UNICEF:
Dalam 5 Tahun, Rezim Syiah Assad Bantai 11.000 Bocah Suriah
Memperingati hari anak internasional yang dirayakan
pada tanggal 1 Juni setiap tahunnya, Jaringan Observatorim Suriah untuk HAM
melaporkan sebanyak 10.913 anak-anak di Suriah tewas sejak meletusnya konflik
pada tahun 2011.
Dari jumlah
tersebut sebanyak 2,305 anak-anak di bawah umur 10 tahun dan 376 bayi berusia
dibawah 3 tahun tewas dibantai tentara rezim Syiah Assad beserta sekutunya,
seperti dilansir Jaringan Observatorim Suriah dalam laporan terbaru yang
dikeluarkan pada hari Kamis (02/06) kemarin.
Jaringan
Observatorim Suriah melanjutkan, “Anak-anak dibawah usia 18 tahun yang
ditangkap oleh tentara rezim beserta sekutunya dalam 5 tahun terakhir mencapai
angka 9 ribu orang, dan seluruhnya yang ditangkap mengalami penyiksaan fisik
selama di dalam penjara.”
Sementara
itu dalam konteks yang sama, lembaga organisasi PBB untuk melindungi hak-hak
anak dan kaum muda “UNICEF” melaporkan bahwa perang di Suriah dalam 5 tahun
terakhir telah menyebabkan 80% dari 8,4 juta anak Suriah terkena dampak konflik
dan menjadikan sekitar 2,4 juta anak-anak menjadi pengungsi. (Rassd/Ram)
Penasihat
Bashar Assad Kecam Bantuan Kemanusiaan Barat
SEORANG penasihat
Presiden Suriah Bashar al Assad menolak bantuan kemanusiaan ke beberapa daerah
yang terkepung di Suriah dan menuduh Amerika dan sekutu-sekutunya membuat
negara dan wilayah tersebut tetap dilanda perang.
“Sudah waktunya Barat bersikap jujur,
dan melihat negeri kami dan mengapa kami menderita,” klaim Bouthaina Shaaban,
pejabat dekat Presiden Assad yang dijatuhi sanksi oleh Departemen Keuangan
Amerika pada tahun 2011.
“Setiap intervensi
Amerika, setiap intervensi Barat, dan setiap intervensi teroris, negara kami
mundur 100 tahun ke belakang,” katanya seperti dilansir VOA.
Shaaban menyatakan hal itu pada hari
Kamis lalu melalui rekaman video dan konferensi video Skype dalam acara di Klub
Pers Nasional di Washington yang disponsori oleh kelompok nir laba misterius
bernama Aliansi Global untuk Mengakhiri ISIS/Al-Qaidah atau GAFTA.
GAFTA sendiri mengatakan
tujuannya adalah membantu menyatukan semua pihak yang berkepentingan dalam
mengakhiri kelompok ISIS dan Al-Qaidah.
Tetapi alih-alih menyerang
verbal ISIS, Shaaban menggunakan banyak waktunya untuk mengkritik Amerika
Serikat dan sekutu sekutunya serta mencemooh bantuan kemanusiaan Barat, dengan
mengatakan rakyat Suriah tidak pernah terbiasa makan makanan kaleng dan
makaroni.