Abu
Hurairah ikut meriwayatkan hadits tsaqalain, hadits pegangan utama mazhab
syiah. Tapi masih tetap dihujat oleh abdul husein.
Abu Hurairah meriwayatkan hadits tsaqalain,
haidts yang menjadi pegangan utama syiah. Sudah tentu hadits tsaqalain ini
menurut syiah adalah shahih, karena tidak mungkin syiah berpegang pada hadits
dhaif, paling tidak menurut syiah sendiri.
Lagipula riwayat ini tercantum dalam kitab
syiah, yaitu Kifayatul Atsar, karya Al Khazzaz Al Qummi, hal 86-87
Dari Abu Abdullah ahmad bin Muhammad bin
Ubaidillah Al Jauhari, dari Abdushamad bin Ali bin Muhammad bin Makram, dari At
Thayalisi Abun Nid, dari Abu Ziyad Abdullah bin Dzakwan, dari ayahnya, dari Al
A’raj, dari Abu Hurairah berkata: saya bertanya pada Rasulullah tentang firman
Allah: surat Az Zukhruf ayat 28 : Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid
itu kalimat yang kekal pada keturunannya. Nabi bersabda: menjadikan imamah pada
keturunan Husein, akan keluar dari sulbinya 9 orang imam, salah satunya adalah
mahdi bagi umat ini.
Dengan sanad yang sama, juga dari Abu Hurairah,
Rasulullah bersabda: aku tinggalkan bagi kalian dua perkara (tsaqalain), yaitu
Kitab Allah, siapa yang mengikutinya, maka dia berada di atas jalan petunjuk,
siapa yang meninggalkannya maka dia berada di jalan kesesatan, lalu ahlul
baitku, aku ingatkan kalian pada Allah atas ahlul baitku –Rasulullah mengulangi
tiga kali-, lalu siapa ahlul bait Nabi? Apakah istri-istrinya? Abu Hurairah
menjawab: bukan, ahlulbait Nabi adalah anak cucunya dan kerabat dekatnya,
mereka adalah para imam yang 12, yang disebut Allah dalam ayat : Dan (Ibrahim)
menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya.
Inilah Abu Hurairah, yang meriwayatkan hadits
tsaqalain dari jalur kitab syiah. Mengapa masih juga dihujat oleh abdul husein
dan para pentaklid butanya di Indonesia?