Monday, June 22, 2015

Bantahan Klaim Kafir Syiah Terhadap Abu Bakar dan Umar RA

Betapa banyak dari kita mendapatkan orang syiah begitu membenci Abu Bakr dan Umar rahiyallahu anhuma, lebih dari itu kebencian mereka telah melampui batas hingga mengkafirkan mereka dan menyatakan keduanya kekal di neraka dan dikekalkan di nerakan jahannam.

Sebenarnya dapat kami buktikan syiah adalah agama kontradiksi dan bertolak belakang. Akan saya buktikan kontradiksi mereka, melalui kitab-kitab syiah yang ada. Saya tidak ingin membuktikannya dari kitab-kitab sunni, karena sunni menyatakan dengan tegas bahwasanya keduanya adalah manusia terbaik setelah Rasulullah dari ummat ini. Akan tetapi saya akan buktikan kontradiksi mereka dari kitab-kitab syiah sendiri.


Syiah berteriak bahwasanya Abu Bakr dan Umar adalah manusia kafir, akan tetapi saya akan membuktikan 

Bahwasanya Abu Bakr dan Umar adalah muslim mu’min.

Thoyyib, inilah bukti-bukti yang ada dalam kitab mereka sendiri, saya tidak melakukan khiyanat ilmiyyah sebagaimana yang dilakukan oleh dedengkot syiah baik Jalaluddin Rahmat (yang mana khiyanat ilmiyyahnya diketahui banyak orang dan dibongkar oleh Ustadz Idrus Ramli dalam sebuah seminar) ataupun istirinya sendiri Emilia Renita Az ( yang mana kami bongkar sendiri khiyanat ilmiyyah yang dilakukan olehnya dalam sebuah artikel  yang membahas nikah mut’ah dalam kitab sunnni, dan pada akhirnya dia telah menghapus artikel tersebut karena ketahuan akan khiyanat ilmiyyah yang dilakukan olehnya).  Untuk para syiah silahkan mengecheck langsung kitabnya dan membacanya, kami harapkan dari para syiah “jangan malas-malas untuk membaca karena yang kami dapati syiah adalah orang yang sangat malas untuk membaca buku dan hanya bersandarkan kepada copy paste dan yang sangat na’if mereka gemar menuduh orang dengan melakukan khiyanat ilmiyyah padahal mereka belum melihat kitab mereka sendiri, dan justru diri mereka sendiri yang melakukan khiyanat ilmiyyah. Apa mungkin dedengkot syiah tidak mengerti akan kitab mereka sendiri ??? “

Thoyyib, kita mulai saja pemaparan bukti bahwasanya Abu Bakr dan Umar bukanlah kafir sebagaimana yang termaktub dalam kitab-kitab syiah.

1- Ali bin Abi Tholib –imam ma’shum menurut mereka- telah shalat dibelakang Abu Bakr radhiyallahu anhu. Menurut kesepatakan syiah dan sunni, shalat dibelakang orang kafir adalah haram dan tidak sah jika dia mengetahui akan kekufurannya. Pertanyaannya untuk para syiah, jika Ali bin Abi tholib adalah ma’shum maka tidak mungkin beliau shalat dibelakang orang kafir. Bukankah ini menunjukkan bahwasanya Abu Bakr adalah muslim mu’min ??

Jika syiah menjawab, Ali bin Tholib tidak pernah shalat dibelakang Abu Bakr. Anda jangan memfitnah yang tidak-tidak.

Maka kami jawab: Thoyyib, kami dapat membuktikan Ali shalat dibelakang Abu Bakr radhiyallahu anhu dan akan ana buktikan bukan dari kitab sunni akan tetapi langsung dari kitab  syiah.

Disebutkan dalam kitab Al Ihtijaj karangan Ath Thobarsi:

أسماء بنت عميس قالت لجاريتها: اذهبي إلى منزل علي وفاطمة عليهما السلام، واقرأيهما السلام، وقولي لعلي " إن الملأ يأتمرون بك ليقتلوك فاخرج إني لك من الناصحين " فجاءت فقال أمير المؤمنين عليه السلام " قولي لها: إن الله يحول بينهم وبين ما يريدون. ثم قام وتهيأ للصلاة، وحضر المسجد، وصلى خلف أبي بكر، وخالد بن الوليد يصلي بجنبه، ومعه السيف

