Konspirasi
Amerika dan Iran Tundukkan Sunni Sangat Jelas
18/03/15 | 12:00
Damaskus. Ulama dan dai Suriah, Syaikh Abdurrahman Dimashqiah,
mengatakan bahwa konspirasi antara Amerika, Iran dan Suriah sangat jelas.
Saking jelasnya, tidak lagi memerlukan bukti yang menguatkannya.
Seperti dilansir
Islammemo, Rabu (18/3/2015) hari ini, Syaikh Dimashqiah mengatakan, “Dibukanya
front pertempuran yang sengit di Irak, dan pemindahan front perang Suriah ke wilayah Kurdi, adalah sebuah strategi untuk
meringankan serangan terhadap Basyar Asad.”
Syaikh
Dimashqiah menambahkan, “Hal yang sama juga terjadi dengan mundurnya laju ISIS ke
pertahanan semula. Saat menggempur ISIS, koalisi ini juga seluruh faksi perjuangan
revolusi, dengan dalih memerangi ISIS.”
Menurut
Syaikh Dimashqiah, semua ini dilakukan untuk menghancurkan perjuangan revolusi.
Beliau mengatakan, “Adalah hal yang sangat aneh, Amerika bermesra-mesraan
dengan Iran, lalu mengajak rezim Suriah yang membantai ratusan ribu rakyatnya
untuk berunding. Yang lebih aneh lagi, Amerika mengeluarkan Iran dan Hizbulah
dari daftar organisasi teroris.” (msa/dakwatuna)
Redaktur: M Sofwan
Syiah Selalu Menjadi Kendaraan Musuh-musuh Islam
11/03/15 | 09:28
Baghdad. Jurnalis Saudi, Mohmed Al-Hodaif,
mengatakan bahwa sejarah mencatat Syiah sebagai kendaraan datangnya musuh-musuh
untuk mengalahkan umat Islam. Saat ini, menurut beliau, kaum Majusi
berbondong-bondong masuk ke Baghdad dengan kendaraan ini.
Seperti
dilansir Memo Islam, Rabu (11/3/2015) hari ini, gerombolan teroris Syiah datang
merayap seperti wabah yang menimpa umat Islam. Kini mereka sedang membakari
kota-kota Sunni. Mereka sangat butuh sesuatu yang menyimbolkan balas dendam
mereka kepada Sunni dan Arab.
Menurut
Al-Hodaif, melalui Syiah, tentara Mongol dan tentara Salib datang ke ke
Baghdad. Umat Islam hampir lupa dengan sejarah itu, tapi saat ini mereka
diingatkan kembali karena Syiah kali ini membawa kaum Majusi ke Baghdad.
(msa/dakwatuna)
Redaktur: M Sofwan
Pengamat: Arab Wajib Segera Bentuk Koalisi Sunni Hadapi Syiah Iran
05/04/15 | 14:48
Pengamat
terkenal Arab asal Suriah, Faishal Qasim, mendorong negara-negara Islam agar
segera membentuk Koalisi Sunni untuk menghalangi Iran memanfaatkan Syiah dalam
menghadapi negara-negara di kawasan Timur Tengah.
Dalam
artikelnya yang dimuat majalah Al-Quds Al-Araby sebagaimana dikutip Islam Memo
(5/4/2015), Qasim menyalahkan sejumlah negara Arab yang memerangi kelompok-kelompok
Islam Sunni yang dituduh teroris, sementara sebaliknya Iran menggunakan seluruh
yang berafiliasi kepadanya di negara Arab sebagai perpanjangan tangan
kekuatannya di kawasan itu.
Qasim
mempertanyakan, bukankah memerangi kelompok-kelompok Sunni yang telah mengakar
dan memasukkannya dalam list teroris (tanpa menyebutkan namanya) sebagai sebuah
kesalahan, padahal ia berpotensi sebagai mitra dalam memangkas cengkeraman
Iran?
Qasim
menegaskan bahwa Iran berhasil menciptakan kekuatan minoritas Syiah di suatu
negara sebagai kelompok yang kuat dan berpengaruh, sementara rezim
negara-negara Arab justru memukul mundur kelompok-kelompok Islam di
negaranya masing-masing.
Lebih
jauh, Qasim menyatakan bahwa sudah tiba saatnya untuk memperbaiki kesalahan,
terutama setelah AS mencabut embargonya terhadap Iran.
Sejauh
apapun militannya kelompok Islam Sunni, baik partai politik atau gerakan dan
jemaah keagamaan, tidak akan jauh lebih membahayakan dari proyek Syiah Iran
yang memusuhi negara-negara Arab di kawasan, tegasnya.
(islammemo/rem/dakwatuna)
Redaktur: Rio Erismen
Ulama Syiah:Jika Kehilangan Suriah, Kami Tak Bisa
Pertahankan Teheran