HARMONISNYA HUBUNGAN ANTARA PARA SHAHABAT
DENGAN AHLUL BAIT
HARMONISNYA HUBUNGAN ANTARA PARA SHAHABAT
DENGAN AHLUL BAIT
Oleh: Muhammad
Umar
Menurut akidah Syiah, Sahabat dan Ahlul Bait Nabi digambarkan sebagai
dua pihak yang saling memusuhi. Sahabat Nabi digambarkan sebagai penindas
hak-hak Ahlul Bait, mereka selalu berbuat dzalim pada Ahlul Bait, merampas hak kekhalifahan, merampas harta waris, bahkan berusaha
membakar Rumah Keluarga Nabi. Sedangkan Ahlul Bait hanya bisa bertaqiyah(menyembunyikan
kebencian mereka) sambil sesekali memprotes walau tidak ditanggapi. Benarkah
demikian hubungan antara mereka ?
Setiap orang bebas untuk berpendapat dan mereka-reka sejarah,
tetapi kenyataan yang akan menilai apakah pendapat itu benar atau salah. Fakta
yang tertera dalam literatur-literatur sejarah menunjukkan hubungan yang sangat
harmonis antara Sahabat danAhlul Bait, sesekali memang terdapat
perselisihan, dan itu adalah hal yang wajar, sebab persahabatan yang paling
akrab sekalipun pasti sesekali diwarnai bumbu perselisihan. Tetapi secara garis
besar hubungan mereka sangat akrab, harmonis dan saling memberi. Mereka saling
memberi nama putra-putri mereka, dan saling menikahkan keturunan–keturunan
mereka. Marilah kita lihat fakta berbicara.
Masalah Nama .
Dalam Islam Nama merupakan hal yang urgen, Nama mengandung doa,
harapan, dan wujud kecintaan orang tua atas anaknya. Seorang muslim yang baik
akan menamai anak-anaknya dengan nama-nama yang paling baik, dan tidak mungkin
merelakan anaknya untuk memiliki nama yang sama dengan nama musuh-musuh Islam.
Jika kita melihat nama-nama keturunan Ahlul Bait, jangan heran jika disitu terdapat nama-nama sahabat yang “konon”
adalah musuh-musuh islam menurut Syiah. Sebab sebenarnya tidak
ada permusuhan antara para Ahlul Bait dan sahabat Nabi.
Mari kita perhatikan sejenak sebagian nama-nama keturunan Ahlul Bait Nabi
Ahlul Bait yang bernama Aisyah :
Aisyah Binti Musa Al Kadzim Bin Ja`far Ashadiq
Aisyah Binti Ja`far Bin Musa Al Kadzim Bin Ja`far Ashadiq
Aisyah Binti Ali Ridha Bin Musa AL Kadzim
Aisyah Binti Ali Al Hadi Bin Muhammad Al Jawad Bin Ali Ridha .
Penamaan keturunan Ahlul Bait dengan Nama-nama ini tentu bukan
tanpa dasar dan tanpa makna. Tetapi Ini Adalah Bukti keharmonisan yang terjadi
antara Ahlul Bait dan Para Sahabat Nabi. Telah biasa seorang menamakan
keturunannya dengan tokoh yang mereka kagumi atau cintai. Jika Ahlul Bait
memusuhi Para sahabat tidak mungkin mereka menamai anak-anak mereka dengan nama
musuh-musuhnya sebagaimana kita lihat kaumSyiah sekarang yang sangat jarang menamai
putra-putrinya dengan nama sahabat di atas.
Mungkin sebagian kaum Syiah akan berusaha menyangkal
hal ini dan berkata, Nama Abu, Bakar, Utsman dan Umar adalah nama umum, jadi
tidak bisa langsung direpresentasikan sebagai Abu Bakar Ashidiq, Umar Bin
khatab atau Utsman Bin Affan.
