Monday, October 12, 2015

Habib Salim Al-Muhdor: Mazhab Ahlul Bait Itu Bohong! Sekte Syiah, Mengaku Cinta Rasul Tapi Membenci Ahlul Bait

Habib Salim Al-Muhdor: Mazhab Ahlul Bait Itu Bohong!
Habib Salim Al Muhdor, Lc. MA, Ketua Forum Da’i Ahlus Sunnah wal Jama’ah (FORDASWAJA), menyampaikan data dan fakta Syiah yang berkembang di Indonesia. Menurutnya, klaim Syi’ah tentang pengikut dan mazhab Ahlul Bait adalah sebuah kedustaan belaka.
“Madzhab Ahlul Bait itu bohong, itu bikinan dan strategi mereka agar bisa diterima dikalangan Habaib dan masyarakat,” ujar Habib Salim seperti dikutip Kiblat.net dari situs resmi Komite Pembela Ahlul Bait dan Sahabat, Koepas.org.
Habib lulusan Universitas Islam Madinah ini tak menampik bahwa banyak Habaib yang condong atau bahkan menjadi Syiah. “Di Jakarta ini, keluarga besar saya adalah Syiah, bahkan marga saya, Al Muhdor hampir 99, 99 persen adalah Syiah,” ujarnya dalam seminar yang diadakan Komite Pembela Ahlu Bait dan Sahabat (Koepas), Ahad (18/05/2014) pagi bertema ‘Membentengi Umat dari Penyimpangan Syiah’.
Meski demikian, Habib yang aktif mengisi kajian rutin di masjid Al Fattah Jatinegara ini menuturkan bahwa tidak setiap habib adalah Syiah.
“Tidak setiap Habib itu Syiah, kita harus berbaik sangka dulu, kami banyak yang Sunni bahkan ada pula yang Salafi,” terangnya.
“Untuk hadapi Syiah, kenali Islam secara utuh,” ucap Habib Salim yang juga dikenal sebagai Ketua Forum Da’i Ahlu Sunnah wal Jamaah ini.

Jika umat Islam bisa mengenali ajaran Islam sesungguhnya secara menyeluruh, maka bahaya apapun tak akan masuk, termasuk pemahaman Syiah. Ajaran sesat Syiah bisa dengan mudah masuk ke tengah-tengah masyarakat Islam Indonesia karena jauhnya masyarakat dari ajaran-ajaran Islam yang murni, yang sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah dan pemahaman para Sahabat nabi dan pengikutnya.
Ia juga menegaskan, Syiah ibarat bagai duri dalam daging di tubuh umat. Terlebih di hadapan umat yang awam mengenai ajarannya. [sdqfajar]

