Saturday, June 4, 2016

Iran Ungkap Maksud Sebenarnya Intervensi Di Suriah Serta Bisikan Syaithan ( Sesat ) Yang Merasuk Pimpinan Sekte Dan Militernya

salah satu serangan Rusia

Iran : Keterlibatan Militer Kami di Suriah Adalah Ilham dari Ilahi ( ??! )

Selasa, 31 Mei 2016 10:48
Militer Iran tidak memiliki rencana untuk meninggalkan Suriah dalam waktu dekat. Hal itu disampaikan oleh Menteri Pertahanan Iran Husain Dahqan dalam konferensi pers di Teheran.
Menurut Dahqan, Iran akan terus memberikan bantuan militer kepada rezim Bashar Assad sampai kota-kota yang diambil oleh kelompok pejuang bisa direbut kembali, salah satunya adalah Aleppo.
“Wilayah-wilayah yang dikuasai oleh para teroris (Iran menganggap kelompok pejuang sebagai teroris) di Aleppo akan dibebaskan oleh Tentara Perjuangan Iran,” kata Dahqan seperti dikutip dari alarabiya, Senin (30/5/2016).
Senada dengan Dahqan, salah satu pimpinan agama di Iran, Ali Syamkhani menegaskan pentingnya peran Iran dalam menyelamatkan rezim Bashar Assad di Suriah. Ali Syamkhani bahkan menyebut keterlibatan Iran di Suriah merupakan ilham dari Ilahi.
“Masuknya militer kami ke Suriah merupakan keputusan yang diambil oleh pemimpin tertinggi Ali Khamanei, dan itu merupakan ilham dari Ilahi,” kata Syamkhani.
Hingga kini, krisis di Suriah sudah berusia lebih dari lima tahun. Rezim yang berkuasa, dengan dibantu Iran dan Suriah, masih terus berperang dengan rakyatnya sendiri. (azman)

Iran Ungkap Maksud Sebenarnya Intervensi di Suriah dan Iraq

Teheran – Intervensi Iran dalam perang Suriah dan Iraq menjadi sorotan dunia akhir-akhir ini. Meski demikian, Iran tetap bersikukuh dan mengatakan bahwa intervensi tersebut merupakan “ilham ilahi”.
Sekjen Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran Ali Shamkhani dalam sebuah muktamar di Malik Ashtar University of Technology di Teheran, pada Senin (30/05) mengklaim bahwa Teheran tengah berusaha mencegah jatuhnya Damaskus dan Baghdad.
“Keputusan untuk mengintervensi Suriah dan Iraq diambil oleh Pimpinan tertinggi Ali Khamenei dengan ilham ilahi,” ungkap Shakhani seperti dinukil dari Al-Arabiya.
Menteri Pertahanan Iran, Brigadir Jenderal Hossein Dehqan membenarkan adanya campur tangan Iran di Suriah maupun Iraq. Dehqan berdalih intervensi Iran atas Suriah dan Iraq merupakan partisipasi Iran dalam memerangi terorisme.
“Sesungguhnya sebagian Muslim (Syiah) di Iraq dan Suriah mengalami serangan dan sekarang kami membela mereka, kami akan mengirim penasihat militer ke sana dan kami akan membantu semampunya, karena Islam dan daerahnya sangat penting bagi kami,” paparnya.
Sementara itu, dunia internasional mengutuk tindakan Iran yang telah melakukan pelanggaran dengan menyerang warga sipil di Suriah dan Iraq. Organisasi Internasional menyebut hal ini dengan “operasi likuidasi sektarianisme” yang berkedok memerangi terorisme.
Pejabat Iran mengatakan bahwa Teheran akan terus melanjutkan intervensi militernya di Suriah, sampai berhasil menduduki provinsi Aleppo seluruhnya dan merebutnya dari tangan oposisi Suriah.
Daerah-daerah yang diduduki oleh “teroris” di Aleppo, Suriah akan dibebaskan oleh tangan-tangan sumbu perlawanan (milisi Syiah),” ungkap Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Hossein Dehqan.
Bukan hanya itu, Asisten Menteri Luar Negeri Iran untuk Arab dan Afrika Hossein Amir Abdallahaan dalam sebuah wawancara kantor berita IRNA, mengatakan Iran akan terus mengirim pasukan ke Iraq dan Suriah dengan dalih memerangi terorisme.

