Tuesday, September 29, 2015

Ketegasan Erdogan Membela Saudi Hadapi Iran [Saatnya tidak lagi bicara Salafi atau IM. Kita bicara musuh Islam. Khilafiyah sudah clear di tangan para ulama ]

Ketika Saudi dijadikan sasaran tembak oleh Iran atas Musibah Mina, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan langsung menjadi pembela utama Saudi.


Presiden Turki Reccep Tayyip Erdogan mengungkapkan sebagai tuan rumah penyelenggaraan ibadah haji, Arab Saudi telah berusaha semaksimal mungkin agar tragedi Mina tidak terjadi.
''Arab Saudi sebagai tuan rumah penyelenggaraan ibadah haji pastinya sudah berusaha maksimal agar segala tragedi tak perlu terjadi,'' ungkap Erdogan kepada wartawan di Istanbul, Jumat (25/9) seperti dilansir media Turki Today Zaman, Sabtu (26/9), yang dikutip ROL.

Karena itu, Erdogan meminta pemimpin negara-negara Muslim tidak saling menyalahkan atas tragedi Mina, di Arab Saudi yang terjadi Kamis (24/9) pagi dan menewaskan lebih dari 753 jamaah serta melukai ratusan jamaah haji.

Ia juga meminta kritik atas musibah Mina tersebut, tidak perlu dibarengi dengan sikap saling menjatuhkan. "Beberapa menyalahkan menejemen (penyelenggaraan haji). Beberapa lainnya menyalahkan organisasi (negara). Tapi saya berpikir pendekatan-pendekatan seperti itu tak sesuai," kata Erdogan.

Pengamat Timteng, Hasmi Bakhtiar, mengungkapkan bahwa Saudi dan negara-negara teluk harus bekerjasama dengan Turki dan menjadi satu kubu menghadapi 'agresi' Iran.

"Harus diakui, kekuatan Iran jauh diatas Teluk. Buka pintu masuk bagi Turki satu kemestian," ujar mahasiswa pasca sarja Lille Perancis ini di akun twitternya @hasmi_bakhtiar (28/9).

"Saatnya tidak lagi bicara Salafi atau IM. Kita bicara musuh Islam. Khilafiyah udah clear di tangan para ulama," kata alumni Al-Azhar Mesir ini.

"Lihat sikap Erdogan ketika raja Salman dihimpit tragedi Mina. Semoga raja Salman memahami dg baik pesan tersebut," lanjutnya.

"Kita berdoa, semoga kita semua memiliki saham dalam kemenangan ini, termasuk raja Salman," tutupnya.

Iran sendiri masih ngotot dan betul-betul memanfaatkan Musibah Mina untuk menyerang Saudi. [ Mari setelah suriah/yaman/irak dikuasai ahlus sunnah, jadikan iran target medan jihad ]

Dilansir detikcom, Otoritas Iran semakin keras dalam menyebut Arab Saudi bersalah atas tragedi Mina. Iran terang-terangan menyebut tragedi Mina sebagai kejahatan yang dilakukan otoritas Saudi terhadap para jemaah haji.

"Kami akan mendorong pengadilan internasional dan dunia internasional untuk mulai mengadili Saudi atas kejahatan mereka terhadap jemaah haji," cetus Jaksa Agung Iran Ebrahim Raisi seperti dikutip kantor berita ISNA dan dilansir Reuters, Senin (28/9/2015).

"Ini bukan ketidakmampuan, tapi ini sebuah kejahatan," tegas Raisi kepada televisi setempat, IRIB.

Sedangkan di Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat, Presiden Iran Hassan Rouhani dalam pidatonya juga menyerukan penyelidikan atas tragedi Mina, yang sejauh ini menewaskan lebih dari 700 orang. 


Dulu "King Sulaiman" Turki, Kini "King Salman" Saudi

Oleh Fairuz Ahmad
Penulis 'Hadiah Cinta Dari Istanbul'

Pada masa Daulah Turki Utsmaniyah, King Sulaiman al-Qanuni (yang berkuasa dari tahun 1520 hingga 1566) menghadapi dua pemberontakan Syiah:

(1) Pertama adalah pengkhianat agama bernama Baba Dzun Nuun, seorang penganut agama Syi’ah Rafidhah yang telah berhasil menghimpun para pemberontak sebanyak 3.000-4.000 orang. Beberapa kali gerakan mereka mampu mengalahkan pasukan Daulah Utsmaniyah, namun akhirnya mereka bisa ditumpas. Baba pun akhirnya dibunuh dan kepalanya dikirim ke Istanbul sebagaimana yang terjadi atas Jan Burdy al-Ghazali.

(2) Kedua adalah gerakan pembangkangan yang dilakukan oleh kaum pengkhianat agama pimpinan Qalandar Jalaby, penganut Syi’ah Rafidhah. Ia memiliki pendukung sebanyak 30.000 orang. Banyak ahli sejarah mengatakan bahwa Qalandar telah membunuh ribuan orang Islam dan memfatwakan barang siapa yang membunuh orang Islamahlus sunnah dan memperkosa wanitanya maka ia telah berhak atas pahala yang besar. Namun ia tertipu oleh Ibrahim Basya sehingga banyak pengikutnya yang membelot dan pada akhirnya kekuatannya mengecil dan berhasil ditumpas.

Sedang King Salman dari Saudi, siapakah musuhnya?

Ooooooo....nyatanya sama saja, setali tiga uang:
Pertama Syiah Houtsi Yaman.
Kedua Syiah Rafidhah Iran.