Iran
: Keterlibatan Militer Kami di Suriah Adalah Ilham dari Ilahi ( ??! )
Selasa, 31 Mei 2016 10:48
Militer Iran tidak memiliki rencana untuk meninggalkan Suriah
dalam waktu dekat. Hal itu disampaikan oleh Menteri Pertahanan Iran Husain
Dahqan dalam konferensi pers di Teheran.
Menurut Dahqan, Iran akan terus memberikan bantuan militer
kepada rezim Bashar Assad sampai kota-kota yang diambil oleh kelompok pejuang
bisa direbut kembali, salah satunya adalah Aleppo.
“Wilayah-wilayah
yang dikuasai oleh para teroris (Iran menganggap kelompok pejuang sebagai
teroris) di Aleppo akan dibebaskan oleh Tentara Perjuangan Iran,” kata Dahqan
seperti dikutip dari alarabiya, Senin (30/5/2016).
Senada
dengan Dahqan, salah satu pimpinan agama di Iran, Ali Syamkhani menegaskan
pentingnya peran Iran dalam menyelamatkan rezim Bashar Assad di Suriah. Ali
Syamkhani bahkan menyebut keterlibatan Iran di Suriah merupakan ilham dari
Ilahi.
“Masuknya
militer kami ke Suriah merupakan keputusan yang diambil oleh pemimpin tertinggi
Ali Khamanei, dan itu merupakan ilham dari Ilahi,” kata Syamkhani.
Hingga
kini, krisis di Suriah sudah berusia lebih dari lima tahun. Rezim yang
berkuasa, dengan dibantu Iran dan Suriah, masih terus berperang dengan
rakyatnya sendiri. (azman)
Iran Ungkap Maksud Sebenarnya Intervensi di Suriah dan Iraq
Teheran – Intervensi Iran dalam perang Suriah dan Iraq menjadi sorotan
dunia akhir-akhir ini. Meski demikian, Iran tetap bersikukuh dan mengatakan
bahwa intervensi tersebut merupakan “ilham ilahi”.
Sekjen Dewan Tinggi Keamanan
Nasional Iran Ali Shamkhani dalam sebuah muktamar di Malik Ashtar University of
Technology di Teheran, pada Senin (30/05) mengklaim bahwa Teheran tengah
berusaha mencegah jatuhnya Damaskus dan Baghdad.
“Keputusan untuk mengintervensi
Suriah dan Iraq diambil oleh Pimpinan tertinggi Ali Khamenei dengan ilham
ilahi,” ungkap Shakhani seperti dinukil dari Al-Arabiya.
Menteri Pertahanan Iran, Brigadir
Jenderal Hossein Dehqan membenarkan adanya campur tangan Iran di Suriah maupun
Iraq. Dehqan berdalih intervensi Iran atas Suriah dan Iraq merupakan
partisipasi Iran dalam memerangi terorisme.
“Sesungguhnya sebagian Muslim
(Syiah) di Iraq dan Suriah mengalami serangan dan sekarang kami membela mereka,
kami akan mengirim penasihat militer ke sana dan kami akan membantu semampunya,
karena Islam dan daerahnya sangat penting bagi kami,” paparnya.
Sementara itu, dunia
internasional mengutuk tindakan Iran yang telah melakukan pelanggaran dengan
menyerang warga sipil di Suriah dan Iraq. Organisasi Internasional menyebut hal
ini dengan “operasi likuidasi sektarianisme” yang berkedok memerangi terorisme.
Pejabat Iran mengatakan bahwa
Teheran akan terus melanjutkan intervensi militernya di Suriah, sampai berhasil
menduduki provinsi Aleppo seluruhnya dan merebutnya dari tangan oposisi Suriah.
Daerah-daerah yang diduduki oleh
“teroris” di Aleppo, Suriah akan dibebaskan oleh tangan-tangan sumbu perlawanan
(milisi Syiah),” ungkap Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Hossein
Dehqan.
