Wednesday, August 5, 2015

Idrus Ramli Ingin Bentengi NU dari Syiah dan Liberal ! ( Insya Allah )

Maju Sebagai Caketum PBNU, Idrus Ramli Ingin Bentengi NU dari Syiah dan Liberal
KH. Muhammad Idrus Ramli memantapkan dirinya untuk maju menjadi Calon Ketua Umum PBNU.
Menurut Gus Idrus -sapaan akrabnya- latar belakanganya untuk maju didorong oleh sejumlah Kyai sebagai penguatan Aswaja di tubuh organisasi NU.

“Hadrotusy Syaikh Hasyim Asy’ari menegaskan bahwa Aswaja itu Ahlussumah Maturudiyyah. Tapi ada oknum-oknum NU yang menyebarkan paham Syiah, Muktazilah, dan Wahabiyah,” ujar dia dalam konferensi pers di Media Centre, SMAN 1 Jombang, Senin (3/8/2015).
Disampaikan Gus Idrus, Syiah dan Muktazilah adalah paham sesat.
“Jika ada yang mengatakan Syiah itu Ahlussunah, berarti dia melakukan pembelokkan,” tukasnya.
Dikatakan Gus Idrus, NU juga dengan tegas menolak paham liberal karena NU menganut paham Ahlussunah.
“Jelas NU menolak liberal. Paham liberalisme tidak masuk dalam konsep Aswaja yang dijelaskan oleh para Kiai aswaja,” paparnya yang merupakan Dewan Pakar Aswaja Center.
Gus Idrus mengatakan langkahnya maju sebagai calon ketua umum semata-mata ingin mengembalikkan NU sebagai ormas.
“Kita tidak memiliki kekuatan dari Parpol atau dari calon pimpinan politik. Yang mendorong saya adalah para kyai yang aspirasinya tidak tertampung dari sejumlah calon yang ada,” tukas Anggota Suriyah PCNU Jember ini.
Gus Idrus menilai, seluruh pengurus dan warga NU berkewajiban untuk kembali merujuk pada isi aturan dasar tersebut yang dimiliki sejak awal oleh warga NU.
“Dengan kembali pada Qanun Asasi ini, diharapkan NU benar-benar netral dari kepentingan politis manapun,” tutur dia. [rn/Islampos]



Ketua Rois Syuriah Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Nusa Tenggara Timur (NTT) KH. Makarim menyatakan, menolak kyai berpaham syiah menjadi ketua umum PBNU.

Menurutnya, NU adalah organisasi ulama yang berbasis pesantren dengan paham ahli sunnah wal jamaah.

"Karena itu kami menolak kyai syiah menjadi ketua umum tanfidziyah PBNU," ujar KH. Makarim sebagaimana dilansir TeropongSenayan, Senin (3/8/2015).

KH. Makarim enggan menyebut secara langsung siapa kyai syiah yang dimaksud. Namun, ia menyatakan bahwa calon ketua umum yang layak memimpin NU saat ini ada dua, KH. Salahuddin Wahid atau Gus Solah (pengasuh pesantren Tebuireng, Jombang) dan KH. Ali As'ad Said (wakil ketua umum PBNU).

KH. Makarim menambahkan, jika NU dipimpin oleh kyai syiah, maka ormas Islam terbesar itu tinggal menunggu kehancurannya.(nisyi/syiahindonesia.com)


Idrus Ramli: NU Bukan Paham Liberal, Islam Nusantara Sempitkan Dakwah

Menurut Idrus, banyak oknum yang ingin mengaburkan paham Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang dibangun oleh KH Hasyim Asyari, diantaranya paham-paham liberalism
Pengurus Jam’iyah Nahdlatul Ulama harus kembali pada pijakan dasar, yakni isi Qonun Asasi NU. Dengan ini diharapkan NU benar-benar netral dari kepentingan politis manapun.
Demikian disampaikan KH. Idrus Ramli di Media Center Muktamar NU, Jombang, Senin (03/08/2015).
Gus Idrus, demikian sapaan akrab Idrus Ramli, bertekad ingin menyelamatkan NU dari kepentingan dan faham-faham yang merusak NU.
“Pemimpin struktural NU saat ini banyak yang sibuk dengan urusan-urusan yang tidak berkaitan dengan tujuan didirikannya organisasi NU,” papar Gus Idrus.
Menurutnya, belakangan ini banyak oknum yang ingin mengaburkan paham Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang dibangun oleh KH Hasyim Asyari, diantaranya paham-paham liberalisme.
“NU bukanlah golongan liberal, NU itu menganut faham Ahlus Sunnah wal Jama’ah,” tegasnya.
Lebih lanjut, dewan pakar ASWAJA Center ini mengatakan NU mengikuti konsep bermazhab As-Syairah Maturidiyah, dalam fikih mengikuti Madzaib Arba’ah, sedangkan di dalam tasawuf mengikuti madzhab Imam Al-Juned Al-Baghdadi dan Imam Abu Hamid Al-Ghozali.
“Jadi jelas paham liberal tidak termasuk dalam konsep Ahlus Sunnah wal Jama’ah,” simpulnya.
Saat ditanya pendapatnya tentang Islam Nusantara, ia mengatakan hal itu masih menjadi pro-kontra.
“Saya kira kita tidak perlu membawa-bawa Islam Nusantara, kita cukup membawa nama Ahlus Sunnah wal Jama’ah,” jelasnya.
Ia  menambahkan bahwa ASWAJA adalah konsep yang dikembangkan oleh KH. Hasyim Asyari, sampai-sampai beliau menulis kitas berjudul Risalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Selain itu, Islam Nusantara oleh sebagian ulama dianggap sebagai penyempitan dakwah NU yang terbatas hanya di Nusantara.
“Atau secara umum kita seharusnya kembali kepada Islam yang Rahmatan lil Alamin, sesuai dengan Al-Qur’an,” pungkasnya. */Yahya G. Nasrullah