Kami ucapkan selamat kepada Syaikh Utsman Ibn
Muhammad Al-Khamis Al-Tamimi, atas diterimanya tesis beliau yang berjudul '
Al-Muraja'at – Dirasah Naqdiyah Haditsiyah ' ; dengan predikat 'Mumtaz'
( cumlude ). Dan dengan ini beliau resmi bergelar Doktor.
Syaikh Utsman Al-Khamis adalah salah satu figur Ulama Sunnah yang berada di
front terdepan menghadapi para tokoh agama Syi'ah. Beliau adalah salah seorang
murid Syaikh Utsaimin Rahimahullah. Selain berhasil mengalahkan mereka dalam
berbagai debat, Beliau juga aktif mengungkap kesesatan Syi'ah Imamiah dalam
karya-karya tulis dan kajian Beliau.
Salah satu debat Beliau :
Tesis beliau ' Al-Muraja'at – Dirasah Naqdiyah Haditsiyah ', adalah studi
kritis terhadap hadits-hadits dan isi kitab Al-Muraja'at, karya Abdul Husein
Syarafuddin Al-Musawi(1). Beliau menegaskan bahwa hampir semua hadits yg
terdapat dalam kitab ini lemah dan banyak yang maudhu'.
Kitab Al-Muraja'at sendiri adalah salah satu kitab besar syi'ah, mereka
menjadikannya referensi sekaligus argument bahwa mereka adalah penggalang
taqrib (pendekatan) dengan Ahlus Sunnah. Menurut penulisnya Abdul Husein, kitab
tersebut berisi dialog antara dirinya dengan Syaikh Al-Azhar di masanya Syaikh
Salim Al-Bisyri. Syaikh Utsman Al-Khamis memberitakan kitab tersebut telah
diterjemahkan ke dalam 20 bahasa dunia, dan disebarkan secara luar biasa.
Di antara kesimpulan tentang kitab Al-Muraja'at :
[1]. Hadits-hadits yg diangkat oleh Abdul Husein dalam kitabnya Muraja'at semuanya
dha'if, bahkan kebanyakan maudhu'(palsu). (http://www.saaid.net/Doat/Zugail/163.htm)
[2]. Diskusi antara Abdul Husein dengan Syaikh Salim Al-Bisyri adalah diskudi
imajiner ( khayalan ), diskusi tersebut hakikatnya adalah diskusi antara Abdul
Husein dengan Abdul Husein sendiri.
[3]. Kitab Muraja'at baru muncul 30 tahun setelah wafatnya Syaikh Bisyri. Jika
klaim Abdul Husein benar bahwa Syaikh Bisyri menjadi Syi'ah, mengapa kitab
tersebut tidak dikeluarkan semasa Syaikh masih hidup ?
[4]. Tatanan bahasa, pilihan kata, bahkan semua tanda baca sama. Maksudnya
tidak ada perbedaan antara susunan bahasa Syaikh Bisyri (Mesir) Sunni dengan
Abdul Husein (Libanon) Rafidhi. Ini adalah indikasi kuat bahwa dialog tersebut
murni karya Abdul Husein.
[5]. Bahasa Syaikh Azhar dalam kitab Muraja'at sangat rendah, sangat
merendahkan diri, penurut, dan tunduk kepada Abdul Husein. Padahal beliau
adalah ulama besar Azhar saat itu, beliau juga ulama sunni terbesar dalam ilmu
hadits di masanya .Sedangkan Abdul Husein adalah seorang pemuda yg sebelumnya
majhul, dan ia baru dikenal setelah menulis KITAB Al-Muraja'at. Abdul Husein
juga mengklaim dialog tersebut berlangsung pada tahun 1329 H, berarti pada saat
itu Syaikh Azhar berumur 80 tahun, dan Abdul Husein 40 tahun.
[6]. Abdul Husein mengklaim bahwa Syaikh Azhar menerima semua hadits yang
disampaikan oleh Abdul Husein, padahal hadits-hadits tersebut kebanyakan hadits
maudhu' (palsu). Maka, apakah mungkin Syaikh Bisyri yang notabene pakar hadits
menerima hadits maudhu' dan membenarkannya ?
Semoga Allah memberkahi karya beliau, sehingga kitab bantahan tersebut juga
dapat menyadarkan para pemeluk agama syi'ah tentang hakikat manhaj dusta yang
ditempuh ulama mereka.
Situs resmi Syaikh Utsman :
______________
(1). Di
dalam Islam, nama seperti ini (Abdul Husein) dilarang, sebab artinya adalah
'hamba Husein', sedang kita semua adalah hamba Allah, begitu pula sayyiduna
Husein juga hamba Allah.
----oOo----
Sumber :