Adiba HasanSelasa,
15 Zulhijjah 1436 H / 29 September 2015 15:00
TEHERAN (Arrahmah.com) – Hassan
“Nasrasyaithon”, Sekretaris Jenderal milisi Lebanon “Hizbusyaithon,” mengakui biaya
yang dikeluarkan oleh “Hizbusyaithon” dalam pertempuran di Zabadani di Rif-Dimaskus
di luar prediksi. Hal tersebut diakibatkan keputusan yang melibatkan sejumlah
besar milisi “Hizbusyaithon”, ujarnya, tanpa membahas rincian kerugian tersebut,
sebagaimana dilaporkan Middle East Update (MEU), Selasa (29/9/2015).
“Nasrasyaithon” menyampaikan
pidatonya di Al-Manar TV, yang menekankan bahwa serangan terhadap Kafraya
dan Fuaa telah menghambat serangan ke Zabadani, sehingga mereka mulai
memperhitungkan strategi negosiasi dalam kesepakatan gencatan senjata.
“Nasrasyaithon” menunjukkan bahwa
kesepakatan dalam gencatan senjata termasuk memungkinkan keluarnya pejuang
oposisi dan keluarga mereka dari Zabadani ke Idlib, dibandingkan hanya 10 ribu
warga sipil yang keluar dari Fuaa.
Sebagaimana dikutip MEU,
salah satu anggota dari tim negosiasi Jaisyul Fath telah melaporkan kepada
jaringan media El-Dorar bahwa kemajuan terbaru yang dibuat oleh
pejuang diFuaa dan Kafraya telah memaksa Iran dan “Hizbusyaithon” untuk duduk dalam
negosiasi. Meski, pada awalnya Iran menuntut untuk melepaskan seluruh orang
dari Fuaa dan Kafraya, namun akhirnya menyetujui dan menerima bahwa yang
diijinkan keluar adalah 10 ribu anak-anak dan perempuan, sementara milisi Syiah
diharuskan tetap tinggal di dalam kota.
Seorang anggota Jaisyul Fath,
dengan syarat anonimitas, menambahkan bahwa Jaisyul Fath sedang dalam proses
melakukan pemaksaan larangan terbang kepada musuh untuk pertama kalinya dalam
sejarah Suriah. Wilayah larangan terbang termasuk Idlib dan beberapa kota di
sekitarnya dan kota-kota lain di provinsi Idlib. Sumber menolak untuk berbicara
secara rinci tentang ketentuan perjanjian, dan menunggu pemberitaan dari sumber
media resmi, mengingat perjanjian belum dilakukan.
Perlu disebutkan bahwa
“Nasrasyaithon” memiliki pidato yang terkenal, dan tidak realistis tentang
intervensi “Hizbusyaithon” di Suriah, dan berkali-kali menggunakan istilah
“menyimpulkan”, mengacu pada revolusi Suriah, sebagaimana dilaporkan ALN,
Selasa (29/9). (adibahasan/arrahmah.com)