Niat jahat yang
senantiasa diupayakan syaitan terhadap kaum muslimin adalah agar mereka saling
berpecah belah. Salah satu upayanya adalah menghembuskan sikap tahrisy (adu
domba).
Syaikh Sulaiman Al
Asyqar dalam buku ‘Alamul Jin was Syayatin menjelaskan ketika syaitan gagal
untuk menggiring manusia kepada peribadatan kepadanya, maka ia tidak lantas
putus asa namun ia tetap melakukan upaya lain yaitu menjerumuskan manusia
kepada perbuatan dosa.
Membenci, memusuhi
sesama muslim merupakan perbuatan dosa. Hal inilah yang disenangi dan
diinginkan oleh syaitan, Allah menjelaskan dalam firman-Nya: “Sesungguhnya
syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara
kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu…” (QS. Al Maidah: 91)
Syaitan juga
menghiasi nikmatnya dosa meminum khamr dan berjudi sehingga terjadinya
permusuhan dan kebencian.
Diriwayatkan dari
Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu ia berkata Rasulullah shallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ يَئِسَ أَنْ
يَعْبُدَهُ الْمُصَلُّونَ ، وَلَكِنْ فِي التَّحْرِيشِ بَيْنَهُمْ.
“Sesungguhnya
syaitan hampir saja putus ada untuk mengiring orang yang shalat (orang beriman)
untuk mengibadahinya, namun (cukup puas) jika mampu untuk mengadu domba di
antara mereka.” (HR. Tirmidzi no. 1937)
Tahrisy adalah
menebar permusuhan, menyulut api kebencian dan mengompori agar terjadinya
perseteruan hingga terjadinya perpecahan antara suatu kaum.
Sungguh perilaku
ini telah dilakukan pada hewan, seperti mengadu ayam jantan, kambing dan
lainnya. Sehingga Allah pun melarangnya, jika terhadap hewan hal ini dilarang
oleh syariat maka terhadap manusia justru perbuatan ini lebih dilarang.
Sungguh perbuatan
ini merupakan hal yang paling disenangi oleh syaitan, terjadinya perseteruan
antara suami-istri, antara saudara, antara dua pihak, dan yang paling
menyedihkan terjadi antara kaum muslimin ini adalah buah dari tahrisy yang
dilakukan syaitan. Terjadinya perseteruan antar kaum muslimin, peperangan dan
fitnah akan mengakibatkan pecahnya shaf kaum muslimin dan melemahnya kekuatan
mereka.
Fanatisme golongan
Tahrisy yang
dilakukan syaitan antar kaum musimin banyak bentuknya di antaranya dengan
membangkitkan sifat fanatisme golongan, hal ini pernah terjadi pada zaman
Rasulullah.
Jabir bin Abdillah
radliallahu ‘anhuma berkata; Suatu ketika dalam satu peperangan -sekali waktu
Sufyan mengatakan; Dalam suatu perkumpulan pasukan- tiba-tiba seorang laki-laki
dari kalangan Anshar mendorong seseorang dari Anshar, maka sang Anshar pun menyeru,
“Wahai orang-orang Anshar.” Dan sang Muhajir pun berkata, “Wahai orang-orang
Muhajirin.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun mendengar hal itu, maka
beliau bersabda: “Kenapa panggilan-panggilan Jahiliyyah itu masih saja kalian
lestarikan?” para sahabat pun berkata, “Wahai Rasulullah, seorang laki-laki
dari kalangan Muhajirin mendorong seorang dari Anshar.” Akhirnya beliau
bersabda: “Tinggalkanlah, karena hal itu adalah sesuatu yang busuk.” Abdullah
bin Ubay yang mendengar hal itu berkata, “Lakukanlah hal itu. Demi Allah, jika
kita kembali ke Madinah, niscaya orang-orang mulia akan mengusir orang-orang
hina darinya.” Berita ungkapan itu pun sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam. Kemudian Umar berdiri, “Wahai Rasulullah, izinkanlah aku untuk
menebas leher seorang munafik ini.” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Biarkanlah ia, sehingga orang-orang tidak berkomentar bahwa Muhammad membunuh
sahabatnya.” Ketika itu jumlah orang-orang Anshar lebih banyak dari pada jumlah
kaum Muhajirin saat mereka datang. Namun, setelah itu jumlah kaum Muhajirin
menjadi lebih banyak. (HR. Bukhari no. 4525)
Sungguh ketika kita
membukan lembaran-lembaran sejarah maka kita akan dapatkan syaitan melalui kaki
tangannya telah banyak melakukan propaganda tahrisy ini. Tidaklah Ustman bin
Affan terbunuh karena akibat dari adu domba yang dilakukan Abdullah bin Saba`
si yahudi tulen.
