Intervensi Rusia ke Suriah
menurut Amir Jabhah Nusrah, Abu Muhammad Al-Jaulani, merupakan pengulangan
kerja sama Syiah dengan musuh Islam sejak dahulu. Rafidhah Shafawi, kata
Al-Jaulani, yang terdiri atas Syiah Iran, Irak, Lebanon dan Nushairiyah Suriah
mengulang lagi sejarah kelam mereka dalam membantu orang kafir yang berkuasa
atas ahli sunnah. Syiah hari ini telah mewarisi perbuatan kakek mereka, Ibnu
Alqami saat memasukkan Tartar ke Baghdad, sehingga jutaan kaum muslimin
diperangi dan terbunuh.
Hal yang sama juga dilakukan
para petinggi Iran ketika memasukkan Amerika ke Afghanistan dan melakukan
tindakan yang membuka pertahanan ahli sunnah. Setelah itu, dalam catatan
Al-Jaulani, Iran dan proksinya dari kalangan Rafidhah Irak telah membantu
Amerika untuk menjajah Irak, kemudian Amerika memberikan Irak kepada Iran di
atas nampan emas.
Dalam konteks intervensi
Rusia hari ini, Al-Jaulani mengatakan bahwa Iran telah mendukung Rusia untuk
menyerang Suriah:
“Hari ini kaum Rafidhah Iran,
Lebanon, Irak bersekutu dengan Nushairiyah telah menghalalkan Syam untuk
serangan Perang Salib Timur, yaitu Rusia. Mereka bangga akan hal tersebut dan
menari-nari.”
Jabhah Nusrah melihat
intervensi Suriah akan berakhir dengan kebangkrutan. Tanda-tanda kekalahan
Rusia telah tampak di awal-awal serangan mereka yang kacau. Sampai saat ini
serangan yang dilakukan Rusia tidak lebih hebat dari serangan-serangan rezim
yang sudah-sudah. Baik itu serangan mereka yang menyasar target secara ngawur,
atau serangan mereka yang tidak tepat. Dan dengan izin Allah mereka akan
dihancurkan di ambang pintu Syam, kata Al-Jaulani yakin.
Selain itu, dalam pidato
tersebut Al-Jaulani menawarkan hadiah sebesar 3 juta Euro atau sekitar 46
miliar rupiah bagi siapa saja yang bisa membunuh Basyar, bahkan jika itu
dilakukan oleh keluarga dan kubunya sendiri. Nusrah akan menjamin keamanan jiwa
dan keluarga orang yang berhasil membunuhnya.
Al-Jaulani juga menawarkan
hadiah sebesar 2 juta Euro atau sekitar 30 miliar rupiah bagi siapa yang bisa
membunuh Hasan Nasrullah, orang penting dalam kelompok militan Syiah Lebanon,
Hisbullah.
Alasan Rusia adalah untuk
memerangi ISIS, dan bagaimana tujuan sebenarnya juga diungkap oleh pemimpin
kelompok jihad yang berpengaruh di Suriah tersebut. Anda dapat mengunduh
terjemahan lengkap pernyataannya untuk membaca lebih lanjut, di sini.
Reporter: Salem
Pejuang Suriah Sarankan Putin Pulangkan Tentara
Rusia Sebelum Dikirim Dalam Peti Mati
Pejuang Suriah memberi
peringatan untuk pemimpin negara Rusia Vladimir Putin. Kelompok Mujahidin
menyarankan Putin menarik kembali tentara Rusia pulang sebelum dikembalikan
dalam keadaan tak bernyawa.
“Putin ! Bawa pulang
pasukanmu, jika tidak kami akan mengirim mereka kepadamu dalam peti mati,”
tulis sebuah spanduk yang dipegang kelompok Pejuang Suriah pada 17 Oktober 2015
seperti dikutip Anti Liberal News.
Sebelumnya terjadi Kelompok
pejuang Muslim Suriah yang dipimpin oleh Ahrar As–Syam telah berhasilmenggagalkan serangan
darat besar-besaran dari rezim Syiah Nusyairiyah Bashar Assad
dan sekutu sesama Syiahnya di pinggiran utara provinsi Hama
pada Rabu (7/10). Pertempuran sengit terjadi di wilayah Morek, Hama.
Dilaporkan rumah sakit rezim di Hama dipenuhi oleh puluhan mayat tentara Assad,
termasuk korban tewas adalah seorang Jendral Rusia. Karena kerugian besar
tersebut akhirnya tentara rezim dan Rusia ditarik mundur dari medan pertempuran
Morek.
Pejuang oposisi yang terdiri
dari koalisi Jaysh al Fath dan FSA berhasil memberikan perlawanan luar biasa.
FSA Divisi 13 menembakkan rudal anti tank TOW -pada konvoi kendaraan lapis baja
di pedesaan Hama di Al-Masasneh, dan berhasil menghancurkan 24 tank tempur
Rusia T-62.
Berikut ini daftar kerugian
yang diderita tentara Assad dan Rusia dalam pertempuran Morek : 24 tank, 1
artileri 57, 1 senapan mesin 23, 4 kendaraan, 1 senapan mesin 14.5 hancur.
Serta pembebasan sepenuhnya Al Souab dab Al Madajana dari rezim Assad.