Ahad, 20 rabi`ul akhir 1437h / january
31, 2016
Meskipun
militer Rusia terus menerus
melakukan serangan pemboman dari udara, para
mujahidin Suriah dari pihak oposisi
terus bertahan melawan dan
memerangi pasukan rezim Assad
di banyak posisi.
Menurut
sebuah laporan yang diterbitkan pada
tanggal 11 Januari oleh Jurnal Mingguan Jane’s
Defence yang berbasis
di kota London, “selama hampir 4 bulan, meskipun didukung secara penuh
oleh militer Rusia, Rezim Assad hanya dapat
menambah 1,3 persen lahan/daerah yang dikuasainya”.
Salah satu daerah di mana
ada kemajuan/ keberhasilan bagi rezim itu
tampak di Turkmendagi daerah Latakia, seperti
dilansir oleh Anadolu Agency.
Kekuatan
Oposisi Suriah, faksi-faksi Mujahidin masih
menguasai setengah dari Provinsi Aleppo dan
menguasai daerah basis mereka di Idlib,
yang mereka berhasil rebut hampir
seluruhnya tahun lalu.
Serangan
rezim Assad yang didukung oleh
Angkatan Udara Rusia juga
telah gagal dan tidak membawa kemajuan di
Hama dan Homs, sementara itu para
pejuang oposisi Mujahidin Suriah terus melanjutkan
untuk mengamankan wilayah Ghouta Timur di Rif
Dimashq meskipun seringkali militer Rusia melakukan
pemboman kelas berat di area itu.
Pihak
Oposisi Suriah, faksi mujahidin juga telah
mendapat keuntungan strategis melawan rezim Syiah
Nushairiyah ini sejak kampanye
militer udara Rusia dimulai, 4 Bulan lalu,
Mereka berhasil merebut kembali wilayah Hama Atshan
dan pedesaan Kafr Nabuda, serta kota
strategis Morik. [IZ]
http://panjimas.com/news/2016/01/31/militer-rusia-nyatanya-gagal-membawa-hasil-signifikan-di-suriah/
Friday, January 29, 2016
MOSCOW (atjehcyber) - Lebih
dari 100 orang tewas dalam tiga pekan belakangan di Rusia akibat komplikasi
penyakit influenza, kata Menteri Kesehatan Rusia Veronika Skvortsova pada Kamis
(28/1).
"Sampai kemarin, 107 orang meninggal termasuk
empat perempuan hamil dan delapan anak kecil," kata kantor berita Interfax
--yang Skvortsova.
Semua korban belum divaksin dan tidak berobat pada
saat mereka sakit, kata wanita pejabat tersebut, sebagaimana diberitakan
Xinhua, Jumat pagi. Ia menambahkan jumlah korban meninggal saat ini tidak
banyak dibandingkan dengan wabah flu yang menewaskan 687 orang di Rusia pada
2009.
"Sebanyak 4.500 orang meninggal akibat
serangan jantung, 6.000 gara-gara stroke, dan 1.000 orang meninggal karena
kecelakaan lalu-lintas di Rusia selama masa yang sama," kata Menteri itu,
sebagaimana dikutip Xinhua, Jumat pagi.
Namun, Skvortsova menyatakan, negara tersebut siap
untuk menghadapi wabah flu tahun ini dan perusahaan farmasi memiliki simpanan
masker pelindung dan obat anti-virus yang cukup.
Menteri itu juga meramalkan wabah tersebut akan
mencapai puncaknya dalam dua pekan ke depan dan sirna pada akhir tahun.
Pengawas epidemiologi dan kebersihan
Rospotrebenadzor mengatakan di dalam pernyataan daring bahwa wabah flu di
seluruh Rusia dan jejak wabah penyakit gangguan pernafasan akut sejauh ini
telah lebih dari 47 dari 95 wilayah negeri itu.
Lembaga itu juga menyatakan tak ada satu kasus pun
yang didaftar di antara orang yang telah diberi vaksin, sementara hampir 45
juta orang di seluruh negeri tersebut, atau 30 persen dari seluruh warganya,
telah diberi vaksin flu tahun ini.
Banyak kota besar termasuk Moskow dan St.
Petersburg telah mengumumkan wabah flu, dan sebagian lagi seperti Yekaterinburg
di Urals dan Petropavlosk-Kamchatsky di Semenanjung Kamchatka telah mengumumkan
penutupan sekolah.
Sementara itu, Skvortsova juga menyatakan berbagai
tindakan seperti pemantauan penerbangan mesti dilakukan guna mencegah kasus
import Virus Zika, yang berkaitan dengan penyusutan otak pada anak-anak dan telah
menyebar panik di Brasil. Ribuan orang telah terinfeksi di sana.
