Jum`At, 27 Jumadil Tsaniyah 1436h / April 17, 2015
Mantan Ketua PP Muhammadiyah, Ahmad Syafi’i
Ma’arif menilai Sunni dan Syi’ah bukanlah ajaran asli dari Al Qur’an. Ia
mengumpamakan bila ingin mengambil air yang bersih itu di hulu, jangan di
hilir. Sedangkan Sunni dan Syi’ah keduanya ada di hilir, maka hal itu
bukan persoalan yang pokok.
Sepeti dilansir Republika pada Kamis
(16/4/2015), ia mengatakan jika Sunni dan Syi’ah tidak ada di zaman nabi. Sunni
dan Syiah adalah hasil yang diciptakan oleh sejarah karena pertentangan politik
orang arab waktu itu. Kemudian hal itu menjalar ke theologi atau aqidah, dan
sistem berfikir yang berlanjut hingga sekarang.
Menanggapi hal itu, Ketua Pimpinan Wilayah
Nahdhatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim), Habib Achmad Zein Alkaf menyatakan bahwa Syafi’i Ma’arif sudah
pikun dan tidak tahu menahu tentang sejarah persoalan antara umat Islam Ahlu
Sunnah dengan Syi’ah.
“Lebih baik saya katakan dia sudah pikun,
dari pada saya katakan sebagai penjual Aqidah. Untung sudah tidak jadi Ketua
Muhammadiyah,” tegas anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim ini
kepada Panjimas.com pada Kamis
(16/4/2015).
Ketua Front Anti Aliran Sesat (FAAS) ini
menambahkan, dengan adanya statemen-statemen nyleneh dari sejumlah tokoh Islam
dan lebih cenderung membela Syi’ah telah membuktikan kepiawaian orang-orang
Syi’ah dalam melobi dan mempengaruhi para tokoh Islam di Indonesia.
“Ini semua menunjukkan kepandaian tokoh-tokoh
Syi’ah melobi tokoh-tokoh kita. Dia kira perbedaan Syi’ah dengan Ahlu Sunnah
itu seperti perbedaan NU dengan Muhammadiyah. Maklum bermilyar-milyar dolar
Syi’ah hamburkan dalam pemurtadan di Indonesia,” jelasnya. [GA]
Ust Mustaqim, Lc :
Omongan Syafii Maarif Jangan Di Gubris
Kemunculan
Video Syafii Maarif beberapa waktu silam yang mengatakan bahwa Suny dan Syiah
itu tidak ada di Jaman Nabi, Mendapat reaksi keras dari para asatidz.
Diantaranya Ustadz Mustaqim,Lc, beliau minta omongan Syafii Maarif tidak usah
di gubris.
Sepeti dilansir Republika pada Kamis (16/4/2015), ia mengatakan jika Sunni dan
Syi’ah tidak ada di zaman nabi. Sunni dan Syiah adalah hasil yang diciptakan oleh
sejarah karena pertentangan politik orang arab waktu itu. Kemudian hal itu
menjalar ke theologi atau aqidah, dan sistem berfikir yang berlanjut hingga
sekarang.
Bukan hanya itu, Mantan Pimpinan Muhamadiyah ini juga mengatakan bahwa itu
semua bukan asli ajaran Al Quran. Ia mengumpamakan bila ingin mengambil air
yang bersih itu di hulu, jangan di hilir. Sedangkan Sunni dan Syi’ah keduanya
ada di hilir, maka hal itu bukan persoalan yang pokok.
Jumat (24/4) di Masjid Darusalam Blora, seorang alumni santri Tambak Beras
Jombang, Ustadz Mustaqim mengajak Umat Islam untuk tidak menggubris apa yang di
sampaikan oleh Syafii Maarif.
“Saya tahu arah tujuannya kemana apa yang di omongkan dia, jadi Omongan Syafii
Maarif itu jangan di gubris, tidak layak dia itu di panggil buya, jauh sekali
dengan buya Hamka, nah kalo Buya Hamka itu baru cocok” Cetus ustadz yang juga
pernah menjadi Pimpinan Pondok Muhamadiyah di Klaten.
Ustadz Mustaqim menerangkan “ Seharusnya dia itu membaca sejarah islam dulu
secara lengkap, agar omonganya tidak ngawur. Kalau dia berkata seperti itu gaya
fikirnya, nanti kan di ketawain banyak orang”imbuhnya dengan sedikit senyuman
Ustadz Mustaqim dalam kesempatan Sarasehan Jumat Pon saat itu menerangkan
dengan jelas sejarah asal muasal adanya Syiah dan siapa di balik Syiah itu
sendiri. Sehingga sangat jelas jikalau ada statmen bahwa Suny dan Syiah itu
bukan masalah pokok maka pemikiran tokoh tersebut telah tercampuri liberal