Friday, July 15, 2016

Syaikh Abdurrahman As-Sudais : Ini 9 Wasiat Hidup Bermuamalah Dalam Surat Al-Hujurat

Syaikh As-Sudais menyambut kedatangan Raja Salma di komplek Masjidil Haram, Mekkah

Sabtu, 9 Jul 2016
Imam Masjidil Haram, Syaikh Abdurrahman As-Sudais memberikan pelajaran yang sangat berharga melalui laman facebooknya. Dalam postingan yang dituliskan beberapa jam lalu, Syaikh As-Sudais menerangkan sembilan wasiat hidup yang diambil dari QS Al-Hujurat.
Sebagaimana diketahui, manusia tidak bisa hidup bersendirian. Selain sebagai makhluk pribadi, manusia juga merupakan makhluk sosial yang mau tidak mau harus bermuamalah dan berhubungan dengan manusia lainnya. Nah apa saja sembilan wasiat tersebut?
1.Fa Tabayyanu
Maksudnya adalah agar segala berita yang datang kepada manusia untuk dicek terlebih dahulu kebenarannya. Jangan sampai ditelan mentah-mentah yang nanti akan menjadikan seseorang menyesal di kemudian hari.
2.Fa Ashlihu
Terkadang dalam hidup bermasyarakat, ada gesekan yang terjadi antara seseorang dengan yang lainnya. Maka seorang muslim yang baik akan berusaha mendamaikan dan memperbaiki hubungan dua orang saudaranya sebagaimana yang diwasiatkan dalam lafadz “Fa Ashlihu”
3.Wa Aqshithu
Berlaku adil merupakan sebuah kewajiban yang harud ditunaikan seorang hamba dalam semua perbuatannya.
4.Laa Yaskhar
Derajat manusia di sisi Allah adalah tergantung dari ketakwaannya. Karenanya, tidak patut seorang manusia merendahkan manusia lainnya hanya karena faktor-faktor lain seperti harta, jabatan, kedudukan ataupun rupa dan bentuk fisik.

Washaya

5.Walaa Talmizu
Mencela merupakan perbuatan yang dilarang. Karenanya Allah melarang agar seorang hamba menjaga lisannya dari perbuatan mencela.
6.Wala Tanaabazu
Seorang manusia suka jika dipanggil dengan nama panggilan yang baik. Sebaliknya, jika seseorang diberikan julukan atau panggilan yang buruk, maka tentulah ia tidak akan suka. Karenanya untuk menjaga hubungan antara sesama mukmin, Allah melarang seorang hamba memanggil saudaranya dengan panggilan yang buruk.
7.Ijtanibu Katsiran Min Adz-Dzan
Salah satu induk dari perbuatan dosa adalah Suudzan, atau berprasangka buruk. Karenanya, Allah memberikan larangan agar manusia tidak jatuh ke dalam prasangka buruk.
8.Wala Tajassasu
Agar hidup bermasyarakat menjadi harmonis, hendaknya seorang hamba tidak mencari-cari kesalahan orang lain atau yang sering diistilahkan dengan Tajassus.
9.Walaa Yaghtab
Terakhir, Allah melarang perbuatan ghibah atau membicarakan aib orang lain. Allah bahkan memberikan permisalan bahwa orang yang meng-ghibahi saudaranya seolah-olah sedang memakan daging bangkai saudaranya.
Demikian wasiat dari Imam Masjidil Haram yang dinukil dari Surat Al-Hujurat. Semoga bermanfaat.