Thursday, October 8, 2015

Pejuang Suriah: Selamat Datang Pasukan Rusia di Kuburan Kalian ( Juga Pasukan syiah Iran ! )

Lebih dari 40 kelompok pejuang Suriah bersumpah untuk menyerang pasukan Rusia sebagai pembalasan atas serangan udara Moskow dan menunjukkan persatuan di antara kelompok mujahidin untuk melawan "penjajah" Suriah.

Dilansir Alarabiya, 41 kelompok, termasuk faksi kuat seperti Ahrar al-Sham, Jaysh al Islam dan an Nusra mengatakan Rusia bergabung dengan perang di Suriah setelah pasukan Bashar Assad berada di ambang kekalahan telak.

Rusia meluncurkan serangan udara pada Rabu (30/9) dan mengklaim menargetkan ISIS. Tapi banyak dari serangan tampaknya telah diarahkan kepada faksi mujahidin Suriah dan warga sipil.


Serangan Rusia sebagian besar difokuskan pada provinsi barat laut dan tengah yang menjadi gerbang jantung basis Assad di ibukota Damaskus, dan di pantai Mediterania.

Intervensi Rusia secara luas dikritik oleh kelompok-kelompok oposisi Suriah dan aktivis terutama karena Moskow pernah memainkan peran sebagai mediator dan tuan rumah pembicaraan antara rezim Suriah dan pihak oposisi.

"Realitas baru ini membutuhkan negara-negara dan kelompok pejuang di kawasan itu untuk mempercepat pembentukan aliansi regional untuk menghadapi aliansi Rusia-Iran yang menduduki Suriah," kata 41 faksi dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Ahrar al-Sham. Hal ini tampaknya mengacu pada aliansi pendukung oposisi seperti Turki dan Arab Saudi.

Pada hari sebelumnya website mujahidin melaporkan bahwa Ikhwanul Muslimin Suriah menyatakan perang melawan pendudukan Rusia adalah kewajiban untuk semua orang yang mampu mengangkat senjata.

Pasukan Tempur Rusia

NATO barusan mengabarkan bahwa kekuatan besar Rusia telah mendarat di pelabuhan Latakia, Suriah. Pasukan tersebut terdiri dari AD, AU dan AL, membawa ribuan pasukan, 50 pesawat jet, dan puluhan tank baja

Seorang mujahidin veteran bilang: "Sekarang kita baru betulan berperang!" Demikian dituturkan Fathi Attamimi, relawan kemanusiaan dari Indonesia yang saat ini sedang berada di Latakia.

Para pejuang Suriah faham bahwa Rusia bukan kekuatan ecek-ecek.

Maka seperti yang sudah-sudah, Mujahidin telah menyiapkan karpet merah dan pidato sambutan bagi pasukan Rusia.

Judulnya: Ahlan wasahlan Rusia fii maqbaratikum... (Selamat datang Rusia di kuburan kalian)
Hari ini (7/10) dilaporkan bahwa seorang Perwira Rusia tewas dalam pertempuran di Kota Morok (مورك) Suriah.
http://www.pkspiyungan.org/2015/10/pejuang-suriah-selamat-datang-pasukan.html

Ikhwanul Muslimin Suriah Serukan Perlawanan Bersenjata Melawan Rusia dan Iran

Pejuang Suriah
Ikhwanul Muslimin Suriah menegaskan bahwa melawan “pendudukan militer secara terang-terangan” di Suriah adalah tugas bagi semua orang yang mampu mengangkat senjata.
“Kami, Ikhwanul Muslimin Suriah , menekankan bahwa agresi terang-terangan ini terhadap negara kita dan rakyat kita secara langsung menempatkan Rusia bersama Iran sebagai mitra rezim kriminal dalam pembunuhan rakyat kita dan kehancuran negara kita,” Omar Mushaweh, juru bicara resmi IM Suriah, mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Anadolu.
“Rakyat Suriah melihat pasukan Rusia sebagai pasukan pendudukan yang terlibat dalam menumpahkan darah rakyat Suriah. Ini adalah hak orang yang dijajah untuk menggunakan segala cara yang sah untuk membebaskan tanah mereka dan mengusir penjajah, “tambahnya.
Dilansir Middle East Monitor dikutip Middle East Update, Mushaweh mengatakan Rusia akan kecewa jika berpikir bahwa untuk mempertahankan kepentingannya di Suriah adalah dengan melindungi rezim Al-Assad; Suriah akan mengulangi pengalaman Rusia di Afghanistan dan Chechnya, ia memperingatkan. Dia menambahkan bahwa IM akan terus memerangi mereka seperti yang sudah dilakukan dengan Iran dan Hizbullat lima tahun yang lalu.
IM Suriah menegaskan, pada hari Sabtu, bahwa pertempuran hari ini adalah tugas dari setiap orang yang mampu mengangkat senjata.
Kelompok IM menyerukan semua faksi, brigade, etnis dan agama di Suriah, untuk bekerja sama mengalahkan penjajah; mengatakan bahwa melindungi tanah air harus menjadi prioritas pertama diatas kepentingan individu.
IM Suriah menolak intervensi Rusia, mengatakan bahwa invasi ini tidak dapat dibenarkan untuk melindungi seorang presiden yang kehilangan legitimasinya. Rezim yang ingin melindungi dirinya dari kejatuhan tak terelakkan saat menghadapi pemberontakan besar-besaran, saat rakyat menuntut hak hukum dan kehidupan yang layak seperti negara yang merdeka, tidak di bawah dalih palsu memerangi terorisme, Mushaweh menjelaskan.
Pernyataan itu menekankan bahwa Rusia tidak akan mampu menjadi penengah yang netral dalam masalah Suriah karena akan selalu menentang perjuangan revolusi Suriah.
Red : Maulana Mustofa