Dia adalah Prof. Dr. Muhammad Dhiya'urrahman Al
A'dzamy. Berikut biografi singkat beliau yang berhasil kami himpun dari
berbagai sumber dan berdasarkan wawancara kami dengan beliau setahun yang lalu.
Beliau dilahirkan di India pada tahun 1362 H/1943 M dari sebuah keluarga Hindu
yang taat. Beliau tidak ingat pasti kapan tanggal lahirnya. Semua data
tentangnya hilang saat melarikan diri dari India. Terlahir dari keluarga yg
berkecukupan membuatnya mampu melanjutkan pendidikan hingga tingkat tsanawy
(SMU). Sejak usia dini, minat bacanya cukup tinggi. Banyaknya agama dan
kepercayaan di India mendorong rasa ingin tahunya untuk mempelajari berbagai
agama, mulai dari Yahudi, Kristen, Budha dan agama-agama lainnya. Hingga
kemudian Allah membukakan hatinya untuk memeluk Islam.
Interaksinya dengan berbagai macam literatur keagamaan mendorongnya menulis
berbagai makalah ilmiah di bidang perbandingan agama. Di antara karya beliau di
bidang perbandingan agama adalah "Dirasat fi Al-Yahudiyah wa
An-Nashraniyah wa Adyaan Al-Hindi. Buku ini dicetak dalam jilid besar oleh
"Maktabah Ar-Rusyd".
Perjalanan spiritualnya hingga memeluk Islam sangat panjang. Semuanya beliau
tuangkan dalam sebuah risalah yang berjudul "Min Dzulumaat Al Watsaniyyah
Ila Dhiyaa' Al-Islam". Saat menyatakan masuk Islam, keluarga menolak keras
perpindahan yang dilakukannya. Berbagai cara ditempuh agar menyurutkan iman
keislamannya. Puncaknya, mereka berencana untuk membunuhnya. Karena tekanan dan
penindasan yang dialaminya, demi mempertahankan keyakinan barunya, beliau
melarikan diri ke negara tetangga Pakistan. Di Pakistan beliau ikut sebuah
lembaga pendidikan asuhan Jamaah Islamiah (JI) yang diketuai oleh Abul A'la Al
Maududy. Disanalah beliau mempelajari dan mendalami Madzhab Hanafy. Hingga
akhirnya Allah membimbing beliau untuk sepenuhnya mengikuti dalil dan
meninggalkan fanatik madzhab serta JI. Kisahnya bersama JI bisa dibaca pada
bagian terakhir dari buku beliau "Marwiyaat Abu Hurairah" cetakan
Maktabah Al ghuraba' Madinah.
Agar keilmuannya semakin mantap, beliau memutuskan untuk pindah ke negeri
Haramain. Di tempat barunya, beliau melanjutkan pendidikan strata satu di
Universitas Islam Madinah (UIM). Setelah menyelesaikan pendidikan strata satu,
beliau melanjutkan pendidikan pada program pasca sarjana Universitas Al Azhar
Kairo di bidang hadits. Setelah meraih predikat Doktor dengan nilai terbaik
beliau kembali dan diberi tugas sebagai dosen di UIM.
Beberapa tahun kemudian beliau dipercaya untuk menjalankan amanah sebagai Dekan
Fakultas Hadits UIM. Selain pakar di bidang Hadits, Beliau juga sangat mumpuni
di bidang perbandingan agama dan theologi, beliu sering diminta untuk menjadi
pembimbing terhadap sejumlah disertasi di bidang ini. Sebagai penghormatan atas
kerja keras dan pengabdiannya terhadap Islam, Kerajaan Saudi Arabia memberinya
kewarganegaraan.
Kini beliau -hafidzahullah- tinggal menetap di Madinah Al Munawwarah. Di
usianya yang tak lagi muda beliau menghabiskan waktunya untuk menulis pada
berbagai disiplin ilmu. Tiga hari dalam sepekan (Senin, Selasa, Rabu ba'da
Isya) beliau rutin menyampaikan ta'lim di Masjid Nabawi As-Syarief dengan
materi Ilmu Hadits(*).
Saya pernah bertanya, "Mengapa anda lebih banyak waktu menulis ketimbang
memberi pelajaran..?" Beliau menjawab "Bila aku mati, karyaku adalah
kehidupan yang kedua bagiku".
