Serangan Udara
AS Tewaskan 15 Warga Sipil Suriah
Posted on June 1, 2016
SEDIKITNYA
15 warga sipil, termasuk tiga anak dilaporkan telah gugur di Suriah utara.
Mereka gugur akibat serangan udara AS yang diduga telah menargetkan basis ISIS
di Suriah,PressTV melaporkan pada Rabu (01/6/2016).
Badan Perlindungan Hak
Asasi Manusia Suriah (SOHR) mengatakan bahwa serangan itu terjadi di kota
Manbij di Provinsi Aleppo selama 24 jam terakhir.
Serangan udara itu terjadi
sehari setelah Gedung Putih mengatakan pemerintah AS telah menindaklanjuti
laporan pers tentang dugaan serangan udara Rusia di Suriah dengan korban sipil.
SOHR dan kantor berita
Reuters melaporkan sedikitnya 23 orang telah tewas dalam serangan udara Rusia
di kota Idlib, termasuk seorang di dekat rumah sakit.
Namun, juru bicara
Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov membantah laporan
tersebut.
“Kami mengajak masyarakat
untuk tetap kritis terhadap setiap cerita horor yang menyebar dari Badan HAM
Suriah dan Reuters yang menyebut Rusia berada di balik kerusuhan di Suriah,”
tutup Konashenkov. [sm/islampos].
Rusia
Serang Rumah Sakit dan Masjid, Idlib ‘Bermandikan Darah’
Rabu, 1 Juni 2016 - 08:19 WIB
Menurut Kelompok
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, pemboman Rusia ini adalah yang
paling besar sejak gencatan senjata dicapai pada Februari lalu
Lebih dari 60 warga sipil
tewas, sementara 200 lainnya terluka dalam serangan udara besar-besaran yang
dilakukan tentara Rusia di rumah sakit dan masjid di Kota Idlib, barat laut Suriah,
seperti dilansir ReutersSelasa (31/05/2016).
Menurut Pejabat Pertahanan
Sipil di Idlib, Abdurrazak Jubeiro, sebanyak tiga buah jet meluncurkan 17
serangan udara terhadap beberapa sasaran termasuk Rumah Sakit Nasional Ibn
Sina, Rumah Sakit al Watani dan sebuah masjid.
Selain itu, serangan
bertubi-tubi oleh tentara Rusia turut menyerang rumah penduduk, mengakibatkan
penduduk terperangkap di bawah reruntuhan.
Dikutip Anadolu Agency,
Abdurrazak mengatakan, kebanyakan yang tewas adalah wanita dan anak-anak,
demikian temuan tim pertahanan sipil yang sejak Selasa sibuk menggali sisa
reruntuhan untuk mencari korban yang terluka dan tewas.
Menurut Abdurrazak, dua
buah rumah sakit itu rusak parah dan tidak dapat menyediakan layanan medis
setelah ini. Angka korban diperkirakan terus meningkat.
Tim Pertahanan Sipil
Idlib melalui situs Facebook,
turut berbagi gambar menunjukkan anggotanya berhasil membawa keluar seorang
anak yang masih hidup dari sisa reruntuhan sebuah bangunan.
“Petugas penyelamat di
Idlib bekerja siang malam untuk menemukan para korban, petugas menemukan
beberapa korban termasuk anak-anak di bawah puing-puing bangunan yang hancur,”
ungkap Tim Pertahan Sipil Idlid.
Menurut Kelompok
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Rami Abdel Rahman mengatakan,
pemboman itu adalah yang paling besar sejak gencatan senjata dicapai pada
Februari lalu.
“Setidaknya 23 orang tewas
dalam serangan udara Rusia di kota Idlib, semalam. Ini merupakan serangan udara
terbesar sejak penghentian permusuhan disepakati pada bulan Februari,” kata
ketua kelompok itu, dikutip Rami Abdulrahman dalam sebuah pernyataan.
Kota Idlib merupakan kubu
kelompok pejuang pembebasan termasuk milisi Front al Nusra.
Seagaimana diketahui,
Angkatan Udara Rusia dibantu Iran dikirim ke Suriah tahun lalu guna mendukung
rezim tangan besi, Presiden Bashar al-Assad dalam memerangi warganya yang
ingin mengakhiri pemerintahannya dalam sebuah revolusi (tsaurah).
Rusia dalam sebuah
pernyataan hari ini membantah keterlibatannya dalam serangan tersebut.
