Tuesday, November 3, 2015

Adu Domba Antar Muslim Dan Isu Anti Wahabi

Adu Domba Antar Muslim dan Isu Anti Wahabi

Niat jahat yang senantiasa diupayakan syaitan terhadap kaum muslimin adalah agar mereka saling berpecah belah. Salah satu upayanya adalah menghembuskan sikap tahrisy (adu domba).
Syaikh Sulaiman Al Asyqar dalam buku ‘Alamul Jin was Syayatin menjelaskan ketika syaitan gagal untuk menggiring manusia kepada peribadatan kepadanya, maka ia tidak lantas putus asa namun ia tetap melakukan upaya lain yaitu menjerumuskan manusia kepada perbuatan dosa.
Membenci, memusuhi sesama muslim merupakan perbuatan dosa. Hal inilah yang disenangi dan diinginkan oleh syaitan, Allah menjelaskan dalam firman-Nya: “Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu…” (QS. Al Maidah: 91)
Syaitan juga menghiasi nikmatnya dosa meminum khamr dan berjudi sehingga terjadinya permusuhan dan kebencian.
Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu ia berkata Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ يَئِسَ أَنْ يَعْبُدَهُ الْمُصَلُّونَ ، وَلَكِنْ فِي التَّحْرِيشِ بَيْنَهُمْ.
“Sesungguhnya syaitan hampir saja putus ada untuk mengiring orang yang shalat (orang beriman) untuk mengibadahinya, namun (cukup puas) jika mampu untuk mengadu domba di antara mereka.” (HR. Tirmidzi no. 1937)
Tahrisy adalah menebar permusuhan, menyulut api kebencian dan mengompori agar terjadinya perseteruan hingga terjadinya perpecahan antara suatu kaum.
Sungguh perilaku ini telah dilakukan pada hewan, seperti mengadu ayam jantan, kambing dan lainnya. Sehingga Allah pun melarangnya, jika terhadap hewan hal ini dilarang oleh syariat maka terhadap manusia justru perbuatan ini lebih dilarang.
Sungguh perbuatan ini merupakan hal yang paling disenangi oleh syaitan, terjadinya perseteruan antara suami-istri, antara saudara, antara dua pihak, dan yang paling menyedihkan terjadi antara kaum muslimin ini adalah buah dari tahrisy yang dilakukan syaitan. Terjadinya perseteruan antar kaum muslimin, peperangan dan fitnah akan mengakibatkan pecahnya shaf kaum muslimin dan melemahnya kekuatan mereka.
Fanatisme golongan
Tahrisy yang dilakukan syaitan antar kaum musimin banyak bentuknya di antaranya dengan membangkitkan sifat fanatisme golongan, hal ini pernah terjadi pada zaman Rasulullah.
Jabir bin Abdillah radliallahu ‘anhuma berkata; Suatu ketika dalam satu peperangan -sekali waktu Sufyan mengatakan; Dalam suatu perkumpulan pasukan- tiba-tiba seorang laki-laki dari kalangan Anshar mendorong seseorang dari Anshar, maka sang Anshar pun menyeru, “Wahai orang-orang Anshar.” Dan sang Muhajir pun berkata, “Wahai orang-orang Muhajirin.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun mendengar hal itu, maka beliau bersabda: “Kenapa panggilan-panggilan Jahiliyyah itu masih saja kalian lestarikan?” para sahabat pun berkata, “Wahai Rasulullah, seorang laki-laki dari kalangan Muhajirin mendorong seorang dari Anshar.” Akhirnya beliau bersabda: “Tinggalkanlah, karena hal itu adalah sesuatu yang busuk.” Abdullah bin Ubay yang mendengar hal itu berkata, “Lakukanlah hal itu. Demi Allah, jika kita kembali ke Madinah, niscaya orang-orang mulia akan mengusir orang-orang hina darinya.” Berita ungkapan itu pun sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian Umar berdiri, “Wahai Rasulullah, izinkanlah aku untuk menebas leher seorang munafik ini.” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Biarkanlah ia, sehingga orang-orang tidak berkomentar bahwa Muhammad membunuh sahabatnya.” Ketika itu jumlah orang-orang Anshar lebih banyak dari pada jumlah kaum Muhajirin saat mereka datang. Namun, setelah itu jumlah kaum Muhajirin menjadi lebih banyak. (HR. Bukhari no. 4525)
Sungguh ketika kita membukan lembaran-lembaran sejarah maka kita akan dapatkan syaitan melalui kaki tangannya telah banyak melakukan propaganda tahrisy ini. Tidaklah Ustman bin Affan terbunuh karena akibat dari adu domba yang dilakukan Abdullah bin Saba` si yahudi tulen.
Syaitan melalui lisan orang-orang munafik mengingatkan kembali kepada para sahabat tentang perang Ba’ats yang terjadi antara bani ‘Aus dan khajraj untuk menyulut kembali perpecahan di antara kaum muslimin
Syaitan melalui budak wanita yahudi memfitnah istri Rasulullah Shafiyah binti Huyai radhiyallahu ‘anha bahwa ia kembali kepada agamanya semula.
Namun terhadap upaya-upaya itu semua mereka kalah dengan kekuasaan Allah, Allah ta’ala berfirman: “…Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.” (QS. Al Maidah: 64)
Isu Anti Wahabi
Berbeda dengan hari ketika kita mencermati lebih dalam salah satu contoh model adu domba yang paling nampak saat ini adalah dengan mencuatnya isu anti wahabi. Sebagian kaum muslimin terjebak dalam proses ini, sehingga tejadi sikap saling melabeli wahabi.
Selain itu pula Syiah mencoba menunggangi isu ini dengan melihat langkah-langkah kaum Syiah yang merupakan kaki tangan syaitan untuk melemahkan barisan kaum muslimin dan mengalihkan fokus kaum muslimin untuk membongkar kesesatan-kesesatan mereka adalah dengan terus-menerus menggemborkan isu anti wahabi.