Sekte Syiah, Mengaku Cinta Rasul Tapi Membenci Ahlul Bait

Sudah selayaknya seorang yang mencintai Rasulullah SAW juga mencintai Ahlul Bait dan Sahabat. Namun, saat ini ada segolongan yang menyatakan cinta Rasul tetapi mereka membenci ahlulbait dan para sahabat. Mereka adalah segolangan orang dari sekte Syiah.
“Syiah merupakan aliran membahayakan. Bukan hanya membayakan umat Islam tetapi juga membahayakan keutuhan negara,” demikian ungkap Ust. Habib Ahmad Zain al Kaff pada Tabligh Akbar bertema Cinta Rasul, Cinta Sahabat, Cinta Ahlul Bait di Panggung Utama Az Zikra Islamic Fair pada Ahad (17/5).
Sebuah acara yang oleh beliau sebut sebagai acara yang dicintai Allah dan Rasul-Nya karena acara ini dimaksudkan membela akidah yang benar dan membela Rasulullah SAW, yang saat ini dilecehkan oleh Syiah.
Namun perlu diperhatikan, mengkaji aliran Syiah berbeda dengan mengkaji yang lain karena Syiah menggunakan metode taqiyah. Sebuah metode yang yang mengharuskan seseorang berbohong untuk menyembunyikan identitas yang sebenarnya.
“Sesungguhnya 90% di dalam agama Syiah itu taqiyah. Sehingga orang dianggaap tidak beragama syiah kalau dia tidak taqiyah”, jelasnya.
“Karenanya, jangan berdialog dengan Syiah dan jangan meriwayatkan sesuatu dari orang-orang Syiah karena mereka suka berbohong”, lanjutnya. Untuk mengetahui hakikat Syiah harus mengkaji kitab-kitab yang menjadi rujukan dan diakui oleh mereka.
Syiah Mengancam Bumi Ahlu Sunah
Indonesia adalah bumi ahlus sunnah wal jamaah, meskipun ada beberapa pergerakan yang berbeda. Namun, mereka adalah dalam kesatuan ahlus sunnah wal jamaah, yaitu kelompok yang berpegangan dengan apa yang datang dari Rasulullah dan para sahabat.
Namun, orang-orang Syiah Iran datang ke Indonesia mengajak dan menyerukan ukhuwwah islamiyyah. Padahal di negaranya, mereka selalu menghina istri Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
“Ukhuwah islamiyyah itu bisa diterapkan sesama ahlus sunnah, dan tidak bisa diterapkan dengan orang Syiah karena perbedaan antara ahlussunah dengan Syiah adalah perbedaan ushuliyah”, jelas Ustadz Habib Ahmad Zein al Kaff.
Sangat disayangkan jika ada tokoh Islam yang didengar suaranya justru mengatakan bahwa Syiah masih bagian dari Islam dan mengatakan perbedaan yang ada hanyalah perbedaan furu’iyah.
Menurut beliau, ada beberapa hal yang menyebabkan kekafiran Syiah, di antaranya adalah:
a. Syiah menolak kalamullah. Penolakan ini terlihat dalam berbagai kenyataan, antara lain
Mereka kaum Syiah mengatakan bahwa Ummul mukminin Aisya telah berbuat serong, padahal Allah telah menyatakan kesucian ummul mukminin tersebut dalam Al Qur’an.

“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya adzab yang besar. Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka balik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata, ?Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.? ? (QS. an-Nur [24] : 11-20)
b. Berkeyakinan bahwa Al Quran menurut mereka sudah tidak orisinil tapi sudah dirubah oleh sahabat. Padahal Allah yang menjaganya sendiri sebagaimana firman-Nya:
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur?an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (Al-Hijr: 9).

c. Mereka mempunyai imam-imam yang kedudukannya tidak bisa dicapai oleh para rasul bahkan para malaikat.
d. Menghadap kuburnya imam lebih afdhal daripada menghadap Masjidil Haram.
Di akhir sesinya, Ust.Habib Ahmad Zain al Kaff mengajak untuk menyelamatkan ummah dari paham Syiah yang menyesatkan. “Saat ini Syiah menari di atas perpecahan kaum muslimin”, ungkapnya. Selanjutnya beliau menyampaikan sebuah hadits, yang artinya
“Apabila timbul fitnah atau bid’ah, di mana Sahabat Sahabatku dicaci maki, maka setiap orang yang berilmu diperintahkan untuk menyampaikan ilmunya (menyampaikan apa yang ia ketahui mengenai kesesatan Syi?ah). Dan barang siapa tidak melaksanakan perintah tersebut, maka dia akan mendapat laknat dari Alloh dan dari Malaikat serta dari seluruh manusia. Semua amal kebajikannya, baik yang berupa amalan wajib maupun amalan sunnah tidak akan diterima oleh Allah SWT.”
Reporter: Salama Organizer

Kerap Mengaku Ahlul Bait, Mengapa Syiah Rayakan Asyura di Bulan Muharram?

Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan yang dimuliakan dalam Islam. Pada tanggal 10 Muharram pula kaum muslimin dianjurkan meningkatkan amal saleh dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang mengundang murka Allah.
“Muharrom itu salah satu bulan kemuliaan orang Islam, kan dari 12 bulan Islam ada 4 bulan yang dimuliakan umat Islam, yaitu Dzulqaidah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Dalam bulan itu, umat Islam (diperintahkan, red) agar senantiasa meningkatkan amal saleh dan menghindari segala hal yang dapat mengarah pada pelanggaran kepada Allah,” ujar Farid Ahmad Okbah dalam wawancara di Bekasi pada Jumat, (09/10).
Namun, kaum Syiah yang mengaku pengikut ahlulbait malah menyalahi ketentuan Rasulullah SAW. Tiap datangnya bulan Muharram, sekte tersebut bukannya berpuasa dan bersukaria malah merayakan hari Asyura. Dengan memakai pakaian serba hitam kaum Syiah di seluruh dunia berduka, memukul-mukul badan mereka dan meratapi kematian Husain.
“Harusnya mereka (Syiah) itu menjalankan sunah Rasul SAW dengan melaksanakan puasa, justru mereka menyalahi Rasulullah, malah mereka mengadakan peringatan 10 Muharram,” tambahnya.
Pengamat gerakan Syiah ini juga menjelaskan bahwa perayaan Asyura merupakan sebuah kewajiban bagi penganut sekte Syiah.
Menurut beliau, kaum muslimin harus sadar bahwa Syiah adalah ancaman baik dari gerakan atau ajaran, dan pemerintah juga harus menolak acara seperti ini karena hanya memicu konflik.
“Sebaiknya umat Islam disadarkan bahwa Syiah ini ancaman buat kita dari sisi ajaran maupun dari sisi gerakan. Dan himbauan kepada pemerintah untuk tidak mengizinkan acara seperti ini karena akan memicu konflik dan ini adalah perbuatan menyalahi sunnah Rasulullah SAW,” pungkasnya.
Reporter: Taufik Izhar



Kerap Mengaku Minoritas, Pertanda Syiah Bukan Islam

Kekejaman Syiah terhadap umat Islam telah terbukti di berbagai negara di Timur Tengah. Mereka tega membantai ulama dan kaum muslimin, seperti yang terjadi di Iraq dan Suriah, dan Yaman. Karenanya, umat Islam dihimbau untuk menangkal Syiah di Indonesia mengaku sebagai minoritas, yang secara tidak langsung menyatakan bukan bagian dari Islam.
Hal itu diutarakan oleh pengamat gerakan Syiah, Ustadz Farid Oqbah saat menyampaikan kekejaman Syiah yang terjadi di berbagai negara, dalam Kajian Umum Mengenal & Mewaspadai Bahaya Syiah di Islamic Centre Bekasi, Kamis (19/02). Milisi Syiah bersama penguasa di Suriah, Iraq, Lebanon dan Yaman melakukan pembantaian terhadap umat Islam.
“Lihatlah yang ada di Iraq. Ulama-ulama kita dibantai oleh mereka, umat Islam dibantai oleh mereka. Kekejaman yang luar biasa,” kata Ustadz Farid.
Dia juga menghimbau kepada ribuan umat Islam yang memadati Aula KH Noer Ali untuk menangkal Syiah. Dengan demikian peristiwa pembantaian sebagaimana yang terjadi di Timur Tengah tidak terjadi di Indonesia.
“Untuk itu kita harus menangkal mereka ini (Syiah),” imbuhnya.
“Mereka harus jauh dari umat Islam, karena mereka sendiri telah menyatakan diri sebagai kelompok minoritas. Maknanya apa? Mereka bukan dari bagian umat Islam yang mayoritas,” ujar Pimpinan Yayasan Al-Islam ini.
Ustadz Farid menambahkan, selama ini orang-orang Syiah mengaku bagian dari Islam. Namun kenyataannya dalam banyak hal mereka berbeda dengan kaum muslimin, baik termasuk dalam hal-hal pokok seperti rukun Iman dan rukun Islam. Itu menandaskan bahwa Syiah bukan Islam.
“Mereka memisahkan diri, mereka menyatakan kelompok minoritas. Maknanya mereka orang lain. Mengatasnamakan Islam, mengatasnamakan Ahlul Bait, tetapi sebenarnya mereka menipu kita,” pungkas Ustadz Farid.
Reporter : Imam Suroso