Situs intelejen Zionis
Israel, debka.co.il, mengungkapkan bahwa Hassan Nasrallah dikabarkan telah
mengirimkan Brigade Ridwan yang menjadi pasukan khusus organisasi Syiah
Hizbullah Lebanon ke Suriah.
Dilansir Debka dari seorang
sumber militer Yahudi Zionis Israel yang tidak mau diungkapkan namanya
menyatakan, “Nasrallah telah mengirim Brigade Ridwan ke kota Zabadani Suriah
untuk membantu pasukan rezim Bashar Al Assad sejak hari Kamis (30/07) kemarin.”
Sumber tersebut melanjutkan,
“Pasukan khusus tersebut sengaja dikirim Syiah Hizbullah untuk membantu pasukan
rezim mempertahankan kota yang berbatasan langsung dengan wilayah perbatasan
Lebanon.”
“Tentu saja ini akan menjadi
masalah tersendiri jika bagi Syiah Hizbullah dan Lebanon pada umumnya jika
pejuang revolusi berhasil menguasai kota Zabadani,” ujar sumber tersebut.
Kota Zabadani sendiri menjadi
ajang pertempuran sengit antara Jabhah Nusra milik Al Qaeda dengan tentara
rezim Bashar Al Assad yang didukung oleh milisi Syiah Iran dan Hizbullah
Lebanon sejak 3 Juli lalu. (Dostor/Ram)
Menurut sumber media yang
dekat dengan Hizbullat di Lebanon, milisi proksi Teheran tersebut telah
mencatat korban tewas tertinggi di antara anggotanya di Suriah, hingga saat ini
pada bulan Juli, berjumlah setidaknya 250 orang.
Dilansir ShahbaPress dikutip Middle
East Update, sebagian besar milisi tewas dalam pertempuran sengit dengan
Pasukan pejuang Suriah di Zabadani, provinsi Damaskus, selain itu juga terdapat
korban tewas di lokasi lain di mana mereka berjuang atas nama Teheran untuk
rezim Assad.
Meskipun didukung hiruk pikuk
serangan udara dan tembakan artileri berat oleh rezim Assad, milisi Lebanon
telah menderita kekalahan besar dalam upayanya untuk merebut Zabadani, jalur
penting dalam rute transit antara Lebanon dan Damaskus, dari tangan pasukan pejuang
Suriah yang selalu berhasil memukul mundur upaya mereka.
Pertempuran di Zabadani,
telah mengubah kota yang terkenal dengan resor yang indah, hancur menjadi
puing-puing.
Pejuang Suriah telah
memperingatkan Nasrallah bahwa ia telah mengirim pasukannya di Suriah ke dalam
jurang, dari mana mereka tidak akan kembali ke rumah kecuali dalam peti mati
terbungkus kain kuning. Dimana hal ini sangat bertolak belakang dengan pidato
Nasrallah tentang ‘kemenangan.’
Teheran dan kelompok proksi
nya juga menderita kekalahan di propinsi Aleppo dan Idlib, di mana Jaysh Al
Fath telah berhasil memenangkan pertempuran melawan rezim dan aliansinya.
Karena tingginya jumlah
korban jiwa yang diderita di Suriah, Hizbullat meningkatkan upaya untuk
merekrut lebih banyak tentara bayaran di Lebanon.
Kematian sejumlah besar
anggota yang berpengalaman, bagaimanapun, berarti bahwa mereka semakin
bergantung pada pengiriman pejuang dengan sedikit pengalaman dan pelatihan
untuk bertarung di negara tetangga, yang akan mengakibatkan jumlah korban tewas
semakin tinggi.
===================================================================================
TEHERAN, muslimdaily.net–
Gelombang panas menerpa Iran dengan temperatur mendekati 70 derajat Celsius.
Indeks panas tersebut direkam sebuah kelompok pengamat iklim yang memprakirakan
Iran akan menderita temperatur terpanas yang pernah dialami manusia.
“Ini merupakan pengamatan
iklim paling luar biasa yang pernah saya lihat dan iklim paling ekstrem yang
pernah terjadi di dunia,” kata meteorologis dari AccuWeather, Anthony Saglia,
sebagaimana dikutip dari The Telegraph, Minggu (2/8/2015).
Suhu panas yang diderita Iran
tidak jauh terpaut dari rekor indeks panas selama ini. Sebelumnya, rekor suhu
terpanas adalah 81 derajat Celsius yang terjadi di Kota Dhahran di Arab Saudi
pada 8 Juli 2003.
Namun, kata panas kini
memiliki arti baru di kota Bandar Mahshahr, Iran yang mencatat suhu udara
terpanas sepanjang sejarah kota itu. "Ini adalah temperatur tertinggi yang
pernah saya lihat di dunia," kata ahli meteorologi di AccuWeather, Anthony
Saglia.
"Kubah Panas" ini adalah semacam udara tekanan tinggi yang melintas
di kawasan itu. Situasi ini memperburuk masalah pasokan tenaga listrik dan air
bersih yang membuat kondisi ini makin tak tertahankan.
Di negara tetangganya, Irak, suhu tinggi sebesar 50 derajat Cesius menyebabkan
aktivitas lumpuh. Pemerintah Irak pun terpaksa mengadakan libur nasional selama
empat hari sebab suhu udaranya terlalu panas untuk bekerja. (baca juga: Kriminalisasi Ideologi Syi’ah Iran dalam Perspektif Ketahanan Nasional)
Mix :
(Ervan Hardoko/Sumber:
Kompas.com, The Telegraph)
.