“Jika kita mendukung mujahidin meskipun
dengan cara terbatas, maka mereka akan mampu mengalahkan Rusia di Suriah
sebagaimana Amerika Serikat dikalahkan di Vietnam, maka jika tidak maka Anda
akan menunggu giliran,”
“Kita tidak dapat menuntut mujahidin
Suriah untuk melakukan hal lebih dari itu. Saya tidak menganggap apa yang
terjadi di Aleppo adalah sebuah kekalahan, melainkan pesan kepada pemerintah
Arab bahwa jika mereka tidak menghadapi Syiah di Suriah dan Yaman, maka mereka
akan menang dan menguasai, berhati-hatilah!!!” Dai
kenamaan Timur Tengah asal Kuwait, Tareq al-Suwaidan
[Video] Mantan Pemimpin Hizbullah:
Hizbullah Menjadi Kaki Tangan AS-Rusia Membantai Umat Islam Suriah
Syekh Subhi al-Tufayli, mantan pimpinan
Hizbullah mengecam kelompok sekutu Lebanon termasuk Presiden Suriah Bashar
al-Assad yang melakukan aksi brutal militer di Aleppo, yang digambarkan Tufayli
sebagai Karbala baru. (Karbala tempat di Irak yang dikenal sebagai tempat
pembantaian Husain bin Ali dan pengikutnya oleh pasukan Bani Umayyah pada 10
Muharram 61 H -red).
Aksi brutal militer rezim Suriah di
daerah yang dikuasai pasukan perlawanan di daerah Aleppo, telah menyebabkan
berkembangnya kelompok militan Islamic State (IS/ISIS) di beberapa daerah lain
di Suriah, demikian disampaikan Syekh Tufayli, ulama Syiah yang juga mantan
Sekretaris Jenderal Hizbullah, dalam sebuah kothbah Jumat, pekan lalu.
Tufayli mengatakan, Assad, bersama para
sekutunya, Rusia, Iran dan Hizbullah, jelas-jelas bersalah karena telah
membantai ribuan muslim di Aleppo, tempat yang disebut Tufayli seperti
Karbala, salah satu dari kota-kota yang paling dihormati kaum Syiah.
Tufayli mengatakan, keinginan rezim Assad
untuk menghancurkan gerakan kelompok oposisi Suriah di Aleppo tak akan mampu
menahan penyebaran kelompok ISIS di daerah manapun di Suriah. (Oposisi dan ISIS
adalah dua kelompok yang berbeda)
"Bagaimana kita mampu menjelaskan,
kehancuran, api yang begitu cepat menjalar dan serangkaian bom yang jatuh di
Aleppo dan membunuh semua yang berada di kota itu, sementara di gurun Palmyra,
ada kelompok militan menyerang tentara Suriah dan mampu mengambil alih
kekuasaan dalam waktu singkat, tak sampai 1 hari. Bagaimana kita bisa
menjelaskan ini?", tanya Tufayli.
"Di satu sisi, ada kelompok oposisi
yang dikenal secara luas oleh dunia internasional, dan di lain sisi ada
kelompok ISIS yang tak dikenali keberadaannya," tuturnya, mengacu pada
pertempuran dua faksi tersebut di Suriah (tepatnya di wilayah Al-Bab Suriah
-red).
"Kita membiarkan kelompok ISIS
berkembang dan menyerang kelompok oposisi yang sesungguhnya, sehingga tak ada
lagi yang tersisa, selain rezim, yang telah membantai bangsa nabi Muhammad, dan
kelompok ISIS. Lalu kita mengatakan kepada orang-orang untuk memilih, pilih
mana, ISIS atau Bashar?",
"ISIS harus bertahan (sengaja tetap
eksis) untuk rezim dan para sekutunya, untuk menjadi bahan perbandingan. Tidak
ada satupun yang akan mau menerima ISIS, jadi mereka harus menerima kekuasaan
rezim Assad," tambahnya.
Dalam sebuah video lain, Syekh Tufayli
mengecam dengan pedas sebuah kesepakatan yang menurutnya dibangun oleh Amerika
dan Rusia untuk melawan kelompok muslim (oposisi) di kawasan tersebut.
"Ini menunjukan kita, kelompok Syiah
sedang menjadi budak dari Amerika dan Rusia yang menyerang putra putri
islam!", tandasnya.
"Dengan topeng samaran, mereka telah
menciptakan teror untuk memerangi kita," cetusnya.
Hizbullah adalah faksi pendukung rezim
Assad yang telah menyediakan ribuan tentaranya untuk bergabung dengan militer
Suriah memerangi kelompok oposisi di seluruh negeri.
SekJen Hizbullah saat ini, Sayed Hassan
Nasrallah, yang pernah dipuji sebagai sosok perlawanan anti Israel dari kawasan
pan Arab, telah dikritik atas kesetiaannya mendukung Bashar al-Assad.
