Monday, August 7, 2017

Sayyid Quthub Menyatakan Bahwa Al-Qur’an Itu Makhluk

Hasil gambar untuk sayyid quthb

Sayyid Quthub dalam bukunya Fii-Zilalil Quran telah menulis:
“al-Quran adalah suatu yang zahir, kauniyah (fenomena yang bersifat alami, yaitu sama seperti makhluk), sebagaimana bumi dan langit”.
[Lihat: Fi Zilalil-Quran. 4/2328].

Tafsir Sayyid Qutub ini membawa maksud: “al-Quran itu Makhluk, bukan Kalamullah”. Ini adalah akidah Jahmiyah.
Imam Abdullah berkata: Aku mendengar bapakku (Imam Ahmad bin Hanbal) berkata:
“Siapa yang mengatakan lafazku (bacaanku) terhadap al-Quran itu makhluk maka itu adalah ucapan yang buruk dan kotor, itu adalah perkataan Jahmiyah”.
[Lihat: ﺍﻟﺴﻨﺔ 1/165].

Sayyid Quthub men-tahrif dan men-takwil nash-nash al-Quran sehingga diartikannya al-Quran itu makhluk bukan Kalamullah.
Dia berkata:
“Dan sesungguhnya mereka (manusia) itu tidak akan berdaya mengarang satu huruf pun yang menyerupai al-Kitab ini, kerana sesungguhnya ia adalah salah satu dari ciptaan Allah”.
[Lihat: Fii Zilalil Quran, 5/2719].
ﻭَﻫَﺬﺍ ﺍﻟﺤﺮﻑ ‏( ﺹ ‏) ﻣﻦ ﺻﻨﻌﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
“Dan huruf ini (Shaad) adalah salah satu ciptaan Allah Ta’ala”.
[Lihat: Fii Zilalil Quran, 5/3006].

Sayyid Quthub meyakini al-Quran adalah “ ﺻﻨﻊ ﺍﻟﻠﻪ ” ciptaan Allah (makhluk), bukan Kalamullah. Keyakinan ini bertentangan dengan akidah Ahli Sunnah wal-Jamaah.
Sayyid Quthub dalam “tafsir”-nya lagi, Fi-Zilalil-Quran telah menulis:
ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻇﺎﻫﺮﺓ ﻛﻮﻧﻴﺔ ﻛﺎﻻﺭﺽ ﻭﺍﻟﺴﻤﺎﻭﺍﺕ
“al-Quran adalah suatu yang zahir, kauniyah (fenomena yang bersifat alami yaitu sama seperti makhluk) sebagaimana bumi dan langit”.
[Lihat: Fi Zilalil al-Quran. 4/2328].

Gaya penafsiran ayat di atas ini jika disengaja, ia membuktikan bahwa Sayyid Quthub telah membuat kesalahan besar di segi akidah, karena kata-kata: “Sebagaimana bumi dan langit”, dia menyerupakan al-Quran sebagaimana makhluk yang lainnya, sedangkan al-Quraan adalah Kalamullah bukan makhluk yang sama sekali tidak boleh disama atau disejajarkan dengan makhluk. Malah tafsir Sayyid Qutub di atas ini benar-benar membawa maksud “al-Quran itu Makhluk, bukan Kalamullah”. Ini adalah akidah Jahmiyah dan akidah mereka yang se-aliran dengan kelompok yang sesat, sebagaimana yang telah dijelaskan tentang sesatnya akidah serupa ini oleh Imam Abdullah rahimahullah:
ﻗَﺎﻝَ ﺍْﻻِﻣَﺎﻡُ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠﻪ : ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﺍَﺑِﻲْ ﻳَﻘُﻮْﻝُ : ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻝَ ﻟَﻔْﻈِﻲ ﺑِﺎﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﻣُﺨْﻠُﻮْﻕ ، ﻭَﻫُﻮَ ﻛَﻼَﻡٌ ﺳُﻮْﺀٌ ﺭَﺩِﻱﺀٌ ، ﻭَﻫُﻮَ ﻛَﻼَﻡُ ﺍﻟْﺠَﻬْﻤِﻴَّﺔ

Berkata Imam al-Barbahari:
“Dan bahawasanya al-Quran itu Kalamullah yang diturunkan-Nya dan bukanlah makhluk”.
[Lihat: Syarah Sunnah, hlm 4. Matan 10].

Berkata Imam Abu Ja’far at-Thahawi rahimahullah:
“Bahawasanya al-Quran itu adalah Kalamullah (firman Allah)”.
[Lihat: Syarah Akidah Thahawiyah, 1/172].

Berkata Imam Ibnu Abi al-Izz al-Hanbali:
“Maka (sepakat) seluruhnya para imam mazhab yang empat dan orang-orang Salaf dan Khalaf, mereka bersepakat bahawasanya al-Quran adalah kalamullah bukan makhluk”.
[Lihat: Syarah Akidah Tahawiyah, 1/185].

Syaikh Hammad bin Muhammad al-Anshari berkenaan berbagai bentuk penyimpangan Sayyid Qutub ini, katanya:
ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻗﺎﺋﻞ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﺣﻴﺎ ﻓﻴﺠﺐ ﺃﻥ ﻳﺴﺘﺘﺎﺏ، ﻓﺈﻥ ﺗﺎﺏ ﻭﺇﻻ ﻗﺘﻞ ﻣﺮﺗﺪﺍ، ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻗﺪ ﻣﺎﺕ ﻓﻴﺠﺐ ﺃﻥ ﻳﺒﻴﻦ ﺃﻥ ﻫﺬﺍ ﻛﻼﻡ ﺑﺎﻃﻞ ﻭﻻ ﻧﻜﻔﺮﻩ ﻷﻧﻨﺎ ﻟﻢ ﻧﻘﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺤﺠﺔ

– “Sekiranya orang yang berkata seperti ini masih hidup, perlu diminta kepadanya supaya bertaubat,
– sekiranya enggan, maka dia wajib dibunuh kerana murtad.
– Sekiranya dia telah meninggal dunia, maka wajib tampil memberi penjelasan bahawa perkataan seperti tersebut adalah perkataan yang batil dan kita tidak perlu mengkafirkannya karena tidak mengetahui alasan kenapa dia menyatakan demikian.
[Lihat: al-‘Awashim Mimma fii Kutubi Sayyid Qutub minal Qawashim, 27].