Bukan hanya itu, Asisten Menteri
Luar Negeri Iran untuk Arab dan Afrika Hossein Amir Abdallahaan dalam sebuah
wawancara kantor berita IRNA, mengatakan Iran akan terus mengirim pasukan ke
Iraq dan Suriah dengan dalih memerangi terorisme.
Keterlibatan
Iran di Suriah dan Bisikan Sesat
Jumat, 3 Jun 2016 16:50
Oleh : Dr. Slamet Muliono*
Motif keterlibatan Iran dalam perang di Suriah, dalam
mendukung Bashar Assad, terkuak dengan jelas. Yang menarik adalah bahwa
dasar dukungan itu bukan bersifat politis atau ekonomis, tetapi bersifat
religius-transendental. Dalam sebuah konferensi pers di Teheran beberapa waktu
yang lalu, Husain Dahqan, Menteri Pertahanan Iran menyatakan bahwa negaranya
akan terus memberikan bantuan militer kepada rezim Bashar Assad sampai
kota-kota yang diambil oleh kelompok teroris (kelompok pejuang yang melawan
Bashar Assad) bisa diambil kembali. Dia menyatakan bahwa wilayah-wilayah yang
dikuasai oleh para teroris di Aleppo akan dibebaskan oleh tentara perjuangan
Iran.
Yang
lebih unik lagi adalah pengakuan Ali Syamkhani (salah satu pimpinan agama di
Iran) bahwa keterlibatan Iran di Suriah merupakan ilham dari Ilahi.
Artinya, masuknya militer Iran ke Suriah merupakan keputusan yang diambil oleh
pemimpin tertinggi Ali Khamenei. (Fokusislam.com.31/5/2016)
Menarik
untuk mengeksplorasi ungkapan salah satu pimpinan agama Iran tentang landasan
dukungan terhadap Suriah. Ungkapan Ali Syamkhani yang menegaskan adanya ilham
dari ilahi sangat relevan dalam menjawab teka-teka yang selama ini belum
terjawab tentang latar belakang keterlibatan Iran dalam perang di Suriah. Kalau
Iran selama ini malu-malu menyatakan dukungan terhadap rezim Suriah karena
adanya kesamaan ideologis. Tetapi dengan adanya pernyataan “ilham dari ilahi”
merupakan pembenar sikap Iran dalam membela secara mati-matian terhadap Bashar
Assad.
Kalau
merujuk pada sejarah awal, konflik yang berawal dari perseteruan antara
presiden Bashar Assad dengan rakyatnya, kemudian membuat Iran berinisitif untuk
menjadi benteng penyanggah utama Bashar Assad. Memang selama ini banyak pihak
bertanya-tanya atas dasar apa dukungan Iran terhadap rezim Suriah. Bahkan dalam
konflik itu, Iran membantu untuk memfasilitasi Rusia dan China untuk bergabung
memback up kekuatan militer Bashar Assad. Keterlibatan tiga negara (Iran,
Rusia, dan China) dalam konflik di Suriah ini semakin menambah kekeruhan dan
kekisruhan politik. Bahkan dampak dari koalisi tiga negara itu, membuat rakyat
Suriah harus mengungsi hingga ke Eropa dan wilayah Arab lainnya.
Kalau
melihat jumlah korban dan peralatan militer, pihak Iran cukup banyak mengalami
kerugian. Termasuk kerugian yang dialami oleh sekutu Iran, Hizbullah Libanon
yang ikut bergabung membantu Bashar Assad. Menurut pengakuan pimpinan tertinggi
Hizbullah Libanon, Hasan Nasrullah bahwa anggotanya banyak yang terjun ke
lapangan dalam membela Bashar Assad. Dalam peperangan itu, banyak anak buahnya
yang tewas di Suriah, termasuk salah satu pimpinan militer Hizbullah, Mushtafa
Badruddin.
Meskipun
demikian, Nasrullah akan terus mengirim tambahan pasukan Hizbullah, seperti
dikutip alarabiya, Jumat (20/5/2016) dan mengancam kelompok pejuang
Suriah dan warga sipil yang membantu kelompok pejuang. Bahkan Nasrullah
menyatakan bahwa milisinya akan datang ke Suriah dalam “beragam bentuk” guna
membantu kemenangan Bashar Assad.