Konflik yang telah berlangsung selama 5
tahun ini telah meningkatkan ketegangan antar kelompok. Adanya penyelarasan
antara kelompok sektarian dengan kekuatan organisasi politik, tergantung kepada
kelompok politik mana mereka akan patuh, merupakan sebuah pendekatan yang
dikutuk keras Tufayli.
"Sejujurnya, atas nama Sunni dan
Syiah, kita tetap diam pada semua kejahatan, menghancurkan bangsa kita dan
menawarkannya kepada 'anjing-anjing pemangsa dunia' - hanya karena saya Syiah
dan Anda Sunni," katanya.
Lebih dari 400.000 orang meninggal sejak
konflik Suriah meletus tahun 2011, sementara jutaan lainnya dipaksa mencari
suaka ke berbagai negara lain.
Ulama Kuwait: Pembantaian Aleppo Adalah
Pesan Syiah untuk Umat Islam (Pemerintah Arab)
Dai kenamaan Timur Tengah asal Kuwait,
Tareq al-Suwaidan, mengatakan bahwa apa yang terjadi di kota Aleppo bukanlah
suatu kekalahan, melainkan pesan kepada pemerintah Arab apa yang akan terjadi
jika tidak mau menghentikan Syiah.
Pernyataan ini dikatakan Tareq
al-Suwaidan dalam akun Facebook resmi miliknya, menanggapi mundurnya mujahidin
Suriah dari kota Aleppo setelah pembantaian massal rezim Syiah Assad dan
sekutunya milisi Syiah Hizbullah serta Iran.
“Siapa yang menang atas siapa? Apakah
rezim Syiah Bashar al-Assad yang akan runtuh dan jatuh di tangan mujahidin
Suriah, akan tetapi diselamatkan oleh Syiah Iran dan Hizbullah serta sekutunya
Rusia? Dan ditengah itu ada para mujahidin dengan sabar selama beberapa tahun
untuk tetap melakukan perlawanan ditengah kekurangan persenjataan menghadapi
kekuatan militer global secara langsung,” tulis Tareq al-Suwaidan.
Tareq al-Suwaidan melanjutkan, “Kita
tidak dapat menuntut mujahidin Suriah untuk melakukan hal lebih dari itu. Saya
tidak menganggap apa yang terjadi di Aleppo adalah sebuah kekalahan, melainkan
pesan kepada pemerintah Arab bahwa jika mereka tidak menghadapi Syiah di Suriah
dan Yaman, maka mereka akan menang dan menguasai, berhati-hatilah!!!”
“Jika kita mendukung mujahidin meskipun
dengan cara terbatas, maka mereka akan mampu mengalahkan Rusia di Suriah
sebagaimana Amerika Serikat dikalahkan di Vietnam, maka jika tidak maka Anda
akan menunggu giliran,” Tareq al-Suwaidan menekankan.
Perlu dicatat bahwa hingga kini situs CNN
Arab tidak dapat mengkonfirmasi secara independen kepada Dr. Tareq al-Suwaidan
mengenai tulisan yang beredar melalui sarana komunikasi sosial. (Cnnarabic/Ram)
Video: dengan akidah inilah syiah
menghancurkan ahlussunnah dan kota-kota sunni di irak
Agus Hasan bashori
Tokoh Milisi Syiah “Ashaib Ahli al-Haq”
salah satu milisi Hasyad Sya’bi mengungkap akidah syiah yang tersimpan di dada
mereka dalam memerangi kota Mosul, kota Sunni yang dihuni oleh sekitar 1,5 juta,
dan dikuasai oleh sekitar 5.000 ISIS .
Tokoh Syiah yang bernama al-Khuz Ali ini
berkata: “Ahli Waris darah imam Husain itu adalah Hasyad Sya’bi. Dengan akidah
ini kami berperang. Dengan akidah ini kami menang di kota Fallujah, Tekrit dan
Diyali. Dengan akidah ini kami memerangi Mosul.”
Al-Khuz Ali bertanya: memerangi siapa?
Dia jawab sendiri: memerangi para pembunuh Imam Husain…mereka (Sunni) adalah
anak cucu para pembunuh tersebut.”
Pernyataan sectarian ini menambah panjang
daftar pernyataan serupa dari para tokoh syiah berbarengan dengan dimulainya
peperangan untuk menguasai kota-kota sunni.
Akidah dendam membabi buta syiah ini
telah melahirkan berbagai macam kejahatan syiah terhadap muslim ahlussunnah,
seperti memukul, menyiksa, menghancurkan tulang, penghancuran, pengusiran,
pembunuhan dlsb.
Kejahatan genosida rezim syiah basyar
asad dan sekutu komunisnya (federasi rusia) yang disokong penuh negara syiah
iran dalam membantai kaum muslimin suriah. Layakkah Umat Islam Berbangga dengan
Hasil Muktamar Sufi Sedunia di Negara Federasi Rusia, Chechnya?