Rabu, 7 Oktober 2015 - 14:07 WIB
Rabithah menegaskan kembali kepada mujahidin
ash-shadiqin al-mukhlishin sebagaimana yang selalu diulang, untuk menjauhi
jalan orang-orang yang ghuluw
Afganistan adalah palu terakhir dalam memecah
persatuan Uni Soviet. Begitu juga Suriah, dan akan lebih dari itu Insya Allah
Rabithah Ulama Muslimin mengeluarkan seruan jihad melawan pasukan Rusia yang melakukan intervensi di Suriah.
Dalam seruannya yang dirilis muslimsc.com, (02/10/2015), Rabithah Ulama Muslimin menyebut Negara Rusia telah mengikutsertakan dirinya dalam perang militer yang zalim kepada penduduk Suriah.
Di bawah ini isi seruannya:
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Dan tidak ada permusuhan kecuali pada kelompok zalim.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi dan Rasul yang paling mulia, juga kepada keluarga dan seluruh sahabatnya. Dan yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat.
Amma ba’du,
Rusia mengikutsertakan dirinya dalam perang militer yang zalim kepada penduduk Suriah itu bukanlah sesuatu yang baru. Karena sebelumnya, pemerintah sektariannya ini telah mensupport dengan segala kemampuan militer, alutsista, ekonomi dan politiknya.
Begitu juga, bukanlah hal yang baru ketika mereka umumkan bahwa yang mereka lakukan ini adalah perang suci yang mengingatkan kembali dengan Perang Salib yang mereka lakukan dahulu.
Sungguh benarlah firman Allah yang artinya;
وَلَن تَرْضَى عَنكَ الْيَهُودُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللّهِ مِن وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيرٍ
“Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rela terhadapmu hingga kalian mengikuti agama mereka. Katakanlah, sesungguhnya hidayah Allah itulah sebenar petunjuk. Dan jika kamu ikuti kemauan mereka setelah datangnya ilmu padamu, niscaya Allah tidak akan menjadi wali dan penolongmu.” (QS. al-Baqarah: 120).
Mereka tidak punya tujuan lain selain yang Allah sebutkan:
وَلاَ يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىَ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُواْ وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ
“Dan mereka senantiasa memerangi kalian sampai mereka memurtadkan kalian dari agama kalian, jika mereka mampu.” (QS. al-Baqarah: 217)
Untuk menanggapi fenomena ini, Rabithah Ulama Muslimin memberi penjelasan kepada umat berikut ini;
Pertama: Kaum Salib, Yahudi dan Syiah di dunia telah sepakat untuk tidak memberikan kesempatan kepada Muslimin Ahlus Sunnah memimpin Bumi Syam yang penuh berkah.
Sedangkan Rusia yang berperang hari ini adalah wakil dari pihak-pihak lain. Untuk mencapai tujuan yang belum berhasil dilaksanakan oleh Shafawi Iran dan anak emasnya, Libanon. Setelah gagalnya pemerintah Suriah yang notabene didukung oleh berbagai kekuatan itu.
Kedua: Bersatunya berbagai golongan itu dalam memerangi pemeluk Islam tidaklah berbahaya bagi umat kecuali rasa sakit selama mereka berpegang pada al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam dan bertawakkal pada Allah.
Bahkan bersekongkolnya ragam kekuatan itu justru membuat orang mukminin semakin teguh di atas kebenaran. Menunggu pertolongan Allah dan melaksanakan janjiNya. Allah berfirman yang artinya,
إِنَّا لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ
“Sesungguhnya Kami pasti akan menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang beriman di kehidupan dunia dan pada hari para saksi berdiri.” (QS. Al-Mukmin: 40)
Ketiga: Sesungguhnya kemenangan yang diperoleh pemeluk Islam tidak didapat dengan banyaknya jumlah. Tapi dengan menuntaskan sebab-sebab syar’i diturunkannya pertolongan.