Diantara Karya beliau: Al jaami" al kamil (insyaallah akan dicetak dalam
20 jilid(**), Mu'jam Mustholsh Al-Hadits, Dirasaat fil jarh watta'dil, Dirasat
fi Al Yahudiyah wa An Nashraniyah wa Adyaan Al-Hindi, Minnatul Kubro Syarh
& Takhrij Sunan As-Shughro (9 jilid), Aqdhiah Rasulillah sallallahu alaihi
wasallam karya Ibn al-Thalla' al-Qurtubi (wafat 497 h) (dirosah & tahqiq),
dan Masih banyak lagi.
Berkarya Dalam Diam
Setelah pensiun dari jabatannya sebagai Dekan Fakultas Hadits & dosen di
UIM, beliau mendedikasikan seluruh waktunya untuk menulis dan meneliti di
berbagai disiplin ilmu baik hadits, sejarah dan perbandingan agama.
Prof. DR. Anis Thohir mengatakan, "Setelah pensiun dia seolah ditelan
bumi. Bertahun-tahun lamanya kami hampir tak pernah bertemu dengannya.
Tiba-tiba ia muncul kembali dengan sebuah karya yang besar".
Iya, "Al-Jami' Al-Kamil" merupakan hadiah terbesar beliau untuk umat
Islam. Di dalamnya terkumpul semua hadits nabi shallallahu alaihi wassalam dari
berbagai referensi baik yang sudah dicetak maupun yang masih dalam bentuk
manuskrip. Setiap hadits diteliti baik sanad maupun matannya. Hasilnya
terkumpullah kurang lebih 12 ribu hadits sohih tanpa pengulangan dan 3 ribu
hadits dhoif. Rencananya buku akan terbit dalam 20 jilid besar.
Syaikh Anis mengatakan, "Mendengar tentang beliau aku teringat dengan
As-Suyuthi. Dimana ia lebih banyak menutup diri dari manusia, dan buah dari
kesendirian beliau adalah 900 karya diberbagi disiplin ilmu. Kadang terbersit
dalam hati ini keinginan untuk bisa seperti mereka. Tapi melihat kebutuhan
ummat terhadap dakwah rasa-rasanya tidak mungkin bagiku untuk itu. Tapi aku
bersyukur ada orang seperti beliau. Jujur kami para dosen dibuat takjub dengan
karya beliau ini. Terlebih lagi beliau menyelesaikan karya ini seorang diri dan
merahasiakannya dari orang banyak. Sehingga kami baru mengetahuinya setelah
semuanya rampung. Semoga Allah menjaga beliau"
Suatu hari saya pernah bertanya, "Mengapa setelah sekian lama anda baru
berkenan mengajar di Masjid Nabawi?” Beliau menjawab, "Tawaran itu sudah
ada sejak dulu, tapi aku sudah bertekad untuk mendedikasikan waktuku untuk
Al-Jami' Al-Kamil. Kini setelah hampir dua puluh tahun lamanya, akhirnya
semuanya rampung. Insyaallah ramadhan ini akan dicetak oleh penerbit
Darussalam, tinggal merubah font saja."
Beliau pernah mengatakan, "Mimpiku selanjutnya adalah membuat ensiklopedi
yang memuat biografi semua perawi (narator) hadits. Adanya khilaf dalam hal
menghukumi kredibilitas seorang rowi disebabkan kurangnya kelengkapan data yang
berkaitan dengan rowi tersebut, sehingga kita perlu menghimpun semua data yang
berkaitan dengannya, berikut penilaian para ulama dari seluruh referensi yang
ada. Untuk itu aku sudah membuat khuttoh (proposal penelitian) tinggal siapa
yang mau melanjutkannya. Aku telah menghitung seluruh buku yang memuat biografi
ulama, semuanya ada sekitar 300 san. Sementara jumlah perawi tidak lebih dari
50.000 orang.
Semoga beliau dan seluruh karyanya diberkahi Allah
Catatan:
* Saat ini beliau fokus pada qiroah & ta'liq terhadap Shohih Bukhory
** Kabar itu kami terima dari beliau beberapa pekan sebelum kami meninggalkan Madinah, wallahu a'lam apakah ada perubahan atau tidak.
Ternyata kita belum berbuat apa-apa
Sumber: FB Ustadz Aan
Chandra Thalib
Cantumkan Sumber Artikel