Oleh : Raidah Athirah, Penulis Muslimah, tinggal di
Polandia
ORANG-orang di dunia dikejutkan dengan sebuah tindakan heroik
yang akan selalu dicatat oleh sejarah. Diingat oleh zaman dan dikenang oleh
anak cucu peradaban.
Kebangkitan ukhuwah Islamiyah telah hadir. Memecah nasionalisme
ketika hati batu hanya menghalau yang teraniaya. Menunjukkan kepada dunia bahwa
ukhuwah ini tak ada sekat. Mereka yang berani bertindak atas ukhuwah yang tak
perlu didengungkan tapi dibuktikan bahwa deritamu adalah kepiluanku saudaraku
Rohingya.
Siapa orang-orang pemberani itu? Yang meruntuhkan simbol
kesombongan teritorial? Siapa manusia-manusia berhati langit itu yang tak patuh
pada kezaliman? Siapa pejuang-pejuang kebenaran itu yang bergerak menunjukkan
ukhuwah melawan arus perintah yang zalim? Siapa sumbu ukhuwah yang
membangkitkan ribuan hati relawan kemanusiaan?
Selamat kepadamu wahai pemilik rencong ‘BA’, SIN, MIM, LAM,HA ‘!
Selamat kepadamu wahai putra-putri pemberani Iskandar Muda!
Selamat kepadamu wahai tanah rahim Cut Nyak Dien!
Selamat kepadamu wahai putra-putri pejuang Tuanku Tengku Umar!
Selamat kepadamu wahai putra -putri tanah ulama!
Tak ada yang menggerakkan mereka selain seruan takbir dan doa
orang-orang lemah, sekarat dan terombang ambing di laut tanpa harapan.
Inilah mereka saudara
dari tanah para pejuang, yang melakukan revolusi ukhuwah tanpa ketakutan.
Keberkahan dan kemuliaanlah untuk mereka di tanah Serambi Mekah, Aceh. Kau
adalah simbol revolusi ukhuwah yang bangkit melawan kekeringan moral zaman.
Tak ada yang menggerakkanmu selain seruan takbir dan doa orang -orang lemah,
sekarat dan terombang ambing di laut tanpa harapan.
Allah Tuhan Pemilik Langit dan Bumi menunjukkan kuasaNya dalam
jejak-jejak pemberani nelayan Aceh. Keberkahan bagimu wahai saudara di tanah
Serambi Mekkah.
Inilah saudara kita Rohingya yang terbuang. Yang ditekan. Yang
terkatung-katung dalam derita tiada akhir tanpa tanah lahir, perlindungan dan
masa depan. Yang jasadnya di laut menjadi saksi kemanusiaan yang pudar. Semoga
Allah mengampuni atas kelemahan ukhuwah kita yang sekarat.
Inilah saudara kita Rohingya yang tangis dan teriakannya keluar
dari mulut yang kehausan, kelaparan, dan kesakitan.
Mereka yang diberi gelar manusia perahu, pengungsi Myanmar,
imigran gelap adalah saudara kita yang lemah dan tertindas, Rohingya.
Anak-anak kurus, wanita tangguh dalam ujian kelaparan dan ibu
penuh air mata mengiklaskan kematian di depan mata, para lelaki yang sekarat,
simbol muhajirin abad ini. Mereka adalah kehormatan kita, ukhuwah yang perlu
pembuktian.
Dan saudaraku di tanah Serambi Mekah, kau adalah simbol Anshar
abad ini. Segala puji bagi Allah untuk inspirasi ini. Semoga anak turunanku
diberi kesempatan bertaut rahim di tanah Aceh.
Mari bertakbir menyongsong lahirnya simbol revolusi ukhuwah Islamiyah
abad ini, Aceh dan Rohingya .
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!
Jablonna, Polandia