Ilham
Sebagai Bisikan Ilahi ?
Kembali
kepada pernyataan Ali Syamkhani, tentang dukungan Iran karena ilham dari ilahi,
menarik untuk memaknai tentang bisikan ilham. Setidaknya ada dua makna yang
bisa dijelaskan. Pertama, bantuan terhadap Suriah karena Iran memiliki kesamaan
ideologis dengan Iran. Iran dan rezim Bashar memang berpaham Syiah.
Sehingga Iran dengan sukarela membantu mengamankan kepemimpinan Bashar.
Jatuhnya Bashar berarti jatuhnya faham Syiah.
Kedua,
suntikan terhadap pengobaran spirit jihad. Ilham yang muncul diperoleh oleh
imam tertinggi mereka, yakni Ali Khamenei. Dalam konteks ini, Ali Khamenei
bukan hanya sebagai pemimpin tertinggi Syiah, tetapi sebagai representasi
pemimpin spiritual yang bisa mengakses petunjuk dari penguasa langit dan bumi.
Kalau
ditelusuri lebih mendalam bahwa dukungan Iran terhadap rezim Bashar merupakan
bagian dari perjuangan agama mereka untuk menyambut datangnya imam Mahdi.
Sebagaimana diyakini kelompok Syiah bahwa imam Mahdi akan muncul di tengah
berkecamuknya perang di negeri Syam (Suriah) ini. Komandan Garda Revolusi Iran,
Jafari mengungkapkan, ada sekitar 200 ribu Muslim Syiah di kawasan yang siap
mengobarkan perang suci menyusul kedatangan Imam al-Mahdi.
Hal
ini diungkapkannya ketika berbicara di acara yang diselenggarakan lembaga
strategis Islamic Education Center for Strategic Studies. Dia menegaskan bahwa
puluhan ribu pemuda Syiah telah dipersenjatai dan dilatih untuk berjihad, baik
di Suriah, Irak, Afghanistan, Pakistan dan Yaman untuk mengantisipasi
kedatangan Imam Mahdi. Menurutnya, kericuhan yang terjadi saat ini di
kawasan, termasuk kehadiran Daesh (ISIS) merupakan tanda kedatangan Imam Mahdi.
(Republika.com.14/1/2016)
Pernyataan
ini menunjukkan bahwa ikut perang di Suriah adalah dalam rangka menyambut
datangnya imam Mahdi, seorang imam yang ditunggu-tunggu kedatangannya oleh
kalangan Syiah. Paham Syiah meyakini bahwa imam Mahdi (imam kedua belas) akan
muncul kembali, setelah menghilang sejak tahun 329 H, untuk menegakkan keadilan
di muka bumi. Perang yang ada di Suriah merupakan petunjuk akan munculnya imam
penegak keadilan itu. Perang yang tidak kunjung usai di Suriah dengan berbagai
kompleksitasnya, bukan hanya fenomena yang bersifat politik dan ekonomis tetapi
fenomena religius-transendental.
Harta
dan nyawa yang demikian besar rela dikorbankan, dan akan terus diupayakan oleh
pihak Iran dalam membantu rezim Suriah, meskipun jutaan rakyat mati dan
mengungsi serta hancurnya kota Suriah. Hal ini sebagai manifestasi dan jawaban
atas bisikan ilham dari ilahi kepada pemimpin Iran guna menyambut kedatangan
imam Mahdi. Apakah ilham yang merusak peradaban ini berasal dari bisikan ilahi?
Tentu saja tidak mungkin. Inilah bukti dari kesesatan ajaran syiah yang
diusung oleh Iran.
Surabaya,
2 Juni 2016
*Penulis
adalah Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya dan Direktur Pusat Kajian Islam dan
Peradaban (PUSKIP) Surabaya
http://fokusislam.com/3549-keterlibatan-iran-di-suriah-dan-bisikan-sesat.html
http://fokusislam.com/3549-keterlibatan-iran-di-suriah-dan-bisikan-sesat.html