Tuesday, April 28, 2015

Kejadian-Kejadian Penting yang Diberitahukan Sebelumnya oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (Bag. 3)

Oleh: Anshari Umar Sitanggal / Publikasi: Sabtu, 28 Maret 2015 10:51
 11. Kaum muslimin akan berperang melawan Turki
Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu sabda dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Kiamat takkan terjadi sebelum kamu sekalian memerangi suatu bangsa, yang sandal mereka (terbuat dari) rambut, dan sebelum kamu memerangi bangsa Turki, yang bermata kecil, bermuka merah, berhidung pesek, wajah mereka bagaikan perisai yang ditempa. Dan kamu dapati sebaik-baik manusia ialah orang yang (asalnya) paling membenci perkara (agama) ini, namun akhirnya dia memasukinya. Dan manusia itu serupa barang tambang. Orang yang terbaik di masa Jahiliyyah adalah yang terbaik di masa Islam. Dan pasti datang kepada seorang dari kamu sekalian suatu zaman, di mana andaikan dia bisa melihat aku, tentu itu lebih dia sukai daripada memiliki (keluarga dan harta) seperti keluarga dan harta yang telah dimilikinya.” (Riwayat al-Bukhari, 56, Kitabul-Jihad, 95, Bab Qitaal At-Turk. Hadits no. 2927-2928).
Kemudian diriwayatkan pula dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Kiamat takkan terjadi sebelum kamu sekalian memerangi kaum Hur dan Karman dari bangsa Ajam, yang bermuka merah dan berhidung pesek. Wajah mereka bagaikan perisai yang ditempa, sanda mereka (terbuat dari) rambut.
Maksudnya, bangsa Turki itu akan diperangi para shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai kalah dan tertangkap, sedang istri-istri dan anak-anak mereka menjadi tawanan.
Zhahir hadits ini menunjukkan, bahwa serangan terhadap bangsa Turki ini termasuk tanda-tanda Kiamat. Jika dikatakan bahwa tanda-tanda itu terjadi tidak lama menjelang Kiamat, maka boleh jadi peperangan besar akan terjadi sekali lagi antara kaum Muslimin dan bangsa Turki, sehingga berakhir dengan keluarnya Ya’juj dan Ma’juj.
Tapi jika yang dimaksud bahwa tanda-tanda tersebut lebih luas lagi pengertiannya, dalam arti tidak harus dekat sekali dengan Hari Kiamat, maka serangan terhadap bangsa Turki itu termasuk tanda-tanda keseluruhan yang kapan saja bisa terjadi, meskipun jaraknya masih lama dari Kiamat, hanya saja tentu harus yang terjadi setelah masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan agaknya pengertian yang kedua inilah yang tampak lebih jelas, setelah memperhatikan berbagai hadits tentang bab ini.
12. Akan ada beberapa bocah yang memerintah kaum muslimin, dimana terjadi kerusakan dan perusakan
Imam Ahmad meriwayatkan, Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu berkata, aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Kehancuran umatku terletak di tangan anak-anak kecil.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh al-Bukhari, 92. Kitab al-Fitan, 3 – Bab Qaulun-Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Halaku Ummati ‘Ala Yadai Ughailamah, hadits no. 7058).
Mendengar sabda Nabi seperti itu, Marwan berkata, “Laknat Allah atas mereka, anak-anak kecil itu!” Di waktu itu dia sama sekali belum berkuasa, sehingga tidak ada seorang pun yang menyertai kami dalam majlis.
Lanjut Abu Hurairah, “Demi Allah, andaikan aku mau menceritakan Bani Fulan, dan Bani Fulan, tentu aku lakukan.”
Kata perawi hadits ini (Amrn bin Yahya bin Sa’id), “Pernah saya keluar bersama ayahku, pergi menemui Bani Marwan setelah mereka berkuasa. Ternyata merekalah yang membai’at anak-anak kecil mereka. di antara anak-anak yang dibai’at itu, ada yang masih dalam gendongan. Maka aku berkata, ‘Boleh jadi orang-orang kalian inilah yang pernah saya dengar dari Abu Hurairah menceritakannya kepada kami, bahwa raja-raja itu yang satu mirip dengan yang lain?’”
Hadits-hadits mengenai ini banyak sekali jumlahnya, dan semuanya sudah kami tulis dalam Kitab Dalaail an-Nubuwwah. Dan hadits ini pun ada dalam cerita tentang si pendusta dan si perusak (Al-Kadzdzab wa al Al-Mubiir) dari Tsaqif. Si pendusta yang dimaksud ialah al-Mukhtar bin Abi Ubaid, yang muncul di Kufah pada masa pemerintahan Abdullah bin Zubair. Sedangkan si perusak ialah al-Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi, pembunuh Abdullah bin Zubair, seperti yang pernah diceritakan dalam kitab terdahulu.
Selain itu, sudah diuraikan pula hadits tentang bendera-bendera hitam yang dibawa oleh Bani Abbas saat mengambil alih kekuasaan dari tangan Bani Umayyah pada tahun 302 H, tepatnya ketika kekuasaan beralih dari Marwan bin Muhammad bin Marwan bin Hakam bin Abil Ash, yang dikenal dengan Marwan al-Himar atau Marwan al-Ja’di, karena berguru kepada al-Ja’di bin Dirham al-Mu’tazili. Dialah khalifah terakhir Bani Umayyah. Kemudian beralihkah kekuasaan kepada as-Saffah, yang ceritanya dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal dalam musnadnya. Dialah Abul Abbas Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas bin Abdul Muthallib, khalifah pertama bani Abbas, sebagaimana diterangkan dalam kitab terdahulu.
