[ Pengungkapan kesesatan ini, salah satu faktor
Syaikhul Islam dibenci Syiah ]
بسم الله الرحمن الرحيم
Sebagaimana yang telah diketahui dengan pasti,
golongan manusia yang paling pendusta di muka bumi ini adalah golongan Syiah.
Mereka tidak segan dan ragu-ragu untuk berkata dusta demi kepentingan agama
mereka dan menutupi kebusukan mereka di mata kaum muslimin. Hampir seluruh
bagian syariat Islam tidak selamat dari mulut dusta dan tangan keji mereka.
Bahkan dengan lancang mereka berani mengatakan bahwa Al Qur`an yang beredar di
tangan kaum muslimin saat ini adalah tidak lengkap karena sebagiannya telah
dihapus oleh para sahabat. Selain itu, mereka juga menafsirkan beberapa ayat Al
Qur`an dengan penafsiran yang mereka buat-buat. Berikut ini adalah sebagian
contohnya:
1. Surat Al Lahab ayat 1:
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ
وَتَبَّ
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan
sesungguhnya dia akan binasa.”
Tafsir versi Syiah: Yang dimaksud dengan “dua tangan” Abu Lahab di sini
adalah dua pembantu Abu Lahab, yaitu Abu Bakr Ash Shiddiq dan Umar ibnul Khaththab
radhiallahu ‘anhuma.
Tafsir Ahlus Sunnah: Yang dimaksud dengan “dua tangan” Abu Lahab di sini
adalah tangan Abu Lahab yang sesungguhnya. Maknanya adalah Abu Lahab
mendapatkan kebinasaan dan kerugian akibat permusuhannya terhadap Rasulullah صلى الله عليه وسلم .
2. Surat Az Zumar ayat 65:
لَئِنْ أَشْرَكْتَ
لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya
akan terhapuslah amalanmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.”
Tafsir versi Syiah: Makna ayat ini adalah jika kamu mempersekutukan Ali
bin Abi Thalib dengan Abu Bakr di dalam perkara khilafah maka seluruh amalanmu
akan terhapus dan akan menjadi orang yang merugi, yaitu murtad.
Tafsir Ahlus Sunnah: Makna ayat ini adalah jika kamu mempersekutukan Allah
dengan segala sesuatu selain-Nya di dalam masalah peribadatan maka seluruh
amalanmu akan terhapus dan akan menjadi orang yang merugi, yaitu murtad.
3. Surat Al Baqarah ayat 67:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ
أَنْ تَذْبَحُوا بَقَرَةً
“Sesungguhnya Allah menyuruh kalian menyembelih
seekor sapi betina.”
Tafsir versi Syiah: Sesungguhnya Allah menyuruh kalian untuk menyembelih
Aisyah istri Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم .
Tafsir Ahlus Sunnah: Nabi Musa صلى الله عليه وسلم berkata kepada kaumnya
bahwasanya Allah menyuruh mereka untuk menyembelih seekor sapi betina.
4. Surat At Taubah ayat 12:
وَإِنْ نَكَثُوا أَيْمَانَهُمْ
مِنْ بَعْدِ عَهْدِهِمْ وَطَعَنُوا فِي دِينِكُمْ فَقَاتِلُوا أَئِمَّةَ الْكُفْرِ
إِنَّهُمْ لَا أَيْمَانَ لَهُمْ لَعَلَّهُمْ يَنْتَهُونَ
“Jika mereka merusak sumpah mereka sesudah
mereka berjanji dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin
orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang (yang tidak
dapat dipegang) janjinya supaya mereka berhenti.”
Tafsir versi Syiah: Yang dimaksud dengan “pemimpin-pemimpin orang kafir”
adalah dua orang sahabat nabi yaitu Thalhah bin Ubaidillah dan Az Zubair ibnul
‘Awwam.
Tafsir Ahlus Sunnah: Yang dimaksud dengan “pemimpin-pemimpin orang kafir”
adalah tokoh-tokoh kaum musyrikin yang sangat keras permusuhannya terhadap
Islam, seperti Abu Jahl, ‘Utbah bin Abi Rabi’ah, Syaibah bin Abi Rabi’ah,
Umayyah bin Khalaf, dan orang-orang yang semisal dengan mereka.
5. Surat Ar Rahman ayat 19:
مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ
يَلْتَقِيَانِ
“Dia mengalirkan dua lautan yang keduanya
kemudian bertemu.”
