Yang paling lantang berteriak
memojokkan dan memprotes Saudi Arabia adalah IRAN.
"Saya minta pemerintah
Arab Saudi bertanggung jawab atas bencana ini dan memenuhi kewajiban legal dan
Islaminya terkait hal ini," ujar Rouhani menirukan pernyataan pemimpin
tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei yang juga menyalahkan pemerintah Saudi.
"Dunia tak akan menerima
alasan-alasan seperti cuaca panas atau para jemaah tidak bisa diatur,"
cetus salah seorang ulama Iran, Mohammed Emami-Kashani.
Media-media pro Iran pun
gencar membentuk opini sedemikian rupa, mengarah pada satu kesimpulan
bahwa Saudi-lah yang salah.
IRAN BERBUAT DEMIKIAN,
karena :
▪ Iran adalah penganut agama
Syiah, yang dalam perjalanan sejarahnya memang sangat memusuhi Islam dan
kaum muslimin.
WASPADALAH KAUM MUSLIMIN, janganlah melupakan berbagai tragedi berdarah yang
menimpa umat Islam akibat ulah kekejaman Syi'ah.
▪ Iran sangat berkepentingan
untuk menyukseskan ide internationalisasi Makkah dan Madinah.
Sebenarnya ide internasionalisasi Mekah dan Madinah ini bukanlah barang baru.
Pada dekade 80-an ide ini pernah dipopulerkan oleh pemimpin spiritual tertinggi
Syiah sekaligus pemimpin revolusi Iran, Khomeini. Khomeini meminta agar
pengelolaan dua Kota Suci umat Islam itu dikelola oleh Komite Islam
Internasional dan tidak dibawah pemerintah Kerajaan Saudi Arabia.
Seruan Khomeini ini pun berujung kepada tragedi Mekah pada 1987 M, di
mana 400 lebih warga Iran tewas SETELAH MEMBUAT KERUSUHAN di Mekkah.
Berbagai kalangan menilai insiden Mekah 1987 itu AKIBAT PROVOKASI dari
Khomeini.
Padahal, tidak ada jaminan
penyelenggaran haji dan pengelolaan dua kota suci akan menjadi lebih baik jika
dialihkan dari tangan Saudi Arabia. Justru tantangan kompleks akan menanti
dengan terlibatnya sejumlah pihak dalam mengaturnya.
Kita perlu juga menyadari mengatur 1.355.000 jiwa ditambah 48.000 jamaah haji
domestik— berasal dari budaya yang berbeda, bahasa yang berbeda—dalam satu
titik yang sama, BUKANLAH PEKERJAAN YANG MUDAH.
Kerajaan menghabiskan miliaran riyal untuk manajemen Haji dan mengerahkan
sumber daya terbaik untuk melaksanakan proyek raksasa di tempat-tempat suci.
Kerajaan menganggap tugas ini sebagai kewajiban Islaminya. Pemerintah tidak
mengambil keuntungan apapun dari operasi masiv Haji ini.
Padahal :
Negara-negara gabungan Eropa
tidak mampu menampung 120 ribu pengungsi dan mengadakan berbagai macam
konferensi-konferensi.
Iraq tidak mampu menampung 50
ribu pengungsi dari sholahud-dien dan mayoritas mereka meninggal sebelum masuk
gerbang-gerbang (perbatasan).
Amerika pun tidak mampu
menampung 10 ribu pengungsi.
Biasa terjadi desak-desakan
di stadion sepak bola, sehingga menyebabkan kematian ratusan orang, sebagaimana
terjadi di Mesir dan negara lain.
Termasuk di Iran sendiri
terjadi desak-desakan oleh penonton sepak bola, sekali lagi penonton sepak bola
Padahal jumlah mereka hanya 20 ribu supporter. Berapa korbannya?
yang mati 500 dan korban luka 700.
(perhatikan baik-baik rasio angkanya)
Sementara Saudi Arabia dengan
karunia dari Allah :
Mampu menampung 2,5 juta penduduk suria tanpa gembar-gembor di media, tanpa
menyebutkan satu pengungsipun.
Membenahi keadaan setengah juta penduduk Yaman yang mukim di sana.
...
dan masih sangat banyak lagi.
Sebelum ikut berbicara tentang
pengelolaan haji dan pelayanan jama'ah Haji dengan tertib, aman,
lancar, dan nyaman; pihak-pihak pengkritik Saudi Arabia hendaknya berkaca
diri terlebih dahulu.
🌴 Contoh kecil : Pengurusan Masjid, berapa
banyak yang tidak becus mengurus masjid, mulai dari pengadaan fasilitas dan
sarana, kebersihan, kenyamanan, dan perbaikan kerusakan.
Tentu saja tidak bisa dibandingkan dengan bagaimana pemeliharaan dan perawatan
Masjidil Haram dan Masjid Nabawi oleh Pemerintah Saudi Arabia.
Contoh lainnya, berapa
banyak korupsi dan penggelapan dana haji — sangat disesalkan — terjadi.
Sangat jauh berbeda dengan Pemerintah Saudi Arabia yang sama sekali tidak
mengambil keuntungan apapun dari pengelolaan dan pelayanan haji. Padahal biaya
triliyunan rupiah harus dikeluarkan, belum lagi perawatan Masjidil Haram dan
Masjid Nabawi, belum lagi pengelolaan dan pelayanan Umrah yang tidak
pernah berhenti sepanjang tahun.
Semata-mata itu semua merupakan karunia dari Allah Ta'ala, Yang Maha Kaya
dan Maha memberikan rizki.
••••••••••••••••••••••
Majmu'ah Manhajul Anbiya