“Asma bintu ‘Umais berkata kepada budak perempuannya: Pergilah ke rumah Ali dan Fatimah alaihimas salam, dan sampaikanlah salam untuk mereka berdua. Dan katakanlah kepada Ali “Sesungguhnya orang-orang telah berkumpul (bermusyawarah) untuk membunuhmu, maka keluarlah sesungguhnyaaku adalah orang yang menasihatimu. Maka datanglah budaknya (kepada Ali), maka Akli berkata: “katakanlah kepada Asma’ bintu Umais: Sesungguhnya Allah membatasi antara mereka dan apa yang mereka inginkan. Kemudia Ali bangun dan menyiapkan diri untuk shlat dan kemudian datang ke masjid, dan shalat dibelakang Abu Bakr, dan Kholid bin Walid shalat disampingnya dan disisinya ada pedang” Al Ihtijaj 10/18

2- Ali telah membaiat kepada Abu Bakr dan Umar. Seandainya Ali adalah imam ma’shum, mengapa beliau membaiat Abu Bakr dan Umar (yang mana menurut syiah keduanya adalah kafir) ?? Sedangkan membaiat orang kafir untuk menjadi pemimpin adalah haram. Dari sini juga terdapat dua kemungkinan, kemungkinan pertama Ali tidaklah ma’shum karena dia telah melakukan kesalahan karena telah membaiat Ali.  Kemungkinan kedua Abu Bakr dan Umar adalah orang muslim mu’min pemimpin kaum muslimin.

Disebutkan oleh Imam besar syiah Muhammad Husain Alu Kasyif Al Ghito’ dalam kitabnya “Ashlu Asy Syi’ah Wa Ushuuluhaa”:

وحين رأى أنَّ المتخلّفين  أعني الخليفة الأول والثاني ـ بذلا أقصى الجهد في نشركلمة التوحيد ، وتجهيز الجنود ، وتوسيع الفتوح ، ولم يستأثروا ولم يستبدوا ، بايع وسالم

“Dan tatkala Ali Radhiyallahu anhu melihat 2 kholifah, yakni: Kholifah pertama (Abu Bakr) dan kholifah kedua (Umar) telah mengerahkan seluruh kemampuan untuk menyebarkan kalimat tauhid dan mempersiapkan pasukan, dan menyebarkan penaklukan, dan mereka tidaklah egois dan tidak mendahulukan pendapat sendiri, lanta Ali membaiatnya dan menerimanya” Ashlu Asy Syiah Wa Ushuuluhaa  11/12

Lihatlah Ali telah membaiat Abu Bakr dan Umar, seandainya Abu Bakr dan Umar kafir tentulah Ali tidak akan mungkin berbaiat kepadanya. Disinilah bukti bahwasanya Abu Bakr dan Umar radhiyallahu anhuma adalah muslim mu’min, jika syiah tidak mau menerima maka secara tidak langsung syiah tidak menyatakan Ali adalah orang yang ma’shum.

3- Ali bukan hanya membaiat Abu Bakr dan Umar melainkan menyatakan bahwasanya Abu Bakr lebih berhak untuk memegang khilafah. Disebutkan dalam sebuah kitab syiah “Syarh Nahji Al Balaghah” milik Ibnu Abdil Hadid, bahwasanya Ali berkata:

 و إنا لنرى أبا بكر أحق الناس بها إنه لصاحب الغار و ثاني اثنين و إنا لنعرف له سنه و لقد أمره رسول الله ص بالصلاة و هو حي

“Sesungguhnya kami melihat Abu Bakr lebih berhak dengan kekholifahan itu, karena sesungguhnya dia adalah seseorang yang tinggal di gua kedua di antara dua orang (bersama Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam) dan kami mengetahui akan kehidupannya dan sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memerintahkannya untuk menjadi imam shalat sedangkan Rasulullah tatkala itu masih hidup” Syarh Nahj Al Balaghoh 243/3

4- Ali membujuk Umar agar tidak pergi memerangi musuh dengan dirinya sendiri (cukuplah Umar mengutus pasukan dan Umar tidak usah ikut berperang). Karena Ali takut jika Umar wafat dikarenakan hal tersebut, sedangkan Umar adalah Marja’ (tempat rujukan utama) kaum muslimin tatkala itu. Ali berkata kepada Umar, sebagaimana yang disebutkan dalam “Nahju Al Balaghah”:

