Kementrian
Agama Subang Haramkan Masuknya Agama Syiah di Daerahnya
Rabu,
19 Rabiul Awwal 1437 H / 30 Desember 2015 08:52 WIB
Kementrian Agama
(Kemenag) Kabupaten Subang akan mengantisipasi berbagai kemungkinan masuknya
agama Syi’ah di Kabupaten Subang.
“Diupayakan agama syi’ah tidak berkembang. Paling
tidak, penyebarannya tidak melembaga di Kabupaten Subang,” ujar Kepala Kemenag
Subang, A. Sukandar kepada RmolJabar usai jalan santai dalam rangka Hari Amal
Bhakti (HAB) Kemenag ke 70, Selasa (29/12).
Dikatakan, pergerakan agama syi’ah memang cenderung
massif di beberapa tempat di Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten Subang.
Kendati belum terpetakan, agama syi’ah akan menjadi perhatian serius
Kemenag Subang untuk kemudian memberikan penyuluhan dan pembinaan kepada
masyarakat yang sudah terlanjur mengikutinya.
“Intinya kerukunan ummat beragama harus terjalin. Jangan
sampai masyarakat kita yang menjadi korban dengan faham-faham yang akan memicu
gesekan sosial. Untuk itu, kami beserta Pemkab Subang dan stakeholder yang ada
untuk berupaya memberikan penyadaran dan pembinaan kepada masyarakat,”
tegasnya.
Dikatakannya, pihaknya tak menampik ihwal banyaknya
indikasi kemungkinan masuknya agama yang meniru-niru Islam dan mengklaim
sebagai Islam ini di Kabupaten Subang. Bahkan, berdasarkan informasi yang
diterimanya, warga Kota Subang sudah ada yang mengikuti agama ini.
“Tapi itu baru sekedar kabar dan isu saja. Soal
kebenarannya kami belum bisa memastikannya. Justru saat ini tengah kami
selidiki soal kebenaran kabar itu,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, dengan adanya Forum Kerukunan
Ulama dan Umaro (FKUU) di Kabupaten Subang, akan menjadi andalan penting untuk
merumuskan konsepsi agar hubungan masyarakat, ulama dan pemerintah bisa
terjalin dengan baik terkait persoalan syi’ah ini.
“Bahkan kita membangun sinergitas baik dengan internal
kemenag seperti Kantor Urusan Agama (KUA) dan mitra lainnya seperti MUI. Jika
ada sedikit letupan terkait syi’ah, maka kita akan segera dikomunikasikan,”
pungkasnya.(ts/RMOLJabar)
Ulama-ulama NU Harus Lebih
Berani Tegaskan Syiah Bukan Islam
Kamis,
31 Desember 2015 09:42 WIB
Rais Syuriah PCNU
Kota Probolinggo, KH Nizar Irsyad mengajak ulama-ulama NU untuk lebih berani
menegaskan bahwa Syiah bukan Islam. Menurutnya, saat ini umat Islam jangan
hanya mengawasi pergerakan Syiah saja tapi harus ada ketegasan sikap.
”Mari kita lebih berani lagi, bukan mengawasi
penyimpangan Syiah, tapi mari kita berani menegaskan bahwa Syiah bukan agama
Islam. Dia itu agama tersendiri mirip agama Ahmadiyah,” tegasnya.
Ditemui di rumahnya, Kelurahan Kademangan
Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, Senin (28/12/15), Kyai Nizar juga
mengungkapkan bahwa Syiah di kota Probolinggo mulai menggeliat.
“Ini di Probolinggo mulai berkembang tapi secara
pelan-pelan. Mereka sulit dijangkau karena metode dakwah Syiah ini taqiyah.
Taqiyah itu adalah nyamar, kalau bahasa lainnya adalah bunglon,” jelasnya.
Selain taqiyah, menurut Kyai Nizar, berkembangnya Syiah
juga disebabkan karena mereka mengaku sebagai Ahlul Bait (keluarga Nabi).
“Kenapa dakwah mereka bekembang karena dakwah meraka
mengaku-ngaku Ahlu bait, keluarga Rasulullah SAW, pejuang dan penegak, pejuang
Ahlu Baid jadi orang awam banyak yang terjebak terpikat itu,” kata ketua MUI
Kota Probolinggo itu.
Padahal, lanjutnya, pada kenyataannya mereka jauh dari
apa diajarkan oleh Rasulullah Saw. “Mana ada orang Ahlu Bait memberi ajaran
seperti itu (taqiyag-red). Bohong!” tegasnya.
Oleh sebab itu, Kyai Nizar akan melakukan konsolidasi
dengan ormas-ormas Islam untuk menghadang penyebaran Syiah di Probolinggo.
”Kami dari pihak MUI akan melakukan konsolidasi, bukan
dari NU saja yang memerangi Syiah. Tapi ormas-ormas lain yang punya kesamaan
persepsi untuk membangun kekuatan bagaimana kita mencegah penyebaran kesesatan
Syiah ini agar umat Islam semuanya tidak mudah terpancing, terjebak atas ajakan
kejahatan Syiah,” pungkasnya.
Reporter: Findra | Editor: Ally | Jurnalislam