Untuk menjawab hal ini perhatikanlah kisah berikut :
Dari Abu Said, beliau berkata “ Aku melewati
seorang anak kecil yang rambutnya diikat sampai pundak berada di samping Ali
bin Abi Thalib, Aku bertanya, “Siapa anak yang ada di sampingmu ?”, Dia (Ali
bin Abi Thalib) menjawab, “ Ini adalah Utsman, aku menamainya (sama) dengan
nama Utsman bin Affan, dan aku juga menamai (anak yang lain) dengan Umar bin
Khathab, aku menamai (anak yang lain) dengan Abbas paman Nabi saw, dan Aku juga
menamai (anak yang lain) dengan nama makhluk terbaik Muhammad saw..” (Tarikh Dimasq, 45/304).
Jika Hal ini masih belum cukup untuk meyakinkan kita mengenai
cinta-kasih yang ada di antara mereka, ada bukti lain yang sangat jelas dan tak
dapat lagi dibantah, yaitu hubungan pernikahan antara Ahlul Bait dan keturunan para Sahabat ( silahkan baca rujukan dibawah ).
Dicuplik dari :
Pemberian nama keturunan Imam
Ali kw dengan nama para Sahabat dan hubungan perkawinan antara keturunan
Imam Ali kw dengan para Sahabat dan Keturunannya
Hubungan baik antara Imam Ali
kw serta anak cucunya dengan para Sahabat dan anak cucunya, telah dibuktikan
dengan pemberian nama anak cucu Imam Ali kw dengan nama nama para Sahabat
terutama para Khulafaurrosyidin dan nama nama istri Rosululloh Saw, terutama
Siti Aisyah ra.
Sebagai contoh, Imam Ali bin
Abi Tolib kw telah memberi nama anak-anaknya dengan nama Abubakar, Umar dan
Usman. Demikian pula Imam Hasan bin Ali ra telah menamakan putra-putranya
dengan nama Umar, Abdurrahman dll.
Sayyidina Hasan Almuthanna
bin Hasan bin Ali bin Abi Talib juga telah memberi nama putranya dengan nama
Abubakar. Begitu pula Sayyidina Ali Zainal Abidin ra, yang oleh golongan Syiah
dikleim sebagai Imam ke empat, telah menamakan putrinya dengan nama Aisyah
serta menamakan putra putranya dengan nama Abdurrahman dan Umar, saudara dari
Sayyidina Muhammad Albagir dan Imam Zeid.
Selain Tokoh Tokoh diatas,
Sayyidina Musa Alkadhim ra yang dikleim oleh golongan Syi’ah sebagai Imam ke
tuju, juga menamakan putra putranya dengan nama Abubakar dan Umar, serta
menamakan putri putrinya dengan nama Aisyah dan Ummu Salamah.
Begitu pula Sayyidina Ali
Arridho bin Musa yang dikleim oleh ogolongan Syi’ah sebagai Imam kedelapan,
juga menamakan putrinya Aisyah. Bahkan beliau sendiri mendapat julukan Abubakar.
Begitu pula Sayyidina Ali Al Hadi bin Muhammad yang dikleim oleh golongan
Syi’ah sebagai Imam kesembilan, telah memberi nama putrinya dengan Aisyah.
Itulah diantara bukti
hubungan baik antara Ahlul Bait dengan para Sahabat. Dimana Imam Ali kw dan
keturunannya telah memberi nama putra putrinya dengan nama nama para Sahabat
dan Istri Istri Rosululloh Saw.
Tapi adakah dari orang orang
Syi’ah sekarang yang meniru Ahlul Bait dan menamakan putra putrinya dengan nama
nama yang telah kami sebutkan diatas ?.
Padahal para Wali dari
keturunan Ahlul Bait banyak yang menggunakan nama nama tersebut seperti; Habib
Abubakar bin Abdulloh Alaydrus ( Al Adni ), Habib Syeh Abubakar bin Salim,
Habib Abubakar bin Abdulloh Al Attas. Kemudian Habib Umar Muhdhor bin Abdurrahman
Assegaf, Habib Umar bin Abdurrahman Al Attas, Habib Usman bin Yahya dan ratusan
bahkan ribuan Habaib yang namanya seperti itu.
