(video) Nasehat Untuk
Muslimin dan Seluruh Manusia
yang Masih Memiliki Hati
June 1, 2016
MASIHKAH
KITA MEMILIKI HATI
Suriah
memanggil kita, akankah kita menjawab ?
Permohonan dan rintihan rakyat Suriah
yang sangat memilukan kepada siapa pun yang masih memiliki hati.
Rakyat Suriah sedang menunggu dukungan
dan bantuan kita semua.
بكى جميع من في الثلاثة أدوار والساحات المحيطة من
جامع الهجرتين متأثرين من الخطبة المؤثرة لفضيلة الشيخ محمد بقنه الشهراني عن
أخواننا في سوريا بعنوان (الشام يا أهل السنة) يحتوي المقطع على مناظر مؤثرة
ومؤلمة ولكنها الحقيقة !!
صفحة الشيخ على فيس بوك
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan kemenangan
kepada saudara-saudari Muslim kita di Suriah dalam berjuang melawan kebiadapan
diktator Bashar Al Assad, tentara dan sekutu-sekutunya.
“Apa yang
Telah Kita Lakukan untuk Suriah?”
Rabu,
11 Mei 2016 - 21:03 WIB
Luka Aleppo adalah luka kemanusiaan.
Luka itu menambah daftar luka Suriah. Luka Suriah menambah sederet luka yang
dialami negeri-negeri Syam
Kepada para pejabat di
negeri damai Indonesia. Kepada segenap rakyat Nusantara yang pernah
berabad-abad dijajah. Kepada umat Islam yang mayoritas jumlahnya. Berpalinglah
kepada mereka yang sedang tertindas di Suriah.
Seruan itu dilontarkan untuk segenap kalangan
masyarakat seantero negeri ini, dalam sebuah aksi damai bertajuk #StopBurningAleppo(Hentikan
Pembakaran Aleppo) di Jakarta, Senin (09/05/2016) lalu.
Aleppo, salah satu kota di Suriah,
belakangan ini kembali dibombardir oleh rezim Bashar al-Assad beserta
sekutunya. [Baca: Krisis Aleppo, Pejabat
Kedubes Suriah Didesak Tinggalkan Indonesia]
Ketua Adara Relief International
Foundation, Nurjanah Hulwani, dalam orasinya yang berapi-api, mengatakan, luka
Aleppo adalah luka kemanusiaan. Luka itu menambah daftar luka Suriah. Luka
Suriah menambah sederet luka yang dialami negeri-negeri Syam.
“Luka saudara-saudara kita di Yarmouk
(Suriah),” ungkapnya dengan begitu emosional, “mereka di sana tidak ada yang
bisa mereka makan kecuali daging kucing dan….” Sampai di sini orasinya sempat
tak terdengar jelas karena ia sesenggukan.
“Saya,” kata Nurjannah, “menyeru diri
saya dan bangsa Indonesia, bangsa yang pernah merasakan 350 tahun penderitaan.
Jangan pernah kita biarkan kebiadaban Bashar al-Assad dan yang bersamanya untuk
menambah jumlah bergugurannya manusia-manusia yang tak berdosa.”
Lantas, pegiat LSM Perempuan lndonesia
yang peduli pada anak dan perempuan Palestina ini melontarkan pertanyaan
menusuk, “Apa yang telah kita lakukan untuk Suriah?”
Yang bisa dilakukan, jelasnya, adalah
memberi dukungan maksimal kepada Suriah. Jabatan apapun yang dimiliki setiap
Muslim, pesannya, juga harus dimaksimalkan perannya dalam dukungan itu.
Kepada para pejabat Indonesia dan setiap
orang yang duduk di pemerintahan, ia menegaskan, “Kalian diberi amanah jabatan
untuk membela kemanusiaan!” [Baca juga: Media Massa Diingatkan Beritakan
Krisis Suriah dengan “Hati Nurani”]*
Rakyat Suriah ( ASWAJA ) Dibantai,
Pemerintah Indonesia Tak Boleh Netral
Politik bebas aktif Indonesia di kancah
Internasional, diminta tak diartikan pemerintah Indonesia harus bersikap netral
dengan permasalahan yang terjadi.
