Selasa, 15 Zulhijjah 1436 H / 29 September 2015
07:59 wib
Belum pernah terjadi
sepanjang sejarah, menyatunya kekuatan utama dan kekuatan global, sesudah
Perang Dunia I, II, dan Perang Dingin. Ini menjadi seperti keniscayaan, ketika
menghadapi ISIS, dan ini tidak pernah difahami siapapun.
Adanya kesepakatan antara
Vladimir Putin, Barack Obama, Iran, dan sekutu-kutunya, bahwa ISIS harus
dikalahkan dan dimusnahkan. Putin dan Obama meminta legitimasi dari
lembaga multilarel PBB, dan memberikan dasar hukum yang akan dijadikan dasar
kebijakan memerangi ISIS.
Presiden Iran Hasan Rouhani
yang sudah masuk dalam lingkungan sekutu Barat, dan mendapatkan dukungan
program nuklirnya saat perundingan di Wina, Austria, secara jelas, ketika
berpidato di New York, mengatakan, jangan ada usaha melemahkan kekuasaan
Bashar al-Assad.
Mengapa sekarang ini,
menghadapi ISIS, begitu bersatunya kekuatan Blok Barat, Timur, dan sebagian
kelompok Islam 'moderat'? Mereka bersatu padu memerangi ISIS, dan ISIS harus
dimusnahkan dari muka bumi? Apa latar belakangnya? Apakah memang ISIS sebagai
kekuatan yang akan mengancam keamanan global?
Resiko yang paling menakutkan
bagi Rusia, Amerika, Iran, dan sekutu-sekutunya, bahwa melemahnya Bashar
al-Assad, dan kejatuhannya bakal memilliki dapak atas tatanan global. Inilah
resiko yang sekarang dipertaruhkan seluruh kekuatan utama dan global, bila
Assad jatuh.
Rusia akan kehilangan
pangkalan militernya di Tartus, yang merupakan pangkalan terbesar Rusia di
Timur Tengah. Ini tidak mungkin dibiarkan. Karena Tartus, kota di tepi pantai itu,
mempunyai nilai secara geostratragi dan geopolitik sangat penting, dan tidak
dibiarkan oleh Rusia jatuh ke tangan ISIS.
Kekuatan utama dan global,
seperti Rusia, Rusia, Iran dan sekutunya, bila Assad jatuh, dan Suriah dikuasai
oleh militan, termasuk ISIS, maka seluruh Timur Tengah, yang menjadi sumber
kehidupan Barat, Timur, dan sekutunya akan porak-poranda, dan seperti 'kota
pandora'. Runtuh.
Hegemoni Rusia, Amerika, dan
Iran, yang sekarang menjadi sebuah koalisi baru menghahdapi kekuatan yang baru
munul, yaitu militan dan fundamentalisme Islam, atau kelompok jihadis, yang
direpresentasikan ISIS ini, menjadi tidak lagi penting. Seluruh tantanan global
akan hancur, dan kepentingan mereka porak-poranda.
Seorang wartawan terkemuka
CNN, Chistiane Amanpour, yang melakukan wawancara dengan Presiden Hasan
Rouhani, mengatakan Bashar al-Assad harus dipertahankan, dan tidak boleh jatuh.
Karena kejatuhan Bashar al-Assad hanyalah mimpi buruk bagi seluruh kepeningan
global.
Seorang pakar strategi
keamanan internasional, mengatakan, kejatuhan Assad ke tangan militan Islam,
pasti akan berdampak langsung atas keamanann Zionis-Israel. Maka, tidak mungkin
membiarkan Bashar al-Assad jatuh. Karena resiko yang bakal terjadi sangat
besar. Terutama bagi masa depan keamanan Zionis-Israel.
Presiden Mesir Abdul Fatah
al-Sisi, mengatakan kejatuhan Bashar al-Assad hanyalah akan menciptakan bencana
seluruh Timur Tengah, dan Timur Tengah bakal jatuh ke tangan militan Islam,
seperti ISIS. Maka, membiarkan Bashar al-Assad jatuh hanyalah akan
menghancurkan Timur Tengah, tegas al-Sisi.
Inti kekuasaan di Suriah,
yaitu sebuah kekuasaan oligarki militer yang sangat repressif. Tanpa ada ruang
yang diberikan kepada rakyatnya kebebasan. Militer Suriah menjadi 'kartu' troop
siapapun. Baik Rusia, Amerika, Iran, dan sejumlah negara lainnya. Kekalahan
Bashar-Assad oleh militan Islam, tidak dikehendaki oleh kekuatan utama dan
global serta sekutunya.
Bagi Amerika dan Eropa,
kejatuhan Bashar al-Assad, itu berarti akan hancurnya seluruh tatanan dan
kekuatan sekutu Amerika di Timur Tengah, dan pasti akan diikuti keruntuhan
kekuasaan raja-raja yang sekarang ini menjadi penyokong keperntingan Amerika di
dunia Arab.
Maka, semua menolak menerima
tatanan baru model Islam. Daulah Islamiyah yang sekarang menjadi perhatian di
dunia Islam, dan menyerbar ke seantero jagad tidak akan dibiarkan. Benih yang
tumbuh di Mesir, kemenangan Ikhwan dan Mursi, segera dipupus, dan tidak
dibiarkan terus tumbuh. Itulah hakekat perang baru di Timur Tengah atau di
dunia Arab.
Tapi, gerakan-gerakan Islam
dan jihad akan menemukan jalannya sendiri. Selama mereka ikhlas, dan tujuannya
hanya menolong agama Allah, pasti Allah akan menolong perjuangan mereka. Tidak
ada yang bisa mengalahkannya, walaupun seluruh pemimpin dunia bersatu ingin mengalahkan
mereka. Wallahu'alam.