Sehingga mampu membius sebagian orang awam bahwa yang menolak Syiah dan mendiskreditkan syiah adalah wahabi.
Oleh karena itu, kita harus waspada terhadap makar syaitan dan bala tentarannya ini, jangan sampai kita mampu digiring menuju adu domba ini, di antaranya upaya yang untuk menolaknya adalah dengan tidak mempercayai para pecundang. Allah mengingatkan dengan firman-Nya: “Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina.” (QS. Al Qalam: 10)
Ingatlah tidak ada yang dinginkan oleh musuh-musuh Islam melainkan keburukan atas Islam dan kaum muslimin, Allah telah jelas menerangkan sifat mereka: “Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu, untuk mengadakan kekacauan di antara kamu; sedang di antara kamu ada orang-orang yang amat suka mendengarkan perkataan mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang zalim.” (QS. At Taubah: 47)
Makna lafadz (أوضعوا خلالكم) “dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu.” Yaitu mereka berhasrat untuk menebar fitnah dengan namimah dan adu domba, dan menginginkan terciptanya permusuhan dan fitnah.
Semoga kita termasuk orang orang yang dihindarkan dari propaganda adu domba pada hari ini. Wallahu a’lam.
Penulis: Zaid Royyani

"Semangat Anti Arab"

Oleh Musyafa Ahmad Rahim
Semangat Anti Arab

Belakangan ini ada suara-suara, dari sebagian kalangan, bahkan dari sebagian orang besar, yang menghembuskan semangat anti Arab.

Padahal, selama negeri kita ini masih bernama Indonesia, dengan Pancasila dan UUD 1945, tidak mungkin bangsa Indonesia dibuat menjadi anti Arab.

Sebab, kalo anti Arab, Pancasila bubar, UUD 45 bubar, bahkan rakyat pun bubar
Di dalam pancasila terdapat Arab: adil, ber-adab, ke-rakyat-an, hikmah, per-musyawarat-an, ke-adil-an, rakyat.

Dalam UUD 45 terdapat: berkat, rahmat, Allah, majlis, per-musyawarat-an, rakyat, dewan, per-wakil-an dan buanyak lagi

Jadi, anti Arab = anti Indonesia, anti NKRI bahkan.

Terlebih lagi, setiap lima tahun sekali, ada pemilu, pemilu untuk menentukan jatah jumlah kursi, dan perlu diketahui, kursi itu Al-Qur'an, Al-Qur'an itu Arab!!!

Kalo dah begini, jadi, apa sebenarnya agenda di balik anti Arab itu?

*Oleh Ustadz Musyafa Ahmad Rahim
dari wall fb 28/5/2015