Keterlibatan Iran di Suriah dan Bisikan Sesat

Jumat, 3 Jun 2016 16:50
Oleh : Dr. Slamet Muliono*
Motif keterlibatan Iran dalam perang di Suriah, dalam mendukung Bashar Assad, terkuak dengan jelas.  Yang menarik adalah bahwa dasar dukungan itu bukan bersifat politis atau ekonomis, tetapi bersifat religius-transendental. Dalam sebuah konferensi pers di Teheran beberapa waktu yang lalu, Husain Dahqan, Menteri Pertahanan Iran menyatakan bahwa negaranya akan terus memberikan bantuan militer kepada rezim Bashar Assad sampai kota-kota yang diambil oleh kelompok teroris (kelompok pejuang yang melawan Bashar Assad) bisa diambil kembali. Dia menyatakan bahwa wilayah-wilayah yang dikuasai oleh para teroris di Aleppo akan dibebaskan oleh tentara perjuangan Iran.
Yang lebih unik lagi adalah pengakuan Ali Syamkhani (salah satu pimpinan agama di Iran) bahwa keterlibatan Iran di Suriah merupakan ilham dari Ilahi.  Artinya, masuknya militer Iran ke Suriah merupakan keputusan yang diambil oleh pemimpin tertinggi Ali Khamenei. (Fokusislam.com.31/5/2016)
Menarik untuk mengeksplorasi ungkapan salah satu pimpinan agama Iran tentang landasan dukungan terhadap Suriah. Ungkapan Ali Syamkhani yang menegaskan adanya ilham dari ilahi sangat relevan dalam menjawab teka-teka yang selama ini belum terjawab tentang latar belakang keterlibatan Iran dalam perang di Suriah. Kalau Iran selama ini malu-malu menyatakan dukungan terhadap rezim Suriah karena adanya kesamaan ideologis. Tetapi dengan adanya pernyataan “ilham dari ilahi” merupakan pembenar sikap Iran dalam membela secara mati-matian terhadap Bashar Assad.
Kalau merujuk pada sejarah awal, konflik yang berawal dari perseteruan antara presiden Bashar Assad dengan rakyatnya, kemudian membuat Iran berinisitif untuk menjadi benteng penyanggah utama Bashar Assad. Memang selama ini banyak pihak bertanya-tanya atas dasar apa dukungan Iran terhadap rezim Suriah. Bahkan dalam konflik itu, Iran membantu untuk memfasilitasi Rusia dan China untuk bergabung memback up kekuatan militer Bashar Assad. Keterlibatan tiga negara (Iran, Rusia, dan China) dalam konflik di Suriah ini semakin menambah kekeruhan dan kekisruhan politik. Bahkan dampak dari koalisi tiga negara itu, membuat rakyat Suriah harus mengungsi hingga ke Eropa dan wilayah Arab lainnya.
Kalau melihat jumlah korban dan peralatan militer, pihak Iran cukup banyak mengalami kerugian. Termasuk kerugian yang dialami oleh sekutu Iran, Hizbullah Libanon yang ikut bergabung membantu Bashar Assad. Menurut pengakuan pimpinan tertinggi Hizbullah Libanon, Hasan Nasrullah bahwa anggotanya banyak yang terjun ke lapangan dalam membela Bashar Assad. Dalam peperangan itu, banyak anak buahnya yang tewas di Suriah, termasuk salah satu pimpinan militer Hizbullah, Mushtafa Badruddin.
Meskipun demikian, Nasrullah akan terus mengirim tambahan pasukan Hizbullah, seperti dikutip  alarabiya, Jumat (20/5/2016) dan mengancam kelompok pejuang Suriah dan warga sipil yang membantu kelompok pejuang. Bahkan Nasrullah menyatakan bahwa milisinya akan datang ke Suriah dalam “beragam bentuk” guna membantu kemenangan Bashar Assad.