"Kita mengetahui wabah ini bukan ancaman buat
kita," kata Skvortsova --yang pada Rabu (27/1) memberi penjelasan kepada
Presiden Vladimir Putin mengenai satu studi mengenai vaksin untuk melawan Virus
Zika.
Virus Zika diperkirakan menyebar ke Amerika
Serikat dan setiap negara di Belahan Barat Bumi, tempat nyamuk Aedes --yang
menyebarkan virus itu-- diketahui hidup, kata Organisasi Kesehatan Pan Amerika.
Nyamuk Aedes hidup di setiap negara di Bumi
Belahan Barat kecuali Kanada dan Chile.
Sejak September 2015, Sebanyak 109 Tentara Rusia Tewas di Suriah
Ahad, 20 Rabiul Akhir 1437 H / 31 Januari 2016
08:39
Setidaknya
109 tentara Rusia tewas di Suriah sejak Moskow memulai serangan udaranya pada
30 September tahun lalu di negara yang tengah dilanda konflik itu.
Lebih dari seratus tentara Rusia tewas sejak Moskow melancarkan
kampanye militer di Suriah September 2015 lalu untuk mendukung rezim Basyar
Asad, sumber yang dekat dengan rezim mengatakan kepada kantor berita Anadolu, Jum’at (29/1).
Sumber tersebut mengatakan ratusan tentara Rusia di Suriah
secara rutin ambil bagian dalam memerintahkan sejumlah serangan rezim Asad di
garis depan oposisi. Sementara pasukan khusus Rusia sesekali berpartisipasi
dalam operasi bersama pasukan rezim.
Pasukan Rusia dikerahkan di Durin, Salma, Latakia, serta
kabupaten Rabia dan pangkalan militer Rusia Khmeimim, kata sumber tersebut.
Militer Rusia juga terlibat dalam tugas sebagai tim pesawat dan teknisi rudal
di Damaskus, Hama, Homs, sumber tersebut menambahkan.
Unit militer Rusia di timur laut provinsi Hasakah juga
dikerahkan untuk perluasan bandara internasional Qamishli, dekat perbatasan
Turki. Pada 19 Januari lalu, Komite Koordinasi Lokal Suriah mengatakan bahwa
100 tentara Rusia telah dikerahkan ke Qamishli.
Sumber mengatakan kepada Anadolu bahwa 109 tentara Rusia telah
tewas sejak dimulainya operasi militer pada 30 September 2015. Banyak yang
tewas dalam bentrokan, sementara beberapa yang lain menemui ajalnya ketika
helikopter mereka ditembak jatuh, kata beberapa sumber.
Hukum Rusia sendiri melarang memberikan informasi tentang
pasukan Rusia yang tewas dalam operasi khusus.
Dukungan
Rusia gagal dan tanpa hasil
Meski digempur habis-habisan oleh pasukan militer Rusia, pejuang
oposisi selalu mampu memberikan perlawanan di banyak wilayah Suriah.
Menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada 11 Januari oleh
Harian yang berbasis di London, Jane’s Defence Weekly, wilayah yang berhasil dikuasai rezim
Suriah hanya bertambah 1,3 persen, meskipun mendapat dukungan angkatan udara
Rusia selama hampir empat bulan ini. Salah satu daerah dimana rezim Asad
mendapat kemajuan signifikan adalah di daerah Turkmendagi, Latakia.
Kekuatan oposisi masih menguasai setengah dari provinsi Aleppo
dan melindungi basis mereka di Idlib, yang berhasil direbut hampir seluruhnya
tahun lalu. Serangan rezim yang didukung oleh angkatan udara Rusia juga telah
gagal untuk merebut wilayah di Hama dan Homs, sementara pejuang oposisi mampu
bertahan mengamankan Ghouta Timur di Rif Dimashq meskipun dibom dan diserang
habis-habisan.
Pejuang Oposisi Suriah juga membuat keuntungan strategis melawan
rezim sejak kampanye serangan Rusia dimulai, dengan merebut Atshan di Hama dan
desa Kafr Nabuda, serta kota strategis Mourik. (EZ/salam-online)
Sumber: Anadolu
Artikel terkait :
Ekonomi Rusia Memasuki Tahun Terburuk Sejak Krisis
Keuangan Global. Kasus HIV Di Rusia Capai Rekor Tertinggi. Amerika Bangkrut Di
Afghanistan, Rusia Tambahan Di Suriah ( Isya Allah )
Ekonomi Terancam Hancur, Rusia Melonggarkan Sanksi
Terhadap Turki. Ya Allah Ya Rabb, Hancurkanlah Melebihi Penderitaan Umat Muslim
Suriah