Tafsir versi Syiah: Yang dimaksud dengan “dua lautan” adalah Ali bin Abi
Thalib dan Fathimah binti Muhammad radhiallahu ‘anhuma. Allah mempertemukan
(menjodohkan) mereka berdua.
Tafsir Ahlus Sunnah: Yang dimaksud dengan “dua lautan” adalah lautan yang
tawar yaitu sungai dan lautan yang asin yaitu laut sebagaimana di dalam surat
Al Furqan ayat 53.
6. Surat Ar Rahman ayat 22:
يَخْرُجُ مِنْهُمَا
اللُّؤْلُؤُ وَالْمَرْجَانُ
“Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.”
Tafsir versi Syiah: Dari keduanya, yaitu Ali dan Fathimah, lahirlah dua
orang putra yang bernama Al Hasan dan Al Husain.
Tafsir Ahlus Sunnah: Dari lautan tawar dan lautan asin terdapat perhiasan
berupa mutiara dan marjan, sebagaimana disebutkan di dalam surat Fathir ayat
12.
7. Surat Yasin ayat 12:
إِنَّا نَحْنُ نُحْيِ
الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ
فِي إِمَامٍ مُبِينٍ
“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang
mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang
mereka tinggalkan. Segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab induk yang nyata
(Lauhul Mahfuzh).”
Tafsir versi Syiah: Yang dimaksud dengan (إِمَامٍ مُبِينٍ) adalah Ali bin Abi Thalib.
Maknanya Ali mengetahui segala perkara masa lalu, kini, dan yang akan datang,
baik yang di langit maupun yang di bumi, karena dia telah diberikan ilmunya
oleh Allah. Dengan kata lain, Ali bin Abi Thalib mengetahui segala perkara
gaib.
Tafsir Ahlus Sunnah: Yang dimaksud dengan (إِمَامٍ مُبِينٍ) adalah kitab Lauhul Mahfuzh
yang di dalamnya tercatat segala perkara masa lalu, kini, dan akan datang
hingga hari kiamat tiba.
8. Surat An Naba` ayat 1-3:
عَمَّ يَتَسَاءَلُونَ (1) عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيمِ (2) الَّذِي هُمْ فِيهِ مُخْتَلِفُونَ
“Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya? Tentang berita yang besar yang
mereka perselisihkan tentang ini.”
Tafsir versi Syiah: Yang dimaksud dengan “berita yang besar” yang
diperselisihkan adalah berita tentang Ali bin Abi Thalib, ada yang memuji dan
ada yang membenci, ada yang mencintainya dan ada yang memusuhinya.
Tafsir Ahlus Sunnah: Yang dimaksud dengan “berita yang besar” yang
diperselisihkan adalah berita tentang hari kiamat dan hari berbangkit
sebagaimana yang diisyaratkan pada ayat ketujuh belas dari surat ini.
9. Surat Al Maidah ayat 55:
إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ
وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ
الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ
“Sesungguhnya penolong kalian hanyalah Allah,
Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman yang mendirikan shalat dan menunaikan
zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).”
Tafsir versi Syiah: Yang dimaksud dengan “orang-orang yang beriman” di
dalam ayat tersebut adalah Ali bin Abi Thalib.
Tafsir Ahlus Sunnah: Yang dimaksud dengan “orang-orang yang beriman” di
dalam ayat tersebut adalah seluruh kaum mukminin, tidak hanya Ali bin Abi
Thalib, sebagaimana yang tersebut di dalam surat Al Baqarah ayat 257 dan surat
At Taubah ayat 71.
10. Surat Al Baqarah ayat 157:
أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ
صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
“Mereka itulah yang mendapat pujian dan rahmat
dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.”
Tafsir versi Syiah: Ayat ini turun menerangkan keadaan Ali bin Abi Thalib
ketika mendapat musibah dengan meninggalnya paman beliau Hamzah bin Abdil
Muththalib di perang Uhud.
Tafsir Ahlus Sunnah: Ayat ini berlaku kepada setiap mukmin yang bersabar
dan bertawakkal kepada Allah ketika mendapatkan cobaan dan musibah di dalam
hidupnya.
Demikianlah beberapa contoh tafsir menyimpang yang dilakukan oleh kaum Syiah
demi mendukung kebatilan agama yang mereka anut saat ini.
والحمد لله رب العالمين
Sumber: Disadur dengan perubahan seperlunya
dari kitab Muqaddimah Ushulut Tafsir karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
rahimahullah.