“Jet Rusia tidak melakukan
apa-apa misi tempur atau serangan udara di Idlib,” kata juru bicara Kementerian
Pertahanan Rusia Igor Konashenkov dikutip Reuters.
Warga Idlib mengatakan
ratusan keluarga mulai meninggalkan kota karena takut serangan udara selanjutnya.
Dua sumber kelompok milisi pembebasan mengatakan jet Rusia juga diintensifkan
serangan terhadap kota-kota di luar Idlib, seperti; Binish, Maarat Misreen dan
Saraqeb.
Sementara itu, Kementerian
Luar Turki dalam sebuah pernyataan mengatakan, mendesak masyarakat
internasional ikut turun tangan atas kejahatan pemerintah Rusia dan Suriah
ini.*
Hasil Keberadaan Rusia di Suriah :
Lebih Dari 2000 Warga Sipil Meninggal
Rabu, 1 Jun
2016 09:30
Kedatangan militer Rusia di wilayah Suriah
memberikan dampak buruk bagi warga sipil. Keberadaan militer dari negeri
Beruang Merah itu membuat lebih dari dua ribu warga sipil harus meregang nyawa.
Laporan itu disampaikan oleh Kelompok pemantau
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia. Kelompok yang berbasis di London
itu menyebut bahwa sejak Rusia mulai melakukan operasi militer September tahun
lalu, lebih dari 2.000 warga sipil menjadi korban tewas.
“Serangan udara Rusia di Suriah telah menewaskan sekitar 2.100
warga sipil Suriah sejak awal serangan udara pada bulan September,” demikian
bunyi laporan tersebut.
Observatorium menuturkan, dari sekitar 2.100 warga sipil yang
tewas, hampir setengahnya adalah wanita dan anak-anak, demikian seperti dikutip
dari telegraph, Selasa (31/5/2016).
“Sekitar 500 diantaranya adalah anak-anak, dan 318 diantara
2.100 adalah wanita,” tambah laporan tersebut.
Lebih lanjut, Pemantau Observatorium mengingatkan agar PBB
bekerja serius dalam menangani kondisi yang terus memburuk di Suriah.
“Kami menyerukan kepada Dewan Keamanan PBB dan PBB untuk bekerja
serius dan segera untuk menghentikan pembunuhan terhadap rakyat Suriah yang
terjadi setiap hari, yang ingin mencapai sebuah negara yang mengusung
kebebasan, demokrasi, keadilan dan kesetaraan,” imbuhnya.
Terakhir, serangan udar Rusia telah menghantam sebuah Rumah
Sakit dan juga sekolah di Idlib. Lebih dari 60 orang terbunuh dalam serangan
tersebut. (azman)
Lagi, Sekolah dan Masjid di Suriah Dibombardir Militer Rusia
Rabu, 1 Jun 2016 11:13
IDLIB (fokusislam) – Sebanyak tiga buah jet Rusia meluncurkan serangan udara
terhadap beberapa sasaran di wilayah Idlib, Suriah, Selasa dini hari
(31/5/2016). Serangan udara menghantam Rumah Sakit Nasional Ibn Sina, Rumah
Sakit al Watani dan juga sebuah masjid. Selain itu, serangan bertubi-tubi
oleh tentara Rusia turut menyerang rumah penduduk, mengakibatkan penduduk
terperangkap di bawah reruntuhan.
Akibatnya, sedikitnya 60 warga sipil harus menghembuskan
nafas mereka yang terakhir. Selain itu, lebih dari 100 orang lainnya mengalami
luka-luka, demikian seperti dikutip dari reuters, Selasa (31/5/2016).
Sementara
itu, unit pertahan sipil Idlib mengatakan, proses evakuasi korban saat ini
masih terus dilakukan.
“Petugas
penyelamat di Idlib bekerja siang malam untuk menemukan para korban, petugas
menemukan beberapa korban termasuk anak-anak di bawah puing-puing bangunan yang
hancur,” ungkap unit pertahan sipil Idlid.
Sebelumnya
diberitakan bahwa serangan Rusia yang dimulai sejak September tahun lalu telah
merenggut lebih dari 2000 nyawa warga sipil di seluruh wilayah Suriah.
Sejauh
ini Rusia belum memberikan pernyataan apapun mengenai serangan udara tersebut.
Namun, bila menilik ke belakang, Negeri Beruang Merah itu selalu membantah
bahwa serangan udara mereka turut menewaskan warga sipil. (azman)
(video) Pasca Serangan Teroris Rusia ke Rumah Sakit kota Idlib
Dini Hari 30-31 Mei 2016
May 31, 2016
Video
yang memperlihatkan keadaan pasca serangan teroris Rusia ke atas rumah sakit
kota Idlib dini hari 30-31 Mei 2016.
