Oleh:
Anshori Umar Sitanggal / Publikasi: Jum'at, 6 Maret 2015 16:06
6.
Ammar bin Yasir akan Terbunuh
Begitu juga Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam memberitakan
tentang bakal terbunuhnya Ammar bin Yasir.
Adapun mengenai kaum Khawarij yang
diperangi oleh Ali bin Abi Thalibradliyallahu ‘anhu, dan bahwa mereka merupakan
kelompok terkutuk, serta tentang bakal munculnya seseorang bernama Dzur-Rummah
dari kalangan mereka, maka hadits-hadits yang diriwayatkan orang mengenai itu
banyak sekali, yang semua itu telah tercatat dalam kitab Walillah
al-Hamdu wa al-Minnah. Dan khusus
mengenai terbununya Ali, juga telah kami sebutkan haditsnya, lengkap dengan
sanad-sanad dan lafafh-lafazhnya.
7.
Batas kekhalifahan sepeninggal Rasulullah hanya sampai 30 tahun, sesudah itu
berubah menjadi sistem kerajaan absolut.
Dalam kitab al-Bidayah telah disebutkan sebuah hadits riwayat
Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa’I, dan at-Tirmidzi, yang menurut beliau hadits ini
adalah hadits hasan, dari Safinah, bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallambersabda,
“Kekhalifahan sepeninggalku hanya
sampai 30 tahun, sesudah itu berubah menjadi kerajaan.” (Riwayat Ahmad dalam musnadnya
(5/220-221), Abu Dawud (4646-4647)).
Masa tiga puluh tahun ini mencakup
masa khilafah Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar al-Faruq, Utsman asy-Syahid, dan Ali
yang juga meninggal secara syahid. Setelah meninggalnya Ali, masih ada sisa
waktu enam bulan untuk genapnya sampai tiga puluh tahun, dimana khilafah
dipegang oleh Hasan bin Ali sepeninggal ayahnya. Dan setelah henap tiga puluh
tahun umur khilafah, maka Hasan pun menyerahkan kekuasaannya kepada Muawiyyah
bin Abi Sufyan pada tahun 40 H, dimana kemudian umat sepakat sepenuhnya
berbai’at kepada Muawiyyah bin Abi Sufyan. Dan disebutlah tahun ini sebagai‘Amul-Jama’ah (tahun persatuan).
8.
Allah subhanahu wa ta’alaa akan mendamaikan antara dua
kelompok besar kaum muslimin yang bertikai, lewat al-Hasan.
Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu
Bakrah radliyallahu ‘anhu, bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
waktu itu Hasan bin Ali ada di sebelah beliau di atas mimbar,
“Cucuku ini adalah pemimpin. Dengan
Perantaraan dia, Allah akan mendamaikan antara dua kelompok besar kaum
muslimin.”
Dan ternyata sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam ini
pun benar-benar terjadi.
9.
Ummu Haram binti Malhan akan gugur dalam suatu pertempuran
Diriwayatkan dalam Shahih
al-Bukhari dan Shahih
Muslim, dari Ummu Haram
binti Malhan, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyatakan, bahwa
peperangan yang akan dilakukan oleh kaum muslimin di laut, di antaranya akan
terjadi dua kali, dan Ummu Haram akan ikut bersama rombongan yang pertama. Dan
ternyata itu benar-benar terjadi pada tahun 27 H, di bawah pimpinan Muawiyyah.
Waktu itu Muawiyyah meminta izin
kepada Utsman radliyallahu ‘anhu untuk menyerbu Cyprus. Utsman
mengizinkan. Maka berangkatlah Muawiyyah membawa balatentara kaum muslimin
dalam suatu armada sehingga berhasil memasuki pulau itu dan menaklukkannya
secara paksa. Ummu Haram gugur dalam pertempuran ini di laut. Waktu itu dia ada
bersama istri Muawiyyah, Fakhitah binti Qarzhah.
Adapun peperangan yang kedua
terjadi pada tahun 52 H. Pada masa pemerintahan Muawiyyah. Waktu itu dia
menyuruh anaknya, Yazid untuk memimpin angkatan perang kaum muslimin menyerbu
Konstantinopel. Turut dalam angkatan perang itu beberapa pembesar shahabat
Nabi, seperti Abu Ayyub al-Anshari, dan Khalid bin Yazid radliyallahu
‘anhumaa. Dalam pertempuran
ini Abu Ayyub gugur, dan sempat berwasiat kepada Yazid bin Muawiyyah agar
jasadnya dikubur di bawah telapak-telapak kaki pasukan berkuda, dan dibenamkan
sedalam mungkin ke arah sungai yang mengalir ke pihak musuh. Dan wasiat ini
dilaksanakan oleh Yazid.
Sementara itu ada pula riwayat
yang hanya disampaikan oleh al-Bukhari dari Ummu Haram, bahwa dia pernah
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Balatentara dari umatku yang
pertama-tama menyerbu ke laut pasti (masuk surga).”
Ummu Haram bertanya, “Ya
Rasulullah, apakah aku termasuk di antara mereka?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjawab, “Sesungguhnya kamu
akan ada di antara mereka.”
Ummu Haram berkata kepada Nabi,
kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan sabdanya, “Balatentara dari
umatku yang pertama-tama menyerbu kota Kaisar, diampuni dosanya.”
Ummu Haram bertanya, “Apakah aku
ada di antara mereka, ya Rasulullah?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjawab, “Tidak.” (Riwayat al-Bukhari dalam kitab al-Jihad
was-Sair 4/42, Bab Ma Qila fi Qitaalir-Ruum).
10.
Balatentara kaum muslimin akan sampai ke India dan Sungai Sindus
Imam Ahmad meriwayatkan, Abu
Hurairah radliyallahu ‘anhu berkata, dan kekasihku yang benar
perkataannya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamtelah bercerita kepadaku seraya
bersabda, “Akan ada dari umatku ini suatu pasukan yang sampai ke
sungai Sindus dan Negeri India. Andaikan aku mengalami peristiwa itu dan mati
syahid, itulah (yang aku harapkan). Dan kalau aku –lalu dia menyebutkan
kata-kata- pulang, maka akulah Abu Hurairah, orang yang dibebaskan itu. Semoga
Allah benar-benar membebaskan aku dari neraka.”
Masih riwayat Imam Ahmad, Abu Hurairah
berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjanjikan kepada kami
untuk menyerbu India. Maka kalau aku mati syahid, maka aku termasuk para
syuhada yang terbaik. Dan kalau aku pulang, maka akulah Abu Hurairah, orang
yang dibebaskan itu.”
Sumber: Ibnu Katsir, an-Nihayah: Fitan wa
Ahwaalu Akhiruz-Zaman atau Huru-Hara Hari
Kiamat, (Pent. Anshori
Umar Sitanggal, Imran Hasan, S.Ag), Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, Cet. Kedua,
Desember, 2002, hlm. 8-11.