Ilham Sebagai Bisikan Ilahi ?
Kembali kepada pernyataan Ali Syamkhani, tentang dukungan Iran karena ilham dari ilahi, menarik untuk memaknai tentang bisikan ilham. Setidaknya ada dua makna yang bisa dijelaskan. Pertama, bantuan terhadap Suriah karena Iran memiliki kesamaan ideologis dengan Iran. Iran dan rezim Bashar  memang berpaham Syiah. Sehingga Iran dengan sukarela membantu mengamankan kepemimpinan Bashar. Jatuhnya Bashar berarti jatuhnya faham Syiah.
Kedua,  suntikan terhadap pengobaran spirit jihad. Ilham yang muncul diperoleh oleh imam tertinggi mereka, yakni Ali Khamenei. Dalam konteks ini, Ali Khamenei bukan hanya sebagai pemimpin tertinggi Syiah, tetapi sebagai representasi pemimpin spiritual yang bisa mengakses petunjuk dari penguasa langit dan bumi.
Kalau ditelusuri lebih mendalam bahwa dukungan Iran terhadap rezim Bashar merupakan bagian dari perjuangan agama mereka untuk menyambut datangnya imam Mahdi. Sebagaimana diyakini kelompok Syiah bahwa imam Mahdi akan muncul di tengah berkecamuknya perang di negeri Syam (Suriah) ini. Komandan Garda Revolusi Iran, Jafari mengungkapkan, ada sekitar 200 ribu Muslim Syiah di kawasan yang siap mengobarkan perang suci menyusul kedatangan Imam al-Mahdi.
Hal ini diungkapkannya ketika berbicara di acara yang diselenggarakan lembaga strategis Islamic Education Center for Strategic Studies. Dia menegaskan bahwa puluhan ribu pemuda Syiah telah dipersenjatai dan dilatih untuk berjihad, baik di Suriah, Irak, Afghanistan, Pakistan dan Yaman untuk mengantisipasi kedatangan Imam Mahdi.  Menurutnya, kericuhan yang terjadi saat ini di kawasan, termasuk kehadiran Daesh (ISIS) merupakan tanda kedatangan Imam Mahdi. (Republika.com.14/1/2016)
Pernyataan ini menunjukkan bahwa ikut perang di Suriah adalah dalam rangka menyambut datangnya imam Mahdi, seorang imam yang ditunggu-tunggu kedatangannya oleh kalangan Syiah. Paham Syiah meyakini bahwa imam Mahdi (imam kedua belas) akan muncul kembali, setelah menghilang sejak tahun 329 H, untuk menegakkan keadilan di muka bumi. Perang yang ada di Suriah merupakan petunjuk akan munculnya imam penegak keadilan itu. Perang yang tidak kunjung usai di Suriah dengan berbagai kompleksitasnya, bukan hanya fenomena yang bersifat politik dan ekonomis tetapi fenomena religius-transendental.
Harta dan nyawa yang demikian besar rela dikorbankan, dan akan terus diupayakan oleh pihak Iran dalam membantu rezim Suriah, meskipun jutaan rakyat mati dan mengungsi serta hancurnya kota Suriah. Hal ini sebagai manifestasi dan jawaban atas bisikan ilham dari ilahi kepada pemimpin Iran guna menyambut kedatangan imam Mahdi. Apakah ilham yang merusak peradaban ini berasal dari bisikan ilahi? Tentu saja tidak mungkin.  Inilah bukti dari kesesatan ajaran syiah yang diusung oleh Iran.
Surabaya, 2 Juni 2016
*Penulis adalah Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya dan Direktur Pusat Kajian Islam dan Peradaban (PUSKIP) Surabaya
http://fokusislam.com/3549-keterlibatan-iran-di-suriah-dan-bisikan-sesat.html