Sahabat
sekalian masih ingat pertanyaan yang kita ajukan kepada rafidi-rafidi tentang
hadits-hadits yang menyebutkan nama-nama imam mereka yang berjumlah 12 ? Bisa
dilihat disini pada tulisan salah satu kawan kami berikut :
Dan
sampai sekarang pertanyaan tersebut masih belum terjawab oleh pasukan rafidah,
kecuali celometan-celometan yang tidak ada artinya, yang diwakili oleh
rafidi-rafidi balita. Adapun rafidi yang biasanya bisa serius diajak diskusi,
entah kenapa untuk topik yang satu ini mereka lebih memilih bersembunyi di
bawah kolong ranjang mut'ah Lol :)
Ini
hanyalah tambahan riwayat yang lain lagi yang dijumpai di dalam kitab induk mereka
sendiri, dan sekilas tampak shahih, sebagaimana dinyatakan oleh al-Majlisi
ulama hadits mereka. Hadits yang dimaksud adalah terdapat dalam ushul al-kafi,
kitab al-hujjah, bab maa jaa'a fi al-itsna 'asyara wa nash 'alaihim, hadits
pertama.
Untuk
versi online bisa dilihat disini :
Terjemahannya
langsung saja dilihat rafidi punya :
Hadits
tersebut dishahihkan oleh al-Majlisi dalam mir'at al-uqul :
مرآة العقول في شرح أخبار آل الرسول، ج6، ص: 203
باب ما جاء في الاثني عشر و النص عليهم من الله (1)
عليهم السلام
(1)
(الحديث الأول)
(2): صحيح.
" أن القوم"
(3) أي أبا بكر و أعوانه و أصحا
Tetapi
ternyata dalam riwayat tersebut ditemukan bukti yang dapat digunakan untuk
dilakukan peninjauan kembali terhadap penilaian al-Majlisi. Mari kita lihat
sanadnya dalam al-kafi :
عدة من أصحابنا، عن أحمد بن محمد البرقي، عن أبي
هاشم داود بن القاسم الجعفري، عن أبي جعفر الثاني عليه السلام
Sahabat2
kami -> Ahmad bin Muhammad
al-Barqi -> Abi Hasyim Dawud bin al-Qasim al-Ja'fari -> Abi
Ja'far al-tsani (Muhammad al-Jawad)
Sanad
tersebut terlihat seolah-olah shahih (abaikan saja mengenai iddati min ashhabina,
karena rafidi menyukainya :D),tetapi yang mau kita soroti disini adalah,
bahwa seakan-akan Ahmad bin
Muhammad al-Barqi mendapatkan riwayat tersebut dari Abi Hasyim Dawud bin al-Qasim al-Ja'fari.
Dan ternyata, Ahmad bin Muhammad al-Barqi ini
memiliki sebuah kitab yang berjudul al-Mahasin, dan di dalamnya termuat riwayat
tersebut, oleh karenanya bisa kita lihat sebagai pembanding.
Berikut
sanad riwayat tersebut yang terdapat dalam al-Mahasin :
عنه، عن أبيه، عن أبي هاشم الجعفري رفع الحديث قال
قال أبو عبد الله
Ahmad
bin Muhammad al-Barqi -> Ayahnya ->
Abi Hasyim al-Ja'fari -> Abu Abdillah
Setelah
membandingkan sanad riwayat tersebut dari al-kafi dan al-Mahasin, ada
perbedaan. Dari al-Kafi, Ahmad
al-Barqi mendapatkan riwayat terebut dari Abi Hasyim. Sedangkan dari al-Mahasin, Ahmad al-Barqi
mendapatkan riwayat tersebut dari ayahnya, dan ayahnya itulah yang mendapatkan riwayat dari Abi Hasyim. Mana
dari kedua sanad tersebut yang benar ? Dengan penalaran sederhana, yang
terdapat dalam al-Mahasin tentu saja lebih reliable, karena al-Mahasin tersebut
adalah kitab yang dinisbatkan kepada Ahmad al-Barqi.
Dan
ternyata lagi, ayahnya Ahmad al-Barqi ini, yaitu bernama Muhammad bin Khalid
bin Abdurrahman, dinilai dha'if oleh Najasyi :
وكان محمد ضعيفا في الحديث
Muhammad
adalah dhaif fil hadits.
Dari
situ saja, kita bisa menilai bahwa sanad yang ada dalam al-kafi tersebut tidak
terjaga. Kelemahan kedua, dalam
al-Mahasin, Abu Hasyim al-Ja'fari merafa'kan hadits kepada Abu Abdillah,
padahal Abu Hasyim ini meninggal th 261 H ( Dawud bin al-Qasim al-Ja'fari ), dan Abu Abdillah Ja'far
al-Shadiq wafat 148 H. Jarak itu terlalu jauh, lebih dari satu abad. Sedangkan dalam al-kafi, Abu Hasyim
meriwayatkan dari Abi Ja'far al-tsani (Muhammad al-Jawad).
Dari
situlah kita bisa mempunyai dugaan kuat, bahwa Kulaini melihat kelemahan
tersebut, sehingga menghilangkan nama ayah Ahmad al-Barqi yaitu Muhammad bin
Khalid, dan mengganti Abu Abdillah dengan Abu Ja'far al-Tsani (muhammad
alJawad), agar sanad antara Abu Hasyim dengan imam Ma'shum terlihat lebih masuk
akal, karena Abu Ja'far al-tsani alias Muhammad al-Jawad wafat pada tahun 220
H.
Sedangkan
pada matannya, tidak perlu dibahas karena nama-nama imam tersebut yang
menyebutkan bukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sang pembawa
risalah Islam.