Adapun tujuan pemberian nama
seperti itu tidak lain adalah sebagai bukti cinta mereka serta TABARRUKAN
kepada Khulafaurrosyidin dan para Sahabat yang telah dipuji oleh Alloh
SWT dalam Al Qur’an.
Disamping memberi nama
putra putrinya dengan nama para Sahabat dan nama Istri Istri Rosululloh Saw,
juga telah terjalin hubungan keluarga. Dimana banyak dari anak cucu Imam Ali kw
yang kawin dengan para Sahabat dan keturunannya, seperti apa yang dilakukan
oleh Imam Ali kw. Beliau telah menikahkan putrinya yang bernama Ummu Kaltsum
dengan Sayyidina Umar Ibnul Khottob.
Demikian pula Sayyidina Husin
bin Ali bin Abi Talib kw, beliau telah menikah dengan Hafshoh binti Abdurrahman
bin Abubakar ra. Beliau juga menikah dengan Sayyidah Laila binti Abi Murroh bin
Mas’ud, dimana ibunya adalah Maimunah binti Abu Sufyan bin Harb. Jelasnya
Sayyidina Husin ra juga kawin dengan laila cucu Abu Sufyan bin Harb. Istri
Sayyidina Husin ra yang ketiga adalah Ummu Ishaq, beliau putri dari Sayyidina
Tholhah bin Ubaidillah ra.
Begitu pula Sayyidina Ali
Zainal Abidin ra, beliau adalah sepupu dengan Sayyidina Qosim bin Muhamad bin
Abubakar ra. Karena ibu Ali Zainal Abidin dan ibu Qosim bersaudara. Mereka
adalah putri putri Yasdajrid raja Persi yang menjadi tawanan Muslimin, dizaman
kholifah Umar Ibnul Khottob ra.
Juga apa yang dialami oleh
Sayyidah Asma’ binti Umais ra. Setelah suaminya yaitu Sayyidina Ja’far bin Abi
Talib meninggal, maka atas perintah Rosululloh Saw beliau kawin dengan
Sayyidina Abubakar ra dan mendapat putra bernama Muhamad bin Abubakar.
Selanjutnya setelah Sayyidina Abubakar ra meninggal, Asma’ menikah dengan Imam
Ali kw.
Sering Imam Ali kw berkata;
مُحمدٌ اِبْنِى مِنْ ظَهْرِ اَبِى بَكَر
Muhamad anakku dari punggung
Abubakar
Diwaktu Imam Ali kw jadi
Kholifah, Muhamad bin Abubakar diangkat sebagai Kepala Daerah Mesir.
Demikian pula Sayyidina
Ja’far bin Muhamad bin Ali Zainal Abidin, ibunya adalah Farwah binti Alqosim
bin Muhamad bin Abubakar As Shiddiq. Sedang ibu dari Sayyidah Farwah adalah
Asma’ binti Abdurrahman bin Abibakar. Karenanya Sayyidina Ja’far berkata;
وَلَدَنِى اَبُوبَكر مَرَّتَيْن
Saya dilahirkan dari Abubakar
dua kali.
Dengan demikian berarti cucu
Imam Ali kw ( Muhamad Albagir ) telah kawin dengan cucu Sayyidina
Abubakar (Farwah).
Begitu pula cucu Imam Ali kw
( Fatimah binti Husin bin Ali ) telah kawin dengan cucu Sayyidina Usman (
Abdulloh bin Amer bin Usman). Dan saudaranya yang bernama Zeid bin Amer bin
Usman kawin dengan Sukainah binti Husin bin Ali bin Abi Tolib. Selanjutnya setelah
Zeid bin Amer meninggal, Sukainah binti Husin kawin dengan Mus’ab bin
Zubair.
Itulah sekilas gambaran
hubungan baik antara Imam Ali kw dan turunannya dengan para Sahabat dan
turunannya
Keterangan diatas dapat
dibaca dalam buku ;
Sirotul Musthofa oleh Abul
Hasan Annadawi, Al Irsyad lil Mufid, Tarih Alya’gubi, Kasyful Hummah,
Umdatuttholib, Haggul Yagin dll.