Kenapa
dunia hanya diam ketika teroris ASSad dan teroris Rusia membombardir warga
sipil, mesjid-mesjid, sekolah, rumah sakit, posko latihan tim penyelamat,
kamp-kamp pengungsian dan berbagai infrastruktur sipil lainnya ??
Mata
dunia benar-benar telah buta !
yaa
RABB, balaslah seluruh kejahatan para pembantai muslimin itu dengan balasan
yang seperih-perihnya, Amin..
Erdogan:
AS, Rusia dan Iran Penyebab Penderitaan Rakyat Suriah
ISTANBUL - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam
Amerika Serikat, Rusia dan Iran atas kehadiran mereka di Suriah. Erdogan
mengatakan keengganan mereka untuk menggulingkan rezim Suriah Bashar Assad
telah berkontribusi terhadap penderitaan rakyat Suriah.
Berpidato pada perayaan ke-563 penaklukan
Konstantinopel, Minggu 29 Mei 2016, Erdogan mengatakan, “Apa kepentingan Rusia
dan Iran (di Suriah)? Apa urusan tentara AS memakai emblem organisasi teror?”
Pernyataan Erdogan yang disebutkan terakhir itu
merujuk pada foto yang muncul minggu ini, yang menunjukkan tentara Amerika
mengenakan emblem milisi YPG Suriah yang tak lain adalah organisasi teror
karena berafiliasi kepada pemberontak Kurdi yang terlarang Turki.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Turki menyebut
Amerika Serikat bermuka dua, karena menolak menyebut milisi Kurdi Suriah, YPG,
sebagai teroris. Pernyataan ini semakin memanaskan hubungan antara Turki dengan
AS.
"Jika mereka mengatakan 'Kami melihat YPG dan
kelompok teroris ini tidak sama', jawaban saya adalah, itu merupakan standar
ganda dan bermuka dua," kata Mevlut Cavusoglu pada pertemuan puncak PBB di
resort Antalya, Turki, dikutip dari Reuters, Jumat
(27/5/2016).
Lebih jauh Cavusoglu mengatakan, adalah hal yang
tidak dapat diterima jika tentara AS memakai emblem YPG. Hal itu diketahui
setelah munculnya foto yang menunjukkan pasukah khusus AS mengenakan emblem YPG
di pundak mereka dalam perang di Raqqa, Suriah.
"Hal ini tidak dapat diterima bagi tentara AS
menggunakan lambang YPG, lambang kelompok teroris," tegasnya.
Turki telah menganggap YPG sebagai perpanjangan
tangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang. Kelompok ini adalah
kelompok pemberontak yang memperjuangkan pemisahan dengan Turki.
http://www.portalpiyungan.com/2016/05/erdogan-as-rusia-dan-iran-penyebab.html
http://www.portalpiyungan.com/2016/05/erdogan-as-rusia-dan-iran-penyebab.html
Jelang
Ramadhan, Serangan Udara Rezim Suriah, Rusia dan Koalisi AS Tewaskan 42 Warga
Sipil
Serangan udara oleh rezim, Rusia dan koalisi Amerika
Serikat (AS) di Suriah utara pada Rabu (1/6), menewaskan sedikitnya 42 warga
sipil, termasuk lima orang anak.
Serangan
udara rezim tersebut, menurut Observatorium HAM, menewaskan 15 warga sipil di
provinsi Idlib. Sementara serangan udara Rusia dan rezim, menewaskan sedikitnya
11 warga sipil di provinsi Aleppo.
Kepala
Observatorium Rami Abdel Rahman menyatakan, tujuh di antara korban tewas dalam
serangan rezim itu, sedang berada di dalam bus di jalan.
Serangan
udara koalisi AS menewaskan enam warga sipil lainnya di kota Manbij, Aleppo dan
10 warga sipil di kota Raqa.
Koalisi
internasional pada Rabu mengatakan, mereka telah melancarkan 18 serangan udara
di dekat Manbij yang terletak sekitar 30 kilometer di sebelah barat sungai
Eufrat.
Pekan lalu,
Kurdi yang didukung AS juga melancarkan serangan di utara Raqa.
Seperti
dilansir AFP, setidaknya 280.000 orang telah terbunuh, dan jutaan mengungsi
sejak perang Suriah dimulai dengan penindasan kejam terhadap protes
anti-pemerintah pada 2011. (san)