Syaitan melalui
lisan orang-orang munafik mengingatkan kembali kepada para sahabat tentang
perang Ba’ats yang terjadi antara bani ‘Aus dan khajraj untuk menyulut kembali
perpecahan di antara kaum muslimin
Syaitan melalui
budak wanita yahudi memfitnah istri Rasulullah Shafiyah binti Huyai
radhiyallahu ‘anha bahwa ia kembali kepada agamanya semula.
Namun terhadap
upaya-upaya itu semua mereka kalah dengan kekuasaan Allah, Allah ta’ala
berfirman: “…Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan
mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang
membuat kerusakan.” (QS. Al Maidah: 64)
Isu Anti Wahabi
Berbeda dengan hari
ketika kita mencermati lebih dalam salah satu contoh model adu domba yang
paling nampak saat ini adalah dengan mencuatnya isu anti wahabi. Sebagian kaum
muslimin terjebak dalam proses ini, sehingga tejadi sikap saling melabeli wahabi.
Selain itu pula
Syiah mencoba menunggangi isu ini dengan melihat langkah-langkah kaum Syiah
yang merupakan kaki tangan syaitan untuk melemahkan barisan kaum muslimin dan
mengalihkan fokus kaum muslimin untuk membongkar kesesatan-kesesatan mereka
adalah dengan terus-menerus menggemborkan isu anti wahabi.
Sehingga mampu membius sebagian orang awam bahwa yang menolak Syiah dan
mendiskreditkan syiah adalah wahabi.
Oleh karena itu,
kita harus waspada terhadap makar syaitan dan bala tentarannya ini, jangan sampai
kita mampu digiring menuju adu domba ini, di antaranya upaya yang untuk
menolaknya adalah dengan tidak mempercayai para pecundang. Allah mengingatkan
dengan firman-Nya: “Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah
lagi hina.” (QS. Al Qalam: 10)
Ingatlah tidak ada
yang dinginkan oleh musuh-musuh Islam melainkan keburukan atas Islam dan kaum
muslimin, Allah telah jelas menerangkan sifat mereka: “Jika mereka berangkat
bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan
belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu,
untuk mengadakan kekacauan di antara kamu; sedang di antara kamu ada
orang-orang yang amat suka mendengarkan perkataan mereka. Dan Allah mengetahui
orang-orang yang zalim.” (QS. At Taubah: 47)
Makna lafadz
(أوضعوا خلالكم) “dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah
barisanmu.” Yaitu mereka berhasrat untuk menebar fitnah dengan namimah dan adu
domba, dan menginginkan terciptanya permusuhan dan fitnah.
Semoga kita
termasuk orang orang yang dihindarkan dari propaganda adu domba pada hari ini.
Wallahu a’lam.
Penulis: Zaid
Royyani
"Semangat Anti Arab"
Oleh Musyafa Ahmad Rahim
Semangat Anti Arab
Belakangan ini ada suara-suara, dari sebagian
kalangan, bahkan dari sebagian orang besar, yang menghembuskan semangat anti
Arab.
Padahal, selama negeri kita ini masih bernama
Indonesia, dengan Pancasila dan UUD 1945, tidak mungkin bangsa Indonesia dibuat
menjadi anti Arab.
Sebab, kalo anti Arab, Pancasila bubar, UUD 45
bubar, bahkan rakyat pun bubar
Di dalam pancasila terdapat Arab: adil, ber-adab,
ke-rakyat-an, hikmah, per-musyawarat-an, ke-adil-an, rakyat.
Dalam UUD 45 terdapat: berkat, rahmat, Allah,
majlis, per-musyawarat-an, rakyat, dewan, per-wakil-an dan buanyak lagi
Jadi, anti Arab = anti Indonesia, anti NKRI bahkan.
Terlebih lagi, setiap lima tahun sekali, ada
pemilu, pemilu untuk menentukan jatah jumlah kursi, dan perlu diketahui, kursi
itu Al-Qur'an, Al-Qur'an itu Arab!!!
Kalo dah begini, jadi, apa sebenarnya agenda di
balik anti Arab itu?
*Oleh
Ustadz Musyafa Ahmad Rahim
dari wall fb 28/5/2015