاللَّهِ لَا تَنَالُهَا لَا أَنْتَ وَلَا أَحَدٌ مِنْ خلفك ولا مِنْ أَهْلِ بَيْتِكَ.
Perkataan Ibnu ‘Umar kepada al-Husain bin ‘Aliy tatkala ia hendak pergi ke Irak, ketika penduduk Kufah awam mengirimkan surat untuk membaiatnya. Lalu Ibnu ‘Umar berkata kepadanya, “Janganlah engkau pergi kepada mereka, sesungguhnya aku takut engkau akan dibunuh. Dan sesungguhnya kakekmu (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam) telah diberikan pilihan antara dunia dan akhirat, lalu beliau memilih akhirat daripada dunia. Sedangkan engkau adalah bagian darinya (Ahlul Bayt Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam). Demi Allah, tidak ada yang akan menerimanya, tidak pula engkau atau seorang pun yang berasal dari belakang (keturunan)-mu serta Ahlul Bayt-mu.”
فَهَذَا الْكَلَامُ الْحَسَنُ الصَّحِيحُ الْمُتَوَجِّهُ الْمَعْقُولُ، مِنْ هَذَا الصَّحَابِيِّ الْجَلِيلِ، يَقْتَضِي إنَّه لَا يَلِي الْخِلَافَةَ أَحَدٌ مِنْ أَهْلِ الْبَيْتِ إِلَّا مُحَمَّدَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ الْمَهْدِيَّ الذي يكون في آخر الزمان عند نزول عيسى بن مريم،
Perkataan ini merupakan (perkataan) yang baik dan benar serta masuk akal dari Shahabat yang mulia ini. (Hal ini) berarti bahwa tidak ada seorang pun yang berasal dari Ahlul Bayt yang akan menjabat sebagai Khalifah kecuali Muhammad bin ‘Abdillah al-Mahdi yang akan muncul di akhir zaman pada saat turunnya ‘Isa bin Maryam.
[Al-Bidayah wa an-Nihayah 11/398, al-Hafizh Ibnu Katsir]
يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا فِتْنَةُ الْأَحْلَاسِ قَالَ هِيَ هَرَبٌ وَحَرْبٌ ثُمَّ فِتْنَةُ السَّرَّاءِ دَخَنُهَا مِنْ تَحْتِ قَدَمَيْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يَزْعُمُ أَنَّهُ مِنِّي وَلَيْسَ مِنِّي وَإِنَّمَا أَوْلِيَائِي الْمُتَّقُونَ
“Wahai Rasulullah, apakah fitnah al-Ahlas itu?” Beliau bersabda, “Ia (fitnah al-Ahlas) adalah peperangan dan peperangan, kemudian fitnah as-Sarra’ (kesenangan dan kemewahan hidup) yang asapnya berasal dari bawah kaki seorang laki-laki yang berasal dari Ahlul Bayt-ku yang mengaku-ngaku bahwasanya ia adalah bagian dariku (Ahlul Bayt Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam), padahal ia bukanlah bagian dariku. Dan sesungguhnya Wali-Waliku adalah orang-orang yang bertakwa.”
[Abu Daud no.3704, Shahih : Shahih Abu Daud no.4242, Syaikh al-Albani]