Dan yang paling utama adalah bersatu padu, meninggalkan semua perselisihan yang menjadi kunci kegagalan.
Rabithah berfatwa, menginstruksikan kepada penduduk Suriah akan wajibnya bersatu dan mengatur strategi menghalau konvoi Salib itu.
Kedatangan mereka itu disebabkan karena penduduk Suriah sendiri.
Allah berkata pada sahabat radhiyallahu’anhum,
Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: “Darimana datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah: “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
أَوَلَمَّا أَصَابَتْكُم مُّصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُم مِّثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّى هَـذَا قُلْ هُوَ مِنْ عِندِ أَنْفُسِكُمْ إِنَّ اللّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Apakah ketika kalian ditimpa musibah kalian berkata, dari mana datangnya ini?, katakanlah hal itu dari diri kalian sendiri. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ali Imran: 165)
Begitu juga, Rabithah menyeru para mujahidin al-mukhlishin agar mewakafkan diri untuk menolong saudara mereka. Menyatukan barisan, berpegang teguh pada Allah semata, kepada KitabNya dan Sunnah NabiNya Shallallahu ‘Alaihi Wassallam, menghilangkan perbedaan, pertikaian kelompok dan perselisihan yang sempit serta membersihkan barisan mereka dari kelompok ekstrem.
Hendaknya mereka gantungkan harapan hanya kepada Allah semata. Memperbaiki tawakkal mereka, memperbanyak dzikir padaNya dan meminta pertolongan hanya kepadaNya. Allah berfirman yang artinya, “Dan berpegang teguhlah kalian semua pada tali Allah dan janganlah bercerai berai.” (QS. Ali Imran: 103) Begitu juga firman Allah, “Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian bertemu dengan satu kelompok maka teguhkanlah diri kalian dan banyaklah berdzikir pada Allah. Semoga kalian beruntung. Dan taatlah kepada Allah dan RasulNya. Janganlah berselisih hingga membuat kalian kalah dan wibawa kalian hilang. Bersabarlah, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 45-46)
Rabithah menegaskan kembali kepada mujahidin ash-shadiqin al-mukhlishin sebagaimana yang selalu diulang, untuk menjauhi jalan orang-orang yang ghuluw. Menghindari manhaj, metode dan syubhat mereka. Karena mereka ini jalan masuknya setiap musuh dan kendaraan semua setan.
Keempat: Jika jihad itu sudah wajib ‘ain pada Penduduk Syam dan tentara yang berjaga di sana. Maka itu tidak menghilangkan tanggung jawab umat menolong dan mensupport dengan harta dan segala bentuk bantuan. Semua sesuai dengan kadar kemampuannya.
Berjihad melawan musuh sebagaimana hal itu wajib dengan jiwa maka hal itu juga wajib dengan harta, doa dan selainnya.
Dalam hadis disebutkan, “Berjihadlah melawan orang-orang musyrik dengan harta, tangan dan lisan kalian.” (HR. Abu Dawud dan Nasa’i).
Kelima: Sebagaimana diminta kepada penduduk Syam untuk menghadapi pawai militer yang zalim itu. Mereka juga diminta melawan mereka secara politik dan juga lewat media yang dapat menjelaskan kebenaran yang terjadi dan menyingkap kebatilan dan kebohongan musuh yang katanya hanya melawan teroris padahal sejatinya yang mereka lawan adalah Islam yang dibawa oleh penghulu seluruh makhluk, Shallallahu ‘Alaihi Wassallam dalam pemahaman mereka yang rusak.
Kemudian setelah itu, umat diharapkan mengeluarkan segala potensinya lewat media dan politik, menolong para mujahidin di bumi Syam.