 إِنَّكَ مَتَى تَسِرْ إِلَى هَذَا اَلْعَدُوِّ بِنَفْسِكَ فَتَلْقَهُمْ فَتُنْكَبْ لاَ تَكُنْ لِلْمُسْلِمِينَ كَانِفَةٌ دُونَ أَقْصَى بِلاَدِهِمْ لَيْسَ بَعْدَكَ مَرْجِعٌ يَرْجِعُونَ إِلَيْهِ فَابْعَثْ إِلَيْهِمْ رَجُلاً مِحْرَباً وَ اِحْفِزْ مَعَهُ أَهْلَ اَلْبَلاَءِ وَ اَلنَّصِيحَةِ فَإِنْ أَظْهَرَ اَللَّهُ فَذَاكَ مَا تُحِبُّ وَ إِنْ تَكُنِ اَلْأُخْرَى كُنْتَ رِدْءاً لِلنَّاسِ وَ مَثَابَةً لِلْمُسْلِمِينَ

“Sesungguhnya kapan engkau pergi dirimu menuju musuh kemudian engkau bertemu dengan mereka maka akan dapat celaka. Maka tidak ada tempat berlindung untuk kaum muslimin selain negri mereka yang jauh. Tidak ada marja’ (tempat rujukan) setelah mu yang mana kaum muslimin merujuk padanya. Maka cukuplah engkau mengutus seseorang yang pintar berperang dan ajaklah bersamanya orang yang pintar menasihati. Jika Allah berkehendak untuk mengunggulkannya maka itulah yang engkau inginkan dan jika malah terjadi suatu hal yang lain maka engkau adalah penolong manusia dan tempat bersandarnya kaum muslimin” Nahju Al Balaghah

5- Ali memuji Umar bin Khottob radhiyallahu anhu, bahwasanya beliau telah melakukan kebaikan dan orang yang selalu melakasanakan ketaatan Allah dan selalu bertakwa kepadaNya. Ali berkata sebagaimana yang disebutkan dalam kitab yang sama “Nahju Al Balaghah”:

فقد قوم الأود و داوى العمد و أقام السنة و خلف الفتنة ذهب نقي الثوب قليل العيب أصاب خيرها و سبق شرها أدى إلى الله طاعته و اتقاه بحقه

“Dia telah meluruskan kebengkokan-kebengkokan dan telah menghilangkan penyakit-penyakit dan telah menegakkan sunnah dan membelakangi fitnah. Dia pergi dalam pakaian yang bersih, dia adalah orang yang tidak banyak celaan. Dia telah melakukan kebenaran dan melampaui kesalahan-kesalahan yang lalu. Dia telah melaksanakan ketaatan kepada Allah dan bertakwa kepadanya dengan menjalankan hak-hakNya” Nahj Al Balaghah

6- Ali sangat menjunjung tinggi Abu Bakr dan Umar radhiyallahu anhum. Disebutkan dalam kitab syiah “Asy Syaafii Fii Al Imaamah” bahwasanya Ali ditanya siapakah khulafa ar rasyidin, maka beliau menjawab:

هما حبيباي وعماي أبو بكر وعمر، إماما الهدى، وشيخا الإسلام، ورجلا قريش، والمقتدى بهما، بعد رسول الله (صلى الله عليه وسلم)، فمن اقتدى بهما عصم، ومن اتبع آثارهما هدي إلى صراط مستقيم، ومن تمسك بهما فهو من حزب الله، وحزب الله هم المفلحون

“Mereka berdualah adalah kecintaanku dan kedua pamanku, yakni Abu Bakr dan Umar. Mereka berdua adalah Imam petunjuk, syaikhul islam, orang dari quraisy, yang mana mereka berdua diikuti setelah Rasulullah shallallahu alihi wa sallam maka barang siapa yang mengikuti keduanya maka dia telah teguhkan, dan barangsiapa yang mengikuti jalan keduanya maka dia telah diberi petunjuk menuju jalan yang lurus, dan barangsiapa yang berpegang teguh dengan keduanya maka dia temasuk dari kelompok Allah dan kelompok Allah adalah orang-orang yang beruntung” Asy Syafi Fii Al Imamah 49/7

Ini hanya sedikit dari kami, dan inilah bukti bahwasanya Abu Bakr dan Umar bukanlah Kafir sebagaimana yang dikatakan syiah. Disinilah bukti akan kontradiksi ajaran mereka maupun ucapan mereka. Setelah melihat bukti-bukti ini, adakah orang syiah yang masih menganut ajaran sesat “syiah”?? Jawabannya: bisa jadi ada, dan itu hanyalah orang-orang yang dungu dan bodoh kuadrat. (alamiry.net/syiahindonesia.com)

Penulis: Muhammad Abdurrahman Al Amiry