Uni
Eropa: Sudah Saatnya Dunia Internasional Gelar Invasi Militer
Di Suriah.
Eramuslim – Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa,
Federica Mogherini, menyerukan negara-negara di dunia segera menggelar
intervensi militer di Suriah, untuk menyelesaikan konflik yang akan memasuki
tahun ke 5.
“Rusia
mengatakan akan terus membombardir organisasi Negara Islam dan Jabhah Nusra di
Suriah, ditengah pengakuan Moskow terhadap keberadaan kelompok pejuang
revolusi” ujar Federica Mogherini dalam konferensi pers pada hari Minggu
(14/02).
Federica
Mogherini melanjutkan, “Saya tahu bahwa semua orang mengerti tidak akan ada
solusi militer murni di Suriah, dan sudah waktunya masyarakat internasional
mengambil tanggung jawab tersebut untuk menghentikan pertempuran dan membuka
akses bantuan kemanusiaan.”
Menurut
Federica Mogherini, hanya ada satu cara untuk menghentikan pertempuran dan
membuka akses bantuan kemanusiaan di Suriah, yaitu menggiring bersama Amerika
Serikat, Rusia, Turki dan Arab Saudi mencapai 2 tujuan tersebut. (Rassd/Ram)
Zionis Israel: Pembagian
Suriah Jadi Satu-Satunya Cara Padamkan Konflik
Eramuslim – Direktur Jenderal Departemen Intelejen
Zionis Israel, Ram Ben-Barak, menyatakan bahwa pembagian Suriah menjadi
sejumlah wilayah adalah cara terbaik untuk menyelesaikan krisis yang telah
berlangsung sejak 5 tahun terakhir.
“Saya tidak
melihat kemungkinan Syiah Alawi yang mewakili 12% dari penduduk Suriah dan
membantai setengah juta warganya akan kembali menjadi pemimpin di negara
tersebut. Itu adalah hal yang gila,”
ujar Ram
Ben-Barak dalam konferensi pers yang digelar pada hari Minggu (12/02).
Ram
Ben-Barak melanjutkan, “Saya berpikir bahwa pada akhirnya kita harus membagi
Suriah menurut sekte yang menjadi mayoritas di suatu wilayah. Syiah Alawiyah
dengan wilayah mereka kini berada, dan Sunni ditempat mereka kini tinggal.”
Disisi lain,
menanggapi pertemuan Menhan Moshe Ya’alon dengan rekan-rekannya dari
negara-negara Eropa dan Raja Abdullah dari Yordania di kota Munich, Jerman. Ram
Ben-Barak menekankan bahwa pertemuan para pemimpin ini tidak akan dapat
menghasilkan formulasi untuk menghentikan situasi komplek dan sulit yang
melanda Suriah sejak tahun 2011. (Rassd/Ram)