Allah berfirman:
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللّهَ وَرَسُولَهُ أُوْلَـئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّهُ إِنَّ اللّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Artinya, “Mukminin dan Mukminat saling toling menolong di antara mereka. Memerintahkan pada yang makruf dan mencegah dari kemunkaran. Menegakkan shalat, menunaikan zakat dan menaati Allah dan RasulNya. Mereka itulah yang akan Allah rahmati. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. At-Taubah: 71)
Allah juga berfirman yang artinya, “Orang-Orang beriman itu bersaudara, maka damaikanlah di antara mereka. Bertakwalah kepada Allah. Semoga kalian dirahmati.” (QS. al-Hujurat: 10)
Keenam: Rabithah Ulama Muslimin mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Pemerintahan Bahrain berupa penarikan Duta Besarnya dari Iran dan mengusir Duta Besar Iran dari tanah mereka. Rabithah juga mengajak kepada seluruh negara Islam untuk mengikuti jejaknnya.
Sebagaimana Rabithah menegaskan kepada saudara-saudaranya pemerintahan di tanah Arab bahwasanya subuh telah jelas bagi yang memiliki sepasang mata. Dan bahwa kaum tersebut bukanlah saudara kita. Dimana mereka telah mempertegas jalan mereka dalam memecah belah persatuan negara-negara Islam. Dan tidak membuat mereka gentar seperti bersatunya pemimpin dan rakyat untuk melawan musuh. Dan mengembalikan kepercayaan antara pemerintah dan para dai ahlussunnah wal jamaah. Dan tidak ada yang dapat menyatukan itu semua seperti keadilan, tersebarnya kebaikan, kebenaran dan terangkatnya kezaliman.
Kemudian, hendaknya menjadi maklum bagi semua bahwa jatuhnya negeri Syam di tangan orang Rusia dan Persia akibatnya semakin jauh akan menimpa setiap jengkal tanah dan setiap muslim.
Ketujuh: Kami ingatkan kepada umat Islam secara umum dan penduduk Suriah secara khusus bahwa keteguhan mereka di atas kebenaran itulah yang mengundang persekongkolan Timur dan Barat. Dan bahwa Afganistan adalah palu terakhir dalam memecah persatuan Uni Soviet. Begitu juga Suriah, dan akan lebih dari itu Insya Allah.
Allah berfirman:
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُواْ لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَاناً وَقَالُواْ حَسْبُنَا اللّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
فَانقَلَبُواْ بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللّهِ وَفَضْلٍ لَّمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُواْ رِضْوَانَ اللّهِ وَاللّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ
إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءهُ فَلاَ تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Artinya, “Orang-Orang yang ketika manusia berkata pada mereka, sesungguhnya manusia telah berkumpul untuk melawan kalian maka takutlah pada mereka. Namun hal itu justru menambah keimanan mereka dan berkata, cukuplah Allah bagi kami dan sungguh Dia adalah sebaik-baik penolong. Lalu mereka berbalik dengan membawa nikmat dan keutamaan dari Allah. Mereka tidak ditimpa keburukan. Mereka mencari keridhaan Allah. Dan Allah Dzat yang memiliki keutamaan yang agung. Sesungguhnya hal itu hanyalah syaithan yang menakut-nakuti para waliNya. Maka janganlah takut pada mereka. Takutlah padaKu jika kalian benar orang-orang beriman.” (QS. Ali Imran: 173-175)
Terakhir, sesungguhnya umat ini lebih mulia dan lebih kuat dari dikalahkan oleh musuh. Dan Allah lebih mengasihi umat ini dari menimpakannya azab yang menyeluruh dan azab dari musuhnya. Dalam hadis disebutkan, “Tidak akan Allah kumpulkan untuk umat ini dua pedang. Pedang dari dalam dan pedang dari musuhnya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan lainnya)
(Dan Allah berkuasa atas urusanNya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui)
Lembaga Tinggi Rabithah Ulama al-Muslimin
Sekjend Rabhitah Ulama Muslimin, Syekh Nashir al Umar
20 Dzulhijjah 1436 H/2 Oktober 2015
Rep: M Istiqomah
Editor: Admin Hidcom