Dalam kitab Shahih al-Bukhari, Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu meriwayatkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Bani Israil dulu selalu dipimpin oleh para Nabi. Setiap kali wafat seorang nabi, maka diganti oleh nabi berikutnya. Dan sesungguhnya sepeninggalku takkan ada nabi lagi. Yang ada hanyalah khalifah-khalifah yang banyak.” Para shahabat bertanya, “Kalau begitu, apa yang engkau perintahkan kepada kamu, ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Berbai’atlah kepada khalifah yang pertama, lalu kepada yang pertama berikutnya. Berikan mereka haknya. Karena sesunggunya Allah akan meminta pertanggungjawaban mereka tentang apa yang mereka pimpin.” (Hadits Syu’bah dari Furat al-Qazaz, dari Abu Hazim, dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu).
Dalam Shahih Muslim, Abdullah bin Mas’ud radliyallahu ‘anhu meriwayatkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Tidak seorang nabi pun kecuali mempunyai hawari (para pembela). Mereka memberi petunjuk (kepada manusia) sesuai petunjuk nabinya dan melakukan tradisi-tradisi sesuai sunnahnya. Kemudian datanglah sepeninggal mereka para pengganti yang mengucapkan kata-kata yang tidak mereka lakukan. Dan melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak diperintahkan.” (Riwayat Abi Rafi’ dari Abdullah bin Mas’ud).
13. Ada 12 khalifah dari Quraisy yang akan memerintah kaum muslimin
Diriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim dari Jabir bin Samurah, sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Akan ada dua belas khalifah, semuanya dari Quraisy.” (Hadits shahih riwayat al-Bukhari, 93, Kitab al-Ahkam, hadits no. 7222-7223, dan oleh Muslim dalam Shahihnya, 23, Kitab al-Imarah, 1 – Bab an-Naas Tabii’un Quraisy wa al-Khilafah fi Quraisy, hadits no. 1821).
Para khilafah yang diberitakan dalam kedua hadits di atas, bukanlah 12 khalifah yang diklaim sedemikian gigihnya oleh kaum Syiah Imamiah secara dusta dan mengada-ada, sebagai manusia-manusia yang makshum(terpelihara dari dosa). Karena kebanyakan mereka ternyata tidak ada yang pernah memerintah umat ini sama sekali, baik sebagai khalifah, atau bahkan menjadi penguasa di suatu Negara atau suatu wilayah sekalipun. Di antara mereka hanya Ali radliyallahu ‘anhu dan anaknya, Hasan bin Ali saja yang menjadi khalifah. Semoga Allah senantiasa meridhai keduanya.
14. Yang dimaksud 12 khalifah Quraisy bukanlah khalifah-khalifah yang berturut-turut memerintah langsung sepeninggal Rasulullah
Dan yang dimaksud 12 khalifah Quraisy, bukanlah pula para khalifah yang memerintah secara berturut-turut sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sampai pertengahan Daulah Bani Umayyah. Karena hadits riwayat Safinah berbunyi, “Khilafah sepeninggalku adalah selama tiga puluh tahun.” Tidak sesuai dengan panjangnya masa kekuasaan mereka, meskipun al-Baihaqi memilih tafsiran seperti itu.
Masalah ini terdapat dalam kitab Dalaail an-Nubuwwah. Namun demikian di antara para pemimpin yang 12 orang itu, kita dapatkan Abu Bakar, kemudian Umar, Utsman, Ali serta puteranya, Hasan bin Ali, termasuk juga Umar bin Abdul Aziz, sebagaimana yang diyakini oleh sebagian besar ulama terkemuka dan kebanyakan umat ini, Alhamdulillah. Dan ada pula di antaranya dari kalangan Bani Abbas. Sedang sisanya akan bermunculan di masa mendatang, sampai munculnya seoarng di antara mereka yang dikenal sebagai al-Mahdi, yaitu tokoh yang diberitakan dalam berbagai hadits. Dan kepada Allah kita senantiasa memohon pertolongan-Nya, dan kepada-Nya pula kita berserah diri.
Adapun penjelasan di atas, memang sudah sering dinyatakan bukan hanya dari seorang saja, sebagaiman telah kami katakana tadi.
15. Benarkah berita yang menyatakan bahwa tanda-tanda Kiamat mulai muncul pada tahun 200 H, dan sebaik-baik orang Islam sesudah tahun itu adalah yang tidak berkeluarga ataupun punya anak?
Ternyata berita seperti itu tidak benar, meskipun Ibnu Majah telah meriwayatkan dari Abu Qatadah, sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Tanda-tanda (Kiamat) adalah setelah tahun dua ratus.” (Ibnu Majah dalamSunannya, 2 – 1348, hadits no. 4057).
Bahkan kemudian Ibnu Majah meriwayatkan pula hadits yang serupa dari dua jalur lainnya dari Anas, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tetapi semua itu tidak ada yang shahih. Dan kalaupun shahih, maka yang dimaksud tentu adalah fitnah yang terjadi gara-gara munculnya pendapat yang mengatakan bahwa al-Qur’an itu makhluk, yakni fitnah yang mengakibatkan bencana yang menimpa Imam Ahmad bin Hanbal dan teman-teman beliau dari para ulama ahli hadits terkemuka.
Sumber: Ibnu Katsir, an-Nihayah: Fitan wa Ahwaalu Akhiruz-Zaman atau Huru-Hara Hari Kiamat, (Pent. Anshori Umar Sitanggal, Imran Hasan, S.Ag), Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, Cet. Kedua, Desember, 2002, hlm. 12-18.