Pemerintah Indonesia dituntut untuk pro
aktif dan tampil ke depan dalam menyikapi persoalan kemanusiaan di Suriah.
Dengan politik bebas aktif, Indonesia harus berperan menjalankan misi
kemanusiaan di Suriah.
Demikian disampaikan Ketua Komite
Indonesia untuk Solidaritas Palestina, Ustadz Ferry Nur, S.Si
“Apa yang terjadi di Suriah adalah
urusan nyawa orang. Karena itu, pemerintah Indonesia dituntut berpartisipasi
dalam masalah kemanusiaan. Kita harus tampil membela terhadap saudara-saudara
muslim yang terzalimi,” ungkap Ustadz Ferry Nur kepada Islampos di kediamannya
di Jakarta, Kamis (08/10).
Ditegaskan Ferry Nur, sikap netral
pemerintah Indonesia patut dipertanyakan. Dalam hal ini, kita disuruh pro
aktif, tidak boleh diam, berpangku tangan memeluk dengkul, ketika melihat darah
manusia diperlakukan secara zalim.
“Orang yang sudah dibantai, dibombardir,
kok kita bersikap netral. Ingatlah hadits Nabi Saw yang mengatakan, tolonglah
saudaramu yang melakukan kezaliman dan yang diperlakukan secara zalim. Aktivis
lingkungan saja bersuara lantang, jika ada binatang yang mati karena ulah
manusia ,” ujar Ferry Nur.
Pemerintah Indonesia tinggal fokusnya
dimana. Kata Ferry Nur, tentu kita tidak dalam posisi di kubu utara, selatan,
timur dan barat. Yang kita fokuskan adalah masalah kemanusian, wanita yang
diperlakukan secara zalim dan anak-anak tak berdosa yang terbunuh secara keji.
“Jika ibu dan putri anda diperkosa
apakah kita diam saja. Atau ketika bayi anda dibunuh apakah kita akan bilang
netral. Sikap netral terhadap kezaliman, menandakan mati hati dan rasa
kemanusiaan seseorang telah mati,” tukas Ferry Nur.
Mengutip hadits Nabi Saw, “Siapa yang
tidak peduli dengan urusan kaum muslimin, maka dia bukan termasuk golonganku
(kaum muslim). Patut disyukuri jika lembaga kemanusiaan di Indonesia bergerak
untuk membantu saudara-saudara Muslim yang terzalimi seperti rakyat Suriah dan
Palestina.
“Jika ada yang menuduh lembaga
kemanusiaan yang selama ini giat menggalang dana untuk rakyat Suriah, sebagai
bagian dari jaringan teroris, maka yang menuduh itu telah menunjukkan kebodohan
dan kepicikannya. Yang menuduh itu harus memperbanyak informasi.”
Ferry Nur berpesan, lembaga kemanusiaan
atau siapapun yang terlibat dalam dalam mengumpulkan dana untuk rakyat Suriah,
hendaknya mengerahkan segala kemampuan untuk menjalin kemitraan dengan semua
pihak, baik kepada pemerintah, parlemen dan komponen lainnya. Minimal mereka
tahu perkembangan terkini, apa yang sesungguhnya terjadi di Suriah.
“Kita bukan Superman yang bekerja
sendirian untuk urusan kemanusiaan dan keumatan. Diperlukan sinergi
dengan berbagai komponen. Termasuk bersinergi dengan media, da’i, kalangan
aghniya dan pengusaha. Jangan ada jarak, semuanya harus terlibat. Tuga kita
sebagai lembaga kemanusiaan adalah menjembatani itu. Tak kalah penting adalah
bertindak transparan, dan menjaga kepercayaan umat,” ujar Ferry Nur. [islampos]
Jangan hiraukan kaum
munafikun yang melemahkan Jihad.
Tolonglah Saudaramu dan
bayi-bayi di negeri Syam.
Video:
Via FB Al-Auzy Ibnu Mustafah – 4 Mei